You are on page 1of 52

ANESTESI PADA PEDIATRI

& GERIATRI
Oleh: Kelompok 2
PENGELOLAAN ANESTESI
PADA PEDIATRI
Anastesi pada Anak
• Tujuan utama
– ↓ stres psikis
– ↓ stres fisik
– >>> aman
• Permasalahan
– Psikologis
– Fisiologis/ anatomis
– Patologis
• Penetapan
– Tehnik/ sistem anestesi
– Obat2an
– Cara pengelolaan

ANESTESI PADA PEDIATRI


Perbedaan Anatomi
• Kepala lebih besar
• Lubang hidung sempit
• Lidah besar  dalam posisi flexi lidah akan jatuh kebelakang
 menutupi jalan nafas
• Rima glotis tinggi
• Vocal cord miring
• Tulang rusuk lebih datar  gerakan napas kurang bebas
• Abdomen lebih besar daripada thorax

ANESTESI PADA PEDIATRI


Struktur Sistem Respirasi Bayi

ANESTESI PADA PEDIATRI


Perbedaan Fisiologi
1. Respirasi
2. Kardiovaskuler
3. Temperatur
4. Kebutuhan cairan-elektrolit-metabolisme
5. Ginjal & hepar yg belum sempurna

ANESTESI PADA PEDIATRI


Cont’d
1. Respirasi
– Bayi bernafas lewat hidung, tipe abdominal
– Dead space anatomi besar
– Tidal volume pada neonatus 20 ml/ Kg BB

ANESTESI PADA PEDIATRI


Cont’d
2. Kardiovaskuler
– Heart rate pada neonatus 2 kali dewasa dan akan turun secara progresif
sampai anak berusia 12 tahun tapi tonus simpatis relatif rendah
sehingga bila terjadi stimulasi pada nervus vagus akan mudah terjadi
bradikardi
– Stroke volume tetap, sehingga cardiac output tergantung heart rate
– Keadaan bradikardia harus cepat diatasi karena CO = HR x SV
– Tekanan darah bayi
• Sistolik = 80 ± 16 mmHg
• Diastolik = 46 ± 16 mmHg

ANESTESI PADA PEDIATRI


Cont’d
– Batas keselamatan sempit
a. EBV bayi 85 ml/ Kg = 250 ml
b. Dewasa 65 ml/ Kg = 3500 ml
c. Perdarahan 50 ml  presyok
d. Mudah overload
– Hemoglobin
a. 12 – 19 g%
b. HbF 80%  affinitas thd O2 lebih besar
c. Hematokrit 50%
– Kelainan congenital
a. ASD
b. PDA
c. Tetralogi Fallot

ANESTESI PADA PEDIATRI


Cont’d
3. Temperatur
– Neonatus sangat peka terhadap heat loss, karena
• Permukaan tubuh relatif luas
• Lemak subkutan sedikit
• Kulit bayi lebih tipis
– Poor vasomotor controle sehingga pada anak terjadi mudah menggigil
– Respons terhadap lingkungan dingin dengan meningkatkan
metabolisme
– Pada keadaan dimana anak mengalami hipotermi, dosis obat anestesi
harus diturunkan  bila dosis tak diturunkan akan terjadi depresi
kardiovaskuler dan disritmia
– Kehilangan panas pada bayi secara radiasi, konduksi, konveksi dan
evaporasi

ANESTESI PADA PEDIATRI


Cont’d
4. Kebutuhan cairan, elektrolit & metabolisme
– Neonatus
• Total body water 80% dari BB
– Intrasel 40%
– Ekstrasel 40% (plasma 5% dan interstisial 35%)
• Kebutuhan cairan dlm 24 jam
– BB s/d 10 kg = 4 x BB
– BB 10 - 20 kg = 2 x BB
– BB > 20 kg = 1 x BB
– Anak mudah mengalami hipoglikemia
• Puasa jangan terlalu lama
• Infus sebaiknya yg mengandung glukosa (D5%, D10%, D5% ½ NS)

ANESTESI PADA PEDIATRI


Perbedaan Farmakologi
• Fungsi hepar, ginjal dan CNS belum sempuma sehingga pada
anak sulit menentukan dosis obat
• Pada neonatus sangat peka terhadap CNS depressant, setelah
usia 1 bulan kurang peka
• Up take agent inhalasi cepat pada neonatus dan anak
• IM tak dapat dipercaya

ANESTESI PADA PEDIATRI


Perbedaan Patologi
• Pada neonatus lebih toleran terhadap pembedahan
• Pada bayi dan anak sering terdapat kelainan
congenital

ANESTESI PADA PEDIATRI


Perbedaan Psikologi
• Pada anak-anak respon emosional minimal
• Anak pada umur 1-2 tahun relatif hipersensitif

ANESTESI PADA PEDIATRI


A. Persiapan Pra-anestesi
Anamnesa/ heteroanamnesa
Pemeriksaan fisik & laboratorik

Masalah anestesi
Masalah pembedahan
Masalah penyakit utama/ penyerta

Tindakan2 pencegahan penyulit


Tehnik & obat anestesi

ANESTESI PADA PEDIATRI


Cont’d
• Evaluasi pre-operatf  NPO guidelines
Neonatus – 6 bulan Tidak mengkonsumsi
ASI/susu formula/makanan 4
jam sebelumnya
6 - 36 bulan Tidak mengkonsumsi ASI/susu
formula/makanan padat 6
jam sebelumnya
> 36 bulsn Tidak mengkonsumsi ASI/susu
formula/makanan 8 jam
sebelumnya

ANESTESI PADA PEDIATRI


B. Pelaksanaan Anestesi
1. Premedikasi
2. Induksi
3. Rumatan anestesi

ANESTESI PADA PEDIATRI


Cont’d
1. Premedikasi
– Sedasi
– Analgesia
– Pengering jalan nafas
– Vagolitik
– Antiemetik
– Amnesia

ANESTESI PADA PEDIATRI


Cont’d
– Obat premedikasi
• Sedativa/ amnesik
– Benzodiazepines: diazepam, midazolam
– Antiemetika: dehydrobenzperidol (DHBP)
– Antihistamin: promethazine (Phenergan)
• Analgetika
– Narkotik: morphine , pethidine
• Vagolitik/ pengering
– Sulfas atropine
– Scopolamine

ANESTESI PADA PEDIATRI


Cont’d
2. Induksi anestesi
– Pada usia kurang dari 1 tahun
a. Inhalasi overface
b. Parenteral
– Pada usia lebih dari 1 tahun
a. Inhalasi overface + orangtua
b. Parenteral: intramuskuler, intravena
c. Perrectal

ANESTESI PADA PEDIATRI


Cont’d
3. Rumatan anestesi
– Per-inhalasi
• Ether
• Halothane
• Enflurane + N2O
• Isoflurane
– Par-enteral
• Ketamine ~ dissociative anesthesia

ANESTESI PADA PEDIATRI


C. Perawatan Pasca-bedah
• Pemantauan sistem pernafasan & kardiovaskuler
• Temperatur > 35 derajat Celsius
• Posisi miring/ semiprone
• Nyeri pasca-bedah
• Antisipasi penyulit pasca-bedah
– Odema larynx
– Aspirasi
– Perdarahan
• Kebutuhan cairan, elektrolit, kalori

ANESTESI PADA PEDIATRI


Monitoring
• Dilakukan selama dan setelah operasi, meliputi
1. Pernafasan: obstruksi, frekuensi, amplitudo
2. Hemodinamik: tekanan darah, nadi, perfusi, intensitas suara jantung
3. Temperatur: axilla, rectal, oesophagus
4. Keseimbangan cairan
5. Produksi urine
6. EKG
7. O2 ~ oksigenasi
8. CO2 ~ ventilasi

ANESTESI PADA PEDIATRI


PENGELOLAAN ANESTESI
PADA GERIATRI
Pengelolaan Anestesi Pada Geriatri
• Definisi: Geriatri adalah seseorang yang telah berumur 65
tahun ke atas
• Menurut Glen (1973), tujuan operasi pada geriatri adalah
a. Mengadakan pemulihan lengkap atas status kesehatan yang
terganggu
b. Upaya mengurangi dan menghilangkan disabilitas
c. Menunda (terbatas) kematian yang mengancam

ANESTESI PADA GERIATRI


Cont’d
• Angka kematian & kesakitan geriatri yang memerlukan
tindakan operasi > dari dewasa muda  pengaruh yg terjadi
akibat bertambahnya umur
• Angka kematian geriatri
– Operasi elektif: 5%
– Operasi emergensi: 10%
• Faktor resiko operasi  morbiditas dan mortalitas yg lebih
tinggi (persiapan preoperatif, tindakan anestesi dan
penyembuhan pasca operasi)

ANESTESI PADA GERIATRI


Cont’d
• Penyebab tingginya morbiditas & mortalitas tinggi pada
Geriatri
a. Berbagai penyakit lain yang diderita bersama-sama dengan penyakit
primernya
b. Penyakit primer (penyakit yang memerlukan tindakan operasi)
seringkali sudah dalam keadaan lanjut
c. Penyakit yang didapat bersama tersebut sering ikut meningkatkan
risiko operasi

ANESTESI PADA GERIATRI


Perubahan Anatomi & fisiologi

ANESTESI PADA GERIATRI


Cont’d
• Otak
– 15% massa otak menurun pd pasien berumur 80 tahun
– CBF ↓, CVR ↑, Compliance intracranial ↓
• Hepar
– Jumlah sel hati menurun  aliran darah menurun 40 – 50%
– Produksi albumin, kolinestrase plasma menurun
– Protein plasma menurun 15 – 20%
• Cardiovaskuler
– Elastisitas pembuluh darah berkurang
• Compliance arteri menurun & menyebabkan tekanan darah sistolik meningkat
• Tekanan darah diastolik tidak mengalami perubahan bahkan bisa menurun
– CO menurun
– Tonus vagal meningkat

ANESTESI PADA GERIATRI


Cont’d
• Syaraf
– Sintesa neurotransmitter menurun
– Neuron perifer degenerasi  konduksi saraf menurun & atrofi otot
– Neuron medulla spinalis degenerasi  melemahnya otot lengan
– Ambang nyeri menurun
• Ginjal
– GFR dan creatinin clerance menurun 1% mulai umur 40 th
– BUN meningkat 0,2 mg/ tahun
– Serum kreatinin tidak berubah karena massa otot juga ikut berkurang
– Homeostasis terhadap cairan menurun

ANESTESI PADA GERIATRI


Cont’d
• Paru-paru
– Elastisitas otot respirasi berkurang terutama otot intercostal  pO2 arteri ↓
– Vital capacity ↓ sebanyak 20 ml/ tahun, pada umur 70 tahun menjadi 70%
– Resiko aspirasi lebih besar
• Gastrointestinal
– pH cairan lambung cenderung menurun, pengosongan lambung lambat, hampir
50% dari dewasa muda
– Absopsi usus menurun
– Aliran darah ke limpa menurun

ANESTESI PADA GERIATRI


Cont’d
• Muskuloskeletal
– Kurangnya impuls dari upper motor neuron dan degenerasi neuromuscular
junction  pengecilan & melemahnya otot
– Pengapuran persendian tulang belakang
• Thermoregulasi
– Penurunan jumlah lemak di bawah kulit
– Penurunan fungsi kelenjar keringat
– Penurunan kapiler sehingga pengaturan vasokontriksi dan vasodilatasi
terganggu

ANESTESI PADA GERIATRI


Perubahan Farmakologi
• Farmakokinetik dan farmakodinamik obat berubah pada
geriatrik
• Absorpsi obat terutama obat yang diberikan lewat oral ↓,
disebabkan oleh
– Sekresi asam lambung ↓
– Aliran darah ke limpa ↓
– Mukosa lambung ↓
– Absorpsi usus halus ↓

ANESTESI PADA GERIATRI


Cont’d
• Metabolisme obat pada geriatri ↓, disebabkan oleh
– Fungsi hati
– Aliran darah ke hati
– Ikatan obat dgn protein ↓ s/d 15 – 20%  obat bebas dlm darah ↑
– Afinitas obat terhadap reseptor ↓
• Ekskresi obat ↓ akibat fungsi ginjal dan curah jantung ↓
sehingga T ½ memanjang karena rendahnya metabolisme dan
eksekresi, di samping volume distribusi ↑

ANESTESI PADA GERIATRI


Cont’d
• Volume distribusi ↑ mengakibatkan obat yang terikat dalam
plasma ↓, hal ini menyebabkan toksisitas obat ↑
• ↓ clerance plasma mengakibatkan obat efektif dalam plasma
↑, sehingga efek samping obat >>>

ANESTESI PADA GERIATRI


Cont’d
• Pada geriatri, respon individual terhadap terapi sangat
bervariasi  sulit menentukan dosis obat yg tepat

ANESTESI PADA GERIATRI


Hambatan Psikologis

Dikutsertakan
Berikan
dlm mengambil
penjelasan
keputusan

ANESTESI PADA GERIATRI


A. Premedikasi
• Evaluasi sebelum anestesi meliputi
– Pemeriksaan fisik
– Evaluasi radiologis
– Laboratorium
– Riwayat minum obat
– Pemeriksaan multi organ failure
• Evaluasi jantung
• Evaluasi paru
• Evaluasi ginjal
• Evaluasi status neurologis

ANESTESI PADA GERIATRI


Cont’d
• Skoring preoperatif
– Del Guercio dan Cohn (1980) membuat klasifikasi prediksi operasi
berdasarkan berbagai pemeriksaan invasif  tidak praktis
– Skoring yang cukup praktis dilakukan oleh Goldman (1983)
• Secara khusus skoring dibuat untuk mengadakan estimasi atas resiko
kardiak akibat operasi nonkardiak
• Tetapi dengan menambah kriteria pemantauan fungsi paru (diberlakukan
secara umum)

ANESTESI PADA GERIATRI


Cont’d
• Contoh premedikasi
– Penderita dengan riwayat coronary arteri disease dianjurkan operasi
sesudah enam bulan dari serangan terakhir
– Penderita dengan penyakit paru perlu dilakukan
• Tes fungsi paru
• Terapi physical chest
• Latihan bernafas dan latihan batuk
– Penderita dengan peningkatan kadar gula darah, perlu pemberian
insulin dan monitoring kadar gula darah

ANESTESI PADA GERIATRI


Cont’d
• Obat premedikasi yang biasa diberikan
– Golongan antikolinergik
• Glikopirolat
– Terutama untuk antisialogogue
– Efek takikardi minimal
– Golongan sedatif dan tranquiliser
• Diazepam
• Lorazepam
• Midazolam
• Difenhidramin
• Prometazin
– Golongan narkotika
• Morfin

ANESTESI PADA GERIATRI


B. Pengelolaan Anestesi
1. Anestesi umum
– Sebaiknya dengan respirasi spontan
– Kombinasi anestesi IV dengan N2O dan O2 (bila perlu
relaksasi, diberikan dosis kecil obat pelumpuh otot)

ANESTESI PADA GERIATRI


Cont’d
• Hal2 yang penting untuk diperhatikan
a. Anestesi inhalasi
• Obat2 yang dipakai
– Halotan
– Enfluran
– Isofluran (terbaik)
• Efek menekan fungsi kardiorespirasi  MAC harus diturunkan
b. Kombinasi anestetik inhalasi dengan N2O memperkuat efek depresi
kardiorespirasi
c. Kombinasi anestetik inhalasi dengan opioid efek depresinya lebih
besar dibanding dengan N2O

ANESTESI PADA GERIATRI


MAC pada Berbagai Usia

9
8
7
6
5 1 yr
4 40 yr
3 80 yr
2
1
0
Isoflurane Sevoflurane Desflurane

ANESTESI PADA GERIATRI


Cont’d
d. Anestesi IV
• Obat2 yang dipakai
– Thiopenton
– Benzodiazepine
– Buterofenon
– Fenothiazin
– Ketamin
• Tiopenton bersifat depresi kardiorespirasi
– Terutama pemberian dalam dosis besar dalam waktu cepat
– Dosis dikurangi dengan meningkatnya umur

ANESTESI PADA GERIATRI


Cont’d
e. Transquilizer
• Contoh obat
– Fenotiazin
– Benzodiazepin
– Buterofenon
• Juga bersifat depresi kardiorespirasi melalui blok sistem nervus otonom
tetapi lebih ringan dari tiopenton
f. Obat pelumpuh otot non depolarisasi
• Contoh obat
– Pankuronium
– Tubokurarin
• Efeknya meningkat pada geriatri karena klirens obat menurun
• Atrakurium tidak terpengaruh

ANESTESI PADA GERIATRI


Cont’d
2. Anestesi regional
– Merupakan pilihan yang baik pada geriatri
– Keuntungan
• Penderita bebas dari sedasi
• Gangguan SSP lebih kecil
– Kerugian
• Kalsifikasi tulang belakang  menyulitkan tehnik anestesi
• Penyempitan ruang epidural  dosis harus dikurangi
• Efek anestesi lebih panjang ok absorbsi lambat
• Hati2 penggunaan epinefrin resiko hipotensi pasca operasi ↑

ANESTESI PADA GERIATRI


C. Perawatan Paska Operasi
• Pemulihan menjadi lama karena pemanjangan obat2 anestesi
• Mobilisasi penting untuk mencegah plebotrombosis
• Reflek batuk untuk mencegah atelekstasis
• Pemberian O2 dan analgesik extra sangat perlu
• Perawatan di ICU untuk mengatasi komplikasi

ANESTESI PADA GERIATRI


Monitoring
• Dilakukan selama dan setelah operasi, meliputi
1. Pengukuran laju jantung
2. Tekanan darah
3. Respirasi
4. Temperatur
5. Elektrokardiografi
6. Monitoring obat pelumpuh otot

ANESTESI PADA GERIATRI


Instabilitas Hemodinamik pada
Geriatri

ANESTESI PADA GERIATRI


Cont’d
• Gejolak hemodinamik pada saat intubasi dapat diatasi dengan
menggunakan
– Narkotik ditambah tiopenton atau narkotik ditambah diazepam
– Bisa juga digunakan nitroprusid atau niotrogliserin
– Pilihan lain adalah penggunaan lidokain intravena
Terimakasih…

You might also like