You are on page 1of 9

c 


   

Makassar, Februari 2007

Kepada Yang Terhormat,


Ketua Pengadilan Negeri Sinjai.
c.q. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili Perkara
No. 02/Pdt.G/2007/PN.Sinjai.
Di ±
Sinjai.

Hal. : Eksepsi dan Jawaban


TERGUGAT I, II, III, IV dan V dalam Perkara Perdata
No. .02/Pdt.G/2007/PN.Sinjai.

Dengan segala hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini,

A. MAHYANTO MASDA, SH.


AGUS AMRI, SH.
FACHRI BACHMID, S H.
RESDIANTO WILLEM, S.H.

Kesemuanya adalah Advokat/Pengacara, berkantor di Kantor Advokat/Pengacara dan Konsultan Hukum BM &
Partner, Jl. Pengayoman Ruko Mirah I Kav. C 19 Makassar. berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 5 Februari
2007, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertindak untuk dan atas nama klien kami :

1. HJ. HAJRAH (TERGUGAT I) ;


2. A. MAMARA (TERGUGAT II) ;
3. M U R N I (TERGUGAT III) ;
4. MUSDALIFAH R.(TERGUGAT IV), dan ;
5. M. YUSUF (TERGUGAT V).

Untuk selanjutnya disebut PARA TERGUGAT


Kesemuanya beralamat di Jalan Persatuan Raya Bikeru Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai
Provinsi Sulawesi Selatan dan telah memilih tempat kediaman hukum (domicilie) pada Kantor Kuasanya sebagaimana
tersebut di atas;

Masing-masing sebagai TERGUGAT I, II, III, IV dan V dalam Perkara Perdata No. 02/Pdt.G/2007/PN.Sinjai.
melawan :

1. USMAN ABADI, SPdI, Pegawai Negeri Sipil beralamat di Jalan Laiya Kelurahan Tanete Kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesei Selatan (PENGGUGAT I), dan ;
2. Hj. BARA, Ibu Rumah Tangga beralamat di Bikeru Desa Sangiaseri Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai
Provinsi Sulawesei Selatan (PENGGUGAT II) ;
Untuk selanjutnya disebut PARA PENGGUGAT
Dengan ini hendak mengajukan EKSEPSI dan JAWABAN terhadap Gugatan PARA PENGGUGAT tertanggal 22
Januari 2007, sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI :

1. Bahwa pada prinsipnya Para Tergugat menolak semua dalil-dalil yang dikemukakan oleh Para Penggugat
sebagaimana yang terdapat dalam surat gugatannya tertanggal 22 Januari 2007 kecuali yang secara tegas-tegas diakui
kebenarannya oleh Para Tergugat sepanjang tidak merugikan kepentingan Para Tergugat.

GUGATAN ERROR IN PERSONA

2. Bahwa Gugatan Para Penggugat ternyata juga tidak lengkap dalam menarik subyek hukum (PLURIUM LITIS
CONSORTIUM), hal ini dikarenakan seharusnya Objek Sengketa yang dipersoalkan oleh Para Penggugat
sebagaimana dimaksud dalam surat gugatannya adalah sebagian masih merupakan hak milik dari Ahli Waris dari
Almarhum Muhammad Saleh Jaksa (dikenal sebagai Saleh Jaksa) tidak dimasukkan sebagai pihak Tergugat dalam
perkara ini.

3. Bahwa Para Penggugat tidak memisahkan secara jelas antara Pengugat I dan Penggugat II sehingga membuat
gugatan menjadi tidak jelas pemisahan kepentingan di antara Para Penggugat Pihak Penggugatnya ditambah lagi
dengan ternyata bahwa Gugatan menyangkut harta warisan di mana Para Penggugat tidak memasukkan ahli waris
lainnya sebagai pihak Para Penggugat.

GUGATAN OBSCURER LIBELLI

4. Bahwa Gugatan Para Penggugat telah kabur/tidak jelas atau Obscuurer libelli, hal ini dikarenakan obyek sengketa
sebagaimana yang dipersoalkan oleh Para Penggugat dalam surat Gugatannya ternyata tidak ditulis/dicantumkan alas
hak atas objek sengketa berupa Surat Tanahnya baik Sertifikat Tanah Hak Milik maupun Surat Letter C - nya. Padahal
yang diperlukan dalam pembuktian sengketa atas tanah yang harus diajukan adalah bukti formil.

5. Bahwa gugatan Para Penggugat semakin kabur dengan tidak mampu menyebutkan nomor persil dengan jelas dalam
surat gugatannya atas obyek sengketa serta letaknya ternyata secara riil tidak dapat dijelaskan keberadaannya secara
pasti yang menunjukkan Para Penggugat sendiri kebingungan atas objek sengketa yang dimaksudkannya.

6. Bahwa gugatan Para Penggugat juga tidak jelas, karena mendudukkan Tergugat III (MURNI) sebagai pihak
tergugat, namun tidak jelas apa yang menjadikan dasar, hal mana Tergugat III hanyalah sebagai pihak yang
memanfaatkan tanah yang sampai dengan saat ini status kepemilikannya adalah masih merupakan hak milik dari Ahli
Waris Almahum Muhammad Saleh Jaksa, sehingga tidak ada kepentingan atau hak Para Penggugat yang digugat atau
dituntut terhadap Tergugat III.

7. Bahwa adalah suatu kekeliruan mengenai kewenangan mengadili perkara pada Peradilan Umum pada permohonan
Para Penggugat agar menyatakan segala dokumen kepemilikan atas bidang tanah yang menjadi objek sengketa dalam
perkara ini agar dinyatakan tidak berlaku dan/atau dibatalkan adalah salah alamat dimana hal tersebut bukanlah
merupakan kewenangan dari Peradilan Umum melainkan merupakan kewenangan dari Pengadilan Tata Usaha Negara
(PTUN).

Bahwa dengan berdasarkan segala fakta sebagaimana telah diuraikan tersebut di atas, maka sehubungan dengan
eksepsi kami tersebut, kami mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk
memberikan putusan menolak Gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan
Para Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard)

DALAM POKOK PERKARA :

1. Bahwa pada prinsipnya Para Tergugat menolak semua dalil-dalil yang dikemukakan oleh Para Penggugat
sebagaimana yang terdapat dalam surat gugatannya tertanggal 22 Januari 2007 kecuali yang secara tegas-tegas diakui
kebenarannya oleh Para Tergugat sepanjang tidak merugikan kepentingan Para Tergugat.

2. Bahwa dalil-dalil yang telah kami sampaikan dalam eksepsi mohon kiranya dijadikan pertimbangan pula dalam
pokok perkara ini.

3. Bahwa yang menjadi pokok tuntutan gugatan Para Penggugat sebagaimana dimaksud pada poin 1 (satu) dalam
gugatannya tersebut adalah sebidang tanah yang terletak di Bikeru Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan
Kabupaten Sinjai yang disebutkan adalah milik dari orang tua Para Penggugat (Alm. Pr. Hennang) seluas 65 are yang
diperoleh secara turun temurun dengan batas ± batas sebagai berikut :
„ Sebelah Utara : Jalan Raya Provinsi
„ Sebelah Timur : Rumah Daeng Sima, tanah Baco Rappe dan rumah
Puang Lassang
„ Sebelah Selatan : rumah Puang Roda, Jamaluddin, Puang Rose¶
„ Sebelah Barat : Tanah Puang Sahe, rumah Darwis dan tanah Rauf
Adalah tidak benar dan terlalu mengada - ada hal mana disebabkan pada tahun 1943 tanah tersebut adalah merupakan
tanah milik dari Abdul Moerad yang di beslaag dan dilelang yang kemudian dibeli oleh Moehammad Saleh Jaksa saat
itu menjabat sebagai Jaksa Landraad Distrik Bonthain seharga f. 29,75 (gulden) sehingga dengan demikian maka tidak
terdapat hubungan hukum sama sekali antara Para Penggugat dengan bidang tanah yang dimaksudkan dalam
gugatannya.

4. Bahwa adapun kemudian oleh Moehammad Saleh Jaksa menyuruh Lelaki Bella (suami Pr. Hennang) di atas tanah
tersebut untuk menjaganya yang kemudian pada tahun 1978 oleh ahli waris Moehammad Saleh Jaksa telah mencabut
kembali kuasa untuk menjaga di atas tanah tersebut yang kemudian diserahkan Kuasa untuk menjaga dan mengerjakan
tanah tersebut kepada Lk. Petta Sara yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala Kempung Joalampe dan selanjutnya
pada tahun 1998 dihibahkan sebagian oleh Ahli Waris Moehammad Saleh Jaksa yaitu Pr. Hj. Bollo Saleh kepada
Tergugat I setelah Lk. Petta Sara meninggal dunia Tergugat I ditunjuk oleh para ahli waris Moehammad Saleh Jaksa
untuk melanjutkan kuasa tersebut sampai akhirnya bidang tanah tersebut telah didaftarkan pada Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Sinjai pada tahun 2001 dan 2002 sehingga jelaslah bahwa Tergugat I adalah pemilik sah menurut
hukum atas bidang tanah tersebut sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Pasal 32
ayat (2) yang berbunyi sebagi berikut :
Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertipikat secara sah atas nama orang atau badan hukum yang
memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata menguasainya, maka pihak lain yang merasa
mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 (lima) tahun
sejak diterbitkannya sertipikat itu tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada pemegang sertipikat dan Kepala
Kantor Pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke Pengadilan mengenai penguasaan tanah
atau penerbitan sertipikat tersebut.

5. Bahwa selanjutnya pada tahun 2002 sebagian bidang tanah milik Tergugat I tersebut dijual secara sah menurut
hukum kepada Tergugat IV (Musdalifah R.) sebagaimana terdaftar pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Sinjai
sehingga dengan demikian Tergugat IV juga adalah pemilik sah atas bidang tanah yang ditempatinya sat ini dan harus
dinyatakan bahwa Tergugat IV adalah pembeli yang beritikad baik.

6. Bahwa adapun Tergugat III sebagai pihak yang dipercaya untuk mengerjakan bidang tanah dan mendirikan rumah
di atasnya hal mana bidang tanah tersebut masih merupakan hak milik dari Hj. Bollo Saleh sebagai ahli waris yang sah
dari Moehammad Saleh Jaksa sehingga adalah sah menurut hukum jika Tergugat III menguasai bidang tanah tersebut.

7. Bahwa Tergugat V juga telah memperoleh bidang tanah yang dikuasainya saat ini secara sah dengan cara jual beli
dari pihak Ahli Waris Moehammad Saleh Jaksa yaitu Pr. Hj. Bollo Saleh pada tahun 2004 dan telah pula didaftarkan
pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Sinjai.

8. Bahwa tergugat II juga memperoleh kepemilikan atas bidang tanah yang dikuasainya adalah dengan cara jual beli
dengan pihak Ahli Waris Moehammad Saleh Jaksa yaitu Pr. Hj. Bollo Saleh sehingga dengan demikian maka dapat
dipastikan bahwa Tergugat II juga telah menguasai secara sah menurut hukum bidang tanah tersebut sebagaimana
diatur dalam Pasal 1457 ± 1458 KUH Perdata sebagai berikut :

1457. Jual-beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu
barang, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang dijanjikan. (KUHPerd. 499, 1235 dst., 1332 dst., 1465, 1533
dst.)
1458. Jual-beli dianggap telah terjadi antara kedua belah pihak, segera setelah orang-orang itu mencapai kesepakatan
tentang barang tersebut beserta harganya, meskipun barang itu belum diserahkan dan harganya belum dibayar.
(KUHPerd. 1340, 1474, 1513; Rv. 102.)

PARA TERGUGAT ADALAH PEMBELI


DAN PENERIMA HIBAH YANG BERITIKAD BAIK

9. Bahwa dengan demikian pula maka segala peralihan atas bidang tanah sebagaimana tersebut di atas merupakan
peralihan yang sah dan dibenarkan oleh hukum, karena telah memenuhi syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam
proses hibah dan jual beli tersebut karenanya wajib dilindungi oleh hukum/Undang-undang. (Vide Putusan Mahkamah
Agung RI No. 251 K/Sip/ 1958 tanggal 26 Desember 1958).

Berdasarkan dalil-dalil sebagaimana tersebut diatas, maka kami mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili Perkara Perdata No. 02/Pdt. G/2007/PN. Sinjai., untuk menjatuhkan putusannya sebagai
berikut :
PRIMAIR:

DALAM EKSEPSI :

1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi Para Tergugat untuk seluruhnya.

2. Menolak Gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima/Niet Ontvankelijk
Verklaard.

3. Menghukum Para Penggugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini.

DALAM POKOK PERKARA :

1. Menolak gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan tidak dapat
diterima/Niet Ontvankelijk Verklaard.

2. Menghukum Para Penggugat untuk membayar keseluruhan biaya yang timbul dalam perkara ini.

S U B S I D A I R:
Dalam sistem peradilan yang baik mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono).

Demkian EKSEPSI dan JAWABAN ini kami ajukan, atas perhatian Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili Perkara Perdata No. 02/Pdt. G/2007/PN. Sinjai. Kami haturkan terima kasih.

Hormat Kami,
Kuasa Hukum Para Tergugat tersebut

A. MAHYANTO MASDA, SH. AGUS AMRI, SH.

FACHRI BACHMID, S H. RESDIANTO WILLEM, S.H.

Y
¢  Y  Y  Y
 Y  Y  Y  Y Y
 Y    Y
 Y Y Y  Y   Y
 Y  Y   Y
YY   YY  Y

YY   Y  Y   Y   Y
Y 
 
Y   Y Y
  Y Y  Y
Y
   Y  Y
Y   Y  Y Y
  Y   Y Y  Y


Y  Y  Y Y 
Y
 Y Y
   YY  Y
 
  Y
Y 
 
Y Y
  YY   Y Y  Y
 Y  Y
 Y 
Y
¢  Y
YY   Y
 Y  Y   
Y Y Y  Y   Y 
Y   Y   Y
   Y Y   Y Y
  YY  Y

 Y
Y
¢!"Y#$$%Y
&Y'  Y   Y   Y
  Y Y 
 Y(
Y#  Y  Y  Y 


Y
Y
 Y
)Y'  Y   Y % Y   Y   Y   Y
Y

 Y
Y
 Y   Y
&Y'  Y  Y  Y Y 
Y 
Y Y   Y   Y 
Y Y  Y Y Y   Y

Y
 Y
Y 
 Y
)Y'  Y
Y Y  Y Y
 Y 
Y
*Y'  Y
Y Y   Y  YY
+Y'  Y
,Y'  Y
-Y
.Y'  Y   Y Y Y Y
 Y  Y Y 
 Y(
Y  Y Y   Y
   Y

Exceptie (Eksepsi) para ahli pada umumnya sepakat mendefinisikan tangkisan, pembelaan, jawaban yang
tidak menyinggung isinya tuduhan gugatan atau pokok permohonan, tetapi semata-mata bertujuan supaya
pengadilan tidak menerima perkara yang diajukan. Dengan demikian eksepsi adalah bantahan/sanggahan
berkenaan di luar pokok perkara yang dipersoalkan oleh Pemohon/Penggugat di pengadilan.
Dalam hukum acara perdata, Eksepsi biasanya dibedakan eksepsi mengenai kekuasaan absolut dan eksepsi
mengenai kekuasaan relatif. Eksepsi mengenai kekuasaan absolut adalah eksepsi yang menyatakan
pengadilan negeri tidak berwenang mengadili perkara tertentu, karena persoalan yang menjadi dasar gugat
tidak termasuk wewenang pengadilan tersebut, akan tetapi wewenang badan pengadilan lain. Misalkan,
seharusnya diajukan di Pengadilan Negeri, akan tetapi diajukan di Pengadilan Agama, atau seharusnya
diajukan di Pengadilan Negeri akan tetapi diajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Eksepsi ini dapat
diajukan setiap saat, dan hakim karena jabatannya harus memutuskan soal berkuasanya ini tanpa menunggu
diajukannnya eksepsi.

Eksepsi mengenai kekuasaan relatif yaitu eksepsi yang menyatakan pengadilan negeri tertentu adalah tidak
berwenang mengadili, karena menjadi wewenang pengadilan negeri lain. Misalkan seharusnya wewenang
PN Bandung, akan tetapi diajukan di PN Surabaya. Eksepsi ini tidak dapat setiap saat diajukan, akan tetapi
terbatas sebelum tergugat mengajukan jawaban. dengan kedudukan MK, eksepsi ini tidak relevan
dikarenakan lembaga pengawal dan penafsir konstitusi ini tidak seperti Mahkamah Agung yang membawahi
peradilan di bawahnya.
Selain eksepsi mengenai acara, dalam hukum acara perdata disebut juga eksepsi prosesuil (procesueel).
Artinya Lain-lain eksepsi prosesuil adalah bahwa persoalan yang sama telah pernah diputus dan putusannya
berkekuatan hukum tetap, eksepsi bahwa persoalan yang sama sedang diperiksa oleh pengadilan lain atau
masih dalam taraf banding atau kasasi, dan eksepsi bahwa yang bersangkutan tidak mempunyai kwalifikasi/
sifat untuk untuk bertindak.
Eksepsi menyangkut hukum materiil ada 2 macam, yaitu eksepsi dilatoir yaitu eksepsi yang menyatakan
bahwa gugatan Penggugat belum dapat dikabulkan, misalkan oleh karena penggugat telah memberikan
penundaan pembayaran. Kemudian yang kedua eksepsi peremtoir, yaitu eksepsi yang menghalangi
dikabulkannya gugatan, misalkan oleh karena gugatan telah diajukan lampau waktu (kedaluarsa), atau
bahwa utang yang menjadi dasar gugatan telah dihapuskan.
Menurut Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata (2005) berdasarkan pasal 136 HIR, eksepsi
kecuali menyangkut kekuasaan hakim (absolut dan relatif) harus dibahas bersama-sama dengan pokok
permohonan. Maksud dari ketentuan ini adalah menghindarkan keterlambatan yang tidak perlu, agar proses
berjalan cepat dan lancar.

Dalam praktek permohonan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) sering kali eksepsi diajukan. Pada
PHPU 2009, Termohon disamping banyak yang mengajukan jawaban berkenaan pokok perkara, juga
mengajukan eksepsi yang kebanyakan berkenan dengan: menyoal legal standing Pemohon bahwa objek
perkara yang digugat bukan merupakan kewenangan Mahkamah Konstitusi, batas waktu permohonan
melewati 3 x 24 jam dengan mendasarkan pada tanggal registrasi, permohonan kabur dan tidak jelas, dan
hal-hal lain yang sebenarnya sudah mempermasalahkan substansi pokok perkara, sehingga kebenarannya
secara sah dan meyakinkan harus diperiksa terlebih dahulu. Yang harus digaris bawahi jawaban
Termohon/Tergugat baik berkenaan dengan pokok perkara dan eksepsi harus dipertimbangkan oleh
pengadilan dan diputuskan adalam amar putusan.

Y
SURAT GUGATAN

Tanjung Karang, 07 September 2007

Kepada :
Yang terhormat Bapak Ketua
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
di_
Jakarta

Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Asti Sri Purniyati, S.H., Advokat, berkantor di Jalan Kamboja No.3 Tanjung Karang Pusat, Bandar
Lampung, berdasarkan surat kuasa tanggal 05 September 2007, terlampir, bertindak untuk dan atas nama :
Calak bin Apes, bertempat tinggal di Jalan Arif Rahman Hakim No.38 Sukarame, Bandar Lampung, dalam
hal ini memilih tempat kediaman hukum (domisili) di kantor kuasanya tersebut diatas. Hendak
menandatangani dan memajukan surat gugatan ini, selanjutnya akan disebut PENGGUGAT.

Dengan ini penggugat hendak mengajukan gugatan terhadap:


Datuk Rang Kayo bin Cekak, bertempat tinggal di Jl. Teuku Umar No.12 Jakarta Pusat, selanjutnya akan
disebut TERGUGAT.

Adapun mengenai duduk persoalannya adalah sebagai berikut :


Bahwa pada tanggal 29 Agustus 2007 tergugat telah mengadakan perjanjian jual beli mobil dengan
penggugat, dengan merk Toyota Alphard dengan nomor polisi B 360 LU seharga Rp. 450.000.000,- (empat
ratus lima puluh juta rupiah), seperti terbukti dari perjanjian yang ditandatangani oleh Penggugat tertanggal
29 Agustus 2007 (vide bukti P-1, foto copy terlampir);

Sebagai pelaksanaan dari perjanjian tersebut diatas, Penggugat juga telah membayar Uang Panjer (Down
Payment) sebagai tanda jadi sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai perjanjian, yaitu sebesar
Rp.45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah) seperti terbukti dalam kwitansi tanda penerimaan uang
tertanggal 29 Agustus 2007 (vide bukti P-2, foto copy terlampir);

Dalam perjanjian tersebut diatas juga disepakati bahwa pelunasan akan dilaksanakan selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kalender sejak ditandatangani perjanjian yaitu jatuh pada tanggal 05 September 2007;

Bahwa pada tanggal 01 September 2007, Penggugat berniat untuk melunasi harga yang telah disepakati
tersebut, namun ketika Penggugat datang ke showroom milik penggugat oleh Customer Service yang pada
saat itu bertugas pada Showroom milik Tergugat (Ibu Nina), mobil yang dimaksud dinyatakan telah terjual.

Ternyata pada tanggal 31 Agustus 2007 Tergugat telah tidak menepati janjinya dengan melakukan transaksi
penjualan terhadap mobil sebagaimana dimaksud dengan Sdr. Tukul bin Tajir seharga Rp. 650.000.000,-
(enam ratus lima puluh juta rupiah) sebagaimana terbukti dalam kwitansi tanda penerimaan uang tertanggal
31 Agustus 2007 (vide bukti P-3, foto copy terlampir);

Bahwa penggugat juga telah menyampaikan teguran secara lisan kepada tergugat, dan meminta
pengembalian uang panjer (Down Payment) namun tergugat tidak mengindahkannya dan kemudian
menawarkan untuk mengganti dengan kendaraan lain yang sama sekali tidak diinginkan oleh Penggugat;

Bahwa atas perbuatan tergugat yang telah cedera janji (WANPRESTASI) tersebut, sudah jelas sekali
tergugat telah menghina, membohongi, tidak memiliki itikad baik dan hal tersebut sangat merugikan bagi
penggugat;
Bahwa untuk kerugian tersebut, wajar penggugat meminta pengembalian uang panjer (down payment)
secara utuh ditambah dengan tambahan kerugian imateriil sebesar 200% (dua ratus persen) dari uang panjer
(Down Payment) yang telah disetorkan sebagai ganti rugi kepada tergugat.

Maka berdasarkan segala apa yang terurai diatas, penggugat mohon dengan hormat sudilah kiranya
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berkenan memutuskan:

PRIMAIR :
1. Menghukum tergugat untuk membayar ganti rugi berupa pengembalian uang panjer (Down Payment) dan
kerugian imateriil sebesar Rp. 135.000.000,- (seratus tiga puluh lima juta rupiah) kepada penggugat dengan
seketika dan sekaligus;
2. Menghukum tergugat untuk membayar biaya perkara ini;
3. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan lebih dahulu (uitvoerbaar bij voorraad) meskipun timbul verzet
atau banding.

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain :


SUBSIDIAIR : Dalam peradilan yang baik, mohon keadilan yang seadil-adilnya (ex acquo et bono).
Hormat kuasa penggugat,

K K

(Asti Sri Purniyati, S.H.)

Y
SURAT JAWABAN REKONVENSI

You might also like