Professional Documents
Culture Documents
Van Der Waals lahir di Leiden Belanda sebagai putera Jacobus Van Der Waals dan E
lisabert Van Den Burg. Ia menjadi guru sekolah dan kemudian diizinkan belajar di
universitas, karena kurangnya pendidikan dalam bahasa-bahasa klasik. Ia belajar
dari 1862 – 1865, mendapat gelar dalam matematika dan Fisika. Ia menikah dengan
Anna magdalena Smit dan memiliki 3 putri dan 1 putra.
Pada 1866, ia menjadi direktur sekolah dasar di Den Haag. Pada 1873, ia
mendapatkan gelar doktor dibawah Pieter Rijke atas tesisnya yang berjudul “ Over d
e continuiteit van den Gas-en Vloeistoftoestanad “ ( Pada kontinuitas Keadaan Gas
dan Cair ). Pada 1876, ia diangkat sebagai profesor pertama di Universitas Amste
rdam. Van Der Waals meninggal di Amsterdam pada 1923.
Pada awal abad ke-20, Johannes Van der Waals meneliti interaksi antar mo
lekul senyawa nonpolar dan senyawa polar yang tidak memiliki ikatan hidrogen. Me
nurut Van der Waals, interaksi antarmolekul tersebut menghasilkan suatu gaya ant
ar molekul yang lemah. Gaya ini dikenal sebagai ikatan Van der Waals.
- Ikatan Antarmolekul yang Memiliki Dipol
Ikatan Van der Waals dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu ikatan antarmolekul
yang memiliki dipol, ikatan antara molekul yang memiliki dipol molekul yang tida
k memilki dipol, serta ikatan antarmolekul yang tidak memiliki dipol (Gaya Diper
si London). Gaya Van der Waals terjadi pada senyawa polar yang tidak membentuk i
katan hidrogen, seperti HCl, HBr, atau senyawa nonpolar yang memilki sedikit per
bedaan keelektronegatifan.kekuatan gaya van der waals lebih kecil dibandingkan d
engan ikatan hidrogen.
Gaya van der waals yang terjadi di antara dipol – dipol tersusun secara teratur. Z
at yang memilki gaya van der waals dalam susunan yang teratur biasaya berwujud p
adat. Adapun zat yang memiliki gaya van der waals dalam sususnan tidak teratur (
random) biasanya berwujud cair.
Gaya van der waals tidak menyebabkan terjadinya lonjakan pada titik didih.hal in
i disebabkan gaya antarmolekulnya bersifat lemah.Daya tarik dipol-dipol agak sed
ikit dibandingkan dengan gaya dispersi, dan pengaruhnya hanya dapat dilihat jika
kita membandingkan dua atom dengan jumlah elektron yang sama dan ukuran yang sa
ma pula.
Dipol-dipol yang berubah-ubah sementara
Daya tarik yang ada di alam bersifat elektrik. Pada molekul yang simetri
s seperti hidrogen, tidak terlihat mengalami distorsi secara elektrik untuk meng
hasilkan bagian positif ataupun bagian negatif.. Akan tetapi dan elektron terus
bergerak, dan pada suatu waktu elektron tersebut mungkinkan ditemukan bagian di
ujung molekul, membentuk . Pada ujung yang lain sementara akan kekurangan elekt
ron dan menjadi .
Pada kondisi akhir elektron sebelah kanan akan bergerak ke ujung lain. P
ada saat terjadi hal ini, elektron akan elektron pada bagian kiri yang satunya.
Karena dipol sementara lebih besar, molekul Xenon lebih melekat (stickier) diban
dingkan dengan molekul Neon. Molekul Neon akan berpisah satu sama lain pada temp
eratur yang lebih rendah dibandingkan molekul Xenon,karena itu Neon memiliki tit
ik didih yang lebih rendah.
Hal ini adalah suatu alasan (semua yang lainnya sebanding) molekul yang lebih be
sar memiliki lebih banyak elektron dan lebih menjauh dari dipol sementara yang d
apat dihasilkan dan karena itu molekul yang lebih besar lebih melekat.
Butana memiliki titik didih yang lebih tinggi karena gaya dispersinya lebih besa
r. Molekul yang lebih panjang (dan juga menghasilkan dipol sementara yang lebih
besar) dapat lebih berdekatan dibandingkan molekul yang lebih pendek dan lebih g
emuk 2-metilpropan.
Titik Didih Mempengaruhi Kekuatan Gaya Van Der Waals
Semakin kuat ikatan antar molekul, titik didih semakin tinggi karena ene
rgi yang dibutuhkan untuk memutus ikatan akan semakin besar. Begitu pula dengan
senyawa nonpolar dipengaruhi oleh kekuatan gaya Van Der Waals. Dalam hal ini gay
a London. Kekuatan Gaya London dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu jumlah awan elek
tron dan bentuk molekul.
Semakin banyak awan elektron gaya tarik menarik antar molekul dipol sesa
at semakin besar juga ikatannya. Selain itu kenaikan titik didih juga dipengaruh
i oleh nilai Mr yang besar. Molekul yang memiliki Mr yang besar memiliki daerah
gerak elektron yang besar. Akibatnya peluang terjadinya dipol sesaat lebih besar
sehingga gaya tarik menarik molekul dipol sesaat juga semakin besar.
2. Jenis gaya yang kedua adalah antara molekul dengan dwikutub permanan den
gan molekul (atau atom) tanpa dwikutub permanen.
Jika atom ini terkutubkan, awan elektronnya dapat tergeser kearah yang positif d
ari molekul dwikutub, sehingga muatan positif dan negative pada atom itu tidak b
erimpit dan terbentuklah dwikutub imbasan. Antaraksi tarik-menarik diantara dwik
utub permanen dengan dua kutub imbasan menghasilkan sumbangan kedua kepada ikata
n Van der Waals, dikenal dengan energi imbasan yang nilainya juga kecil.
2. Ukuran Molekul
Molekul – molekul yang berukuran besar akan mudah mengalami dipol sesaat, sebab el
ektron-elektronnya sangat jauh dari inti sehingga pergerakan elektronnya bias le
bih leluasa disbanding pada molekul yang berukuran kecil. Pada deretan molekul g
as halogen (F2, Cl2, Br2 dan I2) ukuran molekulnyabertambah besar, sebab jari – ja
ri atom F < Cl < Br < I, akibatnya elektron dapat dengan leluasa bergerak pada I¬2
daripada F2 dan ini membawa akibat I2 lebih mudah menjadi dipol sesaat.
MEKANISME PADA IKATAN VAN DER WAALS
1. Adanya gaya tarik-menarik antarmolekul yang mempuyai perbedaan keeletron
egatifan (adanya dipol) walaupun kecil. Karena gaya ini terdapat pada senyawa n
onpolar maka perbedaaan keelektronegatifan ada tetapi kecil.
Contoh: pada senyawa CH4, perbedaan keelektronegatifan C-H sebesar 0,4.
----------------------
Ikatan
Van der waals
Ikatan ini terjadi pada senyawa-senyawa hidrokarbon. Jika, makin besar maka ikat
annya makin kuat. Senyawa-senyawa yang mempuyai ikatan Van der Waals akan mempun
yai titik didih yang sangat kecil sehingga senyawa tersebut mudah menguap pada s
uhu kamar.
2. Adanya ikatan antara molekul dari senyawa yang mempunyai perbedaan keele
ktronegatifan (dipol) dengan molekul lain yang tidak ada perbedaan keelektronega
tifan, tetapi mempunyai pasangan elektron bebas berupa awan elektron. Ini terjad
i karena molekul yang mempunyai dipol menginduksi awan elektron sehingga awan e
lektron berubah menjdi dipol sesaat. Kemudian dipol yang sebenarnya dengan dipol
sesaat mengadakan ikatan, yaitu ikatan VanDer Waals.
3. Adanya ikatan antarmolekul dari senyawa dengan perbedaan keelektronegati
fan nol (tidak mempunyai dipol). Ini terjadi pada molekul-molekul diatomik.
DAFTAR PUSTAKA
Sinaga, Germanicus. 1989. Ikatan Kimia. Medan : FMIPA Universitas Negeri Medan
Sukardjo. 1989. Kimia Fisika. Jakarta: Rineka Cipta
Sutresna, Nana. 2006. Kimia. Jakarta : Grafindo Media Pratama
htp://www.chem-is-ty.org/materi_kimia/struktur_atom_dan_ikatan/ikatan_kimia/ikat
an_antarmolekul_gaya_van_der_waals/
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/ikatan_kimia1/jenis-ikatan-k
imia-lain/
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/stuktur_atom_dan_ikatan_/jenis_struktur_
atom/struktur_molekul
http://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_van_der_Waals
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gaya_van_der_Waals&oldid=2415548
http://www.chem-is-try.org/ikatan antar molekul- vanderwaals/