You are on page 1of 2

Kisah Dua Alam

Aku hilang,
terbang melayang ditelan awan
tak kuhiraukan suarasuara burung elang,
yang mengajakku untuk bersulang,
menyambutkan kehilangan kebisingan hutan
hutan,
hutan, tentang kehidupan dua alam.

Jika benar,
hidup adalah tantangan,
keras layaknya batu karang
tegas menjulang menantang masa
layaknya tumpukan liat,
sebagaimana gunung telah terciptakan Yang Terbilang,
Tuhan.

Jika benar,
nyawa adalah buatan,
terhilang tersedot lubang
terpanggil oleh Yang Kuasa
rapuh, walau tak berkarat
tak punya seseorangpun seratus nyawa selama berselang,
dalam kehidupan.

Jika benar,
telah terceritakan kepadaku oleh sang hutan,
soal dua alam yang tak lekas terterang
hanya kumenangguk: ya, ya
dua alam itu yang tak lekangnya terlambat
hilangkan orang yang memang telah hilang,
dalam kematian
Setitik Asa

Lepas, hilang
pupus, kecewa
mati, musnah.
Itulah aku.

Aku bukan Pandora,


Yang terdapat kotak harapan untuknya
Aku cuma lelah,
Menatap hilangnya asaku
Satu persatu

Aku bukan Gulliver,


Dia kuat menerjang lautan badai
Aku cuma pasrah,
Menghadapi anehnya takdirku
Lesu

Aku bukan Amoeba,


Mereka seenaknya saja terbelah dirinya
Aku cuma musnah,
Tertelan samudra madu
Menjadi debu

Dan aku bukan gua


Padanya kuat menembus masa
Aku cuma lemah,
Menantang dunia bertaruh
Padaku luluh

Namun, tersisalah aku ingin konsisten


Walau asa hanyalah setitik dari samudra
Walau asa hanyalah impian
Walau asa hanyalah tipuan belaka
Walaulah asa hanya seujung atom
Akan kuraih dia.

You might also like