You are on page 1of 4

Budidaya Tanaman Semusim

Baruna widagdho

134090005

Agroteknologi

Universitas Pembangunan Nasianal “ Veteran” Yogyakarta


Pengendalian Hama Maruca pada
Kacang Hijau

Ulat kembang kempel atau yang lebih popoler dengan sebutan hama maruca tetulalis sangat
mengganggu petani karena hama ini menyebabkan bunga dari kacang hijau kempel atau
menggulung dan tidak menghasilkan biji.

Hama ini adalah hama yang member pengaruh besar pada hasil panen kacang hijau dan sering
dikeluhkan petani. Pengendalian hama Maruca tetulalis dengan insektisida kimia lamda sihalotrin,
setiap minggu (pada umur 35, 42, dan 49 hari), atau pengendalian dengan azadirachtin ekstrak biji mimba
(EBM 0,25%) (pada umur 35, 42, dan 49 hari); dan hama Lepidoptera dan hama pengisap polong dengan
azadirachtin ekstrak biji mimba + Bt komersial. Gejalanya larva menyerang bunga yang sedang
membuka, kemudian memakan polong yang mengakibatkan gugurnya bunga kacang satu persatu, ketika
memasuki masa pembungaan maksimal maka akan terjadi rontok bunga kacang yang luar biasa banyak
mencapai 90%. Sehingga petani bisa gagal panen. Ada cara untuk melihat ulat ini pada bunga kacang
panjang. Coba cari bunga kacang hijau yang belum rontok dan yang ada lubang sekecil jarum (terlihat
seperti titik hitam). Buka bunga kacang tersebut secara perlahan-lahan. Pasti didalamnya ada ulat sebesar
rambut dengan warna hitam kecoklatan.

1. Harus dimulai dari mengatur jarak tanam yang tidak terlalu rapat
2. Jaga kebersihan lingkungan tanam terutama dari rumput-rumput liar
3. Menggunakan pestisida kimia yang handal dan dengan timing yang tepat
Penggerek polong Maruca tetulalis merupakan hama utama tanaman kacang hijau. Kehilangan
hasil akibat serangan hama ini mencapai antara 13–59% pada musim kemarau.

Penelitian pengendalian hama dengan azadirachtin ekstrak biji mimba (EBM 0,25%) dan pe-
ngendalian dengan insektisida lamda sihalotrin, diaplikasikan tiga kali pada umur 35, 42, dan 49
hari, mampu menekan jumlah polong terserang M. tetulalis pada tingkat yang rendah (Tabel 1).

Tabel 1. Intensitas serangan penggerek polong Maruca tetulalis dan hasil kacang hijau
             varietas Sriti, Banjarnegara, MK II 2006.

Jumlah polong terserang per Hasil


Perlakuan 5 tan (%) polong kering
(t/ha)
Tanpa insektisida (kontrol) 25,6 1,54
Pengendalian dengan 6 2,9
insektisida kimia
 lamdasihalotrin, setiap
minggu (3x aplikasi)
Pengendalian dengan 14 3,03
insektisida kimia
 betasiflutrin pada 35, 42, dan
49 hst
Pengendalian dengan 15,1 1,78
azadirachtin ekstrak biji
 mimba (SBM 0,25%) pada
35, 42, dan 49 hst
Pengendalian dengan 14,5 1,87
azadirachtin ekstrak biji
 mimba + Bt komersial untuk
Lepidoptera +
 deltametrin untuk pengisap
polong

Aplikasi insektisida lamda sihalotrin (2 mm/l cairan semprot) dengan interval seminggu sejak
tanaman mulai berbunga hingga menjelang panen, efektif menekan serangan hama penggerak
polong dan mampu memberikan hasil biji sekitar lima kali (501,6%) dari perlakuan kontrol
tanpa pengendalian dengan insektisida. Kombinasilamda sihalotrin dan serbuk biji mimba
Hasil Peningkatan Hasil Biji Peningkatan (%)**
Perlakuan biji (%) *
Biji
(t/ha)
T1 Tanpa pengendalian hama polong 0,262 18 -
mulai 28 hst sampai panen
T2 Lamda Sihalotrin 2 ml/l seminggu 1,576 609,9 501,6
sekali mulai fase pembungaan 28–
35 HST) sampai menjelang panen
T3 Azadiractin dari biji mimba 0,322 45 22,9
(diekstrak dengan pelarut etanol)
seminggu sekali mulai fase pembu-
ngaan (28–35 HST) sampai
menjelang panen
T4 Bt komersial seminggu sekali mulai 0,522 135,1 99,2
fase pembungaan (28–35 HST)
sampai menjelang panen +
deltametrin bila dijumpai hama
pengisap polong
T5 Lamda Sihalotrin 2 ml/l dua kali 1,246 164,3 375,5
pada fase pembungaan (28–35
HST) dengan interval satu minggu,
aplikasi selanjutnya sampai
menjelang panen dengan
Azadiractin dari biji mimba
(diekstrak dengan pelarut etanol)
T6 Tanpa pengendalian hama selama 0,222 – –15,3
pertumbuhan tanaman

mampu meningkatkan hasil 375,5% lebih tinggi dari hasil biji tanaman

Tabel 2. Hasil biji kacang hijau dan peningkatan hasil pada beberapa perlakuan pengendalian
hama polong Maruca testulalis. Demak, MK 2007.

*   Dibanding perlakuan tanpa pengendalian hama selama pertumbuhan tanaman (T6).
** Dibanding perlakuan tanpa pengendalian hama polong mulai 28 hst sampai panen (T1).

You might also like