Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena memiliki
akal serta pikiran dan apabila di tinjau dari sisi psikologi manusia pun memiliki
emosi,sehingga berbeda dengan mahluk ciptaan tuhan yang lain.Akal,pikiran dan
emosi yang dimiliki oleh manusi akan terakumulasi sehingga menjadi Perilaku,dan
perilaku itu sendiri memiliki definisi khusus sebagai semua hal yang dilakukan oleh
manusia.Dalam hal ini kita harus bisa membedakan perilaku manusia dengan mahluk
lain karena perilaku manusia sangat berbeda dengan mahluklain.
1
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Sistemmatika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Perilaku
2.2 Definisi Perilaku Mansia
2.3 Bentuk Perilaku
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Respondent respon atau reflexsive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan
– rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebutelecting stimulation
karena menimbulkan respon – respon yang relative tetap. Misalnya : makanan yang
lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata
tertutup, dan sebagainya. Respondent respon ini juga mencakup perilaku emosinal
misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian
meluapkan kegembiraannya ddengan mengadakan pesta, dan sebagainya.
2. Operant respon atau instrumental respon, yakni respon yang timbul dan
berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Pernagsang ini
disebut reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respon. Misalnya
apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respon
terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari
atsannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam
melaksanakan tugasnya.
Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan
dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau
genetika. Bimo Walgito (2003) berpendapat bahwa sikap yang ada pada seseorang
akan memberikan warna atau corak pada perilaku atau perbuatan orang yang
bersangkutan. Sementara sikap pada umumnya mengandung tiga komponen yang
membentuk struktur sikap, yaitu: komponen kognitif, komponen afektif, dan
komponen konatif.
Selanjutnya menurut Myers (1983), perilaku adalah sikap yang diekspresikan
(expressed attitudes). Perilaku dengan sikap saling berinteraksi, saling mempengaruhi
satu dengan yang lain. Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak
ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu tindakan sosial
manusia yang sangat mendasar. Perilaku tidak boleh disalahartikan sebagai perilaku
sosial, yang merupakan suatu tindakan dengan tingkat lebih tinggi, karena perilaku
4
sosial adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain. Penerimaan
terhadap perilaku seseorang diukur relatif terhadap norma sosial dan diatur oleh
berbagai kontrol sosial. Dalam kedokteran perilaku seseorang dan keluarganya
dipelajari untuk mengidentifikasi faktor penyebab, pencetus atau yang memperberat
timbulnya masalah kesehatan. Intervensi terhadap perilaku seringkali dilakukan
dalam rangka penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif.
1. Perilaku adalah perkataan dan perbuatan individu. Jadi apa yang dikatakan dan
dilakukan oleh seseorang merupakan karakteristik dari perilakunya.
2. Perilaku mempunyai satu atau lebih dimensi yang dapat diukur, yaitu : frekuensi,
durasi, dan intensitas.
3. Perilaku dapat diobservasi, dijelaskan, dan direkam oleh orang lain atau orang yang
terlibat dalam perilaku tersebut.
4. Perilaku mempengaruhi lingkungan, lingkungan fisik atau sosial.
5. Perilaku dipengaruhi oleh lingkungan (lawful).
6. Perilaku bisa tampak atau tidak tampak. Perilaku yang tampak bisa diobservasi oleh
orang lain, sedangkan perilaku yang tidak tampak merupakan kejadian atau hal
5
pribadi yang hanya bisa dirasakan oleh individu itu sendiri atau individu lain yang
terlibat dalam perilaku tersebut
2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Perilaku atau aktivitas pada individu atau organisme tidak timbul dengan
sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh organisme yang
bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus internal. Perilaku individu
dapat mempengaruhi individu itu sendiri, di samping itu perilaku juga berpengaruh
pada lingkungan. Demikian pula lingkungan dapat mempengaruhi individu, demikian
sebaliknya. Oleh sebab itu, dalam perspektif psikologi, perilaku manusia (human
behavior) dipandang sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat
kompleks.
Lebih lanjut, Icek Ajzen dan Martin Fishbein (1980, dalam Brehm and Kassin,
1990) mengemukakan teori tindakan beralasan (theory of reasoned action). Dengan
mencoba melihat anteseden penyebab perilaku volisional (perilaku yang dilakukan
atas kemauan sendiri), teori tindakan beralasan ini didasarkan pada asumsi-asumsi:
(a) bahwa manusia pada umumnya melakukan sesuatu dengan cara-cara yang masuk
akal;
(b) bahwa manusia mempertimbangkan semua informasi yang ada; dan
(c) bahwa secara eksplisit maupun implisit manusia memperhitungkan implikasi
tindakan mereka.
Teori tadi kemudian diperluas dan dimodifikasi oleh Ajzen (1988) dengan
teori perilaku terencana (theory of planned behavior), di mana determinan intensi
tidak hanya dua (sikap terhadap perilaku yang bersangkutan dan norma-norma
subjektif) melainkan tiga dengan diikutsertakannya aspek kontrol perilaku yang
dihayati (perceived behavioral control). Keyakinan-keyakinan berpengaruh pada
sikap terhadap perilaku tertentu, pada norma-norma subjektif, dan pada kontrol
perilaku yang dihayati. Keyakinan mengenai perilaku apa yang bersifat normatif dan
motivasi untuk bertindak sesuai dengan harapan normatif tersebut membentuk norma
subjektif dalam diri individu. Kontrol perilaku ditentukan oleh pengalaman masa lalu
dan perkiraan individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk melakukan
perilaku yang bersangkutan.
6
Secara garis besar, perilaku manusia diakibatkan oleh 2 faktor :
• Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given
atau bawaan misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan
sebagainya.
• Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, fisik, ekonomi, politik,
dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi factor yang dominanyang
mewarnai perilaku seseorang.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia)
adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung
maupun yang tidak dapat diamati pihak luar.sehingga sangat berbeda jauh dengan
perilaku mahluk lain apabila di kaji dalm konteks psikologi.Peilaku manusia lebih di
dasari dari emosi,keinginan dan lingkungan sekitarnya dari seorang individu.
Namun apabila di tinjau dari biologis seluruh mahluk hidup dari mulai
tumbuhan,hewan,dan manusia itu berperilaku karena memiliki aktifitas masing-
masing yang di batasi dalam hal-hal ter tentu.
3.2 SARAN
Perilaku manusia sangat lah berbeda dengan mahluk lain sehingga harus dapat di
bedakan,namun ada yang disebut perilaku menyimpang dan dapat membuat si
plakunya berbeda dalam beberapa hal sehingga dalam berperilaku seorang individu
dapat mengontrol perilakunya.