You are on page 1of 14

[Type the company name]

OBAT-OBATAN
DALAM AL-
QUR’AN DAN AS-
SUNNAH
KELOMPOK II

AGUS IMAM MUGHNI

ANDI KURNIAJATURYATAMA

DONI MARADONA

INDA FIRLIAH

MEGAWATI

PUTRI SYAJARWATI

ZIKRIAH

FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2009
BAB I

PENDAHULUAN
Makalah ini membahas mengenai farmasi (obat-obat) yang berdasarkan Al-qur’an dan
Sunnah Nabi SAW

Farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang meracik,meneliti,membuat dan


menemukan formulasi obat. Obat adalah suatu zat yang dikomsumsi secara benar akan
memberikan efek positif( menyembuhkan) sedangkan jika dikomsumsi secara tidak benar
maka akan memberikan efek negatif atau menjadi racun.

Islam agama yang menjunjung tinggi keselamatan umat manusia dan mewajibkan
umat manusia untuk berikhtiar apabila sakit. Ada suatu nasihat yang amat bijak “mencegah
datangnya penyakit memang lebih baik dari pada mengobati.” Tetapi jikalu kehendak Allah
menentukan kita untuk sakit, maka kita pun wajib untuk berikhtiayar mencari kesembuhan,
tentu saja ada rambu-rambu syariat yang wajib kita perhatikan dalam hal ini.

1. Hukum Berobat

Hadis tentang perintah berobat: “Wahai hamba-hamba Allah berobatlah kalian


karena tidaklah Allah Azza wa jalla menimpakan suatu macam penyakit kecuali telah dia
ciptakan obat untuknya, kecuali satu macam penyakit.” Mereka bartanya: “Apa penyakit
itu ?” jawab Belau: “Penyakit tua (pikun)”. [Shahih, Ahamad 4/278, Ibnu Majah 3436, Abu
Dawud 3855, At Tirmizi 2039 dari Zaadul ma’ad IV: 12 dengan tahqiq Al Arnauth]

“Setiap penyakit ada obatnya, maka jika obat untuk penyakit itu digunakan, niscaya akan
sembuhlah ia dengan seizin Allah Azza wa Jalla.” [Shahih, Muslim 2204]

Berdasarkan riwayat Abu Darda' Radhiyallahu 'Anhu ia berkata: Rasulullah


Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:

"Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit beserta obatnya, dan Dia telah menetapkan bagi
setiap penyakit obatnya, maka janganlah berobat dengan perkara yang haram."
(H.R Abu Dawud No:3372)

Dan berdasarkan hadits Usamah bin Syarik Radhiyallahu 'Anhu ia berkata: "Seorang
Arab badui bertanya: "Wahai Rasulullah, bolehkah kita berobat?" Rasulullah Shalallahu
'Alaihi Wassalam bersabda:"Berobatlah, karena Allah telah menetapkan obat bagi setiap
penyakit yang diturunkan-Nya, kecuali satu penyakit!" Para sahabat bertanya: "Penyakit apa
itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Pikun."
(H.R At-Tirmidzi IV/383 No:1961 dan berkata: "Hadits ini hasan shahih." Dan diriwayatkan
juga dalam Shahih Al-Jami' No:2930.)

Jumhur ulama dari kalangan Hanafiyah dan Malikiyah berpendapat bahwa berobat
hukumnya mubah (boleh). Sementara ulama Syafi'iyah, Al-Qadhi, Ibnu Aqil dan Ibnul Jauzi
dari kalangan ulama Hambali berpendapat hukumnya mustahab (dianjurkan). Berdasarkan
sabda Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam :"Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit beserta

Obat-obatan dalam Al-qur’an dan As-sunnah


obatnya, dan Dia telah menetapkan bagi setiap penyakit obatnya, maka janganlah berobat
dengan perkara yang haram."

Ibnul Qayyim berkata: "Dalam hadits-hadits shahih telah disebutkan perintah berobat,
dan berobat tidaklah menafikan tawakkal. Sebagaimana makan karena lapar, minum karena
dahaga, berteduh karena panas dan menghangatkan diri karena dingin tidak menafikan
tawakkal. Tidak akan sempurna hakikat tauhid kecuali dengan menjalani ikhtiyar (usaha)
yang telah dijadikan Allah sebagai sebab musabab terjadi suatu takdir. Bahkan meninggalkan
ikhtiyar dapat merusak hakikat tawakkal, sebagaimana juga dapat mengacaukan urusan dan
melemahkannya. Karena orang yang meninggalkan ikhtiyar mengira bahwa tindakannya itu
menambah kuat tawakkalnya. Padahal justru sebaliknya, meninggalkan ikhtiyar merupakan
kelemahan yang menafikan tawakkal. Sebab hakikat tawakkal adalah mengaitkan hati kepada
Allah dalam meraih apa yang bermanfaat bagi hamba untuk dunia dan agamanya serta
menolak mudharat terhadap dunia dan agamanya. Tawakkal ini harus disertai dengan
ikhtiyar, jikalau tidak berarti ia telah menafikan hikmah dan perintah Allah. Janganlah
seorang hamba itu menjadikan kelemahannya sebagai tawakkal dan jangan pula menjadikan
tawakkal sebagai kelemahannya.
(Zaadul Ma'ad IV/15, lihat juga Mausu'ah Fiqhiyyah XI/116.)

2. Macam-macam pengobatan

Pengobatan yang kita kenal sekarang adalah Pengobatan modern yang menggunakan
alat – alat canggih ,pengobatan tradisonal dan pengobatan nabi (thibbun nabawi).

Obat-obatan dalam Al-qur’an dan As-sunnah


BAB II

PEMBAHASAN

Dalam hal ini kita akan membahas THIBBUN NABAWI “Pengobatan cara Nabi
memiliki perbedaan dibanding dengan metode pengobatan lainnya. Karena metode ini
bersumber dari wahyu, misyakat kenabian dan akal yang sempurna, maka tentu memiliki
derajat kepastian yang menyakinkan di samping memiliki nilai keilahian, berbeda dengan
metode pengobatan lainnya yang umumnya hanya berdasarkan pikiran, dugaan atau
pengalaman semata-mata.” [Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah, dalam Zaadul Ma’ad IV hal.33]

A. Thibbun Nabawi (Pengobatan Cara Nabi)


1. Pengertian

Metode pengobatan yang digunakan Nabi shallallahu ‘alaihi Wasallam saat


mengobati sakit yang dideritanya, atau belau perintahkan kepada kelaurga serta para sahabat
yang tengah sakit untuk melakukannya. Adapun sumber yang dapat dijadikan rujukan adalah
Al Quran, hadis shahih serta atsar para sahabat yang diriwayatkan melalui jalan yang dapat
dipertanggungjawabkan menurut kaidah-kaidah ilmu hadits sebagaimana dijelaskan para
ulama keutamaannya:

“Pengobatan cara Nabi memiliki perbedaan dibanding dengan metode pengobatan lainnya.
Karena metode ini bersumber dari wahyu, misyakat kenabian dan akal yang sempurna, maka
tentu memiliki derajat kepastian yang menyakinkan di samping memiliki nilai keilahian,
berbeda dengan metode pengobatan lainnya yang umumnya hanya berdasarkan pikiran,
dugaan atau pengalaman semata-mata.” [Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah, dalam Zaadul Ma’ad
IV hal.33]

2. Sifat Pengobatan

Pengobatan cara nabi bersifat holistik, artinya menyeluruh. Metode ini akan bekerja secara
efektif dengan seizin Allah jika si pasien diobati melalui dua jalur terapi: psikis (jiwa) dan
fisik.

a. Terapi psikis (pengobatan jiwa)

Jiwa atau hati, saat ia dalam kondisi yang prima, akan membantu memperkuat jasmani dalam
menolak serta mengusir berbagai macam penyakit.

b. Pengobatan fisik

Adapun pengobatan dari jalur fisik jasmani dapat dilihat dari berbagai contoh berikut:

1. MADU

Allah Ta'ala berfirman,"Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya,di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi
orang-orang yang memikirkan" (QS. An Nahl : 69)

Obat-obatan dalam Al-qur’an dan As-sunnah


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Kesembuhan itu ada pada tiga
hal, yaitu dalam pisau pembekam, meminumkan madu, pengobatan dengan besi panas
(kayy). Dan aku melarang ummatku melakukan pengobatan dengan besi panas" (HR. al
Bukhari no. 5681)

Dalam sebuah riwayat lain disebutkan,


"Alaykum bisy syifaa-ayna al 'asali wal qur-aani" yang artinya "Hendaknyakalian
menggunakan dua macam obat, madu dan al Qur'an" (HR. Ibnu Majah dan al Hakim dalam
Shahih-nya, beliau berkata, Hadits ini shahih sesuai dengan sistem periwayatan al Bukhari
dan Muslim, dan disetujui oleh adz Dzahabi.Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu
secara marfu')

Imam Ibnu Qayyim al Jauziyah mengatakan, "Madu memiliki banyak khasiat.


Madu dapat membersihkan kotoran yang terdapat pada usus, pembuluh darah, dapat
menetralisir kelembaban tubuh, baik dengan cara dikonsumsi atau dioleskan, sangat
bermanfaat untuk lanjut usia dan mereka memiliki keluhan pada dahak atau yang
metabolismenya cenderung lembab dan dingin" (MetodePengobatan Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam, hal. 42-43)

2. HABBATUSSAUDA (JINTEN HITAM)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

" Sesungguhnya di dalam habbatus sauda (jinten hitam) terdapat penyembuh bagi
segala macam penyakit kecuali kematian " (HR. al Bukhari no. 5688 dan Muslim no. 2215,
ini lafazhnya Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu)

Imam Ibnu Qayyim al Jauziyah berkata : 'Jinten hitam memiliki banyak sekali
khasiat. Arti sabda Nabi, "obat dari segala jenis penyakit", seperti firman Allah,
"Menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Rabb-nya", yakni segala sesuatu yang bisa
hancur. Banyak lagi ungkapan-ungkapan sejenis. Jinten hitam memang berkkhasiat
mengobati segala jenis penyakit dingin, bisa juga membantu kesembuhan berbagai penyakit
panas karena faktor temporal' (Metode Pengobatan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, hal.
365)

Khalid bin Sa’ad menuturkan: “Kami berpergian, dan bersama kami ada Ghalib bin
Abjar. Di tengah perjalanan dia sakit. Sesampainya di Madinah sakitnya belum juga sembuh.
Ibnu Ubay bin ‘Atiq menengoknya, lalu dia berkata kepada kami, “Cobalah kalian dengan
biji jinten hitam ini. Ambilah lima atau tujuh, lalu tumbuklah sampai halus, kemudian
teterkan zat (minyak Zaitun) dari arah sini dan dari arah sini, karena sesungguhnya ‘Aisyah
radhiallahu’anha telah menyampaikan hadist kepadaku beliau telah mendengar Rasulullah
salallullah ‘alaiwasalam bersabda: “Sesungguhnya jinten hitam ini adalah obat penyembuh
dari segala macam penyakit, kecuali dari maut?” Beliau menjawab, “Mati”. [Shahih, Al
Bukhari juz 7 hal.13]

Obat-obatan dalam Al-qur’an dan As-sunnah


3. AIR ZAM-ZAM

Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa


sallambersabda, "Air zam-zam itu penuh berkah. Ia makanan yang mengeyangkan (dan obat
bagi penyakit)" (HR. Muslim IV/1922, yang terdapat di dalam kurung adalah menurut
riwayat al Bazzar, al Baihaqi dan ath Thabari dan sanadnya shahih, lihat Majma'uz Zawaa-id
III/286) Imam Ibnu Qayyim rahimahullah menceritakan pengalamannya berkaitan dengan
cara menyembuhkan penyakitnya dengan air zam-zam yang dikombinasikan dengan metode
ruqyah dari al Qur'an ini,
Pada suatu ketika aku pernah jatuh sakit, tetapi aku tidak menemukan seorang
dokter atau obat penyembuh. Lalu aku berusaha mengobati dan menyembuhkan diriku
dengan surat al Fatihah, maka aku melihat pengaruh yang sangat menakjubkan. Aku ambil
segelas air zamzam dan membacakan padanya surat al Faatihah berkali-kali, lalu aku
meminumnya hingga aku mendapatkan kesembuhan. Selanjutnya aku bersandar dengan cara
tersebut dalam mengobati berbagai penyakit dan aku merasakan manfaat yang sangat besar.
Kemudian aku beritahu kepada orang banyak yang mengeluhkan suatu penyakit dan
banyakdari mereka yang sembuh dengan cepat' (Zaadul Ma'aad IV/178 dan al Jawaabul Kaafi
hal. 23)

4. MINYAK ZAITUN
Allah Ta'ala berfirman,".. yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak
berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah Timur (sesuatu) dan tidak pula
di sebelah Barat " (QS. An Nur : 35)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam


bersabda," Makanlah oleh kalian minyak (zaitun) dan poleskan dengannya, karena
sesungguhnya minyak (zaitun) itu dari pohon yang diberkahi" (HR. Ahmad III/497, at
Tirmidzi no. 1851 dan Ibnu Majah no. 3319, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam
Shahiih at Tirmidzi II/166)

5. BEKAM

Al hijamah/ Bekam basah adalah pengobatan yang Rasulullah SAW amalkan


sehingga menjadi Pengobatan Islam. Orang Cina dan Eropa berdasarkan sejarah dunia adalah
orang – orang yang pertama mengamalkan dan mengutamakan teknik pengobatan bekam.Dia
(Anas) berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: “Tidaklah aku melewati sekelompok
malaikat pada malam aku diisra`kan kecuali mereka berkata: Wahai Muhammad, suruhlah
umatmu berbekam.”Riwayat Ibnu Majah (3479), Kitab Pengobatan, Bab Bekam.
Disahihkan al-Albani dalam Shahih al-Jami` (II: 5671), dan Takhrij al-Misykat (4544).Dari
Ibnu ‘Abbas, bahwasanya Rasulullah s.a.w. telah bersabda: “Tidaklah aku melewati
sekelompok malaikat pada malam aku diisra`kan kecuali tiap mereka berkata kepadaku:
Wajib bagimu wahai Mohd untuk berbekam.”

Riwayat Ibnu Majah (3477), Kitab Pengobatan, Bab Bekam.


Disahihkan al-Albani dalam ash-Sahihah (V: 2263) dan Shahih al-Jami` (II: 5672).Dari Said
Ibnu Jabir dari Ibnu Abbas dari Nabi saw

‫َار َوإِنِّ ْي أَ ْنهَى أُ َّمتِ ْي ع َْن ْال َك ِّي‬


ٍ ‫ شَرْ بَ ِة َع َس ٍل َوشَرْ طَ ِة ِمحْ َج ٍم َو َكيَّ ِة ن‬:‫ال ِّشفَا ُء فِ ْي ثَالَثَ ٍة‬

Obat-obatan dalam Al-qur’an dan As-sunnah


“Kesembuhan itu berada pada tiga hal, yaitu minum madu, sayatan pisau bekam dan
sundutan dengan api (kay). Sesungguhnya aku melarang ummatku (berobat) dengan kay.”-
Hadith Sahih Al Bukhari

a. Teknik Bekam

Teknik pengobatan bekam adalah suatu proses membuang darah kotor (toksid-racun
yang berbahaya dari dalam tubuh, melalui permukaan kulit. Toksin ini berada pada hampir
setiap orang. Toksin – toksin ini berasal dari pencemaran udara, maupun dari makanan yang
banyak mengandung zat pewarna, zat pengembang, penyedap rasa, pemanis, racun sayuran
dll.Kulit adalah organ yang terbesar dalam tubuh manusia, sebab itu banyak toksid / racun
berkumpul.Dengan berbekam dapat membersihkan darah yang mengalir dalam tubuh
manusia. Inilah salah satu DETOKSIFIKASI (proses pengeluaran toksid / racun) yang sangat
berkesan / mujarab serta tiada kesan sampingan. Berbekam sangat berkesan untuk melegakan
atau menghapuskan kesakitan, memulihkan fungsi tubuh / badan serta memberi seribu
harapan pada penderita untuk terus berikhtiar mendapat kesembuhan.

Gambar :Titik Hijamah

b. Jenis Bekam
Bekam Kering

Bekam kering atau bekam angin adalah menghisap permukaan kulit tanpa
mengeluarkan darah toksik. Biasanya orang tidak tahan suntikan jarum atau takut melihat
darah. Mengikut kaedah tradisional, kulit yang dibekam akan kelihatan merah kehitaman dan
hilang selepas kira-kira tiga hari.

Bekam Basah

Bekam ini dilakukan dengan melukai permukaan kulit menggunakan jarum tajam.
Darah toksik dikeluarkan menggunakan alat pengamal bekam. Setiap kali proses
mengeluarkan darah toksik adalah antara tiga hingga lima minit. Darah toksik dikenal pasti
berdasarkan warna merah pekat dan berbuih. Mereka yang berbekam dinasihat tidak mandi
selama tiga jam selepas berbekam.

Obat-obatan dalam Al-qur’an dan As-sunnah


Al-Hijamah / Bekam Basah

c. Waktu Berbekam

Berbekam paling baik dilakukan ketika pertengahan bulan kerana ketika ini, darah toksik
berhimpun. Bagaimanapun, berbekam boleh dilakukan pada bila-bila masa untuk tujuan
mengubati penyakit.

Mereka yang hendak berbekam dinasihat tidak makan makanan berat antara dua hingga jam
sebelum berbekam dan lebih baik berpuasa sebelum berbekam.

d. Alat Bekam

Pada zaman Nabi Muhammad, cawan atau mangkuk kaca digunakan untuk berbekam,
manakala orang Cina pada zaman kuno, menggunakan tanduk. Orang Eropah pada abad ke-
18 menggunakan lintah untuk menghisap darah toksik dan kaedah ini masih digunakan di
sesetengah tempat di Barat hingga sekarang.

Ketika masih ada pengamal bekam menggunakan kaedah tradisional, perubatan bekam
mula menerapkan unsur moden melalui penggunaan alat seperti mangkuk, pisau
pembedahan, bahan antiseptik, manakala pengamal bekam menggunakan sarung tangan yang
sama seperti pengamal perubatan moden.

e. Larangan Berbekam

Tidak semua orang boleh berbekam kerana dikhuatiri boleh memudaratkan kesihatan.
Mereka termasuk yang mempunyai masalah tekanan darah rendah, pesakit kudis, perempuan
mengandung dan ketika haid, masalah kulit yang serius atau dalam keadaan sangat letih,
lapar dan kenyang.

Antara anggota bahagian tubuh yang tidak boleh dibekam ialah mata, telinga, hidung, mulut,
alat kelamin dan dubur.

Obat-obatan dalam Al-qur’an dan As-sunnah


f. Kebaikan Berbekam

 Membantu menghilangkan pening dan migrain.


 Membantu membuang angin dalam badan, melegakan pernafasan dan sistem
perkumuhan.
 Membantu memecahkan lemak, peluh dan melegakan demam.
 Membantu memulihkan ketegangan urat leher, belikat, pinggang dan urat sendi di
kaki.
 Membantu mencegah kebas kaki dan membantu meredakan serangan angin ahmar.
 Mengeluarkan darah toksik dan melancarkan peredaran darah yang tersumbat.
 Membantu meringankan tubuh. Darah kotor yang terkumpul di bawah permukaan
kulit menyebabkan rasa berat dan malas.
 Membantu menajamkan penglihatan. Peredaran darah ke mata yang tersumbat
menyebabkan penglihatan kabur.

Bekam dikatakan dapat merawat pelbagai penyakit. Dianggarkan sebanyak 72 jenis penyakit
dapat disembuhkan seperti ketegangan urat, darah tinggi, jantung, kolesterol, masuk angin,
migrain, sakit mata, angin ahmar, sakit gigi, jerawat, sembelit, tekanan dan buah pinggang.

6. RUQYAH SYAR’IYYAH

Ruqyah Syar’iyyah yaitu pengobatan yang diajarkan Rasulallah SAW untuk


menyembuhkan Penyakit Non Medis dan sebagai Benteng dari gangguan Jin.

Therapi Ruqyah  Syar’iyyah dilakukan dengan membacakan ayat – ayat Ruqyah yang
semuanya murni dari Al – Qur’an tanpa ditambahi dengan jampi – jampi. Insya Allah
Ruqyah Syar’iyyah mampu mengobati berbagai penyakit yang diakibatkan oleh gangguan
Jin seperti Sihir, Santet, Guna – guna, Pelet dan lain – lain.

B. Obat-obatan Bermasalah

Dunia obat-obatan berkembang sedemikian pesat, mengikuti kualitas dan kuantitas


penyakit yang tak kalah cepatnya berkembang. Aspek kehalalan kembali menjadi korban
penelitian farmasi yang telah memanfaatkan apa saja, asalkan bisa memberikan kesembuhan.
Termasuk penggunaan bahan dari babi, organ manusia, dan bahan haram lainnya. Pengkajian
mengenai kehalalan obat ini banyak mengalami kesulitan dan hambatan, terutama berkaitan
dengan minimnya informasi yang bisa diakses masyarakat umum. Pada obat-obatan yang
beredar melalui resep dokter sangat sulit ditelusuri kandungan dan komposisi bahannya,
karena akses yang didapatkannya juga sangat terbatas.

Obat-obatan dalam Al-qur’an dan As-sunnah


Beberapa temuan yang didapatkan di dunia obat antara lain adalah penggunaan bahan
utama dari babi, penggunaan bahan tambahan dari babi, penggunaan bahan penolong dari
babi, penggunaan embrio dan organ manusia serta penggunaan alkohol.

1. Insulin

Insulin merupsksn hormon yang digunakan untuk mengatur gula tubuh. Penderita
diabetes memerlukan hormon insulin dari luar guna mengembalikan kondisi gula tubuhnya
menjadi normal kembali. Insulin ini dimasukkan dengan cara penyuntikan atau injeksi.
Menurut Prof Dr Sugijanto dari Universitas Airlangga, sumber insulin ini bisa berasal dari
kelenjar mamalia atau dari mikroorganisme hasil rekayasa genetika. Jika dari mamalia,
insulin yang paling mirip dengan insulin manusia adalah dari babi (lihat strukturnya).

Insulin manusia : C256H381N65O76S6 MW=5807,7

Insulin babi : C257H383N65O77S6 MW=5777,6

(hanya 1 asam amino berbeda)

Insulin sapi : C254H377N65O75S6 MW=5733,6

(ada 3 asam amino berbeda)

Di pasaran ada beberapa produsen yang mengeluarkan produk ini. Salah satu yang
cukup terkenal adalah Mixtard yang diproduksi Novonordisk. Ada banyak tipe mixtard yang
diproduksi, masing-masing dengan kode produk yang berbeda. Di dalamnya ada yang berasal
dari manusia dengan perbanyakan melalui DNA recombinant dan proses mikroba serta
berasal dari hewan (babi). Namun informasi mengenai kehalalannya sangat minim, sehingga
dokterpun tidak mengetahui apakah ia bersumber dari babi atau bukan. Masalahnya, insulin
dari DNA recombinant ini harganya lebih mahal dibandingkan yang berasal dari hewan.

Data dari International Diabetes Federation menyebutkan bahwa pada tahun 2003 insulin
yang berasal dari manusia sebanyak 70%, disusul insulin babi sebanyak 17%, insulin sapi 8%
dan sisanya 5% merupakan campuran antara babi dan sapi.

Obat-obatan dalam Al-qur’an dan As-sunnah


2. Heparin

Obat ini berfungsi sebagai anti koagulan atau anti penggumpalan pada darah. Banyak
digunakan bagi penderita penyakit jantung untuk menghindari penyumbatan pada pembuluh
darah. Ketika terjadi penyumbatan yang menyebabkan terhambatnya aliran darah ke otak,
maka pasien akan mengalami stroke.

Obat jenis ini juga banyak di pasaran, hampir semuanya impor. Salah satu yang
teridentifikasi berasal dari babi adalah Lovenox 4000 keluaran Aventis Pharma Specialities,
Maisons-Alfort, Perancis dan diimpor oleh PT Aventis Pharma, Jakarta. Kandungan obat
tersebut adalah heparin sodium yang bersumber dari babi. Hal ini diperkuat dengan registrasi
Badan POM dengan nomor DKI0185600143A1 dan di dalam labelnya berisi keterangan ?
Bersumber Babi?.

Sayangnya tulisan itu sangat kecil dan berada di kemasan, bukan pada jarum suntik.
Sehingga ketika kemasan itu telah dibuang, maka dokter dan pasien yang bersangkutan tidak
akan mengenalinya lagi.

3. Kapsul

Sebenarnya cangkang kapsul merupakan bahan penolong yang digunakan untuk


membungkus sediaan obat. Namun cangkang ini ikut ditelan dan masuk ke dalam tubuh kita.
Bahan pembuat cangkang kapsul adalah gelatin. Gelatin ini bersumber dari tulang atau kulit
hewan, bisa dari sapi, ikan atau babi.

Sebenarnya Badan POM telah menegaskan bahwa gelatin yang masuk ke Indonesia
hanya yang berasal dari sapi. Masalahnya, gelatin sapi ini tidal lantas halal begitu saja. Perlu
dikaji apakah sapi tersebut disembelih secara Islam ataukah tidak. Masalah inilah yang
sampai saat ini masih sulit dipecahkan.Selain itu ada pula obat yang diimpor sudah dalam
bentuk kapsul. Misalnya untuk beberapa obat dan multi vitamin, yang kebanyakan dibungkus
dalam kapsul lunak (soft capsule). Kapsul lunak ini banyak yang dibuat dari gelatin babi
karena lebih bagus dan murah. Dari data yang ada, banyak obat-obatan impor yang berbentuk
kapsul, baik keras maupun lunak. Misalnya saja Yunnan Baiyao yang diproduksi oleh
Yunnan Baiyao Group Co. Ltd., Cina, dan diimpor oleh PT Saras Subur Ayoe. Selain itu juga
multi vitamin, vitamin A dosis tinggi dan vitamin E yang dikemas dalam kapsul lunak.

4. Alkohol

Alkohol banyak digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan bahan-bahan aktif. Obat batuk
merupakan salah satu yang banyak menggunakan alkohol. Bahan ini sering dikonotasikan
dengan minuman keras yang diharamkan dalam Islam. Oleh karena itu penggunaan alkohol
dalam obat batuk masih mengundang kontroversi di tengah masyarakat. Jurnal Halal LPPOM
MUI

Obat-obatan dalam Al-qur’an dan As-sunnah


BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

a. Thibbun Nabawi adalah metode pengobatan yang didasarkan dari sunnah Nabi Saw .
b. Obat-obatan yang beredar dimasyarakat sekarang ini tidak semua terjamin
kehalalannya sehingga sehingga perlu adanya lembaga pengawasan obat-obatan dan
lembaga pengawasan obat-obatan yang telah ada seharunsnya lebih meningkatkan
kinerjanya.

Daftar Pustaka

1. Metode Pengobatan Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, Imam Ibnu Qayyim al


Jauziyah, Griya Ilmu, Jakarta

Obat-obatan dalam Al-qur’an dan As-sunnah


KELOMPOK II

AGUS IMAM MUGHNI

ANDI KURNIAJATURYATAMA

DONI MARADONA

INDA FIRLIAH

MEGAWATI

PUTRI SYAJARWATI

ZIKRIAH

FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2009

Obat-obatan dalam Al-qur’an dan As-sunnah


Obat-obatan dalam Al-qur’an dan As-sunnah

You might also like