Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Pokok Bahasan
Mata Diklat ini akan membahas tentang pengertian pola pikir, proses terbentuknya
pola pikir dan kaitannya dengan konsep diri, terbentuknya konsep diri PNS serta
perubahan pola pikir.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti mata diklat ini, para peserta diharapkan mampu memahami
konsepsi dasar, manfaat dan faktor-faktor pembentuk pola pikir serta
mempraktekkan cara mengubahnya dengan baik dan benar
2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah usai pembelajaran, para peserta diharapkan dapat:
a. Menjelaskan pengertian pola pikir
b. Menguraikan proses terbentuknya pola pikir
c. Menjelaskan pengertian citra diri PNS
d. Menjelaskan terbentuknya konsep diri PNS
e. Menjelaskan dengan kata-kata sendiri mengapa pola pikir perlu
diubah
f. Menganalisis arah perubahan pola pokir PNS
1
- Ada memori yang tidak dapat diingat dalam kondisi sadar tetapi dapat
dimunculkan kembali dalam keadaan tertentu.
d. Kepribadian
Kepribadian adalah karakteristik individual yang membuat kita berhubungan
dengan orang lain dan lingkungan yang kita jumpai sehari-hari.
e. Intuisi
- Intuisi adalah perasaa mengetahui sesuatu secara instinktif
- Berhubungan dengan spiritual dan/atau metafisik
f. Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan kita untuk mengubah visi, pemikiran dan
impian menjadi kenyataan
g. Persepsi, yaitu bagaimana kita melihat dunia menurut “kacamata” kita.
h. Belief dan value
Belief atau kepercayaan adalah segala sesuatu yang kita yakini sebagai hal
yang benar, sedangkan value atau nilai adalah segala sesuatu yang kita
pandang sebagai hal yang penting.
Teori Pikiran
Pikiran Sadar
12% Conscious Area
Crirical Area
Bahwa setiap informasi yang masuk atau stimulus yang diterima oleh
manusia, diidentifikasi oleh fikiran sadar manusia dalam wilayah sadar
yang disebut conscious area.
Conscious Area
Bagian pikiran ini hanya menyimpan dan mengingat informasi dari setiap
kejadian dan perasaan kita dalam kurun waktu satu hingga satu setengah jam
terakhir.
Crtical Area
Sebagian dari critical area berada di wilayah pikiran sadar dan sebagian lagi
pada pikiran bawah sadar. Critical area hanya menyimpan informasi yang
2
masuk ke pikiran dalam waktu duapuluh empat jam terakhir. Setiap afirmasi
atau sugesti yang bersifat merugikan atau berbahaya bagi diri kita, yang
bertentangan dengan cara berfikir dan system kepercayaan kita, yang
bertentangan dengan informasi yang ada pada database akan langsung ditolak.
Critical area berfungsi sebagai anti suggestive barier yang berfungsi
melindungi pikiran bawah sadar dari pengaruh luar, baik pengaruh positif
maupun negatif, karena itu critical area bertujuan mempertahankan
equilibrium atau keseimbangan diri .
Antisuggestive area ada tiga jenis, yaitu yang bersifat logical, emotional dan
ethical . Dalam keadaan normal afrmasi atau sugesti akan sangat sulit masuk
ke pikiran bawah sadar karena harus melewati ketiga filter ini, sehingga sugesti
tidak akan memiliki efek sama sekali.
Primitive Area
Memori ini terletak pada pikiran bawah sadar dan berisi semua memori
primitif yang bersifat pasif, termasuk informasi yang bersifat genetic, hasil
pengembangan dari proses pembelajaran dan pengondisian. Area ini hanya
akan aktif bila mendapat stimulus. Contohnya pada respons lawan atau lari
(fight or flight) atau impuls untuk membunuh. Sugesti yang bisa memengaruhi
area ini akan menghasilkan reaksi yang cepat tanpa dipikir terlebih dahulu.
3
Pengertian
Banyak orang bicara pola pikir atau mindset tapi tidak benar-benar memahami
arti kata mindset.
Mindset terdiri atas dua kata mind dan set.
Mind : sumber pikiran dan memori; pusat kesadaran yang menghasilkan
pikiran , perasaan, ide dan persepsi dan menyimpan pengetahuan dan
memori.
(Seat of thought and memory; the center of consciousness that
generates thoughts, feeling, ideas and perceptions and stores knowledge
and memories).
Set : Mendahulukan peningkatan kemampuan dalam suatu kegiatan ( a
preference for or increased ablity in a particular activity).
Keadaan utu atau solid ( Condition of solidity: condition of being solid)
Mindset :- Kepercayaan-kepercayaan yang memengaruhi sikap
seseorang; sekumpulan kepercayaan atau suatu cara berfikir yang
menentukan perilaku dan pandangan , sikap dan masa depan seseorang.
( Beliefs that affect somebodiy’s attitude; a set of beliefs or a way of
thinking that determine somebody’s behavior and outlook.
- Sikap mental tertentu atau watak yang menentukan respons dan
pemaknaan seseorang terhadap situasi. (a fixed mental attitude or
disposition that predetermines a person’s respons to and interpretation
of situations) . (kamus elektonika Encarta dalam Adi Wibowo)
4
yang menetap dalam pikiran bawah sadar seseorang sebagai gudang tempat
penyimpanan informasi . Pengalaman sejak masa kecil direkam secara
permanent dan menjadi cikal bakal terbentuknya pola pikir seseorang.
Pola pikir yang sudah mengakar dalam dirinya akan terlihat dalam
perilakunya sehari-hari yang kelak dalam memicu pelaksanaan tugas atau
sebaliknya menghambat pelaksanaan tugas.
Dengan demikian jika kita ingin mengubah mindset, yang harus kita ubah
sebenarnya belief atau kumpulan beliefs kita.
Behaviour
Perception
Emotion
Self Talk
State
Belief
5
Dari contoh kubus tadi, maka tampak bahwa untuk mengubah perilaku
atau behaviordapat dilakukan dengan mengubah self talk, persepsi, state,
emosi dan terutama belief.
6
4). Spiritual Quotion
b. Faktor Personality (Kepribadian)
1). Knowledge
2). Understanding
3). Skill
4). Attitude
5). Habits
6). Aptitude
Firstaccess
First access
KONSEP DIRI
Terdapat Dua komponen yang saling berhubungan erat dan menyatu
dalam sistem operasi pikiran manusia, yaitu konsep diri dan kepercayaan.
Konsep diri adalah persepsi (pandangan) seseorang terhadap dirinya sendiri
yang terbentuk melalui pengalaman, interaksi dengan lingkungan dan
mendapat pengaruh dari orang-orang yang dianggap penting. Konsep diri
merupakan sistem operasi komputer mental dan mengendalikan apa yang kita
pikirkan, ucapkan, lakukan dan rasakan.
Konsep diri terdiri atas tiga komponen utama yang saling memengaruhi satu
sama lain, yaitu :
a. Diri Ideal (Self Ideal)
7
b. Citra Diri (Self Image)
c. Harga Diri (Self Esteem)
Diri Ideal adalah sosok individu atau gambaran sosok seseorang yang
sangat kita ingin kan menjadi seperti orang itu dimasa depan. Dengan
lahirnya diri ideal maka sadar atau tidak sadar setiap individu akan
senantiasa berusaha kearah sana, sehingga dalam berbagai hal akan selalu
membandingkan aktivitasnya dengan karakter atau kualitas dari diri ideal
yang ditetapkan.
Citra Diri adalah cara melihat diri sendiri dan berfikir mengenai diri sendiri
saat ini, karena itu citra diri sering pula disebut cermin diri. Kalau
seseorang melihat dirinya (dalam cermin) sebagai orang sukses dan
percaya diri maka ia akan bertindak sebagaimana layaknya orang sukses
demikian pula sebaliknya.
Harga Diri, didefinikan sebagai kecendrungan dalam diri seseorang dalam
memandang dirinya sebagai pribadi yang cakap, mampu dan memiliki
keunggulan serta kekuatan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
Harga diri merupakan hasil perbandingan antara diri ideal dan citra diri,
sehingga bila citra diri mendekati diri ideal maka harga diri akan
meningkat.
Semakin menyukai dan menghargai diri sendiri, akan semakn baik dalam
mengerjakan sesuatu.
KEPERCAYAAN
Apa yang dipercaya dengan sungguh-sungguh akan menjadi kenyataan dalam diri
seseorang, tidak peduli apakah itu berakibat baik atau buruk bagi dirinya, disebut
hukum kenyataan (Adi Gunawan, 06-65).
Kepercayaan merupakan bagian dari program mental yang terletak pada pikiran
bawah sadar . Belief (kepercayaan) bukanlah jaminan sukses tapi tidak punya
belief adalah jaminan gagal.
8
Dengan demikian kepercayaan meliputi hal-hal:
a. Segala sesuatu yang diyakini sebagai hal yang benar
b. Kepercayaan seseorang selalu benar menurut dirinya
c. Kepercayaan bisa mendukung atau menghambat
d. Tidak ada kepercayaan yang baik atau buruk
e. Kepercayaan adalah sesuatu yang dipelajari sehingga dapat membuang atau
menggantinya.
Kepercayaan manusia pada umumnya merupakan generalisasi mengenai apa
yang terjadi di masa lalu, didasarkan pada arti yang diberikan oleh pikiran sadar
terhadap kejadian itu. Seringkali kepercayaan itu didasarkan pada pemberian
makna atau penerjemahan yang kurang tepat atas suatu kejadian masa lalu.
Untuk memperkuat pandangan ini kita dapat mengambil contoh dari satu hal
yang dirasakan sangat sulit melakukannya, misalnya berbicara di depan umum.
Banyak orang yang begitu takut bicara di depan umum, hanya karena
pengalaman masa lalu yang pahit yakni kegagalan karena tiada satu patah
katapun yang keluar sehingga mendapat malu luar biasa.
Hal itu membuktikan bahwa pikiran bawah sadar ”salah” memberikan arti pada
kejadian itu. Lain halnya bila makna atas kejadian dimaksud berbunyi: ”belum
bisa bicara di depan publik karena belum ada pengalaman atau belum terlatih”,
maka ketika orang mau berlatih kemampuan public speakingnya meningkat. Bila
makna yang salah tadi terlanjur dipercaya, maka setiap kali diminta bicara di
depan umum yang muncul selalu rasa tidak berdaya.
Pada prinsipnya kepercayaan terbagi menjadi Nilai (Value), Keprcayaan global
dan Aturan (Rule).
Nilai atau value , merupakan :
a. Sesuatu yang kita percayai sebagai hal yang penting, karena itu nilai bersifat
Pribadi dan subyektif.
b. Suatu emosi yang dipandang penting untuk kita alami atau hindari
Beberapa prinsip penting mengenai Nilai, adalah :
- Nilai merupakan filter yang beroperasi di bawah sadar yang
menentukan fokus kita dan bagaimana kita memanfaatkan waktu
- Nilai merupakan alat evaluasi suatu tindakan setelah usai dilakukan
- Nilai sebagai sumber motivasi
- Nilai tersusun dalam suatu hierarki
- Nilai dapat berubah
- Nilai dapat menimbulkan konflik diri
- Setiap area kehidupan memiliki nilai sendiri.
Kepercayaan Global, merupakan generalisasi mengenai berbagai hal dalam
kehidupan
Aturan atau Rule, adalah kepercayaan yang menetapkan apa yang harus terjadi
agar kita merasa bahwa nilai kita terpenuhi.
Sebelum membahas tentang konsep diri PNS, terlebih dahulu kita akan
kita bicarakan apa itu Konsep diri.
9
Indikator Konsep diri PNS yang Ideal, antara lain :
- Bekerja sebagai ibadah
- Budaya kerja produktif
- Menghindari hal tak terpuji
- Pelayan dan pengayom masyarakat
- Sesuai aturan yang berlaku
- Meningkatkan kompetensi
- Tidak rentan terhadap perubahan
- Terbuka dan realistis
- Bekerja secara sistem
- Bekerja profesional, ditandai dengan berfikir sitemik, analitik dan
integralistik)
Sebagai PNS yang beriman, setiap ihtiar haruslah diniati karena Allah. Oleh
karena itu setiap indikator konsep diri dicoba dicari dukungan moral
spritualnya dari ajaran agama, sbb:
- Wamaa kholaqtuljinna wal insa illa liya buduun (tidak semata-mata kami
menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Ku)- S.Adzariyat
56
- Fa idzaa farogtafanshob (apabila telah selesai satu pekerjaan, rencanakan
pekerjaan selanjutnya. (Q.S. Al-Insyirrah ayat 7)
-Yaa bunayya innahaa intaku mitskola habbatin min kordalin fatakun fii
shochrotin aufissamaawaati au filardli ya tibihallah (Wahai anakku,
sesungguhnya bila engkau melakukan sesuatu walau sebesar biji sawi apakah
itu berada dalam batu atau di langit atau di bumu maka pasti Allah akan
mendatangkan kembali (Q.S.-Luqman ayat 16)
-Man amila solihan min dzakari au untsa wa huwa mukminun
falanuhyiyannahu hayaatan toyyibatin.. (Barangsiapa beramal soleh kaum
laki-laki atau perempuan dan dia beriman kepada Allah maka akan kami
hidupkan dalam kehidupan yang terbaik.. Q.S. An Nahlu ayat 97)
-Wa qoluu sami’na wa attona gufroonaka robbanaa wa ilaikal masiir
( Mereka berkata, kami mendengar dan kami mentaatinya dan kami memohon
ampunan Mu dan kepada Mu lah kami akan kembali ; Q.S.Al Baqoroh ayat
285)
-Idzdzaa wusidal amru li goeri ahli fantadhiru sa’atan (Apabila menyerahkan
sesuatu bukan kepada ahlinya maka tunggulah kehancurannya; Al hadits)
- Udkhuluu fissilmi kaaffah (Masuklah ke dalam agama Ku secara holistik;
Q.S. Al Baqoroh ayat 208)
-Walladziina adzdzaa fa’aluu faahisatan au dzolamuu zakarullaha fastagfaruu
lidunuubihim (Dan orang-orang jika mengerjakan kesalahan, murka, nista atau
mendolimi dirinya sendiri maka dia ingat kepada Allah dan memohon
ampunan terhadap dosa-dosanya.. Q.S. Al Imran ayat 135)
-Innalooha laa yugoyyiru maa bikaumin hattaa yugoyyiru maa bi anfusihim
( Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka
merubahnya sendiri ; Q.S. Ar-Rodlu ayat 11)
-Yarfa’illahu alladziina amanu minkum walladziina utul ’ilma darojatin ..
(Allah mengangkat derajat orang-orang yang berilmu beberapa tingkat.. Q.S.
AlpMujadalah ayat 11)
10
Panca prasetia Korpri sebagai Nilai bagi PNS
1. Setia dan taat kepada Negara Kesatuan dan pemerintah RI yang berdasrkan
Pancasila dan UUD 1945
2. Menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan negara serta memegang teguh
rahasia jabatan dan rahasia Negara
3. Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat di atas kepentingan
pribadi dan golongan
4. Bertekad terus memelihara persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesetiakawanan KORPRI
5. Berjuang dengan jujur, menegakkan keadilan, meningkatkan kesejahteraan
dan profesionalisme.
Untuk memelihara dan memperlancar pelaksanaan tugas, PNS perlu memiliki pola
pikir sebagai prasyarat, antara lain :
1. Kerja berdasarkan Nilai
2. Kerja berlandaskan hukum
3. Memuaskan pelanggan
4. Kooperatif
5. Optimistik
6. Pengabdian
7. Kerja adalah ibadah
Beberapa hal di bawah ini, kerap dirasakan sebagai pola pikir yang menghambat PNS
dalam pelaksanaan tugas, yaitu:
1. Senioritas
2. Prilaku ABS
3. Under Estimate
4. Ambtenar
11
5. Like and Dislike
6. Kurang percaya diri
7. Individualistis
8. Menunda waktu
9. Ketergantungan
Faktor-faktor penghambat diatas senantiasa harus dikikis habis oleh setiap PNS
masa depan dengan mengembangkan pola pikir yang harus diyakini, yaitu :
1. Hasil bukanlah diperoleh dari pemecahan masalah tapi dari ekploitasi
peluang. Hal ini berarti bahwa PNS harus bersifat pro aktif, pandai membaca
tanda-tanda zaman berfikir ke depan dan memanfaatkan peluang yang ada
tidak reaktif yakni baru bertindak setelah terjadi masalah.
2. Resistensi terhadap perubahan berhenti pada saat ada manfaat nyata.
Seperti telah dikemukakan di belakang tadi bahwa terhadap setiap ide
perubahan, setiap individu akan bersikap hati-hati. PNS harus yakin akan
perlunya perubahan dan harus pula punya keyakinan akan berhentinya
penentangan manakala perubahan tersebut telah menampakkan hasil.
3. Beruntung karena tidak harus selalu benar. Pola pikir ini mendorong
orang untuk meningkatkan kreativitas, orang tidak terbelenggu dengan
ketakutan berbuat salah karena kesalahan akan menuntun orang akan
kebenaran.
4. Masa depan tertanam di masa kini merupakan inspirasi bagi seseorang
unuk senantiasa bekerja dan berfikir saat ini untuk kepentingan masa yang
akan datang.
5. Biasakan dengan kebenaran jangan membenarkan kebiasaan,
merupakan suatu dorongan kepada seseorang untuk mau berubah
6. Hari ini harus lebih baik dari kemarin, merupakan pandangan optimistis
yang akan menggerakkan orang untuk tidak berhenti berfikir dan tidak cepat
puas dengan yang telah dicapai .
Bagi setiap orang yang mendambakan terciptanya perubahan kearah yang lebih
baik, perlu didukung oleh semangat pengembangan kebiasaan hidup efektif,
seperti dikemukakan oleh Steven Covey. (8 habits of highly effective people)
Kebiasaan merupakan titik pertemuan dari pengetahuan, keterampilan dan
keinginan.
Pengetahuan adalah paradigma teoritis, apa yang harus dilakukan dan mengapa.
Keterampilan adalah bagaimana melakukannya dan Keinginan adalah motivasi
untuk mau melakukan, seperti nampak pada gambar berikut:.
12
Steven Covey mengategorikan kebiasaan efektif tersebut sebagai 8 kebiasaan, yaitu:
a. Penguasaan diri yang akan melahirkan kemenangan pribadi, meliputi Kebiasaan :
1). Jadilah Pro Aktif
2). Mulai dengan akhir dalam pikiran
3). Dahulukan yang Utama
b. Mengupayakan kemenangan publik (Public victory) yang lebih berorientasi pada
kepribadian dalam kerja tim, kerja sama dan komunikasi dalam kebiasaan :
4). Berfikir menang-menang
5). Berusaha mengerti terlebih dulu baru dimengerti
6). Wujudkan Sinergi
c. Pembaharuan diri, kebiasaan yang melingkari dan memadukan kebiasaan lain
berupa kebiasaan perbaikan terus menerus dalam ujud kebiasaan:
7). Asahlah Gergaji
8). Mendengarkan suara panggilan jiwa , sebagai wujud kecerdasan spiritual.
keteramp
13
VII. PERUBAHAN
Perubahan merupakan sesuatu hal yang pasti (terjadi dan akan terjadi), dengan
demikian berarti bahwa manusia senantiasa perlu berubah baik dalam hal
prilaku, nilai dan penilaian, perubahan dalam metode dan cara bekerja,
perubahan dalam peralatan yang digunakan, perubahan dalam cara berfikir dan
perubahan dalam hal bersikap. Para ahli mengatakan tidak ada satupun yang
tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri.
Perubahan itu bisa terjadi secara evolusioner dapat pula berlangsung secara
revolusioner. Dengan demikian manusia perlu senantiasa menyesuaikan diri
dengan perubahan dan tuntutan perubahan.
Perubahan mengandung makna bergesernya keadaan sebelumnya (the before
condition) menjadi keadaan setelahnya (the after condition), baik karena
direncanakan ( Planned Change) ataupun tidak direncanakan (Unplanned
Change).
Setiap upaya perubahan menurut Kurt Lewin (dalam Winardi, 4) , dapat
dipandang sebagai sebuah proses yang terdiri dari tiga macam fase.
Fase pertama disebut fase Pencairan (unfreezing), fase kedua disebut fase
Perubahan (Changing) dan fase ketiga merupakan fase Pembentukan Kembali
(Refreezing).
Fase pertama pencairan merupakan tahapan dimana orang mempersiapkan
sebuah situasi untuk perubahan. Fase ini mencakup kegiatan membantu orang-
orang memahami bahwa diperlukan adanya perubahan, mengingat bahwa
situasi yang berlaku tidak kuat (tidak memadai) lagi. Perlu diubah sikap dan
perilku yang ada agar dengan demikian tentangan terhadap perubahan dapat
diminmalisir. Para manajer perlu menerangkan bagaimana kiranya peubahan
tersebut dapat meningkatkan produktivitas disatu sisi dan kepuasan social
disisi lain tidak akan berkurang.
Tahapan perubahan mencakup tindakan modifikasi actual dalam manusia –
tugas tugas – struktur dan atau teknologi . Fase ini meliputi tindakan
14
membiasakan para karyawan melepaskan cara-cara lama mereka bekerja dan
dibentuknya hubungan-hubungan baru.
Fase ketiga pembekuan kembali merupakan tahapan final dari proses
perubahan.
Fase ini mencakup kegiatan memperkuat perubahan-perubahan yang telah
dilaksanakan demikian rupa, hingga cara-cara baru berprilaku dstabilisasi.
Andaikata menurut persepsi orang-orang , perubahan yang berlangsung
bersifat menguntungkan mereka, maka hasil positif yang dicapai akan
bermanfaat sebagai perkuatan (reinforcement), tapi bila persepsi mereka
sebaliknya, maka sang manajer perlu mengadakan tenaga-tenaga perkuatan
eksternal yang bersifat positif atau negative, bahkan ada kalanya pada situasi
dan kondisi tertentu, mungkin diperlukan suatu pendekatan perkuatan yang
lebih bersifat memaksakan (more coercive).
Ketiga macam fase proses perubahan tersebut dapat disajikan dalam bentuk
model sebagai berikut: (Lewin, l951)
` Disamping itu, Kurt Lewin juga menyajikan sebuah model yan dinamakan
teori medan kekuatan yang berkaitan dengan perubahan (Lewinn’s Force-Field Theory
of Cange)
P2
Perubahan
Tingkat Kinerja
PI
Waktu
Gambar 1 : Teori Medan Kekuatan yang Dikaitkan dengan Perubahan dari Kurt Lewin
15
Adapun ketiga macam fase perubahan menurut Lewin tersebut, nampak seperti model berikut:
16
Perubahan Teknologi Perubahan Manusia
- Otomasi proses - Sikap atau isu-isu
- Networking tentang komitmen
- Memutahirkan piranti - Dampak-dampak
keras kinerja
- Aplikasi baru piranti - Inisiatif-inisiatif
lunak - Redesain pekerjaan
17
2. Temukan hikmah di setiap bencana dan peluang di setiap tantangan
3. Perubahan bisnis butuh tekad bulat
4. Kendalikan yang ada dalam hati anda
5. Trial and Error adalah proses menjadi agen perubahan.
18
P
TAHAPAN I TAHAP
Oposisi Potensial Kogni
Perso
Penanganan Konflik
Anteseden:
Anteseden:
bhwa kita benar
9. Terhadap orang-orang yang
mengambil kesempatan thd perilaku
-Komunkasi
-Komunkasi
Kolaborasi (Colaboration)
nonkompetitif
1. untuk mencapai sebuah pemecahan
integratif, apabila kedua macam
-Struktur
-Struktur kepentingan dianggap terlampau
penting untuk dikompromi
-Variabel-variabel
-Variabel-variabel
2. Apabila sasaran kita adalah untuk
belajar
3. Untuk mempersatukan pemahaman
pribadi
pribadi
orang-orang yang memiliki
persepektif yang berbeda-beda
4. Untuk mencapai suatu komitmen
Konflik
dengan jalan melebur kepentingan-
dirasak
19
kepentingan dalam wujud suatu
konsensus
5. Untuk mengatasi perasaan-
perasaan yang telah memengaruhi
suatu hubungan
Menghindari (avoidance) 1. Apabila persoalan tertentu
kurang,artinya atau sewaktu
persoalan-persoalan lebih penting
perlu dihadapi.
2. Apabila kita merasa tidak adanya
kemungkinan untuk memenuhi ke-
pentingan-kepentingan kita.
3. Apabila kekacauan potensial
melebihi manfaat dari suatu
pemecahan
4. Untuk menyuruh orang-orang
menjadi tenang dan mencapai
kembali perspektif
5. Apabila tindakan mengumpulkan
informasi dianggap lebih penting
dibandingkan dengan pengambilan
keputusan segera
6. Apabila pihak lain dapat
menyelesaikan konflik yang ada
yang lebih efektif
7. Apabila isu-isu yang ada berkaitan
atau bersifat simtomatik bagi isu-
isu lain
Akomodasi (accomodation) 1. Apabila ternyata bahwa kita salah
(keliru)- atau untuk memungkinkan
didengarnya saran lebih baik,
untuk belajar, dan untuk
menunjukkan bahwa kita cukup
terbuka menerima pendapat-
pendapat lain
2. Apabila isu-isu lebih penting bagi
pihak lain daripada untuk kita
sendiri- guna memuaskan pihak
lain, dan untuk mempertahankan
kerja sama pihak lain
3. Untuk membentuk kredit-kredit
sosial untuk isu-isu masa
mendatang
4. Untuk meminimasi kerugian
apabila kita terdesak dan kalah
5. Apabila kondisi harmoni dan
stabilitas dianggap sangat penting
6. Untuk memungkinkan para
bawahan belajar dari kesalahan-
20
kesalahan mereka
Kompromis (compromise) 1. Apabila tujuan-tujuan memang
penting, tetapi tidak sebanding
dengan upaya untuk mencapainya
2. Apabila para oponen dengan
kekuatan sebanding terikat pada
tujuan-tujuan yang saling
menguntungkan
3. Untuk mencapai penyelesaian
sementara bagi isu-isu yang
kompleks
4. Untuk mencapai pemecahan-
pemecahan cepat karena desakan
waktu
5. Digunakan sebagai suatu landasan
apabila kolaborasi atau persaingan
tidak berhasil
DIMENSI-DIMENSI O
(K. T. Thom
Persaingan
TIF(ASSERTIVENESS)
Asertif
21
sisi bagian yaitu otak kiri dan otak kanan yang masing-masing
memiliki fungsi sendiri-sendiri.
Kita sering salah beranggapan bahwa menguasai otak dapat
dilakukan dengan mengendalikan fisik atau tubuh kita dengan baik.
Memang kemampuan mengelola tubuh yang baik akan berpengaruh
pada kemampuan mengelola cara /pola pikir yang efektif. Dalam
mengelola pola pikir ini sebenarnya kita mengoptimalkan semua
kekuatan yang ada pada diri kita sebagai anugerah Sang Pencipta
kepada manusia. Konon menurut para ahli pada umumnya manusia
baru memanfaatkan kurang dari satu persen kekuatan diri, karena
kita tidak menyadari bahwa masih banyak sumber daya dalam diri
kita yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Mengelola pola pikir pada dasarnya mengubah pola pikir yang
membuat kita mampu mengoptimalkan berbagai sumber daya kita
yang muncul dalam perilaku sehari-hari. Salah satu teknik yang
dikembangkan dalam mengelola pola pikir ini adalah NLP ( Neuro-
Linguistik- Programming).
22
d. Iklim kerja yang kurang mendukung
23
berbeda dari hanya sekedar menjumlahkan bagian-bagian sistem. Sebagai
contoh dapat kita lihat dalam tabel berikut :
24
e. Berfikir hierarki menjadi berfikir jaringan.
Bahwa di dalam setiap organisasi senantiasa terdapat hubungan, baik
antar sesama maupun antar tingkatan atau level yang berbeda.
Mencukupkan diri pada hubungan yang sudah terjalin belaka akan
menjebak kita dalam rutinitas yang akan membelenggu kreativitas serta
hubungan yang lebih luas. Maka dalam upaya memperluas hubungan
dimaksud serta pengembangan diri PNS yang bersangkutan, perlu
menciptakan jejaring kerja yang lebih luas guna memberikan perspektif
baru dalam jenjang herarki alamiah.
Illustrasi:
25
Neuro mengacu pada proses neurology dari lima indera manusia
sebagai lima pintu yang berhubungan langsung dengan otak.
Kata Linguistik menggambarkan adanya keterlibatan bahasa dalam
komunikasi dengan orang lain maupun dengan diri sendiri.
Programming dipergunakan karena mengacu pada bagaimana
memprogram cara berfikir dan perilaku kita sendiri.
Dengan kata lain NLP adalah suatu cara untuk menyaring melalui lima
indera berbagai pengalaman atau hal-hal yang kita hadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
Menurut Grinder dan Bandler , melihat ada tiga pintu yang harus
dipergunakan untuk dapat meningkatkan secara optimal daya saing
seseorang melalui kemampuan menghasilkan kinerja dengan kualitas
tinggi, yaitu :
1. Beliefs (Keyakinan dasar).
Apa yang diyakini seseorang akan menentukan apa yang akan
dicapainya. Ungkapan ”dimana ada keemauan disana ada jalan”
merupakan contoh bagaimana keyakinan dasar dapat menjadi
pendorong utama aktifitas seseorang.
Kebanyakan keyakinan merupakan generalisasi masa lalu
melalui interpretasi pengalaman-pengalaman yang menyakitkan
ataupun menyenangkan. Pada umumnya orang tidak menyadari dalam
memutuskan apa yang akan diyakininya. Tidak jarang keyakinan
pengalaman masa lalunya. Sekali kita meyakini sesuatu, kita lupa
bahwa keyakinan tersebut sebenarnya hanyalah hasil dari suatu
interpretasi, selanjutnya kita memperlakukan keyakinan tersebut
sebagai suatu kenyataan.
2. Sintaksis Mental
Taufik Bahaudin dalam bukunya Brainware Management
mengemukakan bahwa sintaksis mental adalah bagaimana
cara mengorganisasi pikiran kita, sintaksis dapat disamakan
seperti kode yang direkam oleh otak. Kemampuan
mengorganisasi kode yang kita pergunakan akan sangat
mempermudah otak menanggapi apa yang diinginkan yang terekam
oleh otak. Contoh bila kita merekam nomor telepon genggam yang
terdiri dari sepuluh digit akan lebih mwngingatnya bila dibagi dalam tiga
kelompok angka, misalnya xxxx- xx – xxxx atau xxx-xxxx-xxx. Bila
suatu saat kita mengubah pengelompokkan nomor tersebut kita akan
mengalami kesulitan mengigatnya, sebab otak bukan merekam
kesepuluh angka dimaksud tapi kombinasi tiga kelompok angka
sehingga bila susunan berubah, akan menjadi lain bagi otak. Kesulitan
yang sama akan terjadi dalam berkomunikasi dengan orang lain,
manakala terjadi perbedaan mental sintaxnya sebab setiap orang
disadari atau tidak mempunyai mental sintaxnya sendiri.
3. Tubuh atau fisik otak dan tubuh terkait secara menyeluruh satu sama
lain . Karenanya cara kita menggunakan tubuh, bernafas, expresi
muka, gerak tubuh dll, secara langsung menggambarkan bagaimana
perasaan kita atau posisi otak kita saat itu.
26
Pada dasarnya ada dua posisi otak, yaitu posisi positif: yakin diri, cinta,
kegembiraan dan lainnya yang memberikan kekutan pada kita dan
posisi negatif berupa rasa galau, takut, depresi, sedih, frustasi yang
membuat kita menjadi lemah.
Ai Ai
Mendengar suarasehat Mendengar suara
dalam:”Anda harus dalam:”Saya tidak mau
membersihkannya”. membersihkannya”.
Pogram
Menunda
Ve : Ve :
Melihat kamar yang Menggambarkan
berantakan pekerjaan yang berat
K l:
Merasa tidak berdaya
27
Kenapa ”Program Menunda” mampu secara efektif membuat kita
menunda, adalah karena program ini tidak koheren artinya ada bagian
dalam diri kita yang saling bertentangan atau konflik. ( Koheren =
konsisten secara logika dan estetika, bersatu secara harmonis atau
kredibel).
28
MIND SETTING
Oleh :
Lukman Hermawan
Widyaiswara Utama
29
Daftar Pustaka
30