Professional Documents
Culture Documents
RANCANGAN PERATURAN
PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
PENYELENGGARAAN PENYIARAN
LEMBAGA PENYIARAN KOMUNITAS
Disusun oleh :
Bagian Pertama
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang ..................................................................................4
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan dan Kegunaan ........................................................................5
D. Ruang Lingkup ..................................................................................5
Bagian Kedua
Peraturan Pemerintah
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
2. Kegunaan Naskah Akademik ini sebagai pedoman dan bahan awal yang
memuat gagasan tentang urgensi, pendekatan, ruang lingkup dan materi
muatan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan
Penyiaran Lembaga Penyiaran Komunitas.
D. Ruang Lingkup
5. Evaluasi dan monitoring, serta hal-hal lain yang terkait erat dengan
lembaga penyiaran komunitas.
2
DASAR HUKUM
Peraturan Perundang-undangan
Pasal 21
(1) Lembaga Penyiaran Komunitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 ayat (2) huruf c merupakan lembaga penyiaran yang berbentuk
badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat
independen, dan tidak komersial, dengan daya pancar rendah, luas
jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan
komunitasnya.
(2) Lembaga Penyiaran Komunitas sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) diselenggarakan:
a. tidak untuk mencari laba atau keuntungan atau tidak merupakan
bagian perusahaan yang mencari keuntungan semata; dan
b. untuk mendidik dan memajukan masyarakat dalam mencapai
kesejahteraan, dengan melaksanakan program acara yang
meliputi budaya, pendidikan, dan informasi yang
menggambarkan identitas bangsa.
(3) Lembaga Penyiaran Komunitas merupakan komunitas nonpartisan
yang keberadaan organisasinya:
a. tidak mewakili organisasi atau lembaga asing serta bukan
komunitas internasional;
b. tidak terkait dengan organisasi terlarang; dan
c. tidak untuk kepentingan propaganda bagi kelompok atau
golongan tertentu.
Pasal 22
(1) Lembaga Penyiaran Komunitas didirikan atas biaya yang diperoleh
dari kontribusi komunitas tertentu dan menjadi milik komunitas
tersebut.
(2) Lembaga Penyiaran Komunitas dapat memperoleh sumber
pembiayaan dari sumbangan, hibah, sponsor, dan sumber lain yang
sah dan tidak mengikat.
Pasal 23
(1) Lembaga Penyiaran Komunitas dilarang menerima bantuan dana
awal mendirikan dan dana operasional dari pihak asing.
(2) Lembaga Penyiaran Komunitas dilarang melakukan siaran iklan
dan/atau siaran komersial lainnya, kecuali iklan layanan
masyarakat.
Pasal 24
(1) Lembaga Penyiaran Komunitas wajib membuat kode etik dan tata
tertib untuk diketahui oleh komunitas dan masyarakat lainnya.
(2) Dalam hal terjadi pengaduan dari komunitas atau masyarakat lain
terhadap pelanggaran kode etik dan/atau tata tertib, Lembaga
Penyiaran Komunitas wajib melakukan tindakan sesuai dengan
pedoman dan ketentuan yang berlaku.
Bagian Kesepuluh
Rencana Dasar Teknik Penyiaran dan
Persyaratan Teknis Perangkat Penyiaran
Pasal 32
(1) Setiap pendirian dan penyelenggaraan penyiaran wajib memenuhi
ketentuan rencana dasar teknik penyiaran dan persyaratan teknis
perangkat penyiaran.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai rencana dasar teknik penyiaran
dan persyaratan teknis perangkat penyiaran sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) disusun lebih lanjut oleh KPI bersama Pemerintah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Kesebelas
Perizinan
Pasal 33
(1) Sebelum menyelenggarakan kegiatannya lembaga penyiaran wajib
memperoleh izin penyelenggaraan penyiaran.
(2) Pemohon izin wajib mencantumkan nama, visi, misi, dan format
siaran yang akan diselenggarakan serta memenuhi persyaratan
sesuai dengan ketentuan undang-undang ini.
(3) Pemberian izin penyelenggaraan penyiaran sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) berdasarkan minat, kepentingan dan kenyamanan
publik.
(4) Izin dan perpanjangan izin penyelenggaraan penyiaran diberikan
oleh negara setelah memperoleh:
a. masukan dan hasil evaluasi dengar pendapat antara pemohon
dan KPI;
b. rekomendasi kelayakan penyelenggaraan penyiaran dari KPI;
c. hasil kesepakatan dalam forum rapat bersama yang diadakan
khusus untuk perizinan antara KPI dan Pemerintah; dan
d. izin alokasi dan penggunaan spektrum frekuensi radio oleh
Pemerintah atas usul KPI.
(5) Atas dasar hasil kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(4) huruf c, secara administratif izin penyelenggaraan penyiaran
diberikan oleh Negara melalui KPI.
(6) Izin penyelenggaraan dan perpanjangan izin penyelenggaraan
penyiaran wajib diterbitkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja
setelah ada kesepakatan dari forum rapat bersama sebagaimana
dimaksud dalam ayat (4) huruf c.
(7) Lembaga penyiaran wajib membayar izin penyelenggaraan
penyiaran melalui kas negara.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan
perizinan penyelenggaraan penyiaran disusun oleh KPI bersama
Pemerintah.
BAB VIII
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 55
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 ayat (2), Pasal 20, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 26 ayat
(2), Pasal 27, Pasal 28, Pasal 33 ayat (7), Pasal 34 ayat (5) huruf a,
huruf c, huruf d, dan huruf f, Pasal 36 ayat (2), ayat (3), dan ayat
(4), Pasal 39 ayat (1), Pasal 43 ayat (2), Pasal 44 ayat (1), Pasal 45
ayat (1), Pasal 46 ayat (6), ayat (7), ayat (8), ayat (9), dan ayat
(11), dikenai sanksi administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat
berupa :
a) teguran tertulis;
b) penghentian sementara mata acara yang bermasalah setelah
melalui tahap tertentu;
c) pembatasan durasi dan waktu siaran;
d) denda administratif;
e) pembekuan kegiatan siaran untuk waktu tertentu;
f) tidak diberi perpanjangan izin penyelenggaraan penyiaran;
g) pencabutan izin penyelenggaraan penyiaran.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan pemberian sanksi
administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
disusun oleh KPI bersama Pemerintah.
3
KEGIATAN LEMBAGA PENYIARAN KOMUNITAS SAAT INI
Dari keterangan diatas diketahui Radio Komunitas telah ada dan menjadi
bagian dari komunitas di Indonesia. Walaupun dalam pembahasan UU
penyiaran 2002 radio komunitas tidak disetujui keberadaanya oleh pemerintah
dan juga industri penyiaran radio karena dinilai hanya menghabiskan frekuensi
gelombang elektromagnetik yang sangat terbatas. Selain itu pemerintah juga
beragumentasi bahwa peran-peran Lembaga Penyiaran Komunitas sudah
diakomodasi dalam lembaga penyiaran publik. Namun pertarungan yang
dimenangkan publik dengan dimasukkannya Lembaga Penyiaran Komunitas
sebagai bagian dari Lembaga Penyiaran yang diakui pemerintah.
Komunitas berasal dari kata community yang berarti “sekelompok orang yang
hidup disuatu tempat” serta “sekelompok orang dengan kepentingan atau
ketertarikan yang sama”. Dari konsep tersebut dapat dirumuskan 3 jenis
komunitas. Pertama, komunitas yang terbentuk berdasarkan batasan-batasan
geografis. Kedua, komunitas yang terbentuk berdasarkan kesamaan identitas.
Ketiga, komunitas yang terbentuk karena kesamaan minat, kepedulian dan
kepentingan. Konsep Lembaga Penyiaran komunitas meminjam asas demokrasi,
dimana Lembaga Penyiaran komunitas didirikan oleh, dari dan untuk
komunitasnya. Lembaga Penyiaran komunitas adalah lembaga penyiaran radio
atau televisi yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas
tertentu, bersifat independen, dan tidak komersial dengan daya pancar rendah,
luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan
komunitasnya. Radio Komunitas merujuk pada stasiun penyiaran radio yang
didirikan oleh dan untuk komunitas tertentu, tidak bersifat komersial dan
muatannya sebagian besar tentang dinamika dan kebutuhan komunitas itu
sendiri.
Radio komunitas umumnya menggunakan gelombang radio FM atau AM dengan
daya pancar terbatas (very low transmitter) sehingga luas daerah layanannya
juga terbatas.
C. Televisi Komunitas
Sesuai dengan ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan bumi,
air dan ruang angkasa yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
digunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, terkandung suatu asas
pemanfaatan secara ekonomi terhadap kekayaan negara demi sebesar-besar
kemakmuran rakyat. Kekayaan alam yang dimaksud termasuk spektrum
frekuensi atau gelombang elektromagnetik yang digunakan untuk kegiatan
penyiaran dan telekomunikasi yang merupakan sumber daya alam yang
terbatas sehingga pemanfaatannya perlu diatur secara efektif dan efisien.
Secara spesifik dijelaskan dalam UU Penyiaran Nomor 32 tahun 2002 pasal 1
ayat 8; bahwa spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam terbatas
dan merupakan kekayaan nasional yang harus dijaga dan dilindungi oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sesuai
dengan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.
b) Keadilan
Bahwa untuk menjaga integrasi nasional, kemajemukan masyarakat
dan terlaksananya otonomi daerah maka perlu dibentuk sistem
penyiaran nasional yang menjamin terciptanya tatanan sistem
penyiaran yang adil, merata dan seimbang guna mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pengelolaan, pengalokasian dan penggunaan spektrum frekuensi radio
harus tetap berlandaskan pada asas keadilan bagi semua lembaga
penyiaran dan pemanfaatannya dipergunakan untuk kemakmuran
masyarakat seluas-luasnya, sehingga terwujud diversity of ownership
dan diversity of content dalam dunia penyiaran.
1) Informasi
Bahwa lembaga penyiaran komunitas merupakan media informasi dan
komunikasi yang mempunyai peran penting dalam penyebaran
informasi yang seimbang dan setimpal di masyarakat, memiliki
kebebasan dan tanggungjawab dalam menjalankan fungsinya sebagai
media informasi, pendidikan, hiburan, kontrol serta perekat sosial.
Dalam pernyataan yang dibuat oleh Paulus Widiyanto, Ketua Pansus RUU
penyiaran dan RUU kebebasan memperoleh informasi publik; bahwa
“pemerintah tidak setuju adanya lembaga penyiaran komunitas, juga
industri penyiaran radio menolak kehadiran lembaga penyiaran komunitas
dan radio siaran pemerintah daerah, karena dinilai hanya menghabiskan
gelombang elektromagnetik yang sangat terbatas“. Penjelasan lebih lanjut
mengenai interaksi kekuasaan negara vs publik dalam pembahasan
kehadiran Lembaga Penyiaran Komunitas dalam UU no 32 tahun 2002
termuat dalam tabel yang dibuat oleh Muhammad Mufid.
4 Sanksi Banyak, luas dan Perlu dikurangi PPNS Banyak, luas dan
berat tidak perlu berat
Ada PPNS (Penyidik Ada PPNS
Pegawai Negeri
Sipil)
Radio :
Television :
“TV will not work as background. It enggages you. You have to be with it....the
cool TV medium promotes depth structures in art and entertainment alike and
sreates audience involment in depth as well.....this scarcely a single area of
established relatonships, from home and chruch to school and market that has
not been profoundly distrubed in its pattern and texture.”
b. Respon dan reaksi terhadap pesan dari media tidak akan terjadi
secara langsung dan segera tetapi melalui perantara dan
dipengaruhi oleh hubungan-hubungan sosial tersebut
Secara garis besar, menurut teori ini bahwa media massa tidak
bekerja dalam suatu kevakuman sosial, tetapi memiliki suatu akses
kedalam jaringan hubungan sosial yang snagat kompleks dna bersaing
dengan sumber-sumber gagasan, pengetahuan dan kekuasaan yang
lainnya.
3). Teori Difusi Inovasi
3) Prinsip Demokrasi
Demokratis-Participan Model
Berdasarkan Powerfull Medium yang terinspirasi oleh mahzab kritis
dengan sifat komunikasi dua arah (two way communication)
5
ARAHAN MATERI MUATAN
Berdasarkan latar belakang, permasalahan, dan analisis hukum tersebut pada
Bab-bab terdahulu maka, materi muatan naskah akademik yang disusun dalam
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga
Penyiaran Komunitas dituangkan dalam bentuk ketentuan umum yang memuat
istilah-istilah / pengertian-pengertian dan materi muatan konsepsi, pendekatan
dan asas-asas dari materi hukum sebagai berikut :
A. Ketentuan Umum
1. Siaran penyiaran, penyiaran radio, penyiaran televisi, siaran iklan, siran
iklan layanan masyarakay, spektrum frekuensi radio, lembaga
penyiaran, pemerintah dan izin penyelenggaraan penyiaran adalah
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang nomor 32 tahun 2002
tentang Penyiaran
2. Lembaga penyiaran komunitas adalah lembaga penyiaran radio atau
televisi yang berbentuk badan hukum indonesia, didirikan oleh
komunitas tertentu, bersifat independen dan tidak komersial dengan
daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk
melayani kepentingan komunitasnya.
3. Komunitas ......
4. Arsip Siaran....
5. Wilayah Jangkauan Siaran....
6. Klasifikasi acara siaran....
7. Forum rapat bersama adalah suatu wadah koordinasi antara Komisi
Penyiaran Indonesia dan Pemerintah ditingkat pusat yang berwenang
memutuskan untuk menerima tau menolaj permohonan izin
penyelenggaraan penyiaran dan perpanjangan izizn penyelenggaraan
penyiaran
8. Pemohon adalah perseorangan, warga negara Indonesia yang
bertindak untuk dan atas nama badan hukum Indonesia
9. Menteri adalah menteri yang ruan lingkup tugas dan tanggung
jawabnya dibidang komunikasi dan informatika
10. Komisi penyiaran Indonesia selanjutnya disebut KPI adalah lembaga
negra yang bersifat independen yang ada dipusat dan ada didaerah
sebagai wujud peranserta masyarakat dibidang penyiran yang tugas
dan wewenangnya diatur dalam Undang-Undang nomor 32 Tahun 2002
tentang Penyiaran
B. Materi Muatan
6
PENUTUP
Oleh sebab itu komunitas dapat menuangkan seluruh gagasan, keinginan dan
cita-citanya tentang penyelenggaraan penyiaran lembaga penyiaran komunitas
dalam Naskah akademik ini. Sehingga nantinya pasal-pasal yang termuat dalam
Peraturan Pemerintah ini sudah mewakili apa yang telah diusulkan tersebut
.
DAFTAR PUSTAKA
Situs Web :
http://www.depkominfo.go.id , browsing 2 April 2008
http://www.wikipedia.com, browsing 28 April 2008
http://www.kompas.com, browsing 5 Mei 2008
http://www.google.co.id