Professional Documents
Culture Documents
Bangsa Indonesia di mata dunia dianggap sebagai bangsa terkorup di Asia. Image
negartif ini dilekatkan setelah anggaran dana yang seharusnya dinikmati rakyat dalam bentuk
pemberdayaan sumber daya manusia maupun pembangunan fisik dikorupsi oleh para pejabatnya,
sehingga tidak heran kalau para pejabat Indonesia kaya-kaya dari hasil korupsi yang dilakukan,
sementara rakyatnya dalam kemiskinan. Akibat merajalelanya korupsi ini jurang kesenjangan
antara si kaya dan si miskin semakin terpaut jauh.
Ironisnya wabah korupsi tidak lagi dilakukan secara individu dengan malu-malu dan
sembunyi-sembunyi. Sekarang trend terbaru korupsi dilakukan secara berjama’ah, tanpa tedeng
aling-aling. Korupsi telah mengakar kuat dalam budaya bangsa yang katanya religius ini,
sehingga level korupsi di Indonesia sudah termasuk korupsi sistemik.
Kalau sudah demikian halnya, maka seharusnya setiap elemen warga bangsa
menyatakan perang terhadap tindak korupsi ini demi menyelamatkan nama baik bangsa yang
susah payah dirintis oleh para founding fathers bangsa ini dan juga untuk menyelamatkan masa
depan generasi yang akan datang. Perang terhadap korupsi bisa dilakukan dengan segala upaya
mulai dari reformasi birokrasi, penegakan supremasi hukum dan juga memaksimalkan peranan
agama. Upaya terakhir (maksimalisasi peranan agama) menurut penulis bisa dilakukan dengan
mencoba merombak doktrin-doktrin agama yang bisa dijadikan ‘senjata’ untuk ikut memberantas
korupsi.
Penelitian ini merupakan usaha konkrit dalam rangka merealisasikan usaha tersebut.
Oleh karena itu, yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana konsep-
konsep hukum Islam tentang korupsi dan bagaimana pula kontribusinya terhadap pemberantasan
tindak pidana korupsi di Indonesia.
Asia. Indonesia terkorup di antara 12 negara di Asia, diikuti India dan Vietnam. Thailand,
Malaysia, dan Cina berada pada posisi keempat. Sementara negara yang menduduki peringkat
terendah tingkat korupsinya adalah Singapura, Jepang, Hongkong, Taiwan dan Korea Selatan.
Pencitraan Indonesia sebagai negara paling korup berada pada nilai 9,25 derajat, sementara India
8,9; Vietman 8,67; Singapura 0,5 dan Jepang 3,5 derajat dengan dimulai dari 0 derajat sampai
10.1
Hasil riset yang dilakukan oleh berbagai lembaga, juga menunjukkan bahwa tingkat
korupsi di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam ini termasuk yang paling
Times, sekali waktu pernah menjuluki Indonesia sebagai the envelope country.
Mantan ketua Bappenas, Kwik Kian Gie, menyebut lebih dari Rp.300 triliun dana dari
penggelapan pajak, kebocoran APBN, maupun penggelapan hasil sumberdaya alam, menguap
masuk ke kantong para koruptor. Di samping itu, korupsi yang biasanya diiringi dengan kolusi,
juga membuat keputusan yang diambil oleh pejabat negara menjadi tidak optimal. Heboh
privatisasi sejumlah BUMN, lahirnya perundang-undangan aneh semacam UU Energi, juga RUU
SDA, impor gula dan beras dan sebagainya dituding banyak pihak sebagai kebijakan yang sangat
Indonesia sebagai salah satu negara terkorup di dunia, pejabat dan birokrat
di negara ini dicap sebagai tukang rampok, pemalak, pemeras, benalu,self
seeking, dan rent seeker, khususnya di hadapan pengusaha baik kecil maupun
besar, baik asing maupun pribumi. Ini berbeda dengan, konon, birokrat Jepang dan Korea
Selatan yang membantu dan mendorong para pengusaha untuk melebarkan sayapnya, demi
kekayaan. Bila sekarang kesenjangan kaya dan miskin sudah sedemikian menganga, maka
korupsi makin melebarkan kesenjangan itu karena uang terdistribusi secara tidak sehat atau
dengan kata lain tidak mengikuti kaedah- kaedah ekonomi sebagaimana mestinya. Koruptor
makin kaya, yang miskin semakin miskin. Akibat lainnya, karena uang seolah mudah diperoleh,
sikap konsumtif menjadi semakin merangsang, tidak ada dorongan kepada pola produktif,
akhirnya timbul inefisiensi dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi yang telah tersedia.4
Korupsi memang sudah mengakar kuat dan masuk ke setiap lini kehidupan bangsa
Indonesia, oleh karenanya segala daya dan kekuatan bangsa ini harus dicurahkan untuk
memberantas penyakit kronis ini. Salah satu kekuatan yang masih tersisa menurut penulis adalah
kekuatan agama, apalagi bangsa ini adalah bangsa yang religius. Mayoritas penduduknya
beragama Islam yang salah satu doktrin agama tersebut adalah menentang segala bentuk
untuk meneliti postulat hukum Islam kaitannya dengan korupsi dan bagaimana perspektif dan
Sejauh pengetahuan penulis, kata korupsi secara literer memang tidak ditemukan dalam
khasanah hukum Islam, tetapi substansi dan persamaannya bisa dicari dan ditelusuri dalam
membahas tentang korupsi yang terjadi di Indonesia mulai dari sejarahnya, sebab- sebab, akibat
sampai peraturan dan institusi pemberantasannya. Kemudian karya S.H. Alatas yang berjudul
dalamnya tentang definisi korupsi, fungsi, sebab-sebab, dan cara pencegahannya. Buku lainnya
adalah Controlling Corruption buah karya Robert Klitgaard yang dialihbahasakan oleh Hermoyo
dengan judul Membasmi Korupsi7. Buku ini secara komprehensif menjelaskan tentang korupsi
secara khusus membahas korupsi di Indonesia, meski demikian buku ini tetap penting untuk
salah satu bagian dari hukum pidana khusus, maka tindak pidana korupsi mempunyai
kekhususan tertentu, ditinjau dari aspek hukum acara dan hukum materialnya8.
Kemudian literatur keislaman yang berkaitan dengan masalah korupsi adalah buku yang
berjudul Al-Halal wa al-Haram Fi al-Islam tulisan Dr. Muhammad Yusuf al-Qardawi. Dalam sub
salah satu bentuk jarimah ta’zir. Dalam buku tersebut hanya mencontohkan kasus penyuapan
terhadap hakim yang dilakukan oleh pelaku tindak pidana supaya hukumannya diringankan.
Sultaniyah10
syara’ adanya larangan yang diancam dengan hukumanhad danta’zir, dan berbuat atau tidak
digolongkan ke dalam jarimah ta’zir yang macam dan batasan hukumnya diserahkan kepada penguasa selama
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’ah serta dapat mewujudkan al maslahah al ‘ammah. Di
samping itu, UU Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sudah sesuai dengan
Kemudian ada buku yang ‘sepertinya’ berasal dari kumpulan ceramah berjudul Korupsi Dalam
Perspektif Agama-Agama diterbitkan oleh LP3 UMY12. Buku yang merupakan kumpulan tulisan tersebut
menjelaskan tentang korupsi dari sudut pandang agama-agama, tetapi lebih menekankan kepada aspek
moralnya saja. Dengan kata lain, pemberdayaan agama untuk menjalankan fungsinya sebagai moral force