You are on page 1of 2

Desain konseptual pola pengangkutan sayuran antar pulau

Sayuran merupakan komoditi yang mudah rusak, dimana umur simpan sayur terbatas.
Pola pengangkutan sayuran antar pulau dari Jawa timur ke Banjarmasin pada saat ini
menggunakan Kapal roro pada semua jenis sayuran, dimana sayuran tersebut dikirim
tanpa dilengkapi dengan pendingin. Akibatnya pada sayuran yang memiliki umur
simpan yang pendek dan rentan terhadap kerusakan karena benturan mengalami
kerusakan 5 -10% dari berat awal. Hal ini membuat biaya pengangkutan per unit
sayur menjadi mahal karena kerugian tersebut dibebankan pada konsumen akhir.

Pola pengangkutan seharusnya dibagi menjadi 2 yaitu pengangkutan tanpa pendingin


pada komoditi yang memiliki umur simpan yang panjang seperti kentang, bawang
merah dan wortel dan pengangkutan dengan pendingin untuk sayuran yang memiliki
masa simpan yang pendek seperti sawi, tomat, kubis dan cabai. Media transportasi
yang digunakan adalah kapal container. Hasil dari analisis adalah biaya angkut
tersebut menjadi lebih murah jika dibandingkan pola sebelumnya yang mengunakan
kapal roro untuk semua jenis sayur.

Dalam mengatasi permasalahan keterlambatan kedatangan kapal, para agen sayur


antar pulau dapat mengunakan gudang pendingin pada daerah tujuan. Gudang
pendingin tersebut berfungsi untuk menjaga persediaan aman sayuran untuk konsumsi
hari berikutnya. Biaya yang dibutuhkan adalah Rp.100/kg/hari. Keputusan ini lebih
murah daripada pola saat ini yang menggunakan pesawat kargo yang memiliki biaya
angkut sebesar Rp.6000/kg

Conceptual design of transportation between islands vegetables

Vegetables are a perishable commodity, where a limited shelf life of vegetables. The
pattern of inter-island transport of vegetables from East Java to Banjarmasin currently
uses roro ship on all types of vegetables, where the vegetables are sent without
equipped with cooling. As a result, the vegetables that have a short shelf life and are
vulnerable to damage due to collision damage 5 -10% of initial weight. This makes
the transportation cost per unit of vegetables to be expensive because the losses are
charged to the final consumer.

Transportation pattern should be divided into two ie without refrigeration in the


transport of commodities that have a long shelf life, such as potato, onion and carrot
and transportation with refrigeration to store the vegetables which have a short period
such as mustard greens, tomatoes, cabbage and bell peppers. Transport media used are
container ships. Results of the analysis is the cost of transport has become more
expensive when compared to previous patterns of use roro vessel for all kinds of
vegetables.
In overcoming the problems of delay arrival of the vessel, the agents can use
vegetable warehouse interisland air on the destination area. Warehouse cooling
functions to maintain a safe supply of vegetables for consumption the next day. Fee
required is Rp.100/kg/hari. This decision is cheaper than the current pattern of use of
cargo planes that have a transportation fee for Rp.6000/kg

Keywords: vegetables, transportation, warehouse cooling, shelf life

You might also like