You are on page 1of 11

EKONOMI REGIONAL MARITIM – MN 091471

PEMODELAN SISTEM – MN 1461

TUGAS I (5 Oktober 2010)


MENGULAS JURNAL TENTANG SISTEM REAL
1.1 ”KLASIFIKASI SUMBER DAYA MARITIM DAN KAITANNYA
”MODEL
DENGAN SIMULASI OPERASI PELABUHAN PENYEBERANGAN”
KESEJAHTERAAN”
(STUDI KASUS PELABUHAN PENYEBERANGAN KETAPANG GILIMANUK)
1.2

1.3I Putu Agi Sumara Jaya (4107.100.017)


1.4Gede
Gede Wahyu
Wahyu Yoga
Yoga Dana (4107.100.049)
Dana (4107.100.049)

1.5Agus Putra Wicaksana (4107.100.050)


1.6A.A.Dosen
Lanang Oka (4107.100.099)
1.7 Ir. Tri Achamdi, Ph.D.

1.8Dosen

Ir. Sri Gunani Partiwi, M.T.


BIDANG STUDI TRANSPORTASI LAUT DAN LOGISTIK
1.9 JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
1.10 FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
1.11 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
1.12 SURABAYA 2010
SURABAYA 2010
1
Bab 1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Bidang kelautan yang didefinisikan sebagai sektor perikanan, pariwisata bahari,
pertambangan laut, industri maritim, perhubungan laut, bangunan kelautan, dan jasa
kelautan, merupakan andalan dalam menjawab tantangan dan peluang Indonesia dalam
menghadapi persaingan global. Pernyataan tersebut didasari bahwa potensi sumberdaya
kejautan yang besar yakni 75% wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
adalah laut dan selama ini telah memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi
keberhasilan pembangunan nasional. Sumbangan yang sangat berarti dari sumberdaya
kelautan tersebut, antara lain berupa penyediaan bahan kebutuhan dasar, peningkatan
pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, perolehan devisa dan pembangunan daerah.
Dengan potensi wilayah laut yang sangat luas dan sumberdaya alam serta sumberdaya
manusia yang dimiliki Indonesia kelautan sesungguhnya memiliki keunggulan
komparatif, keunggulan kooperatif dan keunggulan kompetitif untuk menjadi sektor
unggulan dalam kiprah pembangunan nasional dimasa depan..

Potensi kekayaan laut Indonesia juga merupakan kekayaan yang besar, baik
sumberdaya yang dapat pulih (seperti perikanan, hutan mangrove, dan terumbu karang)
maupun sumberdaya yang tidak dapat pulih (seperti minyak dan gas bumi serta mineral
atau bahan tambang lainnya). Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan
keanekaragaman hayati (biodiversity) laut terbesar didunia, karena memiliki ekosistem
pesisir seperti hutan mangrove, terumbu karang, dan padang lamun (sea grass) yang
sangat luas dan beragam. Potensi lestari sumberdaya perikanan laut sebesar 6,7 juta ton
per tahun dan yang telah dimanfaatkan sekitar 48 %[ CITATION Dew09 \l 1033 ].

Dengan banyaknya sumber daya maritim yang ada di Indonesia maka diperlukan
adanya suatu identifikasi akan sumber daya tersebut. Oleh karena itu makalah ini akan
membahas mengenai berbagai sumber daya maritim yang ada di Indonesia baik yang
dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui (unrenewable resources) serta hubungannya dalam mensejahterakan
bangsa Indonesia.

1
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah mengidentifikasi potensi sumber daya
maritim di Indonesia serta peran dan fungsinya untuk mensejahterahkan bangsa
Indonesia.

2
Bab 2. Pembahasan

2.1 Potensi Sumber Daya Maritim Indonesia


Potensi Wilayah pesisir dan laut Indonesia jika dipandang dari segi
pembangunan dapat digolongkan menjadi empat[ CITATION Pro05 \l 1033 ].
Pembagian tersebut adalah :

1. Sumberdaya yang dapat diperbaharui seperti; Perikanan (Tangkap,


Budidaya,dan Pascapanen), Hutan mangrove, Terumbu karang, Industri
Bioteknologi Kelautan dan Pulau-pulau kecil.
2. Sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui seperti; Minyak bumi dan Gas,
Bahan tambang dan mineral lainnya serta Harta Karun.
3. Energi Kelautan seperti; Pasang-surut, Gelombang, Angin, OTEC
(OceanThermal Energy Conversion).
4. Jasa-jasa Lingkungan seperti; Pariwisata, Perhubungan dan Kepelabuhanan serta
penampung (penetralisir) limbah.

Tabel 2.1. Klasifikasi Sumber Daya Maritim


Sumber Daya yang
Sumber Daya yang Jasa - Jasa
No Tidak Dapat Energi Kelautan
Dapat Diperbaharui Lingkungan
Diperbaharui
Perikanan (tangkap,
1 budidaya, dan Minyak Bumi Pasang Surut Pariwisata
pascapanen)
2 Hutan Mangrove Gas Gelombang Perhubungan
3 Terumbu Karang Bahan Tambang Angin dan Matahari Kepelabuhanan
OTEC
Industri Bioteknologi Penetralisir
4 Mineral (OceanThermal
Kelautan Limbah
Energy Conversion)
5 Pulau - Pulau Kecil Harta Karun  Arus Laut  

2.1.1 Sumber Daya yang Dapat Diperbaharui


Potensi wilayah pesisir dan lautan lndonesia dipandang dari segi Perikanan
meliputi; Perikanan Laut (Tuna/Cakalang, Udang, Demersal, Pelagis Kecil, dan lainnya)
sekitar 4.948.824 ton/tahun, dengan taksiran nilai US$ 15.105.011.400, Mariculture

3
(rumput laut, ikan, dan kerang-kerangan serta Mutiara sebanyak 528.403 ton/tahun,
dengan taksiran nilai US$ 567.080.000, Perairan Umum 356.020 ton/tahun, dengan
taksiran nilai US$ 1.068.060.000, Budidaya Tambak 1.000.000 ton/tahun, dengan
taksiran nilai US$ 10.000.000.000, Budidaya Air Tawar 1.039,100 ton/tahun, dengan
taksiran nilai US$ 5.195.500.000, dan Potensi Bioteknologi Kelautan tiap tahun sebesar
US$ 40.000.000.000, secara total potensi Sumberdaya Perikanan Indonesia senilai US$
71.935.651.400 dan yang baru sempat digali sekitar US$ 17.620.302.800 atau 24,5 %.
Potensi tersebut belum termasuk hutan mangrove, terumbu karang serta potensi pulau –
pulau pesisir Indonesia [ CITATION Dew09 \l 1033 ].

2.1.2 Sumber Daya yang Tidak Dapat Diperbaharui


Pesisir dari Laut Indonesia memiliki cadangan minyak dan gas, mineral dan
bahan tambang yang besar. Dari hasil penelitian BPPT (1998) dari 60 cekungan minyak
yang terkandung dalam alam Indonesia, sekitar 70 persen atau sekitar 40 cekungan
terdapat di laut. Dari 40 cekungan itu 10 cekungan telah diteliti secara intensif, 11 baru
diteliti sebagian, sedangkan 29 belum terjamah. Diperkirakan ke-40 cekungan itu
berpotensi menghasilkan 106,2 miliar barel setara minyak, namun baru 16,7 miliar barel
yang diketahui dengan pasti, 7,5 miliar barel di antaranya sudah dieksploitasi.
Sedangkan sisanya sebesar 89,5 miliar barel berupa kekayaan yang belum terjamah.
Cadangan minyak yang belum terjamah itu diperkirakan 57,3 miliar barel terkandung di
lepas pantai, yang lebih dari separuhnya atau sekitar 32,8 miliar barel terdapat di laut
dalam. Sementara itu untuk sumberdaya gas bumi, cadangan yang dimiliki Indonesia
sampai dengan tahun 1998 mencapai 136,5 Triliun Kaki Kubik (TKK). Cadangan ini
mengalami kenaikan bila dibandingkan tahun 1955 yang hanya sebesar 123,6 Triliun
Kaki Kubik. Sedangkan Potensi kekayaan tambang dasar laut seperti aluminium,
mangan, tembaga, zirconium, nikel, kobalt, biji besi non titanium, vanadium, dan lain
sebagainya yang sampai sekarang belum teridentifikasi dengan baik sehingga
diperlukan teknologi yang maju untuk mengembangkan potensi tersebut.

2.1.3 Energi Kelautan


Indonesia memiliki banyak pulau dan selat yang menyebabkan arus laut akibat
interaksi bumi - bulan - matahari mengalami percepatan saat melewati selat-selat
tersebut, sehingga wilayah Indonesia memiliki prospek energi arus laut yang sangat
baik. Penggunaan energi arus laut memiliki beberapa keuntungan, yaitu ramah

4
lingkungan dan mempunyai intensitas energi kinetik yang besar dibandingkan dengan
energi terbarukan yang lain. Hal ini disebabakn karena densitas air laut 830 kali lipat
densitas udara sehingga dengan kapasitas yang sama, turbin arus laut akan jauh lebih
kecil di bandingkan dengan turbin angin. Selain itu, pemanfaatan energi laut tidak
memerlukan perancangan struktur yang kekuatannya berlebihan seperti turbin angin
yang dirancang dengan memperhitungkan adanya angin topan karena kondisi fisik pada
kedalaman tertentu cenderung tenang dan dapat diperkirakan.

Namun demikian pemanfaatan energi laut juga memiliki beberapa kelemahan,


yaitu output-nya mengikuti grafik sinusoidal sesuai dengan respons pasang surut akibat
gerakan interaksi Bumi-Bulan-Matahari. Pada saat pasang purnama, kecepatan arus
akan deras sekali, saat pasang perbani, kecepatan arus akan berkurang kira-kira
setengah dari pasang purnama. Kekurangan lainnya adalah biaya instalasi dan
pemeliharaannya yang cukup besar. Kendati demikian, bila turbin arus laut dirancang
dengan kondisi pasang perbani, yakni saat di mana kecepatan arus paling kecil, dan
dirancang untuk bekerja secara terus-menerus tanpa reparasi selama lima tahun, maka
kekurangan ini dapat diminimalkan dan keuntungan ekonomisnya sangat besar. Hal
yang terakhir ini merupakan tantangan teknis tersendiri untuk para insinyur dalam
desain sistem turbin, sistem roda gigi, dan sistem generator yang dapat bekerja secara
terus-menerus selama lebih kurang lima tahun.

Energi laut atau energi samudera dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yaitu
energi panas laut, energi pasang surut, dan energi gelombang. Pemanfaatan energi
samudera kebanyakan masih dalam tahap percobaan, namun beberapa dari teknologinya
memiliki potensi untuk menjadi sumber energi utama dan saat ini sedang diujicobakan.
Samudera dapat menghasilkan dua macam energi, yaitu: (1) energi termal, yang berasal
dari panas matahari; dan (2) energi mekanik, yang berasal dari pasang surut,
gelombang, dan arus laut. Sebagai negara maritim, Indonesia relatif memiliki wilayah
yang potensial untuk pemanfaatan energi samudera.

2.1.4 Jasa – Jasa Lingkungan


Jasa kelautan terdiri dari segala jenis kegiatan yang bersifat menunjang dan
mempelancar kegiatan sektor kelautan seperti jasa pelayaran, pelabuhan, keselamatan
pelayaran, perdagangan, pariwisata, pengembangan sumberdaya kelautan seperti

5
pendidikan, pelatihan dan penelitian. Sektor pelayaran misalnya memegang peranan
penting karena dapat memperlancar transaksi antar pulau, sehingga dapat merangsang
pertumbuhan ekonomi pada wilayah berkembang. Selain itu, transportasi laut juga dapat
menjadi sarana untuk melayani mobilitas manusia, barang, dan jasa, baik di dalam
negeri maupun ke dan dari luar negeri, sebab lebih dari 90 % volume barang
ekspor/impor diangkut melalui laut dan sekitar 88 % pergerakan barang antar pulau
nasional diangkut melalui laut [ CITATION Dew09 \l 1033 ].

Pariwisata bahari juga merupakan salah satu aset bangsa Indonesia karena
negara kira merupakan salah saru negara maritim yang memiliki garis pantai terpanjang
(95.181 km). Sepanjang garis pantai itu tumbuh keanekaragaman hayati yang
menakjubkan, yang menjadi magnet yang menarik orang untuk mengunjunginya.
Keragaman yang ditawarkan oleh wisata bahari ini bahkan bukan hanya dinikmati oleh
para pelancong yang ingin menikmati keasliannya,melainkan juga menarik minat para
peneliti dan pemerhati lingkungan.

2.2 Kontribusi Sumber Daya Maritim Terhadap Kesejahteraan Indonesia


Terdapat 7,5 persen (6,4 juta ton/tahun) dari potensi lestari total ikan laut dunia
berada di Indonesia. Kurang lebih 24 juta hektar perairan laut dangkal Indonesia cocok
untuk usaha budidaya laut (marine culture) ikan kerapu, kakap, baronang, kerang
mutiara, dan biota laut lainnya yang bernilai ekonomis tinggi dengan potensi produksi
47 ton/tahun. Selain itu, lahan pesisir (coastal land) yang sesuai untuk usaha budidaya
tambak udang, bandeng, kerapu, kepiting, rajungan, rumput laut, dan biota perairan
lainnya diperkirakan 1,2 juta hektar dengan potensi produksi sebesar 5 juta/tahun.
Secara keseluruhan nilai ekonomi total dari produk perikanan dan produk bioteknologi
perairan Indonesia diperkirakan mencapai 82 miliar dollar AS per tahun. Hampir 70
persen produksi minyak dan gas bumi Indonesia berasal dari kawasan pesisir dan laut.
Selain itu, Indonesia juga memiliki keanekaragaman hayati laut pada tingkatan genetik,
spesies, maupun ekosistem tertinggi di dunia. Akan tetapi, saat ini baru 4 juta ton
kekayaan laut Indonesia yang baru dimanfaatkan. Jika kita telusuri kembali sebenarnya
masih banyak potensi kekayaan laut yang dimiliki Indonesia.[ CITATION San06 \l
1033 ].

6
Dengan kekayaan laut yang melimpah ini, sayangnya belum termanfaatkan
secara optimal. Sumber daya kelautan yang begitu melimpah ini hanya dipandang
“sebelah mata”, Kalaupun ada kegiataan pemanfaatan sumber daya kelautan, maka
dilakukan kurang profesional dan ekstraktif, kurang mengindahakan aspek
kelestariannya. Bangsa Indonesia kurang siap dalam menghadapi segala konsekuensi
jati dirinya sebagai bangsa nusantara atau negara kepulauan terbesar di dunia karena
tidak disertai dengan kesadaran dan kapasitas yang sepadan dalam mengelola
kekayaannya. Di satu sisi Indonesia memposisikan diri sebagai negara kepulauan
dengan kekayaan lautnya yang melimpah, tetapi di sisi lain Indonesia juga
memposisikan diri secara kultural sebagai bangsa agraris dengan puluhan juta petani
yang masih berada di bawah garis kemiskinan, sedangkan dalam industri modern,
negara kita kalah bersaing dengan negara lain. IPM Indonesia pun pada tahun 2009
berada pada peringkat 111 dan tertinggal jauh dari Malaysia yang menduduki peringkat
66[ CITATION hdr10 \l 1033 ]. Artinya daya beli, tingkat kesehatan dan akses
pendidikan yang merupakan komponen IPM dalam posisi yang menyedihkan. Sehingga
dapat dikatakan bahwa sektor maritim masih belum memberikan kesejahteraan yang
merata bagi rakyat Indonesia.

Mengingat potensi sumber daya laut yang kita miliki sangat besar, maka
kekayaan laut ini harus menjadi keunggualan kompetitif Indonesia, yang dapat
menghantarkan bangsa kita menuju bangsa yang adil, makmur, dan mandiri. Memang
untuk mewujudkan cita-cita tersebut perlu adanya koordinasi berbagai pihak dan
dukungan dari masyarakat. Seyogyanya harus ada perubahan paradigma pembangunan
nasional di masyarakat kita dari land-based development menjadi ocen-based
development. Pembangunan di darat harus disinergikan dan diintegrasikan secara
proporsional dengan pembangunan sosial- ekonomi di laut. Perlu adanya peningkatan
produksi kelautan kita dengan cara memberikan penyuluhan kepada para nelayan,
pemberian kredit ringan guna membeli perlengkapan untuk menangkap ikan yang lebih
memadai, serta pembangunan pelabuhan laut yang besar guna bersandarnya kapal-kapal
ikan yang lebih besar.

7
Bab 3. Penutup

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Sumber daya maritim Indonesia bisa dikelompokkan menjadi empat,


yaitu :

a. Sumber daya yang bisa diperbaharui

b. Sumber daya yang tidak bisa diperbaharui

c. Energi kelautan

d. Jasa – jasa lingkungan

2. Dengan potensi sumber daya maritim yang sangat melimpah ternyata


Indonesia belum mampu mensejahterahkan rakyatnya. Hal tersebut dapat
dilihat dari angka IPM Indonesia tahun 2009 yang berada pada peringkat
111. Artinya daya beli, tingkat kesehatan dan akses pendidikan yang
merupakan komponen IPM dalam posisi yang rendah.

3. Harus ada perubahan paradigma pembangunan nasional di masyarakat


kita dari land-based development menjadi ocen-based development.
Pembangunan di darat harus disinergikan dan diintegrasikan secara
proporsional dengan pembangunan sosial-ekonomi di laut

8
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2009). Analisis Potensi Ekonomi Maritim Dalam Rangka Perumusan


Kebijakan Ekonomi Martim Indonesia. Jakarta.

Dewan Kelautan Indonesia. (2009). Kebijakan Pembangunan Kelautan. Jakarta:


Departemen Kelautan dan Perikanan.

Gunawan, S. (2006, Mei 6). Optimalisasi Pemanfaatan Kekayaan Laut Indonesia Guna
Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat.

hdr.undp.org. (2010). Diakses Oktober 2, 2010, dari hdr.undp.org/en/statistics/:


http://hdr.undp.org/en/statistics/

Prof. Dr. Ir. H. Tridoyo Kusumastanto, M. (2005). Pemberdayaan Sumberdaya


Kelautan, Perikanan, dan Perhubungan Laut dalam Abad XXI.

9
10

You might also like