You are on page 1of 12

ENGINE ELECTRICAL-CHARGING

1
SYSTEM

A. TINJAUAN UMUM SISTEM PENGISIAN


Baterai pada kendaraan berfungsi memberikan tegangan kepada berbagai macam beban yang
ada pada kendaraan seperti motor stater, lampu, wiper, horn (klaskson) dan lain sebagainya.
Akan tetapi kemampuan baterai sangat terbatas untuk memberikan tegangan kepada beban
secara terus menerus. Oleh karena itu baterai harus selalu terisi penuh agar mampu memberikan
tenaga (tegangan) yang memadai kepada beban saat kendaraan dioperasikan dan untuk
mencapai tujuan ini maka pada kendaraan terdapat sistem pengisian atau charging system.
Sistem ini berfungsi memberikan arus kepada baterai agar muatan baterai selalu terisi penuh
dan pada saat tertentu menyuplai tegangan kepada beban-beban kelistrikan pada kendaraan
B. PRINSIP PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK DAN PRISIP KERJA ALTERNATOR
1. Induksi elektromagnetik
Bila sebuah penghantar digerakan di dalam sebuah medan magnet, maka pada penghantar
tersebut akan memotong garis-garis gaya magnet permanent. Kondisi ini lebih lanjut akan
menghasilkan tegangan induksi (gaya gerak listrik) pada penghantar tersebut., fenomena ini
disebut dengan induksi elektromagnetik.

Gambar 1. Galvometer akan bergerak saat konduktor memotong garis gaya magnet permanent
2. Arah gaya gerak listrik dan kaidah tangan kanan fleming
Arah gaya gerak listrik dipengaruhi oleh :
a. Arah garis-garis magnet
b. Arah gerakan penghantar
Untuk menentukan arah gaya gerak listrik, dapat dipahami dengan menggunakan kaidah
tangan kanan, perhatikan gambar 2.
ENGINE ELECTRICAL-CHARGING
2
SYSTEM

Gambar 2. Kaidah tangan kanan Fleming gambar 3. Prinsip generator


3. Prinsip generator
Prinsip generator adalah memutar kawat atau kumparan di dalam medan magnet.
4. Prinsip alternator
Altenator membangkitkan arus listrik (menghasilkan gaya gerak listrik) dengan cara memutar
magnet listrik (rotor coil) di dalam kumparan (stator coil).

Gambar 4. Prinsip alternator


Besar gaya gerak listrik yang dihasilkan pada alternator bergantung pada beberapa faktor,
yaitu :
a. Jumlah lilitan kawat alternator
b. Kecepatan garis gaya magnet rotor memotong lilitan stator coil (kecepatan putar rotor
coil)
c. Kekuatan medan magnet rotor coil
Jumlah lilitan kawat kumparan alternator sudah tetap, oleh karena itu tidak dapat digunakan
untuk mengontrol output (besar gaya gerak listrik) yang dihasilkan saat alternator bekerja,
demikian juga memutuskan putaran rotor dari putaran mesin juga bukan merupakan cara
yang efektif untuk mengontrol output alternator.

Pengaturan output alternator dilakukan dengan cara mengatur kekuatan medan magnet
rotor.

Jika arus ke rotor besar kemagneten rotor kuat ouput alternator besar

Jika arus ke rotor kecil kemagnetan rotor lemah output alternator kecil
ENGINE ELECTRICAL-CHARGING
3
SYSTEM

5. Pembangkitan arus bolak balik (alternating current)


Tegangan yang dihasilkan pada kumparan stator alternator merupakan tegangan bolak
balok. Tegangan maksimum akan tercapai saat medan magnet rotor coil memotong tegak
lurus kumparan (titik B dan D dan F). Kumparan stator yang dipergunakan pada alternator
terdiri dari 3 kumparan yang dirangkai seperti pada gambar 6. Rangkaian stator ini disebut
dengan rangkaian Y. Gelombang yang dihasilkan akan terlihat seperti gambar 7.

Gambar 5. Pembangkitan arus bolak balik kumparan stator Gambar 6. Rangakian Y

Gambar 7. Gelombang 3 fase


6. Prinsip kerja diode
Diode dalam rangkaian kelistrikan dapat berfungsi merubah arus bolak balik 3 fase menjadi
arus searah. Saat sebuah penghantar tegangan positif di hubungkan ke anoda dan
penghantar tegangan negatif dihubungkan ke katoda, arus mengalir melalui diode. Jika
penyambungan ini dibalik, arus tidak akan dapat mengalir sebab pemblokiran

Gambar 8. Panjar mundur Gambar 9. Panjar maju


ENGINE ELECTRICAL-CHARGING
4
SYSTEM

C. KOMPONEN SISTEM PENGISIAN


Komponen sistem pengisian terdiri dari beberapa komponen yaitu :
1. Kunci kontak
Pada saat kunci kontak posisi ON, arus baterai akan masuk ke rotor alternator
2. Alternator
Berfungsi merubah energy mekanik yang dihasilkan mesin menjadi energi listrik. Arus bolak
balik yang dibangkitkan dirubah oleh rangkaian beberapa diode
3. Voltage regulator
Berfungsi mengatur output atau tegangan yang dihasilkan oleh alternator. Pengaturan ini
dilakukan dengan cara memperbesar atau memperkecil arus yang mengalir ke rotor
alternator.
4. Baterai
5. Lampu indikator
Berfungsi sebagai lampu peringatan kepada pengemudi tentang kondisi sistem pengisian
6. Fuse atau sekering
Berfungsi sebagai pengaman rangkaian kelistrikan

Gambar 10. Komponen sistem pengisian


ENGINE ELECTRICAL-CHARGING
5
SYSTEM

D. KONSTRUKSI ALTERNATOR

Gambar 11. Penampang alternator


Komponen-komponen alternator terdiri dari :
NO NAMA KOMPONEN
1 Bearing depan
2 Kipas pendingin
3 Rotor
4 Rumah stator
5 Carbon brush (arang)
6 Bearing belakang
7 diode
8 Diode holder/dudukan diode
9 Slip ring
10 stotor
ENGINE ELECTRICAL-CHARGING
6
SYSTEM

Gambar 12. Komponen alternator


1. ROTOR
Berfungsi membangkitkan medan magnet. Rotor berputar bersama-sama dengan poros
alternator. Kumparan rotor digulung dengan arah yang sama dan saat arus mengalir satu inti
kutup menjadi kutup Utara dan yang lainnya menjadi kutup selatan
2. STATOR
Berfungsi membangkitkan tegangan bolak balik tiga fase. Frame besi terbuat dari besi tipis
dan memiliki alur sebagai tempat kumparan stator

Gambar 13. Rotor alternator Gambar 14. Stator alternator


ENGINE ELECTRICAL-CHARGING
7
SYSTEM

3. DIODE DAN DIODE HOLDER (RECTIFIER)


Berfungsi merubah arus bolak-balik yang dihasilakan stator menjadi arus searah. Pada diode
holder terdapat 3 buah diode positif dan 3 diode negatif. Arus yang dibangkitkan stator
dialirkan ke diode holder pada sisi positif dan terisolasi dari end frame atau rumah belakang
alternator.

Gambar 15. Diode dan diode holder

E. CARA KERJA VOLTAGE REGULATOR KONVENSIONAL


Regulator mengalirkan arus ke kumparan rotor (field current) yang selanjutnya akan
menghasilkan gari gaya magnet. Garis gaya magnet yang dihasilkan sebanding dengan besar arus
yang mengalir ke kumparan rotor . Cara kerja voltage regulator adalah sebagai berikut :
1. Pada saat mesin berputar dengan kecepatan rendah

Gambar 16. Regulator coil saat kecepatan rendah

Tegangan yang dibangkitkan oleh stator lebih rendah dari tegangan baterai sehingga kemagnetan
yang terbentuk pada regulator coil masih lemah. Kondisi seperti ini menyebabkan lengan kontak
terhubung dengan titik P1 akibat tertarik oleh pegas. Dalam keadaan seperti ini, arus mengalir ke
ENGINE ELECTRICAL-CHARGING
8
SYSTEM

rotor coil menjadi besar dan kemagnetan yang terbentuk juga besar, akibatnya arus yang
dihasilkan stator menjadi besar.
2. Pada saat mesin berputar dengan kecepatan tinggi

Gambar 17. Regulator coil saat kecepatan tinggi

Jika putaran alternator naik, tegangan pada stator coil akan naik melebihi tegangan baterai
dan tegangan ini akan dialirkan ke regulator coil sehingga kekuatan tarikan regulator coil
akan semakin besar dan lengan kontak akan terlepas dari titik P1. Arus dipaksa melewati
tahanan R sehingga arus yang menuju rotor menjadi kecil. Lebih lanjut, kemagnetan rotor
berkurang
3. Pada saat mesin berputar dengan kecepatan sangat tinggi

Gambar 18. Regulator coil saat kecepatan sangat tinggi


Bila alternator berputar lebih tinggi, tegangan yang dibangkitkan stator coil akan
memperkuat kemagnetan pada regulator coil dan menarik lengan kontak ke titik P2. Kondisi
seperi ini akan menyebabkan arus tidak mengalir ke rotor coil. Pada saat tidak ada arus yang
ENGINE ELECTRICAL-CHARGING
9
SYSTEM

mengalir ke rotor, kemagnetan rotor akan hiling dan stator tidak membangkitkan tegangan
dan lengan kontak kembali terhubung dengan titik P1

Gambar 19. Regulator dan terminalnya gambar 20. Rangkaian sistem pengisian

F. CARA KERJA SISTEM PENGISIAN


1. Saat mesin mati dan kunci kontak ON
ENGINE ELECTRICAL-CHARGING
10
SYSTEM

2. Saat mesin hidup dan putaran rendah sampai sedang

Bila P0 berhubungan dengan P2, maka tegangan rangakain sebelum dan sesudah lampu pengisian
akan sama

Jika kemagnetan pada voltage regulator besar dan mampu menarik PL 0 dari PL1, maka arus ke
rotor masuk melewati resistor R sehingga arus menjadi kecil dan kemagnetan rotor mengecil
dan output alternator turun
ENGINE ELECTRICAL-CHARGING
11
SYSTEM

3. Saat mesin hidup dan putaran sedang sampai tinggi

Bila putaran mesin bertambah, tegangan yang dihasilkan oleh kumparan stator naik, dan
gaya tarik dari kemagnetan kumparan voltage regulator menjadi lebih kuat. Dengan gaya
tarik yang lebih kuat, field current yang ke rotor akan mengalir terputus-putus
(intermittenly). Dengan kata lain, gerakan titik kontak PL0 dari voltage regulator kadang-
kadang membuat hubungan dengan titik kontak PL2.
ENGINE ELECTRICAL-CHARGING
12
SYSTEM

G. PEMERIKSAAN SISTEM PENGISIAN DAN KOMPONENNYA


1. PEMERIKSAAN VISUAL SISTEM PENGISIAN
Pemeriksaan visual sistem pengisian meliputi :
a. Kondisi baterai
b. Kondisi sekering dan fusible link
c. Kondisi drive belt
d. Bunyi yang tidak normal
e. Pemeriksaan lampu indikator
2. PEMERIKSAAN TEGANGAN DAN ARUS PENGISIAN
3. PEMERIKSAAN VOLTAGE DROP SISTEM PENGISIAN
4. PEMERIKSAAN VOLTAGE REGULATOR
5. PEMERIKSAAN DIODE/RECTIFIER
6. PEMERIKSAAN ALTERNATOR

You might also like