Professional Documents
Culture Documents
Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmad dan
taufiknya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Kenakalan
Remaja Dalam Aspek Sosial Budaya“ sebagai tuntutan tugas mata kuliah Sistim Soial
Budaya Indonesia di fakultas ilmu social dan ilmu politik Universitas Kutai Kartanegara
Segala daya dan upaya penulis curahkan demi penyusunan makalah ini sebaik-
baiknya. Penulis menyadari atas kemampuan yang terbatas dan tidak lepas dari kesalahan
dan kekurangan., maka dari itu Saya Mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak, Demi Penyempurnaan makalah ini
Tak lupa saya mengucapkan Terima Kasih kepada Bapak Drs Sopyiansyah,Msi yang
telah membimbing pada mata kuliah Sisitim Sosial Budaya Indonesia.Dan rekan-rekan
mahasisiwa.
Imam syafi,i
07.11.108.501101.002528
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Perampokan dan pencurian adalah prilaku penyimpangan social budaya yang terjadi
di tengah –tengah masyarakat,yang sangat menggagu dan merugikan orang lain .sepetri yng
di beritakan pada Koran di halaman dapan . Masalah sosial muncul akibat terjadinya
perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat
menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah
sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti
tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain
sebagainya
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
B.Ruang lingkup
Problematika sosial akan terus bergejolak sampai manusia itu akan berpisah antara
ruh dengan nyawa, namun ada faktor yang sangat bermakna dalam kehidupan yakni faktor
manusia dengan Tuhan.
Berbagai macam alasan yang terlontar ketika para pelaku penyimpangan social
tertangtangkap .dari alasan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari hingga keperluan
untuk membahagiakan sang pacar.namun perlu kita kaji lebih jauh bahwa penyimpangan
social terjadi adanya penularan kebudayaan di lingkungan di mana tinggal sebuah
komunitas. Seperti Penjambret maupun pencuri.
2
C.Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah berusaha untuk mengakji tindakan
kriminalitas yang merupakan tindakan penyimpangan social dan budaya di tengah –tengah
masyarakat Indonesia yang berasaskan Pancasila .karena hal ini erat kaitanya dengan sistim
social dan buadaya yang terjadi di Indonesia.saya sadar bahwa makalah ini jauh dari
sempurna .untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat saya harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Penyimpangan sosial atau perilaku menyimpang, sadar atau tidaksadar pernah kita
alami atau kita lakukan. Penyimpangan sosial dapat terjadi dimanapun dan dilakukan oleh
siapapun. Sejauh mana penyimpangan itu terjadi, besar atau kecil, dalam skala luas atau
sempit tentu akan berakibat terganggunya keseimbangan kehidupan dalam masyarakat.Suatu
perilaku dianggap menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma
sosial yang berlaku dalam masyarakat atau dengan kata lain penyimpangan (deviation) adalah
segala macam pola perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri (conformity) terhadap
kehendak masyarakat.
James W. Van Der Zanden; Penyimpangan perilaku merupakan perilaku yang oleh
sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi.
4
Faktor Penyimpangan/masalah Sosial;
Menurut James W. Van Der Zanden; faktor-faktor penyimpangan sosial adalah sebagai
berikut:
Longgar/tidaknya nilai dan norma. Ukuran perilaku menyimpang bukan pada ukuran
baik buruk atau benar salah menurut pengertian umum, melainkan berdasarkan
ukuran longgar tidaknya norma dan nilai sosial suatu masyarakat
B.Unsur-Unsur Kebudayaan
5
C. Peluang yang Memunculkan Motif Penyimpangan Sosial
Pada intinya, tingkat kejahatan di suatu negara berbanding lurus dengan kondisi
ekonomi, sosial, politik, budaya, dan hukumnya. Khusus untuk kejahatan seperti perampokan
dan pencurian, menurut sosiolog Budi Radjab, faktor ekonomi memegang peranan dominan
sebagai motivasinya. Gambarannya, faktor ekonomi menyumbangkan enam puluh persen
motif perampokan. Selebihnya, menurut dia, adalah motif-motif yang berbeda pada setiap
orang, termasuk membuktikan diri sebagai orang yang jago dalam kejahatan.Selain motif, hal
yang perlu digaris bawahi adalah adanya peluang yang bisa mendukung atau menghambat
motif calon perampok. Peluang tersebut tercipta lantaran kondisi masyarakat berupa
ketimpangan sosial dan ekonomi. Kecenderungan masyarakat yang semakin individualistis,
menurut dia, bukanlah faktor dominan."Coba lihat di negara-negara Eropa, Amerika, atau
Singapura. Mereka" cenderung individualistis tetapi tingkat kejahatan rendah. Kalaupun ada
perampokan, lebih pada kejahatan yang tidak berpola. Dengan kata lain, itu accident atau
kebetulan.
6
katanya.Hasilnya, ketika keluar dari penjara, para penjahat di Indonesia cenderung akan lebih
pandai dari sebelumnya. Mereka pun cenderung membentuk jaringan baru selepas dari
tahanan.Di sisi lain, lemahnya penegakan hukum, baik di penjara maupun di luar penjara,
membuat residivis semakin leluasa bertindak. Terlebih, saat terjadi perampokan di Jawa
Barat tersebut, kepolisian tengah sibuk mengurus masalah internal.
7
Menurut Robert K. Merton
Penyimpangan sosial adalah satu tindakan yang melanggar nilai dan norma social
sebagai akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna yang dijalani individu baik di
lingkungan keluarga maupun masyarakat pada umumnya. Keberhasilan suatu proses
sosialisasi bagi individu, yaitu dengan ditunjangnya peranan orang dewasa (orang tua, guru,
dan tokoh masyarakat), situasi, media sosialisasi, dan sarana prasarana penunjang lainnya.
a. Peranan Orang Dewasa Orang dewasa yang tidak berhasil dalam menyediakan
akomodasi yang baik untuk kelancaran proses sosalisasi bagi generasi muda, dapat
berpengaruh negative pada pembentukan kepribadian seseorang, yakni perilaku yang
menyimpang dalam interaksi sosial. Seperti adanya larangan merokok untuk anak
atau siswa, akan tetapi yang melarangnya yaitu orang tua atau guru, setiap harinya
merokok, dan tentu saja larangan tersebut dianggap tidak adil bagi si anak tersebut,
sebagai akibatnya larangan tersebut dilanggarnya. Upaya peranan orang dewasa
dalam pencegahan dan pengendalian penyimpangan dapat dilakukan dengan cara
mendidik, mengajak, memberi contoh, dan bahkan memaksa melalui bentuk teguran,
pendidikan, ajaran agama, hukuman.
b. Peranan Situasi Lingkungan Situasi lingkungan yang dimaksud adalah situasi
lingkungan keluarga, teman sepermainan, sekolah, lingkungan kerja, dan media
massa. Dalam situasi lingkungan apabila individu tidak memperoleh kesempatan
untuk melakukan proses sosialisasi secara efektif dan tidak mempunyai kesempatan
untuk mengaktualisasikan nilai dan norma tersebut, maka cenderung individu tidak
melakukan proses sosialisasi yang tidak sempurna. Akhirnya mengarahkan ke bentuk
perilaku yang menyimpang. Misalnya, seorang anak yang dikekang dan selalu
8
diberlakukan secara tidak adil maka lambat laun si anak tersebut akan melakukan
tindakan yang negatif terhadap lingkungannya.
c. Peranan Kesempatan Sosialisasi Bila individu tersebut cenderung tidak mempunyai
kesempatan dalam melakukan sosialisasi secara sempurna, baik di keluarga,
masyarakat maupun lingkungan sekolah maka individu tersebut akan mengalami
kesulitan dalam penyesuaian diri dengan masyarakat dan lingkungannya. Misalnya,
anak yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali maka ia tidak akan mengetahui
perkembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, ataupun nilai-nilai sosial yang berlaku
dalam masyarakat. Proses sosialisasi berjalan tidak sempurna karena materi informasi
dan media sosialisasi yang satu dengan yang lainnya saling bertentangan, selain itu
juga dapat mengakibatkan konflik pribadi pada diri seorang anak.
9
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Penyimpangan perilaku yang bersifat individual atau personal (pribadi) dan tidak
menggeret pada seseorang, orang kedua, atau pihak lain di luar dirinya, dapat terjadi
dikarenakan adanya pengaruh dari pengalaman di masa lalunya yang kebanyakan "kurang
menyenangkan", hingga menumbuhkan rasa (sense) semacam "virus" yang keliru di dalam
pandangan (persepsi dan interpretasi)nya.
C.Saran
10
11
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang
Jurnalskripsi.com
12