You are on page 1of 75

PRAKTEK

PRAKTEK DIPLOMASI
DIPLOMASI
(ARYUNI
(ARYUNI Y.,
Y., SH.,
SH., MH.)
MH.)
• Kontrak Pembelajaran
• -. SKS : 1 SKS
• -. Unsur Penilaian :
• 1. Praktek Pembuatan Perjanjian (35%)
• 2. Praktek Pembuatan MoU (35%)
• 3. Responsi (30%)
• -. Minimal tatap muka 12 kali

Sistem Penilaian: PAP
(Pedoman Acuan Patokan)
• Pedoman Acuan Patokan
• A : > 80
• B : 66,00 - 79,99
• C : 56,00 - 65,99
• D : 46,00 - 55,99
• E : < 45,99
PETA KOMPETENSI
Mahasiswa dapat membuat
Naskah Perjanjian Internasional

Mhsw dpt menjlskan •Mahasiswa dpt menjelaskan Mhsw dpt menjlskan


Proses Pembuatan •Negotiation (perundingan) Hubungan LN
Perjanjian Internasional dan Politik LN

Mhsw dpt menjelaskan Mhsw dpt menjelaskan


Pengertian Diplomasi Pengertian Perjanj Internas

Hk. Perjanjian Internasional


Diskripsi Singkat Mata kuliah Praktek
Diplomasi
• Merupakan mata kuliah praktek dengan prasyarat hukum
perjanjian internasional
• Mata Kuliah Praktek Diplomasi mempelajari bagaimana seorang
diplomat/delegasi dapat melakukan hubungan/kerjasama dalam
membuat perjanjian dengan baik
• Tujuan Umum: mahasiswa dapat membuat naskah perjanjian/MoU
• Tujuan Khusus:
• 1. Mahasiswa dapat menjelaskan Pengertian Diplomasi
• 2. Mahasiswa dapat menjelaskan Pengertian Perjnj Internas.
• 3. Mahasiswa dpt menjelaskan Proses Pembuatan Perjnj
Internas.
• 4. Mahasiswa dapat menjelaskan Negotiation (perundingan)
• 5. Mahasiswa dapat menjelaskan Hubungan Luar Negeri dan
• Politik Luar Negeri
• 6. Mahasiswa dapat membuat Naskah Perjanjian Internasional
Materi perkuliahan
• Pengertian Diplomasi
• Pengertian Perjanjian Internasional
• Proses Pembuatan Perjanjian
Internasional
• Negotiation (perundingan)
• Hubungan Luar Negeri dan Politik Luar
Negeri
• Naskah Perjanjian Internasional
• Format Naskah Perjanjian
I. Pengertian Diplomasi
• Diplomasi menurut penggunaannya:
– Poltik luar negeri; misal: Diplomasi RI
perlu ditingkatkan
– Perundingan; dalam pengertian
mekanisme, misal: penyelesaian sengketa
itu perlu diselesaikan melalui diplomasi
– Dinas luar negeri; misal: selama ini ia
bekerja untuk diplomasi
– Bersilat lidah; misal: ia pandai
berdiplomasi
• Diplomasi diartikan sebagai “To denote the
actual conduct of foreign relations”
(pelaksanaan hubungan luar negeri secara
nyata)
• “skill in making arrangement” (ketrampilan
melakukan pengaturan-pengaturan)
• “cleverness in dealing with people so that
they remain friendly and willing to help”
(kepintaran dalam berurusan dengan orang-
orang sehingga mereka tetap bersahabat
dan bersedia membantu), “willing a gree”
(bersedia untuk menyetujui)
 Menurut Sumaryo suryokusumo, diplomasi
adalah kegiatan politik dan merupakan
bagian dari kegiatan internasional yang
saling berpengaruh dan kompleks, dengan
melibatkan pemerintah dan organisasi
internasional untuk mencapai tujuan-
tujuannya melaui perwakilan diplomatik
atau organ-organ lain.
 Pengertian Hukum Diplomatik.
Menurut Jan Osmancyk,
 Hukum diplomatik merupakan cabang dari
hukum kebiasaan internasional yang terdiri dari
seperangkat aturan dan norma-noema hukum
yang menetapkan kedudukan dan fungsi para
diplomat, termasuk bentuk-bentuk organisasi
dari dinas diplomatik

 Hukum diplomatik pada hakikatnya
merupakan ketentuan atau prinsip-prinsip
hukum internasional yang mengatur
hubungan diplomatik antar negara yang
dilakukan atas dasar permufakatan
bersama dan ketentuan tsb dituangkan di
dalam instrumen-instrumen hukum
sebagai hasil kodifikasi hukum kebiasaan
internasional dan pengembangan
kemajuan hukum internasional.
• Salah satu pelaku yang
melaksanakan diplomasi adalah
diplomat. Fungsi utama diplomat
adalah mewakili negara pengirim
di negara penerima, dalam
organisasi-organisasi dunia dan
forum-forum internasional.
• Menurut Nicolson dalam bukunya
diplomacy, menyebutkan bahwa seorang
diplomat harus memenuhi syarat :
kejujuran, ketelitian, ketenangan,
temperamen baik, kesabaran dan
kesederhanaan dan kesetiaan.
Klasifikasi Dalam Negosiasi
• 1. Menyangkut perpanjangan dr
persetujuan yg sebelumnya tlh disetujui
• 2. Negosiasi ttg persetujuan normalisasi
yg ditujukan utk mengakhiri konflik
• Contoh : pengaturan ttg gencatan senjata,
perjanjian perdamaian
• 3 negosiasi utk tujuan normalisasi
• Dalam golongan ini perubahan-perubahan
dlm negosiasi atau pengaturan yg ada
diusahakan berkaitan dgn perbatasan
wilayah, kontribusi anggaran dlm Oi
• 4 negosiasi utk mencapai persetujuan dgn
mempertimbangkan adanya perubahan-
perubahan baru
• 5 negosiasi utk memberikan akibat
samping
• 6 negosiasi utk menyetujui perumusan
komunike bersama, khususnya yg
menyangkut naskah
Negosiasi Berdasarkan
substansi
1. Negosiasi politik
Contoh : perumusan komunike bersama,
rancangan resolusi, perjanjian ekstradisi,
perubahan perbatasan
2.Negosiasi pembangunan
Contoh pembuatan pinjaman, bantuan
bilateral, investasi
• 3. negosiasi ttg kontrak
• Hak eksplorasi lepas pantai, penjualan gas,
pengiriman TKI
• 4. Negosiasi ekonomi
• Pembuatan persetujuan ttg perdagangan
tarif, kuota dll
• 5 Negosiasi keamanan
• Transit, lintas udara, pembuatan pakta
keamanan, persetujuan pangkalan militer
asing
PROSES NEGOSIASI
• 1. tahap pendahuluan
• - Disiapkan sikap nasional
• -disetujui tempat negosiasi, mata acara/agenda
• 2. tahap pembukaan (prosedural)
• Diperlukan konfirmasi surat-surat kepercayaan
(credentials) para pihak
• Menetapkan tujuan dan status pembicaraan
formal/non formal,
• 6. kerangka persetujuan yg tlh dicapai
• 7. penyelesaian selanjutnya scr hukum
dan rancangan amandemen yg msh
tertinggal
• 8.Pemarafan atau penandatanganan
persetujuan
• 9 Perlu tidaknya pernyataan atau
komunike bersama mengenai
penyelenggaraan pertemuan
Tehnik dasar Negosiasi
• 1. Menciptakan kepercayaan bersama
(mutual confidence0
• 2. Usaha utk mencari kejelasan masalah
• 3 enciptakan saling pengertian (mutual
understanding)
• 4. Pelaksaan penyelesaian masaalah
• Bahasa yg digunakan
• 3. tahap pembukaan
• Diperlukan konfirmasi perubahan agenda
jika ada
• 4. dalam Perundingan perlu utk
mempelajari perbedaan-perbedaan yg
muncul dan yg dpt disetujui
• 5 Perlu tidaknya peangguhan negosiasi
dlm putaran selaanjutnya
• 6 Negosasi ttg pengaturan baru
• Konvensi utk menentang Penggunaan
Tentara bayaran, Hukum laut
• 7. negosasi administratif
• Persoalan tanah dan bangunan utk
Kedubes asing, persetujuan visa, markas
Oi
Tugas individu
• 1. Membuat surat kepercayaan dr
pres/menlu negara pengirim
• 2. membuat rancangan resolusi yg
menunjukkan sikap negara masing-
masing
Tugas ketua sidang
• Menyusun agenda/mata acara
• Mengumpulkan kasus posisi sengeta
nuklir iran

• Tugas Kelompok
• Menyusun laporan hasil sidang
• Praktik diplomasi sabtu tgl 27
• Praktik diplomasi
• Kelompok I hari Sabtu tgl 27 Maret
• Pukul 14.00
• Kelompok II tgl 10 April 2010 jam 14.00

• Tugas individu paling lambat tgl 29 maret


• Tugas kelompok 7 hari setelah sidang
II. Pengertian Perjanjian Internasional
• Perjanjian merupakan suatu perbuatan hukum
yang diatur oleh hukum internasional, dan suatu
perjanjian yang tunduk dan diatur dengan hukum
nasional tidak dianggap sebagai treaty (perjanjian)
• Konvensi Wina 1969 (Pasal 2 ayat 1ª)
Perjanjian Internasional adalah suatu perjanjian
yang dibuat oleh negara-negara dalam bentuk
tertulis dan diatur oleh hukum internasional,
apakah dirumuskan dalam satu atau 2 atau lebih
instrumen dengan apa saja nama yang dipakai
untuk itu.
• Undang-undang No. 24 Tahun 2000
tentang Pembuatan Perjanjian
Internasional
Perjanjian Internasional adalah perjanjian
dalam bentuk dan nama tertentu, yang
diatur dalam hukum internasional yang
dibuat secara tertulis serta menimbulkan
hak dan kewajiban di bidang hukum
publik.
Istilah-istilah dalam
perjanjian internasional
• Reservation
• Party
• Negotiating state
• Contracting state
• Ratification
• Accession
• Third state
• International Organization
Nama-nama perjanjian
internasional
• Treaty/perjanjian
• Agreement/Arrangement/perstujuan
• Convention/konvensi
• Declaration/deklarasi
• Protocol/protokol
• Memorandum of Understanding/Nota
kesepahaman
III. Proses pembuatan
perjanjian internasional
-. 2 Tahap (bilateral & multilateral)

Negara >< Negara

perundingan

penandatanganan
• 3 Tahap (perjanjian bilateral)

Negara >< Negara

perundingan

penandatanganan

ratifikasi
3 Tahap (perjanjian
multilateral)
Negara >< Negara

Negara

perundingan

penandatanganan

ratifikasi
Pembuatan perjanjian oleh
organisasi internasional
ILC Sekjen PBB MU
(draft) PBB

PRAKTEK
NEGARA
Konfren. Int

Convention
Pembuatan Perjanjian
Internasional di Indonesia (UU.
No. 24 Tahun 2000)
• Tahap pembuatan perjanjian internasional
-. Penjajakan
-. Perundingan
-. Perumusan Naskah Perjanjian
-. Penerimaan Naskah Perjanjian
-. Penandatangan Naskah Perjanjian
• Surat Kuasa
• Dapat melakukan pensyaratan dan pensyaratan
dapat ditarik kembali
• Dilakukan dengan subyek-subyek HI
• Prinsip persamaan kedudukan, saling
menguntungkan, berdasar HN dan HI
yang berlaku
• State actor dan non state actor
• Pedoman delegasi mendapat
persetujuan Menteri
-. Latar belakang permasalahan
-. Analisis permasalahan dr aspek
yuridis dan
politis
Proses pengesahan perjanjian
internasional (UU.No. 24 Tahun 2000)

• Pasal 9
1. sepanjang dalam perjanjian disebutkan dg
tegas
2. dengan Undang-undang atau Keppres

• Pasal 11
1. materi di luar Pasal 10
2. Pemerintah menyerahkan salinan keputusan
ke DPR untuk dievaluasi
• Pasal 10; Undang-undang berhubungan dengan:
1. masalah politik, perdamaian, pertahanan
dan keamanan negara.
2. perubahan wilayah atau penetapan batas
wilayah negara Republik Indonesia
3. kedaulatan atau hak berdaulat negara
4. hak asasi manusia dan lingkungan hidup
5. pembentukan kaidah hukum baru
6. pinjaman dan/atau hibah Luar Negeri
Bagan UU atau Keppres
S
E
delegasi Instansi terkait DEPLU K
N
E
G

Presiden
BIRO
Keppres

DRP, Ment.Terkait
UU
Hubungan Luar Negeri dan Politik
Luar Negeri
• HUBUNGAN LUAR NEGERI
>. Barter
>. Tidak dapat “self sufficient”
>. Ketergantungan thd kepentingan-
kepentingan
>. Hubungan tidak selalu harmonis,
bahkan dapat menimbulkan perang
Diplomasi dan politik Luar
negeri
• Politik luar negeri ditujukan utk
memajukan dan melindungi
kepentingan negara, sedangkan fungsi
utama diplomasi adala melindungi dan
memajukan kepentingan nasional
V. HUBUNGAN POLITIK LUAR
NEGERI INDONESIA
>. Mengutamakan kekuatan nasional
>. Politik Bebas Aktif
a. Bebas artinya tidak terlibat dalam aliansi
militer
atau pakta pertahanan dengan kekuatan luar
b. Aktif artinya politik luar negeri Indonesia
tidaklah pasif dan hanya mengambil sikap
netral dalam menghadapi permasalahan-
permasalahan internasional
Contoh: Konferensi Asia Afrika, Gerakan
Non Blok
5 fungsi politik luar negeri
• Politik luar negeri ditujukan untuk membantu
program pemulihan ekonomi, terutama untuk
menarik investor dr luar serta mendapatkan
peluang pasar untuk ekspor.
• Menghadapi berbagai ancaman separatis,
politik luar negeri memainkan peran penting
untuk mencegah internasionalisasi isu-isu
ketidakpuasan daerah dan untuk mendukung
integritas wilayah Indonesia.
 Menghadapi perpecahan, baik di antara sesama
elit maupun antar golongan masyarakat, politik
luar negeri dapat berfungsi sebagai perekat
dengan menciptakan suatu visi bersama yang
diperjuangkan pada kancah
regional/internasional.
 Politik luar negeri dapat dipakai sebagai alat
untuk membangkitkan rasa harga diri dan
kebanggaan bangsa yang seolah sudah redup.
 Politik luar negeri harus tetap mampu
mendorong terciptanya keamanan dan stabilitas
regional serta hubungan yang erat dengan
negara tetangga terdekat, terutama di
lingkungan ASEAN
4 rasa aman yang harus
disediakan
 Aman dari Politik; tidak bertentangan dengan
politik luar negeri dan kebijakan hubungan luar
negeri pd umumnya.
 Aman dari Keamanan; tidak disalahgunakan
sebagai akses atau kedok yang dapat
mengganggu stabilitas keamanan negara.
 Aman dari Yuridis; menjamin kepastian hukum
secara maksimal sehingga menghindari
loopholes yng dapat merugikan pencapaian
tujuan bersama.
 Aman dari Teknis; tidak bertentangan dengan
kebijakan yang diterapkan oleh departemen
teknis terkait.
Visi politik luar negeri adalah Total
Diplomacy melalui One Door Policy
Kondisi internal dan eksternal
Dalam Negeri Indonesia

Pendekatan baru dalam diplomasi


UU.No.37/1999
UU.No.24/2000 hubungan Luar Negeri
UU.No.32/2004
kegiatan yg menyangkut aspek reg &
internas

state actor and non state


actor

ONE DOOR POLICY


otonomi pilihan
daerah strategi
global competition

LSM Pem.Pusat
Indonesia Incorporated
swasta Pemda

team work
(kemitraan)

multitrack diplomation

Total Diplomacy
• Diplomasi multitrack muncul seiring dgn
munculnya beberapa peraturan peruuan
mengenai ub luar negeri dan otonomi
daerah
• Diploamsi bisa dijalankan ole siapa saja :
pedagang, pengusaa, ilmuwan, politisi,
pejabat daerah, ornop dll.
• Harus sejalan dgn kebijaksanaan politik
LN atau one door policy
BAGAN KOORDINASI DAN KONSULTASI
LN Perwakilan RI Pemda/Swasta/
Di LN Lembaga/Pihak

DEPLU DEPDAGRI Perwakilan Asing


Di Indonesia
InterDept

Pemda
DN
• A. pemda melakukan koordinasi dgn deplu
dan instansi terkait
• B. pemda mengadakan rapat interdep
• C.Koordinasi dpt melalui surat menyurat
• D. Deplu memberi pertimbangan politis
dan yuriidis
e. Deplu bds masukan dr Perwakilan RI di
Ln menyediakan informasi dlm rangka
kerja sama
• F. Deplu komunikasi dgn Perwakilan RI di
LN
• G. Deplu memberitaukan hasil koordinasi
kerjasama dgn piak asing, pemda dan
perwakilan RI
• . Kesepakatan kerjasama dituangkan dlm
bentuk PI
IV. Negotiation (perundingan)
• Adalah proses kerjasama melalui 2/lebih negara
dimana pada perundingan tersebut untuk mencapai
kesepakatan dan negara-negara mencoba untuk
menghargai kesepakatan.
• Perundingan harus dilakukan secara profesional, dan
biasanya bila sudah mendekati kesepakatan akhir
sering kali menemui jalan buntu karena delegasi
membawa egonya masing-masing
• Perundingan merupakan bagian dari suatu permainan
dimana ada yang menang dan kalah, dan ini tergantung
juga pada bargaining para pihak.
Mekanisme kerja sama
Kota/provinsi kembar
• 1. kerjasama antara pemda dilakukan
dgn negara yg memiliki hub diplomatik
• 2. pemda memberitahukan kppd deplu
utk mendpt pertimbangan
• 3.
Teori Negosiasi
• Materi dikuasai
• Mencari solusi untuk menang
• Waktu/Jadwal pertemuan
• Kepentingan negara
• Menyiapkan opsi
Strategi Perundingan
• Memilih cara untuk berhasil dalam
negosiasi
• Memilih aturan-aturan yang dapat
diterapkan dalam format perundingan
• Melihat situasi perundingan
• Menentukan taktik yang jitu, yang dapat
segera dilaksanakan dan berhasil
VI. Naskah Perjanjian Internasional
• Pembukaan (Preambul)
1. Judul Naskah Perjanjian
2. Konsideran
• Dispositif/Batang Tubuh/Isi/Pasal-pasal
• Final Clause/Klausula Penutup
1. tempat dan tanggal penandatanganan
2. saksi-saksi dalam penandatanganan
3. penandatanganan
• Annex/Klausula Tambahan
1. menjadi satu dengan naskah perjanjian
2. terpisah dari naskah perjanjian
Bahasa yang digunakan dalam naskah perjanjian
internasional
Contoh redaksional berlaku dan
mengikatnya perjanjian
• Perjanjian ini berlaku sejak penandatangan
• Perjanjian berlaku 30 hari sejak notifikasi
oleh para pihak
• Perjanjian berlaku dan mengikat sejak
ratifikasi oleh kedua belah pihak
Perjanjian dapat diperpanjang setelah ada
pertemuan para pihak
VII. Format Naskah Perjanjian
Internasional (Versi Indonesia)
• Judul:
AGREEMENT/MoU/ARRAGEMENT
BETWEEN
THE GOVERNMENT OF THE
REPUBLIC OF INDONESIA AND
THE GOVERNMENT OF ……..
ON/CONCERNING/REGARDING
……………………………………..
PREAMBLE (KONSIDERAN)
The Government of the Republic of Indonesia
(the Departement of Agriculture of the
Republic of Indonesia) and the Government of
…………. (The Departement of …………..), here in
after referred to as “The Parties/Contracting
Parties”
Desiring to further promote the close and
friendly relation existing between the parties
to encourage and support the cooperation
between ……… and ………..
Being guided by the desire to strengthen the
existing friendly relations and to promote the
expantion of cooperation between the two
countries based on the principles as equality
mutual benefit and full respect of sovereignty

Considering their common interest in


promoting

Conforming their interest in the


strengthening of bilateral cooperation
between the two countries
Recognizing the benefit to be derived by both
countries from close cooperation
------------------------------------------------------
Superseding the agreement between ……… on ………
signed at ……………..
------------------------------------------------------
In pursuant to the agreement/convention ……. Signed
at ……. On ………
Referring to the agreement between …….. Signed at
……… on ………
In pursuance of the prevailing laws and regulations of
respecting countries
HAVE AGREED as follows
Pasal-pasal/Batang
Tubuh/Dispositiv
ARTICLE
OBJECTIVE
……………..

ARTICLE
SCOPE OF THE AGREEMENT/AREAS COOPERATION
………………

ARTICLE
PROCEDURE
…………………
ARTICLE
AMANDEMENT
………………..

ARTICLE
SETTLEMENT OF DISPUTE
………………..

ARTICLE
ENTRY INTO FORCE, DURATION AND
TERMINATION
…………………
Penutup (Final Clause)
In witness where of the under signed, being duly
authorized by their respective governments have
signed the present agreement
In witness where of the under signed,
(authorized representatives) have signed the
present agreement
Done at ….. (city) on this …… (date/day) of ……
(month) ….. (year) in duplicate in the Indonesian
……. And English languages.
All texts being equally authentic. In case of any
diverqence of interpretation, the English text
shall prevail
FOR THE GOVERNMENT FOR THE GOVERNMENT
THE REPUBLIC OF OF ………………………..
INDONESIA

…………… ATAU ……………

FOR THE DEPARTMENT FOR THE DEPARTMENT


OF AGRICULTURE OF OF ………………..
THE REPUBLIC OF THE …………….. (STATE)
INDONESIA
Menteri Luar Negeri
Republik Indonesia

SURAT KUASA
Yang bertandatangan di bawah ini, Dr.H.Hassan Wirajuda,
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, memberi kuasa penuh
kepada

H. Husni
Walikota Kotamadya Palembang
Propinsi Sumatera Selatan, Republik Indonesia

Untuk menandatangani, atas nama Pemerintah Republik


Indonesia Memorandum Saling Pengertian antara Pemerintah
Kotamadya Palembang, Sumatera Selatan,Republik Indonesia dan
Pemerintah Kota Zhangzhou Propinsi Fujian Republik Rakyat Cina
mengenai kerjasama Kota Bersaudara
Sebagai bukti surat kuasa ini saya tandatangani dan bubuhi
materai di Jakarta pada tanggal … bulan … tahun …

Dr. H. Hassan Wirajuda


CONTOH

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING
BETWEEN
THE PROVINCIAL GOVERNMENT OF CENTRAL
JAVA OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
AND
THE PROVINCIAL GOVERNMENT OF FUJIAN OF
THE PEOPLE’S REPUBLIC OF CHINA
CONCERNING
THE ESTABLISHMENT OF FRIENDLY SISTER
PROVINCE RELATIONSHIP
The Provincial Government of Central Java of the
Replublic of Indonesia and the Provincial Government
of Fujian of the People’s Republic of China, here in
after referred to as the “Parties”;

Desiring to promote favorable relation of


partnership and cooperation between the people and
the government of the two province;

Recognizing the importance of the principles of


equality and mutual bonafits;

Referring to the letter of intent on establishment of


Friendship Relationship between Fujian Province of
the People’s Republic of China and Central Java
Province of the Republic of Indonesia, signed in Solo
on August 21, 2001;
Pursuant to the prevailing laws and regulation
in their respective countries;

Have agreed as follows;

Article 1
Objective
The Parties shall establish friendly Sister
Province relationship to promote and expand
an effective and mutually beneficial
cooperation in the development of both
Provinces
Article 2
Scope of Cooperation
The scope of cooperation under this Memorandum of
Understanding may include but are not limited to the following
fields;
1. Promotion of Trade, Industry, Investment and Tourism;
2. Promotion of Economic Development in Private Sector;
3. Education and Culture;
4. Health and Environment;
5. Other fields as may be mutually agreed upon by the parties.
Article 3
Funding
The activities pursuant to this Memorandum of Understanding
are subject to the availability of fund and personel of the
Parties and other valid fund from private sector without being
lied to certain obligation.
Article 4
Technical Arrangement
To facilitate the implementation of this
Memorandum of Understanding, the two
Parties may conclude technical
arrangement, which will cover areas of
activities within the terms of this
Memorandum of Understanding, which
shall cover the fields provided in the
Article 2 and other appropriate matters
including, if it is deemed necessary, the
financial arrangement of the programs
Article 5
Working Group
a. The Parties shall establish a joint Working Group
for activities within the terms of this Memorandum
of Understanding;
b. The Joint Working Group will take care of activities
and evaluate the progress of cooperation and the
need for further elaboration or negotiation;
c. The Joint Working Group shall meet annually,
alternately in Central Java or Fujian, if it cannot be
held due to certain circumtances, document shall be
exchanged in lieu of such meeting.
Article 6
Settlement of Differences
Any difference arising out of the
interpretation of implementation of this
Memorandum of Understanding shall be
settled amicably through consultation or
negotiation between the Parties.
Article 7
Amandement
The Memorandum of Understanding may be
amended at anytime by mutual consent of the
Parties.
Article 8
Entry into force, Duration and Termination
a. This Memorandum of Understanding shall come into
force on the date of its signing and shall be in force
for period of 5 (five) years and may be extended for
another 5 (five) year consecutively unless it is
denounced in writing by either party, giving 6 (six)
monthsnotice in advance,
b. Should this Memorandum of Understanding be
terminated, the arrrangement shall remain in force
until such time when the implementation of the
programs of cooperation has been carried out to its
completion
In witness whereof, the undersigned being duly authorized there
to by their respective Government, have signed this
Memorandum of Understanding
Done in duplicate at Semarang on this 6 day of December in the
year two thousand and three in Indonesia, Chinese and English
Language, all texs being equally authentic. In case of any
divergence of interpretation of this Memorandum of
Understanding, the English text shall prevail

FOR THE PROVINCIAL FOR THE PROVINCIAL


GOVERNMENT OF GOVERNMENT OF
CENTRAL JAVA OF FUJIAN OF THE PEOPLE’S
THE REPUBLIC OF REPUBLIC OF CHINA
INDONESIA

MARDIYANTO WANG MEIXIANG


GOVERNOR OF CENTRAL VICE GOVERNOR OF
JAVA FUJIAN

You might also like