Professional Documents
Culture Documents
Besar harapan kami apabila makalah ini dapat berguna bagi setiap pihak dan
kalangan yang membaca serta mempelajarinya.
Salam.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup
C. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUANG LINGKUP
C. RUMUSAN MASALAH
Adapun beberapa konsentrasi masalah yang tercatat dalam makalah ini guna
menjelaskan peranan mahasiswa dalam rangka mempertahankan kedaulatan
bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik dan emosional sedang
mengalami perkembangan, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia
untuk pembangunan saat ini dan masa dating. Posisinya sebagai calon generasi
penerus yang nantinya akan menggantikan generasi sebelumnya WHO
mengkategorikan “young people” dengan batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia
10-19 tahun disebut “adolescenea” atau remaja. Pada tahun 1985 ketika
diselenggarakannya Youth Year, penduduk berusia 15-24 tahun sabagai pemuda.
Definisi lain mengatakan, pemuda adalah individu dengan gejolak karakter
yang dinamis, namun demikian, belum memiliki pengendalian emosi yang stabil
karena menghadapi perubahan sosial dan cultural. Sementara menurut draft RUU
kepemudaan, pemuda adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun.
Secara masa perkembangan, pemuda merupakan individu yang sedang mengalami
perubahan menyeluruh baik secara biologis maupun psikologis. Oleh karena itu,
pemuda selalu memiliki pandangan berbeda dengan pandangan umum generasi
sebelumnya, dalam pengertian positif sebagai pembaharu.
2. Definisi Mahasiswa
B. DEFINISI KEDAULATAN
Jika mengacu pada akar bahasa, kedulatan diambil dari bahasa arab (daulah)
yang artinya kekuasaan tertinggi. Jean Bodin (tokoh ilmu negara), mendefinisikan
kedaulatan dalam negara ialah kekuasaan tertinggi dalam negara yang tidak berasal
dari kekuasaan lain. Apabila diselaraskan dengan apa yang tertera pada Undang-
Undang Dasar 1945 bahwa kedaulatan adalah ditangan rakyat. Maka, bisa diperoleh
pengertian lain, kedaulatan memiliki sifat asli, mutlak, tidak terbagi-bagi, permanen,
dan dimiliki secara utuh serta mutlak oleh rakyat.
Adapun teori yang menunjang pengertian kedaulatan dalam garis besar kekuasaan
tertinggi yang dimiliki oleh rakyat. Dalam pengemukaan tentang teori kedaulatan
rakyat. Montesquie dan J.J.Rousseau menyatakan bahwa kedaulatan berada di
tangan rakyat. Raja atau penguasa hanya pelaksana apa yang telah ditentukan oleh
rakyat. Raja atau para pemimpin hanyalah pelaksana dan harus bertanggung jawab
kepada rakyat.
Sedangkan, hak dan kewajiban dalam bidang sosial budaya. Pasal 31 ayat
(1) menyatakan, bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”.
Pasal 31 ayat (2) menyatakan bahwa “Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistim pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-
undang”. Pasal 32 menyatakan bahwa “pemerintah memajukan kebudayaan
nasional Indonesia”. Arti pesan yang terkandung diantaranya:
Kesemua hak dan kewajiban yang tertulis pada Undang-Undang dasar 1945
dapat menjadi acuan bagi mahasiswa dalam mencapai tujuan mempertahankan
kedaulatan bangsa. Hal itu sangatlah penting, mengingat jangan sampai, tugas serta
tanggungjawabnya, justru bersebrangan dengan kewajiban maupun haknya sebagai
warga Negara. Disamping itu, banyak persoalan-persoalan Negara yang kerap
mengancam kedaulatan bangsa. Sebut, kemiskinan, kebodohan, pelanggaran
hukum dan hak asasi manusia. Serta banyak lagi lainnya. Dengan mengetahui hak
dan kewajiban warga Negara pada masing-masing bidang yang ada, itu akan sangat
membantu seorang mahasiswa dalam berpikir dan bertindak disetiap peran aktifnya
untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut, yang juga, sebagai bagian dari
upaya mahasiswa untuk mempertahankan kedaulatan bangsa.
Begitu juga sebaliknya, antara aksi dan teori. Memenuhi agenda perubahan
bukanlah hal yang mudah. Untuk itu dibutuhkan sikap baik berpikir maupun
bertindak, dimana kedua hal tersebut memiliki relasi kuat satu sama lainnya untuk
saling menguatkan. Sudah tentu, untuk mencapai satu langkah pergerakan menuju
perubahan, seyogyanya didasari oleh kerangka berpikir yang baik. Baik dalam hal ini
adalah reflektif. Mampu melihat permasalahan mulai dari hal titik terkecil hingga titik
terbesar. Dan, menghubungkan satu sama lainnya, sehingga bermuara pada satu
kesimpulan yang dapat dipertanggunjawabkan secara penuh. Reflektif juga berarti
cermat melihat hubungan-hubungan antar masalah, bahkan untuk tiap-tiap
permasalahan yang berbeda dan saling bersebrangan.
BAB III
A. Kesimpulan
B. Saran
http://id.wikipedia.org/ “Mahasiswa”
Kelompok I
1. Wahyu Zikri
2. Fajar
3. Aditya Nugra
4.Kharisma Wibawa