Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perusahaan sejak adanya pemisahan fungsi antara pemilik (para pemegang saham)
dan pihak yang menjalankan kegiatan perusahaan setiap harinya. Dengan laporan
keuangan, pihak yang menjalankan day to day operation perusahaan, dalam hal ini
keuangan juga digunakan oleh para pemegang saham untuk menilai kinerja pihak
manajemen.
keuangan menjadi sesuatu yang sangat krusial bagi pihak manajemen. Dengan
yang merupakan celah dalam sistem akuntansi berbasis akrual untuk mengungkapkan
perusahaan akan disajikan bersama laporan keuangan atau ikhtisarnya dalam laporan
tahunan perusahaan.
Bila terjadi situasi seperti yang digambarkan di atas, maka akan timbul
asimetri informasi antara manajer dan pemilik. Para pemilik (pemegang saham) akan
informasi yang disampaikan pada mereka. Oleh karena itu, tingkat pengungkapan
pada laporan tahunan perusahaan akan menentukan seberapa banyak informasi yang
profesi akuntansi atau pemerintah (Hendriksen, 1997 dalam Verdiyana, 2006). Akan
tetapi pengungkapan merupakan hal vital bagi pengambilan keputusan optimal para
investor dan untuk pasar modal yang stabil. Pengungkapan dalam laporan keuangan
akan membantu pengguna laporan keuangan dalam memahami isi laporan keuangan
Kegagalan pemahaman atas isi dan angka laporan keuangan tersebut akan berakibat
likuiditas, basis perusahaan, profitabilitas, ukuran perusahaan dan reputasi KAP yang
umum. Ukuran suatu perusahaan dapat diukur dari total asset perusahaan (Herianto
tersebut bukan hanya datang dari masyarakat, namun juga dari pemerintah. Menurut
Buzby, perusahaan dengan ukuran yang lebih besar relatif lebih diawasi oleh
(Tjakradinata, 2000 dalam Amalia, 2005). Selain itu, teori agensi menyatakan bahwa
perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar daripada perusahaan
kecil (Jensen and Meckling, 1976). Perusahaan besar mungkin akan mengungkapkan
3
informasi yang lebih banyak sebagai upaya untuk mengurangi biaya keagenan
tersebut. Di lain pihak, perusahaan kecil biasanya berada dalam situasi persaingan
ketat dengan perusahaan lain. Mengungkapkan terlalu banyak tentang jati dirinya
keuangan, baik yang ditujukan bagi pihak internal maupun eksternal. Akan tetapi,
tidak semua penelitian mendukung hubungan antara size perusahaan dengan luas
pengungkapan. Hacston dan milne (1996) dalam Marulitua (2009) menemukan bukti
pengungkapan.
diperhatikan oleh investor dalam menilai suatu laporan keuangan pun merupakan
tersebut. Shangvi dan Desai (1971) dalam Subiyantoro (1996) mengutarakan bahwa
rentabilitas ekonomi dan profit margin yang tinggi, akan mendorong para manajer
untuk memberikan informasi yang lebih terperinci, sebab mereka ingin meyakinkan
4
para investor terhadap profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap
manajemen. Namun, perusahaan dengan profit yang rendah pun berusaha melakukan
perusahaan.
reputasi KAP yang mengaudit perusahaan tersebut juga berpengaruh terhadap tingkat
domestik.
5
berhubungan dengan luasnya tingkat pengungkapan. Sebaliknya, Simanjuntak dan
Widiastuti (2004) dalam Meiyusti (2008) menyatakan bahwa secara parsial variabel
Pada akhirnya, bukan hanya rasio keuangan saja yang berpengaruh pada
pada hasil audit dan statement yang dikeluarkan oleh KAP besar (dalam hal ini KAP
Big 4) atau KAP yang berafiliasi dengannya. Hal ini tentunya berpengaruh secara
Demikian pula dengan Irawan (2006) dan Marulitua (2009), yang semakin
terhadap tingkat pengungkapan. Hal ini selaras dengan hasil penelitian Hadi dan
Sabeni (2002) serta Simanjuntak dan Widiastuti (2004). Menurut hasil penelitian
6
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian-penelitian sebelumnya.
terdaftar di BEI”. Bedanya, dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah
perusahaan perbankan, tahun penelitian yang diambil adalah tahun 2006-2008 dan
laporan tahunan menjadi hal yang sangat krusial bagi perbankan untuk
umumnya).
B. Perumusan Masalah
perusahaan perbankan ?
7
3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan sukarela
perusahaan perbankan ?
Sesuai dengan paparan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi
D. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
ini berisi definisi serta cakupan populasi dan sampel penelitian ini.
Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• Pengertian
keuangan. Menurut Evans (2003), pengertian pengungkapan hanya terbatas pada hal-
hal yang menyangkut laporan keuangan saja. Pernyataan publik dan informasi yang
dinyatakan oleh manajemen di luar lingkup laporan keuangan tidak termasuk dalam
financial statement.
Di sisi lain, Wolk, Tearney dan Dodd (2001) dalam Rahayu (2008)
oleh peraturan yang berlaku. Peraturan tentang standar pengungkapan informasi bagi
perusahaan yang telah melakukan penawaran umum dan perusahaan publik diatur
dalam peraturan no. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan
peraturan no. VII.G.2 tentang laporan tahunan. Peraturan tersebut diperkuat dengan
Peraturan ini kemudian diperbaharui dengan Surat Edaran Ketua Bapepam No. SE-
emiten dan perusahaan publik untuk setiap jenis industri. Peraturan yang khusus
mengatur tata cara dan item-item pengungkapan wajib bagi perusahaan yang bergerak
diungkapkan menurut peraturan yang berlaku. Meek dkk (1995) dalam Marulitua
dimana manajemen dapat memilih jenis informasi yang dipandang relevan untuk
kategori, yaitu :
• Tujuan Pengungkapan
dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani
Tujuan melindungi didasari oleh fakta bahwa tidak semua investor dan
kreditor memiliki tingkat kecanggihan yang sama. Para investor naif perlu
12
peroleh atau informasi yang tidak dapat mereka olah untuk memperoleh
Tujuan ini disusun dengan dasar pemikiran bahwa pemakai informasi sudah
Tujuan ini merupakan gabungan dari kedua tujuan di atas. Di satu sisi,
dengan apa yang dipandang bermanfaat bagi pemakai yang dituju. Di sisi lain,
13
4. Untuk memberikan informasi penting yang memungkinkan para pengguna
laporan keuangan untuk melakukan perbandingan dalam satu tahun dan diantara
beberapa tahun.
5. Untuk memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan kas keluar di
masa mendatang.
6. Untuk membantu para investor menilai pengembalian dari investasi mereka.
selama ini dibagi dalam dua jenis, yaitu : indeks pengungkapan dengan pembobotan
peneliti terdahulu.
14
bahwa informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan seharusnya memenuhi
1. Relevan
Informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan harus relevan dan berguna
keuangan untuk membentuk suatu prediksi tentang hasil dari peristiwa yang lalu,
sekarang, maupun yang akan datang, atau untuk menyakinkan atau mengoreksi
penilaian sebelumnya.
2. Keandalan
Informasi yang tersaji dalam laporan keuangan haruslah bebas dari pengertian
yang menyesatkan, bias, dan kesalahan material serta dapat diandalkan sebagai
suatu informasi yang handal dalam laporan keuangan, informasi tersebut harus
• Penyajian jujur
• Netralitas
• Pertimbangan sehat
• Kelengkapan
3. Dapat Dipahami
15
Informasi yang ada dalam laporan keuangan harus dapat dipahami dengan mudah.
4. Dapat dibandingkan
hanya memahami informasi yang disajikan dalam laporan tersebut, namun juga
pengalaman sebelumnya.
bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang berguna untuk investor
dan calon investor, kreditur dan pemakai lain dalam pengambilan keputusan
investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis yang rasional. Agar informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami dan terhindar dari mis-interpretasi,
16
maka laporan keuangan tersebut harus dilengkapi dengan pengungkapan yang cukup.
Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari suatu proses akuntansi diharapkan dapat
adalah teori agensi (Agency Theory). Agency theory adalah teori yang menjelaskan
hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Yang dimaksud dengan principal
dalam teori ini adalah seseorang (lebih) yang mempekerjakan orang lain untuk
dipekerjakan oleh principal untuk melakukan suatu pekerjaan. Herianto dan Sudomo
dengan pemegang saham, dimana yang dimaksud principal adalah pemegang saham
yang disampaikan kepadanya. Oleh karena itu, laporan keuangan merupakan sarana
Menurut Meiyusti (2008), pemakai laporan keuangan dapat dibagi dalam dua
kelompok besar :
• Pemakai langsung (direct users), meliputi : pemilik, manajer, kreditur,
pemasok, pelanggan dan karyawan.
• Pemakai tidak langsung (indirect users), meliputi : analis sekuritas,
penasehat investasi, dan asosiasi pedagang.
17
Walaupun dengan banyaknya pemakai laporan keuangan yang memiliki
boleh menyimpang dari aturan yang telah ditetapkan oleh Standar Akuntansi
Keuangan (SAK).
informasi keuangan yang wajib diungkapkan dan dapat ditemukan dalam laporan
18
B. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
• Size Perusahaan
masyarakat maupun pemerintah. Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar relatif
lebih diawasi oleh lembaga pemerintah (Tjakradinata dalam Amalia, 2005). Oleh
karena itu, perusahaan besar dituntut untuk mengungkapkan lebih banyak informasi
daripada perusahaan kecil. Selain itu, semakin besar suatu perusahaan maka semakin
besar pula sumber daya yang dimiliki perusahaan. Dengan adanya sumber daya yang
keperluan pengungkapan informasi kepada pihak eksternal sehingga tidak perlu ada
tambahan biaya yang besar untuk pengungkapan yang lebih lengkap. Sebaliknya,
perusahaan dengan sumber daya relarif kecil mungkin tidak memiliki informasi siap
saji seperti perusahaan besar. Disamping itu, teori agensi menyatakan bahwa
perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar dari perusahaan kecil.
Ukuran perusahaan dapat dibedakan dari 3 hal, yaitu total aktiva, penjualan
bersih dan kapitalisasi pasar. Ukuran perusahaan yang dinilai dari total aktiva dapat
19
menjadi cerminan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset-asetnya. Semua hal
Desai (1971), Suripto (1999), Gunawan (2000) dan Marwata (2001) ditemukan
sukarela. Berdasarkan uraian di atas maka dapat diajukan hipotesis sebagi berikut:
• Likuiditas
kewajiban yang sudah jatuh tempo (Keown dalam Meiyusti, 2008). Cooke (1989)
dalam Marwata (2001) menjelaskan bahwa tingkat likuiditas dapat dipandang dari
dua sisi. Di satu sisi, tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukan kuatnya kondisi
pengungkapan informasi yang lebih luas kepada pihak luar karena ingin menunjukan
bahwa perusahaan itu kredibel. Di sisi lain, likuiditas dapat juga dipandang sebagai
ukuran kinerja manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. Dari sisi ini,
lebih banyak informasi kepada pihak luar sebagai upaya untuk menjelaskan lemahnya
20
diharapkan berhubungan dengan luasnya tingkat pengungkapan. Hasil penelitian
Meiyusti (2008) dan Cooke (1989) juga menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh
positif pada tingkat pengungkapan perusahaan. Jadi berdasarkan uraian di atas, maka
diajukan hipotesis :
• Profitabilitas
yang konsisten akan menjadi tolak ukur bagaimana perusahaan tersebut mampu
resikonya (Prihadi, 2008:51). Menurut Prihadi, ada tiga jenis basis perhitungan
profitabilitas, yaitu :
21
dengan ROE dapat menunjukan profitabilitas dari tingkat pengembaliannya bagi
Shanghvi dan Desai dalam Hartanti (2005) menyatakan bahwa rentabilitas ekonomi
dan profit margin yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan
informasi yang lebih terinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap
perusahaan dalam memperoleh laba dan semakin baik kinerja perusahaannya. Dengan
melakukan pengungkapan yang lebih luas. Demikian pula hasil penelitian Simajuntak
• Basis Perusahaan
22
perusahaan karena suatu alasan yang sangat sederhana, yaitu bahwa perusahaan-
perusahaan dengan basis yang berbeda akan memiliki stockholders yang berbeda
pula, sehingga tingkat pengungkapan yang harus dilakukan pun akan berbeda. Basis
perusahaan terbagi dua, yaitu : Perusahaan berbasis asing dan perusahaan berbasis
sahamnya dimiliki oleh investor asing, sedangkan yang dimaksud dengan perusahaan
investor dalam negeri. Suripto (1999) dalam Amalia (2005) menyatakan bahwa
berbasis asing cenderung lebih memahami manfaat pengungkapan. Selain itu, dengan
23
Dalam penelitian sebelumnya oleh Gunawan (2002) ditemukan bahwa basis
• Reputasi KAP
kritis oleh pihak independen terhadap laporan keuangan yang disusun oleh
atas penyajian laporan keuangan suatu perusahaan oleh akuntan publik, dan untuk
Kantor Akuntan Publik (KAP) sangat dipengaruhi oleh reputasi kantor akuntan
publik tersebut. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan yang diaudit oleh KAP
keakuratan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sebagai dasar analisa
untuk pengambilan keputusan. Jensen dan Meckling (1976) dalam teori keagenan
menyatakan bahwa firma audit yang besar berperan sebagai sebuah mekanisme untuk
24
tingkah laku oportunistik manajer. Firma audit besar cenderung tidak senang
tahunan mereka (Jensen and Meckling, 1976). Pilihan perusahaan akan eksternal
Terdapat beberapa toeri mengapa perusahaan yang diaudit oleh firma besar (dalam
hal ini KAP Big 4 dan afiliasinya) akan cenderung mengungkapkan lebih banyak
informasi :
1. KAP Big 4 dan afiliasinya cenderung terus berkembang dan didukung oleh
2. KAP lokal yang berafiliasi dengan KAP big 4 akan memiliki kewajiban lebih
pengungkapan ini sebelumnya telah dilakukan juga oleh Fitriany (2001) dan Al-
Shammari (2008). Hasil penelitian keduanya menunjukan bahwa reputasi KAP yang
26
3 Hadi dan Tingkat Size, proporsi Size berpengaruh secara
Sabeni, pengungkapan kepemilikan parsial. Sedangkan proporsi
2002, sukarela publik, dan kepemilikan publik, size dan
Perusahaan laporan basis basis perusahaan, likuiditas,
Go Public di tahunan. perusahaan, solvabilitas berpengaruh
BEJ likuiditas, secara simultan dan mampu
solvabilitas. menjelaskan variabel
pengungkapan sukarela dalam
laporan tahunan.
27
6 Sudarmadji Luas Ukuran Ukuran perusahaan,
dan Sularto, Voluntary Perusahaan, profitabilitas, leverage, dan
2007, disclosure profitabilitas, tipe kepemilikan perusahaan
Perusahaan leverage dan tidak berpengaruh pada luas
Manufaktur tipe voluntary disclosure.
di BEJ kepemilikan
perusahaan.
C. Model Penelitian
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas antara variabel dependen dan
Ukuran Perusahaan
(Size)
28
Profitabilitas
(ROE)
Tingkat
Likuiditas Pengungkapan
(LDR) Sukarela (IP)
Basis Perusahaan
Reputasi KAP
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik
tertentu. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti
mengambil sebagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili populasi tersebut
dilakukannya pemilihan sampel dengan metode ini adalah agar diperoleh data yang
31
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter. Data
dokumenter termasuk kategori data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara
Keuangan Tahunan dan Laporan Tahunan (annual report) yang dipublikasikan oleh
kriteria purposive sampling yang ditetapkan di atas. Data dalam Laporan Keuangan
reputasi KAP yang mengaudit perusahaan tersebut. Sedangkan data dalam Laporan
dalam laporan keuangan perusahaan perbankan pada tahun 2006, 2007, dan 2008.
Indeks pengungkapan itu sendiri terbagi dalam 2 jenis, yaitu : indeks pengungkapan
32
diambil dari penelitian Rahayu (2008), dimana Rahayu mengambil indeks
sukarela sehingga dalam instrumen ini hanya terdapat 43 item dengan skor antara 0-
∑ (P x B)
Indeks Pengungkapan Sukarela =
∑ (S x B)
Keterangan :
yaitu : perusahaan berbasis asing (PMA) dan perusahaan berbasis domestik (PMDN).
33
Variabel ini diukur dengan Dummy, dimana perusahaan berbasis asing akan diberi
Proxi yang digunakan dalam variabel ini adalah total aktiva perusahaan.
Untuk menyederhanakan data yang diperoleh sehingga memiliki elastisitas yang lebih
baik, maka total aktiva ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural sebagai
berikut :
• Profitabilitas (X3)
ROE (Return on Equity). ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
pengembalian atas modal yang telah dikeluarkan. ROE dapat dirumuskan dalam
persamaan :
Net Income
ROE =
Average Stockholder’s Equity
a. KAP Big Four (Deloitte, Ernst&Young, PWC serta KPMG) dan afiliasinya
34
Berdasarkan pembagian di atas, variabel ini akan diukur dengan Dummy
dimana perusahaan-perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four dan afiliasinya akan
diberi nilai 1 sedangkan perusahaan yang diaudit oleh KAP Non Big Four akan diberi
nilai 0.
• Likuiditas (X5)
Loan to Deposit Ratio. Loan to Deposit Ratio adalah rasio untuk mengukur sampai
seberapa likuid suatu bank. Rasio ini juga dapat digunakan untuk melihat
perbandingan pendanaan yang dilakukan bank terhadap dana pihak ketiga yang
dengan :
Loan
Loan to Deposit Ratio =
Total Deposit
Model yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah
Pengolahan data penelitian ini akan menggunakan alat bantu Microsoft Excel
35
Keterangan :
α = Konstanta
β1 - β 6 = Koefisien regresi
ROE = Profitabilitas
LK = Likuiditas
e = Error
sebuah model regresi. Data yang baik adalah data yang terdistribusi secara normal.
Alat diagnostik yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah Normal
Probability Plot. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal tersebut, maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas
data (Ghozali, 2005: 112). Jika data tidak menyebar menurut pola di atas, maka data
36
F. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk apakah hasil uji regresi terbebas dari bias
yang mengakibatkan hasil yang diperoleh tidak valid. Uji asumsi klasik yang harus
dipenuhi yaitu :
1. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi
pengganggu pada periode t-1. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari
autokorelasi.
adalah dengan uji Durbin-Watson (Ghozali, 2005). Hipotesis yang akan diuji adalah :
Ha : Ada autokorelasi (r ≠ 0)
H0 Keputusan Jika
Tidak ada autolorelasi Tolak 0 < d < dl
positif
Tidak ada autokorelasi No decision dl ≤ d ≤ du
positif
Tidak ada korelasi Tolak 4-dl < d < 4
negatif
Tidak ada korelasi No decision 4-du ≤ d ≤ 4-dl
negatif
Tidak ada autokorelasi Tidak ditolak du < d < 4-du
positif maupun negatif
Tabel 1. Penarikan Kesimpulan Autokorelasi
2. Uji Heterokedastisitas
37
Pengujian heterokedastisitas dalam model regresi dilakukan untuk mengetahui
apakah pada model regresi ketidaksamaan varian dari nilai residual satu pengamatan
heterokedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar atau scatterplots. Dari
• Jika diagram pencar tidak membentuk pola atau acak maka regresi
3. Uji Multikolinearitas
apakah hubungan antara variabel independen yang satu dengan yang lainnya dalam
penelitian ini. Metode yang digunakan untuk mendeteksi multikolinearitas ini adalah
4. Uji Hipotesis
dependen, dilakukanlah uji hipotesis. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
independen tersebut akan diuji dengan menggunakan model regresi linear berganda
38
digunakan untuk menganalisis hubungan antara sebuah variabel tidak bebas dengan
Pengujian terhadap model regresi dalam penelitian ini akan melalui 2 tahap,
yaitu :
1. Uji t
value dengan alpha. Alpha dalam penelitian ini juga 5%. Jika p-value < α maka
signifikan pada variabel dependen. Jika hipotesis tersebut ditolak, maka variabel
dependen.
2. Koefisien Determinasi
39
dapat menjelaskan variabel dependennya. Semakin besar koefisien determinasinya
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan hasil analisis data serta pembahasan mengenai hasil
pengolahan data penelitian ini. Hasil analisis data dan pembahasan tersebut akan
diuraikan dalam gambaran umum hasil penelitian, hasil uji normalitas data, hasil uji
asumsi klasik regresi berganda, penentuan koefisien dalam model regresi, serta hasil
perbankan dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan SPSS v.16 dibantu dengan Microsoft Excel. Dalam
analisis regresi berganda ini dilakukan perpaduan antara time series dan cross
sectional, dimana data-data dari 20 sampel penelitian selama tiga tahun berturut-turut
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan laporan tahunan
diteliti, yaitu :
41
1. Indeks Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)
bobot item yang bersangkutan dan dibandingkan dengan bobot keseluruhan item yang
Pada tabel indeks pengungkapan sukarela di bawah ini, dapat dilihat bahwa
pada tahun 2006, Bank Niaga (BNGA) memiliki indeks pengungkapan tertinggi
terendah (0.38). Pada tahun 2007, indeks pengungkapan tertinggi diperoleh oleh
Bank Niaga dan Bank BNI (0.61) dan indeks pengungkapan terendah dipegang oleh
Bank Kesawan (0.37). Sedangkan pada tahun 2008, indeks pengungkapan tertinggi
masih dipegang oleh Bank Niaga (0.63) dan Bank Eksekuitf International menjadi
pengungkapan tertinggi. Hal ini mencerminkan bahwa Bank Niaga merupakan bank
sampel penelitian ini. Di sisi lain, berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan, Bank
terendah.
42
2. Basis Perusahaan
ini. Varibel ini diukur dengan dummy, dimana perusahaan berbasis asing diberi nilai
Perusahaan yang 50% atau lebih sahamnya dimiliki oleh investor asing digolongkan
kepemilikan modal saham oleh investor asing kurang dari 50% akan digolongkan
Pada perusahaan perbankan yang menjadi sampel penelitian ini, tidak banyak
ditemukan perusahaan yang berbasis asing. Pada tahun 2006, sama sekali tidak ada
perusahaan perbankan yang berbasis asing, sedangkan pada tahun 2007 dan 2008
ini. Variabel ini diukur dengan menggunakan proxy total aktiva. Maksudnya, ukuran
perusahaan yang dijadikan sampel dilihat dari besar kecilnya aktiva perusahaan
tersebut juga akan semakin besar. Sebaliknya, perusahaan dengan total aktiva yang
43
Berdasarkan data yang diperoleh, pada tahun 2006,2007 dan 2008 perusahaan
perbankan dengan asset terbesar adalah Bank Mandiri (BMRI) dan asset terkecil
dimiliki oleh Bank Eksekutif International (BEKS). Di urutan kedua pemegang asset
terbesar adalah Bank BCA, baik untuk tahun 2006 maupun 2007. Namun pada tahun
2008, Bank BRI berhasil menggeser posisi bank BCA dan menduduki peringkat
4. Reputasi KAP
Reputasi KAP merupakan salah satu variabel independen yang diukur dengan
perusahaan-perusahaan sampel yang diaudit oleh KAP Big Four dan KAP Non Big
Four. Perusahaan-perusahaan sampel yang diaudit oleh KAP Big Four diberi nilai 1,
sedangkan perusahaan yang diaudit oleh KAP Non Big Four diberi nilai 0.
didapatkan dari laporan hasil audit yang menyertai laporan keuangan tahunan
juga dapat diketahui melalui data pada Fact Book yang diterbitkan oleh Pusat
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tergolong Big Four yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berafiliasi dengan
KAP Big Four dan memiliki wewenang untuk mengatasnamakan KAP Big Four
44
yang diakui dunia dan mencantumkannya pada laporan audit yang telah dilakukan.
Sementara KAP lain yang tidak berafiliasi dan tidak berhak menggunakan nama KAP
Dari data yang telah dikumpulkan, dapat dilihat bahwa sebagian besar perusahaan
perbankan telah menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four
(Deloitte, PWC, KPMG, dan E&Y). Hanya sebagian kecil yang masih menggunakan
5. Likuiditas
Likuiditas di sini diukur dengan LDR (Loan to Deposite Ratio). LDR digunakan
perbankan, di mana likuiditas lazimnya diukur dengan LDR atau Giro Wajib
antara kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana masyarakat yang diterimanya.
Dari data yang berhasil dikumpulkan, bank dengan LDR terbesar adalah Bank
Bumiputera (0.86) dan bank dengan LDR terkecil adalah Bank Century (0.21). Pada
tahun berikutnya, Bank Century masih merupakan bank dengan LDR terkecil
sementara Bank Mayapada menjadi bank dengan LDR terbesar. Pada tahun 2008,
45
Bank Victoria International dan Bank Central Asia menjadi bank yang memiliki LDR
6. Profitabilitas
penelitian ini. Dalam pengujian ini profitabilitas diwakili oleh ROE (Return on
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan dapat diverifikasi pada laporan
Dari data yang telah dikumpulkan, dapat dilihat bahwa pada tahun 2006,
semua perusahaan sampel memiliki ROE positif, dimana ROE tertinggi dimiliki oleh
BNI dan BRI (33.75). Di sisi lain, pada tahun 2007 dan 2008, Bank Century dan
Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan
SPSS v.16 dan Microsoft Excel. Analisis data dilakukan terhadap 20 perusahaan
perbankan yang terdaftar pada BEI pada tahun 2006, 2007, dan 2008 secara berturut-
turut. Dari pengolahan dan analisis data tersebut, diperoleh statistik deskriptif.
46
Menurut Gozali (SPSS, 2005:19), statistik deskriptif adalah output SPSS yang
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata
(mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan
Descriptive Statistics
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata pengungkapan sukarela adalah
sebesar 0.5172 (51.72%) dari total 42 item pengungkapan sukarela yang dinilai. Hasil
ini menunujukan bahwa perusahaan yang terdaftar di BEI melakukan cukup banyak
pengungkapan. Hai ini sesuai dengan hasil penelitian Fitriany (2001) namun berbeda
dengan hasil penelitian Suripto (1999). Suripto (1999) menyatakan bahwa tingkat
masih relatif rendah, yang ditunjukan dengan rendahnya skor pengungkapan yang
diperoleh. Hal ini mungkin disebabkan adanya perbedaan periode penelitian. Dengan
47
perusahaan. Masyarakat sadar bahwa melalui informasi-informasi yang bersifat
terbesar. Jika sebagaian besar saham perusahaan tersebut dimiliki oleh investor dalam
tergolong PMA. Dari tabel statistik deskriptif di atas dapat dilihat bahwa hanya
dependen dan dependen dalam persamaan regresi telah terdistribusi secara normal
atau tidak. Data penelitian yang baik adalah data yang terdistribusi secara normal.
Jika data dalam penelitian tidak terdistribusi secara normal, maka tes statistik yang
Alat uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Normal
Probability Plot. Normal Probability Plot berbentuk grafik. Jika data menyebar
48
sepanjang atau searah dengan garis diagonal pada grafik, maka data tersebut
garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal tersebut, maka dapat
Hasil uji normalitas data pada penelitian ini dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Grafik di atas menunjukan bahwa data terdiatribusi dengan normal. Hal ini
dapat disimpulkan dari data yang menyebar mengikuti arah garis diagonal. Dengan
demikian, dapat dinyatakan bahwa data memenuhi uji normalitas data dan model
49
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi yang digunakan pada penelitian ini adalah statistik uji
sebesar 2.32.
Model Summaryb
penelitian ini bebas autokorelasi. Kesimpulan ini diambil dari hasil analisa berikut :
Durbin Watson 2.172 < 2.619 < 3.106 Kesimpulan : Tidak ada autokorelasi
Tabel 4. Kesimpulan Uji Durbin-Watson
b. Uji Heterokedastisitas
diperolah dalam pengolahan data pada SPSS 16.0. Scatterplot untuk penelitian ini
50
Gambar 2. Scatterplot
acak dan tidak membentuk pola tertentu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bahwa
data tersebar di bagian atas maupun bagian bawah angka nol pada sumbu Y. Dengan
c. Uji Multikolinearitas
Factor (VIF) dan nilai tolerance yang diperoleh dari pengolahan data dengan
menggunakan SPSS 16.0. Batasan nilai teoritis VIF untuk masing-masing variabel
51
independen adalah 10. Jika nilai VIF suatu variabel dependen lebih besar daripada 10,
multikolinearitas. Sebaliknya, jika nilai VIF variabel tersebut lebih kecil daripada 10,
tolerance dilakukan dengan cara melihat seberapa dekat nilai variabel tersebut pada
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini variabel-
variabel yang diuji bebas dari multikolinearitas.
16.0. Data-data diregresikan dengan menggunakan metode enter dan semua variabel
independen digunakan sebagai prediktor atas variabel dependen. Model regresi yang
52
Untuk melihat apakah model hipotesis yang digunakan sudah tepat, kita harus
membandingkan p-value dengan alpha. Dalam penelitian ini digunakan alpha = 5%.
Hal ini berarti, kesalahan yang ditolerir hanya boleh lebih kecil atau sama dengan
5%. Dalam penelitian ini diperoleh F 4.809 signifikan pada p-value = 0.001. Karena
0.000 < 0.005, maka disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini layak
ANOVAb
Total .309 59
Hasil analisis dengan menggunakan model regresi tersebut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
53
Dari tabel tersebut, persamaan regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini
0.003BASISit + e
Keterangan :
ROE = Profitabilitas
LK = Likuiditas
e = Error
2. Pengujian Hipotesis
perusahaan perbankan. Dari tabel sebelumnya, dapat dilihat bahwa dengan nilai t
54
4.656 pada sig 0.000, dimana 0.000 < alpha (alpha = 0.05), maka diperoleh
terhadap tingkat pengungkapan sukarela. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suripto (1999), Marwata (2001), Fitriani
pengungkapan sukarela.
Namun di sisi lain, hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian
sebelumnya mungkin terjadi karena perbedaan jenis industri perusahaan yang dipilih
digunakan dalam penelitian ini adalah total aset. Dengan proxy yang berbeda,
contohnya dengan market capitalization, mungkin akan didapat hasil yang berbeda
pula.
55
b. H2 : Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan
hasil pengolahan data diperoleh t -0.376 pada sig 0.708 dimana 0.708 > 0.05,
tingkat pengungkapan sukarela pada laporan tahunan perbankan. Hasil ini sesuai
dengan hasil penelitian Marwata (2001), Gunawan (2000) dan Irawan (2006).
Hasil penelitian ini berlawanan dengan hasil penelitian Meiyusti (2008) yang
perbankan yang memiliki lebih banyak kriteria dan peraturan yang tidak diterapkan
oleh jenis industri lainnya. Tingkat likuiditas perusahaan perbankan selalu berada
dalam pengawasan, baik oleh pihak internal perusahaan (komite manajemen resiko
likuiditas) maupun oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral. Oleh karena itu, tidak
ada perusahaan perbankan aktif yang memiliki rasio likuiditas yang sangat ekstrim.
56
c. H3 : Profitabilitas (ROE) berpengaruh signifikan terhadap tingkat
sukarela. Namun dari data hasil pengolahan SPSS 16.0, diperoleh t -0.05 pada sig
0.996. Karena nilai sig 0.996 > 0.05, maka disimpulkan bahwa profitabilitas (ROE)
tahunan perusahaan perbankan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
Sudarmadji dan Sularto (2007) serta Meiyusti (2008). Di sisi lain, Fitriany (2001),
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan pada bab terdahulu, hipotesis keempat
data yang telah dikumpulkan dan di analisa dengan SPSS 16.0, diperoleh t 0.196 pada
sig 0.845, dimana 0.845 > 0.05 sehingga disimpulkan bahwa hipotesis keempat
ditolak. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa basis perusahaan tidak memberikan
57
pengaruh yang signifikan dalam tingkat pengungkapan sukarela perusahaan tersebut.
Baik PMA maupun PMDN memiliki tingkat pengungkapan yang hampir sama.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Marulitua (2009), namun
bertentangan dengan Fitriany (2001) serta Hadi dan Sabeni (2004) yang menyatakan
Hipotesis kelima dalam penelitian ini merumuskan bahwa reputasi KAP yang
menggunakan SPSS 16.0, untuk variabel Reputasi auditor diperoleh t 2.218 pada sig
0.031. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa reputasi KAP berpengaruh secara
Perusahaan yang menggunakan KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four
cenderung memiliki tingkat pengungkapan yang lebih baik dari pada perusahaan-
58
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Fitriany
(2001), Meiyusti (2009) dan Dahawy (2009). Hal ini bertentangan dengan hasil
3. Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi (AR2) adalah
penelitian ini adalah 45%. Sedangkan 55% sisanya dipengaruhi oleh variabel-variabel
lain yang tidak teramati dalam penelitian ini. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
hal tersebut, dilakukan pengujian dengan model linear berganda melalui SPSS 16.0
terhadap data yang telah dikumpulkan. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh hasil
sebagai berikut :
perusahaan tersebut pun akan semakin besar pula. Oleh karena itu, perusahaan
60
perusahaan akan melakukan lebih banyakpengungkapan untuk meminimalisir
tekanan pemerintah.
Dari hasil penelitian ini, diperoleh hasil yang konsisten dengan teori yang ada.
Berdasarkan hasil penelitian ini, ukuran perusahaan adalah variabel yang berpengaruh
hasil penelitian Sudarmadji dan Sularto (2007), namun konsisten dengan hasil
penelitian Marwata (2001), Fitriany (2001), Meiyusti (2008) dan Marulitua (2009).
2. Likuiditas
Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas adalah
Loan to Deposite (LDR) ratio. Berdasarkan teori, likuiditas suatu perusahaan akan
Namun dari hasil penelitian ini t -0.376 pada sig 0.708 dimana 0.708 > 0.05
merupakan perusahaan perbankan yang memiliki lebih banyak kriteria dan peraturan
yang tidak diterapkan oleh jenis industri lainnya. Tingkat likuiditas perusahaan
perbankan selalu berada dalam pengawasan, baik oleh pihak internal perusahaan
61
(komite manajemen resiko likuiditas) maupun oleh Bank Indonesia sebagai bank
sentral. Oleh karena itu, tidak ada perusahaan perbankan aktif yang memiliki rasio
likuiditas yang sangat ekstrim. Dengan demikian pengaruh likuiditas menjadi tidak
ini konsisten dengan penelitian Simanjuntak dan Widiastuti (2004), Fitriany (2001)
dan Irawan (2006) namun bertentangan dengan penelitian Almilia dan Retrinasari
(2007).
3. Profitabilitas
Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya, hipotesis ketiga dalam penelitian
hasil pengolahan data melalui SPSS 16.0, diperoleh t -0.05 pada sig 0.996. Dengan
nilai sig 0.996, dimana 0.996 > 0.05, maka disimpulkan bahwa variabel profitabilitas
tahunan. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Irawan (2006), Sudarmadji dan
Sularto (2007) serta Meiyusti (2008). Sebaliknya, Fitriany (2001), Simanjuntak dan
dapat menjelaskan ketidak konsistenan ini adalah kondisi ekonomi pada tahun yang
62
digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan data-data pada tahun 2006,
2007 dan 2008 dimana pada periode ini kondisi ekonomi di Indonesia turut
4. Basis Perusahaan
domestik (PMDN) dan perusahaan berbasis asing (PMA). Dari antara keduanya, teori
lebih luas dibandingkan dengan perusahaan PMDN. Namun setelah melihat hasil
penelitian ini, diperoleh data bahwa pengujian variabel basis perusahaan terhadap
tingkat pengungkapan sukarela menghasilkan t 0.196 pada sig 0.845, dimana 0.845 >
0.05. Dengan sig 0.845 yang lebih besar dari 0.05, maka ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis keempat ditolak. Basis perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Marwata (2001), Hadi dan Sabeni (2002) dan Marulitua (2009). Namun hasil ini
(2006) dan Fitriani (2001). Alasan munculnya ketidakkonsistenan ini mungkin dapat
ditinjau dari negara asal investor asing pada perusahaan PMA. Jika investor tersebut
berasal dari negara yang tingkat keterbukaannya rendah, maka kepemilikan modal
63
asing pada perusahaan tersebut tidak akan membawa banyak perubahan yang berarti
5. Reputasi KAP
dummy. Perusahaan yang menggunakan jasa KAP atau auditor yang merupakan atau
berafiliasi dengan KAP yang tergolong dalam The Big Four Accounting Firm, maka
menggunakan jasa auditor Big Four atau afiliasinya akan diberi nilai 0.
Jensen dan Meckling (1976) dalam teori keagenan menyatakan bahwa firma
audit yang besar berperan sebagai sebuah mekanisme untuk mengurangi agency cost
manajer. Firma audit besar cenderung tidak senang dikaitkan dengan perusahaan
demikian, hipotesis kelima dalam penelitian ini menyatakan bahwa reputasi KAP
perbankan.
Dari hasil pengolahan data, diperoleh diperoleh t 2.218 pada sig 0.031,,
dimana 0.031 < 0.05 sehingga hipotesis kelima ini diterima. Hasil penelitian ini
mendukung hipotesis yang telah dibuat sebelumnya. Reputasi KAP yang digunakan
64
sukarela. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Meiyusti (2008) dan
Dahawy (2009).
B. Keterbatasan Penelitian
dalam penelitian ini telah dilakukan dengan cermat dan semaksimal mungkin, namun
tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat banyak keterbatasan dan kelemahan
Oleh karena itu, para peneliti, akademisi dan para pembaca yang akan
melakukan penelitian dengan topik yang sama dapat memperhatikan beberapa poin
berikut:
dalam dua golongan yaitu PMA dan PMDN berdasarkan asal investor.
65
C. Saran
diuraikan di atas, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
66
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana Spica dan Ikka Retrinasari, 2007, Analisis Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ, Skripsi Universitas
Trisakti.
Botosan, Christine A., 1997, Disclosure Level and The Cost of Equity Capital,
Accounting review, Vol.72, no. 3.
Dahawy, 2009, Company Characteristics and Disclosure Level The Egyptian Story.
International Research Journal of Finance and Economics :
ISSN 1450-2887 Issue 34 (2009)
Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program SPSS, Edisi 3,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
67
Hartanti, Dewi, 2005, Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Kelengkapan
Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di BEJ, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Ikatan akuntan Indonesia (IAI), 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,
Jakarta.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 2002, Metode Penelitian Bisnis, Edisi
Pertama, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.
Jensen and Meckling, 1976, Theory of the Firm : Managerial Behavior, Agency Cost
and Ownership Structure, Journal of Financial Economic, Volume 3 no. 4.
Kieso, dkk. 2001, Akuntansi Intermediate, Edisi Kesepuluh Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Rahayu, Sovi Ismawati, 2008, Pengaruh Tingkat Ketaatan Pengungkapan Wajib dan
Luas Pengungkapan Sukarela Terhadap Kualitas Laba, Simposium Nasional
Akuntansi XI.
68
Ratnawati, Vince dan Ria Nelly Sari, 2007, Sistem Pengendalian Manajemen, Unri
Press, Pekanbaru.
Sudarmadji, Ardi Murdoko dan Lana Sularto, 2007, Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas
Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan, ISSN 1858-2559 Vol. 2,
Universitas Gunadharma.
www.bapepam.go.id
www.bi.go.id
www.idx.co.id
69