Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Cerebro Vasculer Accident merupakan penyakit system saraf yang paling
sering dijumpai dan merupakan peringkat ke-3 penyebab kematian di USA. Kira-
kira 200.000 kematian dan 200.000 orang dengan gejala sisa akibat stroke pada
setiap tingkat umur, tapi yang paling sering pada usia 75 - 85 Tahun. Pada bagian ini
terminologi CVA akan dipakai sebagai istilah umum. Bayak ahli saraf dan bedah
saraf cenderung kepada penyebab CVA Trombosis, emboli hemmoragic. Pelayanan
medis dan pelayanan keperawatan berbeda tergantung kepada penyebab yang spesifik.
Stroke adalah terminology lain bila merujuk CVA. Stroke klinis merujuk kepada
perkembangan neurology defisit yang mendadak dan dramatis. CVA dapat didahului
oleh banyak faktor pencetus dan seringkali berhubungan dengan penyakit kronis
yang menyebabakan masalah penyakit vascular, termasuk sakit jantung, hipertensi,
DM. Obesitas, Kolesterol, merokok, stress, cara hidup.
Menurut WHO stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral,
balk fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat. berlangsung
lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain
daripada gangguan vaskuler. ( Harsono, 1996: 81).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa stroke merupakan
akibat kelainan / penyakit pada pembuluh darah otak yang menampakkan kondisi
berupa gangguan, baik berupa fokal maupun terjadi secara mendadak.
1.2. Rumusan masalah
1.2.1 Anatomi dan Fisiologi otak
1.2.2 Pengertian Stroke
1.2.3 Klasifikasi stroke
1.2.4 Patofisiologi Stroke
1.2.5 Etiologi stroke
1.2.6 Manifestasi Klinis Stroke
1.2.7 Komplikasi stroke
1.2.8 Diagnosa Keperawatan
1.2.9 Intervensi
Berat otak manusia sekitar 1400 gr dan tersusun oleh lebih kurang 100
triliun neuron. Otak terdiri dari 4 bagian besar yaitu : Cerebrum (otak besar),
Cerebelum (otak kecil). Brain Steam (Batang otak) dan Dien Cepalon. Cerebrum
terdiri 2 hemisfer cerebri, korpus colosum dan corteks cerebri. Himisfer cerebri
terdiri lobus frontalis, termasuk area motorik untuk gerakan volunteer, lobus parietal
berperan memproses dan mengintegrasi informasi sensorik, lobus temporalis adalah
sensori untuk impuls pendengaran, oksipitalis mengandung korteks penglihatan
primer.
1. Stroke hemoragic
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subaraknoid.
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada area otak tertentu.
Biasanya kejadiannya saat melakukan aktifitas atau saat aktif, namun bisa
juga terjadi saat istirahat. Kesadaran klien umumnya menurun. Perdarahan
otak dibagi dua yaitu
Perdarahan Intraserebral.
Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena hipertensi
mengakibat darah masuk kedalam jaringan otak, membentuk massa
yang menekan jaringan otak, dan menimbulkan oedema otak.
Peningkatan TIK yang terjadi cepat, dapat menyebabkan kematian
mendadak karena herniasi otak. Perdarahan intraserebral yang
disehabkan karena hipertensi sering di jumpai daerah talamus, pons.
Perdarahan Subaraknoid
Perdarahan ini berasal dari pecahnya aneurisme berry atau AVM.
Aneurisma yang pecah ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi
willsi dan cabangcabangnya yang terdapat di luar parenkime otak.
Pecahnya arteri dan keluarnya ke niang sub araknoid menyebabkan
TIK meningkat mendadak, meregangnya struktur peka nyeri dan
faso spasme pemboiuh darah serebral yang berakibat disfungsi otak
global (sakit kepala, penuniman kecadaran) maupun fokal (hemiparase,
gangguan hemi sensorik, atasia, dll).
II.4. PATOFISIOLOGI
II.5. ETIOLOGI
Refrensi : “Muttaqin Arif Pengantar Asuhan Keperawatan Klien
Dengan Gangguan Sistem Persyarafan.Jakarta:Salemba,2008.Hal.128.”
II.5.1. Trombosis Serebral
Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti di
sekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pads orang tua yang sedang tidur atau bangun
tidur.Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan
darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan gejala neurologis scring kali
memburuk pada 48 jam setelah trombosis.
Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak :
AAterosklerosis;
HHiperkoagulasi pada polisitemia;
AArteritis (radang pada arteri);
EEmboli
II.5.2 Hemoragi
Perdarahan intracranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang
subaracnoid atau ke dalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena
aterosklerosis dan hipertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan
perembesan darah ke dalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan,
pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan, ssehingga otak akan
membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak, oedema, dan mungkin
herniasi otak.
II.7 KOMPLIKASI
Referensi:
“Tarwoto Wartonah,Ns,S.Kep.2007 :hal.91.Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Sistem Persyarafan.Sagung Seto:Jakarta”.
Hipertensi/hipotensi
Kejang
Peningkatan tekanan intrakranial (TIK)
Kontraktur
Tonus otot abnormal
Trombosis vena
Malnutrisi
Aspirasi
Inkontinensia urine,bowel