Professional Documents
Culture Documents
IV.1. UMUM
diperlukan penyediaan sumber energi yang cukup besar. Namun perlu diingat
ekonomi dan aspek lingkungan serta penerapan alih teknologi dan partisipasi
apakah energi nuklir merupakan alternatif pembangkit listrik yang layak untuk
Energi nuklir dirumuskan oleh Albert Einstein pada tahun 1905 yang
1
Dosen : Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,M.Eng.
reaksi berantai yang disebut fisi pada tahun 1936. Dari reaksi fisi tersebut
nuklir ini sama dengan pembangkit konvensional lainnya, bedanya hanya pada
panas yang dihasilkan untuk tenaga uap, dimana untuk PLTN, panas tersebut
dihasilkan melalui reaksi pembelahan inti atom dalam suatu reaktor nuklir.
Gambar 4.1 memperlihatkan bagaimana siklus bahan bakar pada sebuah PLTN.
Dalam proses ini dibutuhkan air yang berfungsi sebagai pendingin dan
235 dalam bahan bakar nuklir kecil sekali dan terdistribusi secara merata dalam
isotop Uranium-238 (U238) yang tidak dapat membelah sehingga tidak akan
1. Penambangan Penyimpanan
2. Pengkonsentrasian Akhir
3. Yellow Cake U3O8
Plutonium Uranium
Pengkayaan UF6
0,2% 2 - 4% Proses Ulang
Pusat Listrik
Tenaga Nuklir
(PLTN)
Pembuatan Elemen
Bahan Bakar Pemanfaatan 1. Pendinginan
UF6 UO2 Bahan Bakar 2. Transportasi
Bedak Pelet
GAMBAR 4.11
SIKLUS BAHAN BAKAR NUKLIR
1
Prof. Ir. Abdul Kadir, "Energi Nuklir Untuk Pembangkitan Tenaga Listrik", Energi & Listrik. Edisi
1982.
2
Dosen : Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,M.Eng.
Water Reactor (PWR) dan Boiling Water Reactor (BWR). Selain itu juga ada
reaktor jenis Gas Cooled Reactor (GCR) yang menggunakan gas sebagai
oleh BATAN dan BPPT, teknologi PLTN yang dipilih adalah jenis PWR (Presurize
pengelolaan sisa bahan bakar (limbah radioaktif) yang lebih andal dari jenis
lingkungan alam terhadap seluruh bahaya dan gangguan yang berasal dari
aktifitas nuklir.
nuklir.
3
Dosen : Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,M.Eng.
mengandung resiko yang mungkin dapat terjadi pada instalasi nuklir, termasuk
Untuk mendapatkan sebuah instalasi nuklir yang aman, maka tiga buah
Penilaian keamanan pada sistem PLTN secara garis besar dapat dibagi
normal.
proses atau kesalahan operator. Peralatan pokok pada sistem ini adalah
4
Dosen : Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,M.Eng.
bahan bakar uranium dari stainless steel, tangki reaktor dari baja
pilihan dengan tebal ± 20 cm, dan kubah reaktor dari beton dengan
tebal ± 20 m.
peralatan yang digunakan. Antara lain adalah tersedianya dua atau tiga
unsur-unsur hasil fisi (pembelahan inti atom) yang radio-aktif agar ke luar dan
terlarut dalam air pendingin. Kelongsong bahan bakar ini terbuat dari logam
tertentu yang mempunyai titik lebur sangat tinggi (diatas 1700 oC). Selain itu
kelongsong dilakukan pada ruang hampa udara untuk terjadinya oksidasi yang
nuklir dengan kelongsong yang sangat kuat, unsur-unsur hasil fisi yang radio-
5
Dosen : Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,M.Eng.
sangat tinggi, dimana hal ini akan terjadi apabila reaktor berada dalam keadaan
super-kritis, yaitu suatu keadaan dimana jumlah netron yang berada dalam
netron yang menembaki bahan bakar, akibatnya makin banyak pula panas yang
dilepaskan.
reaksi fisi harus dibuat tetap sama dengan jumlah semula, dengan kata lain
dikehendaki.
aktif dari instalasi nuklir adalah bangunan beton dan baja berbentuk kubah,
dengan adanya kecelakaan reaktor nuklir di Chernobyl dan Three Mile Island.
menimbulkan korban jiwa dan efek lain akibat terkena radiasi dari zat radio-
aktif yang tersebar. Sedangkan reaktor nuklir di Three Mile Island karena
6
Dosen : Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,M.Eng.
pengoperasian PLTN.
bebas serta tidak tergantung satu sama lainnya, dan bahkan satu sama lain
saling merupakan satu sistem pengaman yang berlapis-lapis dari PLTN. Selain
potensi bahaya terbesar dari PLTN adalah bila terjadi penyebaran zat-zat
melelehnya bahan bakar nuklir. Hal ini akan terjadi apabila ketiga bagian
adalah 107. Ini berarti dalam 107 kasus reaktor/tahun akan terdapat satu
7
Dosen : Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,M.Eng.
tersedia tenaga listrik maka tidak ada satupun unit-unit keselamatan darurat
yang dapat beroperasi hingga bahan bakar akan meleleh, dan akibatnya banyak
sekali zat-zat radioaktif yang akan keluar. Keboleh-jadian dari peristiwa ini
in t e g r it a s
c o n t a in t m e n t Z a t r a d io a k t if y a n g
t e r s e b a r k e lu a r
P e n g a m b il
S is t e m h a s il f is i
P e n d in g in
P ip a P e n d in g in D aru ra t T e ra s
Pec ah (E C C S )
1 -P 5
P1
B a ik S a n g a t s e d ik it
1 -P 4
T e n a g a L is t r ik B e rop era s i
1 -P 3 P5 S e d ik it P 1x P5
J e le k
B e r fu n g s i P 1x P4
P4 B a ik S e d ik it
T id a k P5 Sedang
P 1x P4xP 5
1-P 2 1 -P 4 J e le k
B e rop era s i Besar P 1x P3
P1 T e r s e d ia P3
T id a k
P4 Sangat besar P 1x P3xP 4
T id a k
P2 Sangat besar
P 1x P2
G a g a l /ti d a k
t e r s e d ia
GAMBAR 4.22
POHON KEJADIAN YANG DISEDERHANAKAN DARI LOCA
PLTN, maka akan sedikit sekali zat radioaktif yang keluar ke lingkungan, bila
2
Sutaryo Supadi, dkk., BATAN/Sub Komisi Teknologi Reaktor KP2PLTN., “Penilaia KeamananPLTN”.
Berita Ilmu Pengetahuan & Teknologi. No : 3 Tahun 1976.
8
Dosen : Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,M.Eng.
baris terbawah.
PLTN dan kecelakaan non-nuklir, yaitu seringnya frekuensi (kejadian per tahun)
dari jumlah korban yang jatuh akibat suatu kejadian tertentu. Sebagai contoh
misalnya, jumlah 100 orang korban akibat kecelakaan dari beroperasinya 100
frekuensi satu dalam 10 per tahun dan satu dalam 2 per tahun, atau dengan
kata lain masing-masing 1000 dan 5000 kali lebih besar dibanding dengan
kecelakaan nuklir.
akibat bila terjadi kecelakaan PLTN ataupun kecelakaan non-nuklir baik yang
10
1 A ir C r a s h e s T o t a l
Fir
es
1 /1 0 D a m F a ilu r e s
1 /1 0 0 T o ta l M a n C a u s e d
Frekuensi (Evens/Years)
A ir C r a s h e s
Exp
P e rs o n s O n
losio
G ro u nd
ns
1 /1 .0 0 0
C h lo r in e R e l e a s e s
1 /1 0 .0 0 0
9
1 / 1 0 0 .0 0 0
1 0 0 N u c le a r
P o w e r P la n t
1 /1 .0 0 0 . 0 0 0
1 /1 0 .0 0 0 .0 0 0
10 100 1 .0 0 0 1 0 .0 0 0 1 0 0 .0 0 0 1 .0 0 0 .0 0 0
F a ta lit ie s
Dosen : Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,M.Eng.
GAMBAR 4.33
FREKUENSI KEMATIAN AKIBAT KEJADIAN-KEJADIAN BUATAN MANUSIA
GAMBAR 4.44
Nat
Man
ura
l Ev
FREKUENSI
Ca
use
1 /1 0 ent KERUGIAN HARTA
d
Eve AKIBAT
nts
KECELAKAAN-
1 /1 0 0
KECELAKAAN SECARA
ALAMIAH ATAU
BUKAN
Frekuensi (Events/year
1 / 1 .0 0 0
diambil
1 / 1 .0 0 0 .0 0 0
1M 10M 100M 1B 10B 100B
N ( D o l la r s ) kesimpulan bahwa
kerugian harta yang sama akibat kecelakaan 100 PLTN kira-kira 100 sampai
1000 kali lebih kecil kemungkinannya dibanding dengan sebab-sebab yang lain.
kontaminasi,
3
Ibid.
4
Ibid.
10
Dosen : Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,M.Eng.
c. Biaya untuk menjamin masyarakat luas agar tidak terkena radioaktif yang
disamping korban jiwa kiranya perlu digambarkan efek negatif pada kesehatan
manusia yang dapat ditimbulkan oleh kecelakaan PLTN. Efek kesehatan ini
meliputi pula efek jangka panjang yang dapat berupa kanker, efek keturunan
kira-kira dua kali lebih banyak dibanding dengan jumlah yang meningggal.
Akan tetapi jumlah tersebut dapat diabaikan bila dibanding dengan 8 juta orang
pembangkitan listrik ada tiga komponen biaya yang harus diperhatikan, yakni :
biaya investasi awal, biaya operasi dan perawatan, serta biaya bahan bakar.
yang murah, tapi karena biaya bahan bakar yang mahal, maka harga listriknya
akan mahal. Sebagai contoh pada pembangkit listrik dengan bahan bakar
bakar yang tersedia jauh dari tempat pembangkitan listrik, maka biaya bahan
pembahasan pada Bab terdahulu), PLTN belum bisa bersaing secara ekonomis
11
Dosen : Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,M.Eng.
dengan discount rate normal sebesar 12%. Oleh karena itu, dalam perencanaan
discount rate-nya.
perhitungan biaya keseluruhan, PLTN baru bisa bersaing untuk discount rate 8
rate tersebut adalah 51,59.10-3 $/kW, 42,30.10-3 $/kW dan 34,86.10-3 $/kW.
investasi awal yang besar, akan tetapi dalam operasinya biaya bahan bakarnya
cukup rendah, dan memerlukan bahan bakar dalam jumlah yang kecil. Sebagai
perbandingan kebutuhan bahan bakar pada PLTN, PLTU - Batubara dan PLT
TABEL 4.15
KEBUTUHAN BAHAN BAKAR
Sebuah instalasi pembangkit berdaya 1000 MWe beroperasi dengan load faktor 75% akan
memproduksi 6,6 TWh per tahun. Perbandingan kebutuhan bahan bakarnya untuk PLTN, PLTU-
Batubara dan PLT-Minyak adalah :
κ PLT Nuklir, membutuhkan 27 ton uranium diperkaya tiap tahun, diperlukan transportasi
dengan beberapa truk, atau diperlukan 160 ton uranium alam.
κ PLTU Batubara, membutuhkan 2,6 juta ton batubara tiap tahun, diperlukan transportasi
dengan 5 rangkaian kereta pengangkut, tiap pengangkutan 1400 ton per hari.
κ PLT Minyak, membutuhkan 2 juta ton minyak per tahun, diperlukan transportasi dengan 10
super tanker.
5
Ir. Adiwardoyo, dkk., “Penggunaan Energi Nuklir Dalam Mendukung Pembangunan Yang
Berkesinambungan”. Hasil Lokakarya Energi, Jakarta., 1993. Sumber : Nuclear Power Techniques
and Sustainble Development, IAEA., Vienna, 1992.
12
Dosen : Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,M.Eng.
proyek investasi tinggi umumnya, yaitu waktu yang diperlukan untuk perizinan,
sebagainya.
PLTN dilokasi Ujung Watu Pantai Utara Gunung Muria diasumsikan dimulai
tahun 1990 sampai tahun 1998. Dari hasil studi tersebut diambil beberapa
kesimpulan, diantaranya :
dimana penghasilan rumah tangga rata-rata menjadi dua kali lipat selama
tahap pembangunan, sedang sesudah PLTN beroperasi naik lebih dari 80%.
terjadi. Secara sederhana kedua hal ini bisa dibicarakan bersama, karena
fosil adalah mengenai dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Sampai saat ini
Pembangkit listrik dengan energi fosil telah mencapai 63% dari keseluruhan
dioksida sulfur dan oksida nitrogen serta debu dan partikel ke atmosfir. Energi
fosil dari minyak menghasilkan dioksida karbon lebih kecil, sedangkan gas
merupakan pembangkit yang relatif paling bersih. Namun demikian masih ada
resiko tumpahan dan kebocoran minyak dan gas dalam proses transportasi dan
penyimpanan.
yang ditimbulkan, penggunaan PLTN pada operasi normal sangat bersih dan
pada kondisi abnormal dapat diatasi dengan aman. PLTN tidak membebaskan
cara penanggulangannya.
14
Dosen : Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,M.Eng.
bumi.
dan yodium-131. Zat radioaktif ini meluruh menjadi atom lain yang lebih stabil
dengan memancarkan sinar alpha, beta dan sinar gamma. Sinar yang
terutama sinar gamma yang mempunyai daya tembus sangat tinggi, hanya
terjadi kecelakaan. Oleh karena itu, semua sistem pengaman PLTN ditujukan
lingkungan.
melebihi nilai batas yang diperkenankan, yaitu antara 0,05 milli Sievert (mSv)
Dilihat dari tingkat radiasi yang diterima, maka efek radiasi terhadap
a. Efek non-stokastik.
15
Dosen : Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,M.Eng.
Efek ini akan timbul apabila radiasi yang diterima melebihi dosis ambang.
Akibat dari efek ini antara lain, katarak pada mata, erytema pada kulit,
b. Efek Stokastik.
Efek radiasi ini tergantung dari kepekaan tubuh seseorang dalam menerima
radiasi tersebut.
Jika ditinjau dari resiko yang mungkin terjadi pada PLTN (walaupun
operator, karyawan, maupun masyarakat lokal. Apalagi untuk skala yang besar,
maka akibatnya bisa meluas sampai tingkat regional, nasional atau bahkan
lingkungan, baik dalam tahap konstruksi, tahap operasi, maupun pasca operasi,
dapat ditanggulangi.
atau pembangkit dengan bahan bakar fosil, maka limbah yang dihasilkan
operasi dari pengoperasian PLTN sangat kecil, sebagaimana yang terlihat pada
tabel 4.2.
16
Dosen : Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,M.Eng.
volume, pengolahan menjadi bentuk stabil secara fisik maupun kimia yang
lingkungan hidup.
TABEL 4.26
PERBANDINGAN PRODUKSI LIMBAH
PLTN DAN PLTU-BATUBARA
PLTN (1000 MWe, load factor 75%)
Produksi limbah per tahun :
sampah aktivitas tinggi : 27 ton bahan bakar bekas, jika melalui proses ulang dan
vitrifikasi sekitar 3 m3
sampah aktivitas tingkat sedang : 310 ton
sampah aktivitas tingkat rendah : 460 ton
beberapa gas radioaktif tingkat rendah dari cerobong yang aman bagi kesehatan
masyarakat
sisa dari tambang uranium dan instalasi proses biji yang lebih kecil dari sisa tambang
batubara, per unit listrik yang diproduksi.
PLTU-Batubara (1000 MWe, load factor 75%)
Produksi limbah tahunan :
CO2 : 6,5 juta ton
SO2 : 44.000 ton
NOx : 22.000 ton
Abu : 320.000 ton, mengandung sekitar 400 ton racun logam berat seperti
arsenik, kadmium, merkuri dan timah.
Limbah ini dialirkan melalui sistem filter (prefilter, filter absolut, filter
6
Ir. Adiwardoyo, dkk., “ Penggunaan Energi Nuklir Dalam Mendukung Pembangunan Yang
Berkesinambungan”. Hasil-Hasil Lokakarya Energi., Jakarta, 1993. Sumber :Nuclear Power
Nuclear Techques and Sustainble Development, IAEA, Vienna, 1993.
17
Dosen : Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,M.Eng.
Jika suatu waktu filter tersebut perlu diganti dengan yang baru, maka filter
a. Limbah padat
tinggi atau bahan bakar bekas terdiri dari kombinasi rekayasa dan rintangan
air tanah dan menahan material radioaktif yang mungkin keluar, serta sistem
limbah radioaktif tingkat tinggi ini adalah lebih dari 100 ribu tahun.
lokasi dan effisiensi, pemilihan lokasi PLTN merupakan langkah yang sangat
penting. Dimanapun PLTN itu didirikan, maka PLTN harus memberikan nilai
aman bagi lingkungan dan masyarakat serta kelangsungan daripada PLTN itu
18
Dosen : Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,M.Eng.
sebagai berikut :
dari daerah-daerah tersebut. Total nilai dari evaluasi ini dijadikan sebagai
Hasil yang diperoleh dari tahap pertama, setelah direvisi berdasarkan data
dilakukan penelitian yang lebih teliti, dan selanjutnya dipilih salah satu
7
BATAN, Proceeding Lokakarya Teknologi PLTN. BATAN, Jakarta, 1975., pp 5-10.
19
Dosen : Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,M.Eng.
Studi tapak merupakan penelitian lebih lanjut terhadap lokasi yang terpilih.
Studi ini bersifat menyeluruh, dimana dalam studi ini ditentukan titik ikat
lokasi berdasarkan nilai terbaik dari titik-titik yang disurvey. Selain itu juga
diteliti daya dukung lingkungan terhadap PLTN dan pengaruh PLTN terhadap
Φ Faktor Geologi
Φ Faktor Drainage.
Φ Faktor Kelistrikan.
yang mungkin dapat dijadikan lokasi PLTN. Mengingat kebutuhan air yang
sangat besar untuk pengoperasian PLTN, maka lokasi PLTN dipilih di daerah
pantai. Adapun sasaran dari pembangunan PLTN adalah pulau Jawa karena
20
Dosen : Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,M.Eng.
lokasi yang layak untuk pembangunan PLTN, seperti terlihat pada tabel berikut.
Dari lima lokasi terbaik yang dipilih, dilakukan survei ulang untuk
penyempurnaan data. Dari hasil survei ulang tersebut, didapatkan bahwa Desa
Ujung Watu di Pantai Utara Gunung Muria sebagai lokasi terpilih, yang
TABEL 4.3
URUTAN HASIL PENILAIAN LOKASI PLTN
Studi ini merupakan pemutakhiran ulang Studi Kelayakan Proyek PLTN yang
dari semua aspek. Sesuai dengan keputusan sidang Badan Koordinasi Energi
21
Dosen : Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,M.Eng.
Nasional (Bakoren), studi ini dilaksanakan oleh BATAN dengan pengarahan oleh
Secara umum proyek pembangkit listrik akan layak bila memang akan
pasaran internasional.
yang berkaitan dengan PLTN. Karena spektrum teknologi yang terkait dengan
22
Dosen : Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,M.Eng.
kategori, yakni :
orang teknisi.
23