You are on page 1of 3

Scientific Management (manajemen ilmiah)

1. Frederick winslow taylor (1856-1915)


Pada tahun 1903 menyusun buku dengan judul “shop management”, tahun 1911
menyusun buku dengan judul “the principles of scientific management” dan tahun 1912
menyusun buku dengan judul “testimory before special house committee” ketiga buku tersebut
digabungkan dalam sebuah buku dengan judul ”scientific management” pada tahun 1947.
Bukunya disusun diperusahaan Midvale & betlehem steel. Co di pensilvania, Amerika
Serikat. Di perusahaan tersebut dia sebagai seorang insinyur mekanis. Karya besarnya itulah
membuat dia dikanal sebagai Bapak Manajemen ilmiah.
Taylor yang dikenal dengan manajemen ilmiahnya berupa peningkatan pruduktivitas
karena mahalnya biaya buruh terampil di amerika serikat pada awal abad ke-20. taylor terkenal
dengan rencana pengupahan yang merangssang “differential rate system”, yang menghasilkan
turunnya biaya dan meningkatnya produktivitas, mutu, pendapatan pekerja, dan semangat kerja
karyawan.
Filsafat dibelakang konsep taylor terletak diatas 4 prinsip antara lain:
1. Pengembangan manajemen ilmiah yang benardapat digunakan untuk menentukan metode
terbaik untuk menjalankan setiap tugas.
2. Seleksi karyawan dengan cara ilmiah, karyawan diberi tanggung jawab atas tugas yang sesuai
dengan ketrampilannya.
3. Pendidikan dan pengembangan karyawan dengan cara ilmiah.
4. Hubungan kerja sama yang erat antara menejer dengan karyawan.
Prinsip-prinsip dasar yang menurut dia mendasari pendekatan manajemen ilmiah adalah:
1. Menggantikan cara asal-asalan dengan ilmu
2. Mengusahakan keharmonisan dalam gerakan kelompokdan bukannya perpecahan
3. Mencapai kerjasama manusia dan bukannya individualisme yang kacau
4. Bekerja untuk pengeluaran yang maksimum dan bukan pengeluaran yang terbatas
5. Mengembangkan semua karyawan sampai taraf yang setinggi-tingginya, untuk kesejahteraan
maksimum mereka sendiri dan perusahaan mereka.
Pengikut taylor yang menonjol adalah Carl George Borth, Henry L Gantt, Frank & Lilian
Gilberth dan Edwar A. Filane.
2. Henry L Gantt (1861-1919)
Gantt mempertimbangkan kembali system perangsang taylor, dengan memperkenalkan
system bonus harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Setiap pekerja yang dapat
menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya dalam sehari berhak mendapat bonus.
Dia juga memperkenalkan system “Charting” yang terkenal dengan “Gantt Chart” yang
memuat jadwal kegiatan produksi karyawan supaya tidak terjadi pemborosan. Setiap kemajuan
karyawan dicatat dalam kartu pribadi, untuk menilai pekerjaan mereka.
Gantt menekankan pentingnya mengembangkan minat timbal balik antara manajemen
dengan karyawan, yaitu kerjasama yang harmonis. Selain itu dia paling terkenal dengan metode
grafis dalam menggambarkan rencana-rencana dan memungkinkan adanya pengendalian
manajerial yang lebih baik. Dia juga menekankan pentingnya waktu maupun biaya dalam
merencanakan dan mengendalikan pekerjaan. Hal ini menghasilkan terciptanya “Gantt Chart”
yang terkenal itu.
3. The gilbreths (frank B. Gilberth :1868-1924 dan lilian gilberth :1878-1972)
Pasangan suami istri ini bekerja sama mempelajari aspek kelelahan dan gerak. Disamping itu
Lilian juga tertarik dengan usaha membantun pekerja, menurut Lilian, sasaran akhir manajemen
ilmiah adalah usaha membantu karyawan menampilkan kemampuannya yang penuh sebagai
makhluk manusia.
Konsep Gilbert gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap langkah yang dapat
menghasilkan gerak, dapat mengurangi kelelahan, hal ini dapat meningkatkan semangat
karyawan. Pasangan ini juga terkenal dengan konsep “Three Position Of Promotion” (rencana
tiga kedudukan untuk suatu promosi), menurut konsep ini setiap karyawan memiliki tiga peran
yaitu sebagai pelaku, pelajar dan pelatih yang senantiasa mencari kesempatan baru. Pada saat
yang sama karyawan melakukan pekerjaan saat ini, ia juga mempersiapkan diriuntuk jabatan
yang lebih tinggi dan sekaligus melatih penggantinya (be a doer, a learner a teacher).
Banyak manfaat dan jasa yang diberikanoleh manajemen ilmiah, namun satu hal yang
dilupakan dari manajemen ini, yaitu kebutuhan social manusia dalam berkelompok, karena
terlalu mengutamakan keuntungan dan kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan karyawan.
Aliran ini merupakan kepuasan pekerjaan karyawan sebagai manusia biasa.
 Sumbangan teori manajemen ilmiah
1. Metode-metode yang dikembangkan dapat diterapkan pada berbagai kegiatan
organisasi.
2. Teknik-teknik efisiensi telah menyadarkan para manajer bahwa gerak fisik
dan alat yang digunakan dalam menjalankan tugas dapat menjadi efisien.
3. Penekanan dalam seleksi pengembangan karyawan dengan cara ilmiah
menunjukkan pentingnya kemampuan dan factor pelatihan dalam meningkatkan evektifitas
kerja seorang karyawan.
4. Manajemen ilmiah yang menekankan pentingnya rancangan kerja
mendorong manajer mencari cara terbaik untuk pelaksanaan tugas.
5. Manajemen ilmiah tidak hanya mengembangkanpendekatan rasional dalam
memecahkan masalah organisasi, tetapi lebih dari itu manajemen ilmiah menunjukkan jalan
kearah profesionalisasi manajemen.
 Keterbatasan teori manajemen ilmiah
1. Peningkatan produksi tidak disertai dengan peningkatan pendapatan.
2. Upah yang tinggi dan kondisi kerja yang baik bukan hanya disebabkan oleh peningkatan
laba perusahaan.
3. Hubungan manajemen dengan karyawan tetap jauh.
4. Memandang manusia sebagai sesuatu yang rasional, yang hanya dapat dimotivasi dengan
pemuasan kebutuhan ekonomi dan fisik.
5. Mengabaikan kebutuhan manusia untuk mendapatkan kepuasan dari hasil kerjanya.

You might also like