You are on page 1of 16

MAKALAH BOTANI

“MENGENAL JAMUR”

OLEH :

MUHAMMAD MUJIBUR RAHMAN (09710007)

ZAHID KENANJARS (09710008)

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2010
DEFINISI JAMUR
Jamur dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti yang agak berkaitan:

1. Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok fungi
(Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak ("batang")
dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah ini disebut
basidium. Beberapa jamur aman dimakan manusia bahkan beberapa dianggap berkhasiat
obat, dan beberapa yang lain beracun. Contoh jamur yang bisa dimakan: jamur merang
(Volvariela volvacea), jamur tiram (Pleurotus), jamur kuping (Auricularia polytricha),
jamur kancing atau champignon (Agaricus campestris), dan jamur shiitake (Lentinus
edulis).
2. Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-jaring di bawah
permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun dari berkas-berkas hifa.
3. Jamur adalah sebutan lain untuk kapang. Makna ini misalnya dapat disimak dari ungkapan
"Rotinya sudah berjamur" yang maksudnya adalah 'rotinya telah ditumbuhi kapang'.

CIRI UMUM JAMUR


Jamur merupakan makhluk hidup yang sudah mempunyai membrane inti (eukariot), tetapi
tidak dapat membuat makanan sendiri karena tidak mengandung klorofil. Jamur memperoleh
makanan dari lingkungan disekitarnya.

Jamur ada yang bersel satu, tetapi umumnya bersel banyak.

Struktur tubuh jamur bersel banyak terdiri atas miselium dan spora .

Jamur bersel banyak (multiseluler) terdiri atas benang-benang halus yang disebut hifa. Pada
jamur tempe dan jamur oncom, hifa-hifa ini terlihat seperti kapas. Miselium merupakan
kumpulan beberapa filamen (hifa).

Hifa jamur ada yang bersekat dan tiap sekat mengandung satu sel, tetapi ada juga yang tidak
bersekat dengan banyak inti sel.

STRUKTUR TUBUH
Jamur termasuk tumbuhan tingkat rendah dan seperti halnya dengan tumbuhan lainnya jamur
mempunyai 2 fase dalam siklus hidupnya, yaitu:
1. fase vegetatif
2. fase reproduktif/generatif.
Struktur vegetatif dari jamur sendiri terdiri dari hifa yang menyerupai benang-benang
panjang. Hifa secara kolektif membentuk miselium dan panjangnya ada yang sampai
beberapa meter. Hifa ada yang beruas dan tak beruas. Pada hifa yang beruas hifanya terbagi
dengan sekat-sekat dan setiap ruas mengandung satu nucleus atau banyak nucleus.Pada tipe
yang tak beruas terdiri dari hifa yang mempunyai banyak nucleus yang tidak dibatasi oleh
sekat. Pada tipe ini dapat pula dijumpai dinding sekat terutama pada hifa yang tua.

Jamur parasit mempunyai hifa yang ektofitik atau endofitik. Miselium yang ektofitik berada
pada permukaan tanaman inang sedangkan miselium yang endofitik berada didalam jaringan
tanaman inang dan dapat tumbuh secara interseluler (diantara sel) atau intraseluler (masuk
kedalam sel). Hifa yang ektofitik dan interseluler membentuk haustorium ke dalarn sel untuk
memperoleh zat makanan. Bentuk haustorium dapat bulat atau seperti akar.
REPRODUKSI
Cara memperbanyak diri jamur terbagi dalam 3 macam
1. Setiap potongan talus mempunyai kemampuan untuk tumbuh menjadi talus baru jika
berada dalam keadaan lingkungan yang memungkinkan.
2. Reproduksi dengan spora yang dibentuk secara a – seksual
3. Reproduksi dengan spora yang dibentuk secara seksual.

Reproduksi spora a-seksual.


Dalam produksi a-seksual hifa jamur membentuk spora. Spora a-seksual jamur terdiri dari
berbagai bentuk dan cara pembentukannya ada berbagai macam:
Zoospora : (Spora mengembara). Bentuk dalam kantung spora (Sporangium) Sporangiospora
mempunyai flagela atau bulu cambuk sehingga mampu untuk bergerak. Pembentukan
sporangium ini terjadi pada ujung hifa dengan jalan mengadakan pembengkakan. Jamur yang
membentuk zoospora tergolong pada Phycomycetes yang bersifat akuatik, Pada
Phycomycetes yang tidak bersifat akuatik tidak dibentuk spora yang dapat bergerak dan
sporangiumnya kadang-kadang hanya rnempunyai satu spora saja.

Sporangiospora : Spora dibentuk: didalam sporangium. Pembentukan sporangium terjadi


pada sporangiospora (tangkai sporangium) yang ujungnya rnasuk agak kesebelah dalam
sporangium dan disebut kolumela.

Konidium : Spora yang dibentuk dalam ujung hifa khusus yang disebut konidiospore. Spora
tersebut dibentuk oleh hifa dengan cara segmentasi. Jika tidak terlihat banyak perbedaan
antara bentuk spora dan struktur hifa, yang membentuknya, disebut oidium. Konidium dapat
pula terjadi pada sporangium yang berspora tunggal. Bentuk dan warna konidium. beraneka
ragam, ada yang bersel satu ada pula yang bersel banyak, begitu pula ada yang berwarna
gelap dan ada pula yang berwarna bening.

Klamidospora : Bagian hifa yang membengkak berdinding tebal, bulat dan dapat terpisah
sebagai sel resisten yang dibentuk dari sel-sel tertentu dari hifa, atau spora dan tidak
mempunyai tangkai spora khusus. Klamidospora dibentuk diujung atau ditengah hifa atau
spora biasa.

Reproduksi seksual
Spora yang dibentuk secara seksual mempunyai nama yang berbeda antara lain:
Oospora : merupakan hasil percampuran antara anteridiurn dan oogonium dimana sel
jantan menyatu dengan inti oogonium.
Zigospora : merupakan hasil percampuran menyeluruh antara dua gametangium.
Askospora : Terbentuk dalam askus sebagai hasil percampuran antara nuklei dalam sel
induk askus yang masing-masing berasal dari askogonium dan anteridium.
Basidiopore : Merupakan spora seksual pada Basidiomycetes yang terbentuk dalam
basidium melalui sterigma.
Teliospora : Merupakan spora yang terdapat pada Uredinales
Aesiospora : Ustilagenales hanya terdapat teliospora.
dll.
NUTRISI UNTUK JAMUR
Jamur tidak mempunyai perakaran maupun khlorofil, sehingga tidak mampu membuat
makanannya sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisinya maka jamur membutuhkan
organisme lain. Kebanyakan jamur bersifat saprofit, parasit obligat, parasit fakultatif.
Kebanyakan jamur parasit hanya dapat hidup pada tanaman dari genus, species atau kultivar
tertentu saja, sehingga masing-masing jamur parasit biasanya hanya menyerang tanaman
tertentu saja.

PERISTIWA INFEKSI
Diperkirakan sejumlah lebih dari 100.000 macam penyakit tanaman yang disebabkan oleh
jamur.

Jamur penyebab penyakit tanaman dapat menyerap zat makanan yang diperlukan jika sudah
terjadi infeksi pada jaringan tanaman. Usaha patogen menyerang tanaman hingga terjadinya
penyakit pada tanaman dapat dibedakan 3 macam stadium yaitu, pra-penetrasi, penetrasi dan
pasca-penetrasi.

Pada stadium pra-penetrasi hifa jamur atau spora mengadakan kontak pada permukaan
tanaman inang. Spora jamur akan berkecambah atau akan terjadi pertumbuhan hifa jamur.
Pada stadium ini tidak akan berlangsung sempurna, jika keadaan lingkungan tidak menunjang
terjadinya pertumbuhan hifa atau perkecambahan spora. Seperti kelembaban yang tinggi.

Pada stadium penetrasi maka hifa jamur patogen memasuki tanaman inang dengan berbagai
cara:
1. Melalui luka yang disebabkan oleh kerusakan mekanis atau serangga atau binatang lainnya
serta oleh alat-alat pertanian yang digunakan petani saat perawatan tanaman.
4. Melalui lubang alami seperti stomata atau mulut daun dan sebagainya
5. Melalui sobekan yang terjadi pada bagian permukaan tanaman yang disebabkan oleh
pertumbuhan organ-organ tertentu seperti akar
6. Penetrasi langsung karena adanya tekanan mekanis oleh hifa jamur, reaksi kimia atau
keduanya.

Masuknya hifa ke dalam tanaman masih tergantung kepada keadaan lingkungan luar
seperti kelembaban, suhu udara dll, tetapi sesudah berada di dalam jaringan tanaman maka
keadaan fisiologi tanaman sangat menentukan sekali. Jika keadaan fisiologi tanaman tidak
sesuai, maka hifa jamur akan tumbuh ke sel yang paling dekat dan masuk kedalam sel atau
akan membentuk haustorium. Dengan cara demikian jamur akan mengabsorspsi zat makanan
yang
berada dalam protoplasma sel tanaman.

Selain merugikan tanaman karena pengambilan zat makanan dari sel tanaman, maka jamur
dapat mengganggu aktivitas tanaman inang dengan berbagai cara seperti mengeluarkan
enzirn pektinolitik atau selulolitik yang masing-masing dapat menguraikan zat pektin atau
selulose. Selain itu jamur tersebut dapat mengeluarkan toksin yang disebarkan ke berbagai
bagian tanaman lainnya dan menimbulkan kerusakan pada jaringan tanaman. Dengan adanya
berbagai gangguan tersebut maka akan rnengganggu pertumbuhan tanaman sehingga akan
timbul gejala penyakit.
Jamur akan melanjutkan pertumbuhan dan membentuk spora untuk memperbanyak diri.
Spora akan dilepaskan melalui permukaan tanaman untuk disebarkan. Proses seperti di atas
akan berlangsung terus menerus.

GEJALA PENYAKIT
Gejala penyakit ialah perubahan warna atau bentuk dari tanaman atau jaringan tanaman yang
terserang oleh jamur. Penyebab penyakit dari golongan jamur ini dapat menyebabkan
berbagai macam gejala penyakit, diantaranya yaitu;
1. Gejala nekrosa yang berupa : Busuk akar, busuk pangkal batang, rebah kecambah
(damping-off), kanker, anthracnose, bercak daun, kudis, blight, busuk lunak dan busuk
kering.
2. Gejala yang berupa perubahan bentuk tanaman inang antara lain : Akar berbentuk gada,
puru , kudis sapu, daun keriting
3. Gejala-gejala lain seperti: layu, karat, embun (Mildew) dll.

PENYEBARAN
Penyebaran jamur ini dapat terjadi dengan berbagai cara. Pembentukan spora a-seksual,
merupakan cara cepat dalam melakukan perbanyakan dan penyebaran, sedangkan
pembentukan tubuh buah di mana terdapat spora seksual dapat membantu jamur untuk dapat
bertahan hidup dalam keadaan lingkungan yang kurang baik.

Spora a-seksual dibentuk dalam jumlah yang banyak dan disebarkan dengan mudah oleh
angin, air atau serangga, tanah, alat pertanian, binatang dan sebagainya.
Spora seksual seperti askospora harus dilepas dahulu dari askus dan tubuh buahnya dan
kemudian baru terbawa oleh aliran air atau udara.

PERANAN BERBAGAI AGEN PENYEBAR


Jamur patogen tanah dapat memperbanyak diri dalam tanah dan penyebarannya juga
dilakukan dalam tanah antara lain dengan kontak antara akar tanaman, pada waktu
pengolahan tanah, tanah yang mengandung patogen terbawa oleh air, angin atau melekat pada
umbi atau bahan tanaman lainnya. Dengan terbawanya patogen oleh bahan tanaman, maka
penyebaran patogen dapat terjadi dalam jarak jauh.

Beberapa agen penyebar yang biasa menyebarkan patogen yaitu;


1. Biji
Biji yang dipakai untuk benih dapat mengandung patogen dan dapat terbawa ketempat
jauh.
2. Angin
Angin memegang peranan penting dalam menyebarkan spora dari satu tanaman ke
tanaman lain atau dari satu daerah kedaerah lain. Banyak patogen mempertahankan diri di
tempat-tempat terpencil dan dengan bantuan angin dapat menginfeksi pertanaman secara
luas di tempat lain.
3. Air
Dengan air yang mengalir dapat menyebarkan tanah yang mengandung patogen jamur
sehingga seluruh kebun atau dikebun yang berdekatan dapat terkontaminasi. Percikan air
hujan pada bagian tanaman yang mengandung spora dapat menyebarkan spora kebagian
tanaman sebelah atasnya atau ketanaman yang berada disebelahnya.
4. Serangga.
Serangga yang merupakan hama bagi tanaman dapat sekaligus menjadi vektor bagi jamur
patogen yang kebetulan menyerang tanaman yang sama dan disebarkan ke tempat lain.
5. Manusia
Manusia dengan tidak sadar dapat menyebarkan bagian jamur yang patogenik dari satu
tanaman ketanaman lain dengan alat-alat pertanian atau benih tanaman yang terinfeksi.
6. Bagian tanaman
Bagian tanaman yang sudah terserang penyakit dapat menyebarkan atau menularkan
patogen ke tanaman lain yang masih sehat yang berdekatan atau bersinggungan.

CARA BERTAHAN HIDUP


Selama tidak ada tanaman inang, jamur yang patogenik dapat bertahan hidup dengan
berbagai cara.

Patogen dapat bertahan hidup dalam tanah sebagai jamur saprofitik dalam tanah atau pada
sisa tanaman. Selain itu dapat pula dibentuk klamidospora, spora, sel vegetatif atau
sklerotium yang dorman dalam tanah atau pada sisa tanaman.
Patogen yang terbawa benih dapat berupa miselium atau spora dorman yang terbawa pada
permukaan benih (secara eksternal) atau dalam jaringan benih (secara internal). Rerumputan
dan tanaman inang lain dapat merupakan media untuk melang-sungkan hidupnya patogen.
Patogen tersebut dapat disebarkan lebih lanjut ke tanaman utama dengan berbagai cara.

Contoh penyakit tanaman yang disebabkan oleh patogen jamur yaitu :


1. Penyakit busuk daun
Tanaman Inang : Kentang, tomat
Penyebab: jamur Phytophthora infestans (Mont.) de bary.
Gejala: daun kentang yang terserang berbercak coklat sampai hitam. Mula-mula pada
ujung atau sisi daun, hanya tampak beberapa milimeter, tetapi akhirnya meluas sampai ke
seluruh daun dan tangkai daun. Penyakit ini mulai menyerang pangkal buah tomat, yang
menimbulkan bercak berair yang berwarna hijau kelabu sampai coklat.
Pengendalian: (1) tanaman yang telah terserang segera dicabut dan dibakar; (2) tanaman
yang sakit tidak boleh dipendam di areal pertanaman kentang atau tomat; (3) menanam
varietas tomat yang resisten; (4) melakukan rotasi tanaman; (5) tanah yang telah dicangkul
dibiarkan beberapa waktu agar terkena sinar matahari; (6) disemprot dengan fungisida,
misalnya Kocide 54 WDG, Victory 80 WP, Starmyl 25 WP dll.

2. Penyakit Downey Mildew


Tanaman Inang : melon, semangka, timun
Penyebab : jamur Pseudoperonospora cubensis
Gejala : daun tanaman yang terserang tampak bercak berwarna kuning kecoklatan, pada
bercak terdapat massa spora berwarna coklat kehitaman. Gejala lebih lanjut daun akan
mengering.
Pengendalian : (1) tanaman yang telah terserang segera dicabut dan dibakar; (2) tanaman
yang sakit tidak boleh dipendam di areal pertanaman; (3) menanam varietas yang resisten;
(4) melakukan rotasi tanaman; (5) tanah yang telah dicangkul dibiarkan beberapa waktu
agar terkena sinar matahari; (6) disemprot dengan fungisida, misalnya Kocide 54 WDG,
Victory 80 WP, Starmyl 25 WP dll.Bersambung
KLASIFIKASI JAMUR

jamur di bagi menjadi 6 divisi antara lain : Oomycotina, Zygomycotina, Ascomycotina,


Basidiomycotina, Deutromycotina, Mycophycophyta.

1. Oomycotina

Hifa pada jamur ini bersifat senositik, yaitu tidak bersekat-sekat sehingga inti sel banyak
tersebar di dalam protoplasma. Dinding selnya tersusun atas selulosa, hal inilah yang
membedakan dengan golongan jamur lainnya.

Pertumbuhan hifa jamur terjadi pada bagian ujungnya yang menghasilkan beberapa
percabangan. Pada akhir ujung percabangan itu terbentuk gelembung sporangium yang
dipisahkan oleh sekat. Hal ini merupakan awal perkembangbiakan jamur secara tidak kawin
(aseksual).

Dalam sporangium terdapat protoplasma yang banyak mengandung inti sel. Protoplasma
akan terbagi-bagi dan setiap bagian memperoleh satu inti sel yang berkembang menjadi spora
dengan dua flagel sebagai alat geraknya. Spora yang mempunyai flagel disebut zoospora
yang merupakan ciri khas Oomycotina. Selanjutnya, zoospora akan keluar dari sporangium
kemudian melepaskan flagelnya sambil membentuk dinding selulosa. Jika zoospora ini
sampai di tempat yang sesuai, maka akan menjadi tumbuh hifa baru.

Ciri-ciri jamur yang termasuk golongan Oomycotina adalah sebagai berikut.

a. Hifa tidak bersekat.


b. Reproduksi aseksual dengan zoospora yang mempunyai dua flagel.
c. Reroduksi seksual dengan bersatunya gamet betina dan gamet jantan membentuk
oospora (sel telur yang telah dibuahi membentuk dinding yang tebal) kemudian
memasuki periode istirahat.

Jenis jamur yang termasuk Oomycotina adalah Saprolegnia sp, Phytophtora sp, dan Phytium
sp.

a. Saprolegnia sp

Jamur ini umumnya hidup saprofit. Miseliumnya berkembang di dalam substrat, sedangkan
yang terlihat di luar substrat berfungsi untuk perkembangbiakan. Jika Anda amati jamur ini
dengan mikroskop, di bagian ujung miseliumnya akan tampak sporangium yang
menghasilkan zoospora.

Saprolegnia sp yang hidup saprofit mudah dikembang-biakkan dengan meletakkan serangga


mati atau biji kacang tanah pada cawan berisi air kolam. Hifa yang baru tumbuh akan
menembus tubuh serangga atau biji kacang tanah untuk mendapatkan makanan. Sebagian hifa
lainnya akan tumbuh keluar membentuk sporangium penghasil zoospora, sedangkan
oogonium dan anteridiumnya berperan pada perkembangbiakan seksual.

Contoh jamur dari Oomycotina lainnya adalah Achlya sp yang hidup saprofit seperti
Saprolegnia sp.; Plasmopora sp hidup parasit pada tanaman anggur; serta Sclerospora
maydis penyebab penyakit bulai pada jagung seperti pada gambar 1 berikut ini

Gambar 1. Sclerospora maydis

b. Phytophtora sp

Contoh jamur dari golongan Oomycotina ini antara lain: Phytophtora infestans yang hidup
parasit pada tanaman kentang.

Pada jamur ini, ujung-ujung hifa tidak membentuk zoosporangium melainkan membentuk
konidium. Konidium adalah spora yang dibentuk secara aseksual dan terjadi akibat
diferensiasi dari ujung hifa. Ujung hifa menyembul di permukaan daun kentang melalui
stoma (mulut daun) yang terkena infeksi. Untuk lebih jelasnya dapat dipelajari pada gambar 2
berikut ini.

Gambar 2. Ujung hifa Phytophtora infestans menembus stoma daun kentang

Phytophtora sp tidak hanya menyebabkan penyakit pada tanaman kentang, melainkan dapat
pula menyebabkan penyakit pada buah cokelat, tanaman lada, kina, kelapa, cengkeh, tem-
bakau, dan jarak.

c. Pythium sp

Phytium sp hidup saprofit di tanah lembab, tetapi zoospora yang dihasilkannya melalui
perkembangbiakan aseksual sedangkan oospora melalui perkembangbiakan seksual. Jamur
ini dapat menginfeksi tanaman seperti pada persemaian tem-bakau yang dikenal dengan
penyakit patah rebah semai. Jamur ini juga dapat menyebabkan penyakit busuk pada
kecambah tembakau, kina, bayam, jahe, nenas, dan kemiri.

2. Zygomycotina

Jamur ini hidup sebagai saprofit atau parasit. Sebagai jamur parasit dapat menyebabkan
pembusukan tanaman ubi jalar dan buah arbei, sedangkan sebagai jamur saprofit dapat hidup
pada roti, nasi, dan wortel. Perlu diketahui bahwa jamur saprofit ini sangat bermanfaat dalam
fermentasi pembuatan tempe.

Hifa yang menyusun jamur ini bersifat senositik (tidak bersekat-sekat sehingga inti sel
banyak tersebar di dalam protoplasma), sedangkan dinding selnya tersusun dari kitin (sejenis
karbohidrat mengandung nitrogen).

Contoh jenis jamur Zygomycotina yang mudah diperoleh adalah jamur tempe dan jamur roti.
Hifa kedua jenis jamur ini pendek bercabang-cabang dan berfungsi sebagai akar (rizoid)
untuk melekatkan diri serta menyerap zat-zat yang diperlukan dari substrat. Selain itu,
terdapat pula sporangiofor (hifa yang mencuat ke udara dan mengandung banyak inti sel, di
bagian ujungnya terbentuk sporangium (sebagai penghasil spora), serta terdapat stolon (hifa
yang berdiameter lebih besar daripada rizoid dan sporangiofor).

Jenis jamur yang termasuk Zygomycotina adalah Rhizopus stolonifer yang dapat diamati
dengan menggunakan mikroskop seperti pada gambar 3 berikut ini.

Gambar 3. Rhizopus stolonifer

3. Ascomycotina

Sebagian besar dari jamur yang termasuk golongan Ascomycotina mempunyai hifa bersekat-
sekat dan bercabang-cabang. Selain itu, terdapat jenis jamur yang mempunyai hifa berlubang
sehingga protopolasma dan inti sel dapat mengalir dari satu sel ke sel lainnya. Struktur tubuh
jamur dari golongan Ascomycotina ada yang multiseluler atau uniseluler seperti pada ragi.

Ascomycotina merupakan kelompok jamur yang terbesar, ada yang hidup parasit atau
saprofit. Jamur yang hidup sebagai parasit, dapat menimbulkan penyakit yang sangat
merugikan seperti pada tanaman tembakau, pepaya, karet, teh, cokelat, dan padi. Sedangkan
jamur saprofit hidup pada bahan makanan atau sampah.

Beberapa jenis jamur Ascomycotina yang bermanfaat bagi manusia adalah Saccharomyces
sp, Penicillium sp, Aspergillus sp dan Neurospora sp.
a. Saccharomyces sp

Ciri umum Saccharomyces sp (ragi) tidak mempunyai hifa dan tubuh buah. Jenis ragi yang
dimanfaatkan untuk pem-buatan tape atau pengembang adonan roti adalah Saccharo-myces
cerevisiae. Jamur ini dapat memfermentasi glukosa menjadi alkohol dan karbon dioksida.
Reaksi kimianya adalah sebagai berikut.

C6H12O6 --> 2C2H5OH + 2CO2 + energi

(gkukosa) (alkohol)

Saccharomyces cerevisiae sebagai pengembang roti atau kue akan berhenti tumbuh jika kadar
alkohol mencapai 4-5%, sedangkan CO2 yang dihasilkan akan mengembangkan adonan roti.
Alkohol akan menguap habis ketika roti dibakar. Saccharomyces cerevisiae yang
dimanfaatkan dalam minuman beralkohol baru berhenti tumbuh (berkembang biak) pada
kadar alkohol mencapai 14-17%.

b. Penicillium sp

Jamur ini tumbuh di mana-mana dan tampak tumbuh sebagai noda hijau atau biru pada buah-
buahan ranum atau penganan yang bergula. Selain itu, jamur ini dapat tumbuh baik pada roti
dan nasi. Oleh karena itu, jika menyimpan roti dan nasi di tempat yang agak lembab, maka
akan ditumbuhi jamur Penicillium sp. dengan konidia yang berwarna kehijauan.

4. Basidiomycotina

Divisi Basidiomycotina adalah takson  dengan Kingdom Fungi yang termasuk spesies yang
memproduksi spora dalam bentuk kubus yang disebut basidium. Secara esensial grup
Ascomycota, mempunya 22,300 spesies. Basidiomycotina dibagi menjadi
Homobasidimycotina  (jamur yang sebenarnya); dan Heterobasidiomycetes. Basidimycotina
dapat dibagi lagi menjadi 3 kelas, Hymenomycotina  (Hymenomycetes), Ustilaginomycotina 
(Ustilaginomycetes), dan Teliomycotina  (Urediniomycetes).

Basidimycotina mempunyai bentuk uniseluler dan multiseluler dan dapat bereproduksi secara
generatif dan vegetatif. Habitat mereka ada di terrestrial dan akuatik dan bisa
dikarakteristikan dengan melihat basidia, mempunyai dikaryon.

Daur Hidup

Basidiomycetes mempunyai sistem reproduksi yang aneh. Kebanyakan merupakan


heterotolik, tapi dengan bipolar atau tetrapolar sistem kawin. Biasanya, somatogami
(hyphogami) dilakukan.

Kebanyakan Basidiomycetes hidup sebagai dikariotik, miselium, dengan karyogami dan


meiosis terjadi di basidium. Berikut contoh diploid daur hidup: genus Xerula kadang
ditemukan memproduksi klon diploid sebagai spora, dan Armillaria, patogen hutan biasa,
mempunyai miselium yang diploid, dimana karyogami mengikuti plasmogami.

Spora vegetatif (konidia) juga ditemukan di basidiomycetes.


Ciri Utama

Ciri utama dari divisi ini adalah hifa septat dengan sambungan apit (clamp connection), spora
seksualnya terbentuk dari basidium yang berbentuk ganda.
Terdiri dari beberapa kelas, diantaranya adalah kelas Hymenomycetes, ordo argalicales,
family agaricaceae, yang mencakup jamur – jamur berlamela atau memiliki keeping lipatan.
Ciri – ciri jamur ini antara lain adalah berdaging, saprobe, tubuh buah seperti payung,tetapi
pada bebrapa spesies tangkainya asimetris, pendek bahkan tidak bertangkai. Basidiospora
terdapat dipermukaan lamella atau bilah yang terbentuk di bagian bawah tudunya, contoh
terkenal dari agaricaceae ini adalah volvariella volvaceae (jamur padi, kamur dami).
Daur hidup basidiomycotina dimulai dari pertumbuhan spora basidium atau pertumbuhan
konidium. Spora basidium atau konidium akan tumbuh menjadi benang hifa membentuk
miselium.

5. Deuteromycotina

Deuteromycota atau Jamur tak sempurna adalah jamur yang belum di ketahui cara reproduksi
seksulanya. Deuteromycota bereproduksi aseksual dengan spora vegetatif.
Divisi terakhir ini disebut juga fungiimperfecti karenakarena belum diketahui adanya
reproduksi seksual , hifa septat atau uniseluler.

a. Cara reproduksi

Reproduksi aseksual dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa khusus disebut
konidiofor. Kemungkinan jamur ini merupakan suatu perkembangan jamur yang tergolong
Ascomycocetes ke Basidiomicetes tetapi tidak diketahui hubungannya.

b. Cara hidup

Jamur ini bersifat saprofit dibanyak jenis materi organic, sebagai parasit pada tanaman
tingkat tinggi , dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias. Jamur ini juga
menyebabkan penyakit pada manusia , yaitu dermatokinosis (kurap dan panu) dan
menimbulkan pelapukan pada kayu.
Contoh klasik jamur ini adalah monilia sitophila , yaitu jamur oncom. Jamur ini
umumnya digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang. Monilia juga dapat
tumbuh dari roti , sisa- sisa makanan, tongkol jagung , pada tonggak – tonggak atau rumput
sisa terbakar, konodiumnya sangat banyak dan berwarna jingga.
Fase pembiakan secara vegetative pada monilia sp. Ditemukan oleh dodge (1927)
dari amerika serikat, sedangakan fase generatifnya ditemukan oleh dwidjoseputro
(1961), setelah diketahui fase generatifnya, kenudian jamur ini dimasukkan golongan
ascomycocetes dan diganti namanya menjadi Neurospora sitophilla atau Neurospora crassa.
Reproduksi generative monilia sp dengan menghasilkan askospora. Askus – askus yang
tumbuh pada tubuh buah dinamakan peritesium, tiap askus mengandung delapan spora.
Contoh lain jamur yang tidak diketahui alat reproduksi seksualnya antara lain :
chalado sporium, curvularia, gleosporium, dan diploria.
Untuk memberantas jamur ini digunakan fungisida , misalnya lokanol dithane M-45 dan
copper Sandoz.

6. Mycophycophyta.

Mycophycophyta biasanya disebut lumut kerak, menurut bentuknya lumut kerak dapat dibagi
menjadi 3 kelompok:

1) Krustos (seperti kerak) , misalnya Graphis, seperti coret – coret kecil yang panjang di
pepohonan.

2) Folios( seperti daun), misalnya umbellicaria , parmelia yang tumbuh pada bebatuan.

3) Fruktikos (seperti semak), misalnya usnealonggisimadisebut janggut resi yang dapat


mencapai beberapa meter panjangnya. Genus cladonia dapat menutupi daerah yang luas
dikutub utara dan kawasan subartik. Liken ini menjadi makanan hewan setempat seperti
musk ox, caribou dan reinder.

Manfaat liken sebagai makanan hewan sebagai bahan pewarna dan penyamak
digunakan dalam industry parfum , sumber litmus yang digunakan dalam
laboratorium kimia, juga sebagai indicator tingkat polusi.
PERANAN JAMUR

Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang merugikan maupun
yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi berbagai jenis antara lain sebagai
berikut.
a. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan
berprotein tinggi.
b. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu
dalam pembuatan tempe dan oncom.
c. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri
keju, roti, dan bir.
d. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
e. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.

Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai peranan yang
merugikan, antara lain sebagai berikut.
a. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit
rebah semai.
b. Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman
kentang.
c. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
d. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
e. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru
manusia.
f. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.
JAMUR MERANG

 Taksonomi

Super Kingdom : Eukaryota

Kingdom : Myceteae (fungi)

Divisio : Amastigomycota

Sub Divisio : Basidiomycotae

Kelas : Basidiomycetes

Ordo : Agaricales

Familia : Plutaceae

Genus : Volvariella

Spesies : Volvariella volvacea

 Morfologi

Jamur ini sudah telanjur mendapat sebutan jamur merang walaupun tidak selalu tumbuh di
media merang (tangkai padi). Sebenarnya jamur ini juga bisa tumbuh di media atau sisa-sisa
tanaman yang memiliki sumber selulosa, seperti limbah pabrik kertas, limbah biji kopi,
ampas batang aren, limbah kelapa sawit, ampas sagu, sisa kapas, dan kulit buah pala.

Sesuai dengan nama ilmiahnya, Volvariella volvacea, jamur ini memiliki volva atau cawan
berwarna cokelat muda yang awalnya merupakan selubung pembungkus tubuh buah saat
masih stadia telur.

Dalam perkembangannya, tangkai dan tudung buah membesar sehingga selubung tersebut
tercabik dan terangkat ke atas dan sisanya yang tertinggal di bawah akan menjadi cawan.Jika
cawan ini telah terbuka akan terbentuk bilah yang saat matang memproduksi basidia dan
basidiospora berwarna merah atau merah muda.

Selanjutnya basidiospora akan berkecambah dan membentuk hifa. Setelah itu, kumpulan hifa
membentuk gumpalan kecil (pin head) atau primordial yang akan membesar membentuk
tubuh buah stadia kancing kecil (small button), kemudian tumbuh menjadi stadia kancing
(button), dan akhirnya berkembang menjadi stadia telur (egg). Dalam budi daya jamur
merang, pada stadia telur inilah jamur dipanen.

 Lingkungan tumbuh

Jamur merang tumbuh di lokasi yang mempunyai suhu 32


JAMUR TIRAM

Jamur tiram merupakan  jenis jamur konsumsi  yang dapat dikembangkan dalam skala
industri  yang sangat  bermanfaat  untuk menurunkan kadar kolesterol  dan sebagai anti
kanker. Walaupun demikian, hingga saat ini belum  diketahui bagian gen mana dari jamur ini
yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.  Oleh karena itu, untuk menghasilkan sebuah
terobosan, Sang-Kyu Park memusatkan tesis PhD nya di Universitas Umum Navarre pada
pemetaan genetik jamur tiram.

Distribusi  Genetik yang Tidak Merata

Kelompok Penelitian Genetika dan Mikrobiologi di Universitas Umum Navarre telah


membangun sebuah peta hubungan genetik jamur tiram berdasarkan penanda RAPD
(Random Amplified  Polymorphic DNA) dan RFLP (Restriction Fragment Length
Polymorphisms), karakteristik fenotipe dan kloning gen.

Secara nyata, Sang-Kyu Park mengisolasi dan mempelajari 100 gen dari 10000 gen yang
diperkirakan terkandung dalam jamur tiram, atau  1% dari total jumlah gen. Ia mempelajari
pola ekspresi melalui perkembangan dan lokasi gen pada genom jamur. Pada penelitiannya,
ahli biokimia asal Korea ini tidak menemukan gen mana yang berfungsi mengurangi
kolesterol ataupun yang mengandung antikanker, tetapi dia menemukan hasil lain yang dia
anggap sangat menarik.

Beliau  menemukan bahwa beberapa gen terlibat dalam metabolisme dan  struktur sel lainnya
pada jamur tiram. Ada gen-gen yang hanya mengekspresikan dirinya pada jamur dewasa, dan
ada pula yang mengekspresikan dirinya baik pada fase spora maupun miselium, dll. Selain
itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi gen sepanjang genom jamur tiram tidak
seragam, misalnya kromosom XI merupakan kromosom dengan ukuran terkecil tetapi
memiliki jumlah gen terbanyak.

Jamur tiram mengandung nilai nutrisi, kadar vitamin, protein dan asam amino tak jenuh yang
tinggi. Tetapi selain digunakan sebagai bahan makanan, jamur tiram juga dapat diproduksi
secara industri untuk digunakan dalam produksi bubur kertas, kosmetika atau pada industri
farmasi.
DAFTAR PUSTAKA

http://idonkelor.blogspot.com/search/label/JAMUR.html

http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1990231-ciri-ciri-jamur.html

http://www.tanindo.com/abdi14/hal2201.html

http://thesinau.blogspot.com/2008/12/klasifikasi-jamur.html

http://saoskerupuk.co.cc/2010/03/klasifikasi-jamur.html

http://usahajamur.co.cc/tag/jamur-merang.html

http://organikganesha.wordpress.com/2010/04/12/genetika-jamur-tiram-pleurotus-
ostreatusoyster-mushroom.html

You might also like