You are on page 1of 4

SEJARAH PERKEMBANGAN DESAIN

Pada abad pertengahan saat muncul abjad, dunia komunikasi semakin lancar. Sebelumnya
komunikasi menggunakan bahasa isyarat atau gambar. Pada jaman dulu manusia belum mengenal
tulisan, mereka menandakan keberadaan mereka dengan menggambar di dinding-dinding gua.
Umumnya mereka menggambar kehidupan mereka sehari-hari. Berburu, memasak, berladang,
binatang peliharaan, dan kepercayaan mereka, seperti patung hewan, misal kucing (spinx). Pada
jaman manusia purba dulu, setiap suku mempunyai bahasa masing-masing. Jika ada 30 suku atau
perkampungan maka akan ada 30 bahasa. Ini gunanya untuk mengelabui suku lain dan menyimpan
rahasia suku. Misalkan jika suku A menemukan habitat hewan buruan dan jikalau bahasa setiap suku
sama maka kabar tersebut juga diketahui suku lain. Namun bahasa gambarlah yang menyatukan
mereka. Arti gambar yang digambar setiap suku pada jaman itu sama. Manusia pada jaman purba
atau disebut dengan jaman Sumeria bekomunikasi dengan menggunakan simbol-simbol, karna pada
saat itu belum ditemukan huruf. Simbol-simbol tersebut untuk menceritakan dan mencatat apa
yang mereka alami dan kerjakan sehari-hari. Kurang lebih terdapat 8000 simbol komunikasi pada
saat itu. Biasanya mereka menuliskan simbol-simbol tersebut pada dinding-dinding gua. Butuh
waktu lama dan biasanya hanya orang tertentu yang memelajari kurang lebih 8000 simbol
komunikasi tersebut. Orang-orang pada jaman Sumeria menghitung dengan menggunakan jari
tangan-kaki mereka. Sedangkan pada jaman kerajaan, hanya kalangan istana saja yang boleh
mempelajari simbol-simbol dan penghitungan. Pada jaman Sumeria, mereka sudah menggunakan
system Grid dalam menggambar. Seperti dalam gambar mereka yang susunan ceritanya
menggunakan Grid untuk menghubungkan satu gambar dengan gambar lainnya sehingga mudah
dibaca ceritanya.
Kawasan Mesotomia ; irak, iran, palestina, dan sekitarnya. Mereka lebih sungguh lagi dalam
membuat tulisan. Mereka menulis dengan huruf dan bahasa mereka sendiri di tanah liat, lalu
dibakar agar kering dan awet, dan jadilah keramik. Namun banyak kelemahan di cara ini. Tentunya
bentuk dan volume tanah liat tersebut memakan tempat. Jika ada ratusan tulisan / lembar dapat
dibayangkan tempat yang harus disediakan. Namun teknologi pada jaman itu sudah dirasa sangat
maju oleh mereka.
Perjalanan desain dan gaya huruf latin mulai diterapkan pada awal masa kejayaan kerajaan
ROMAWI. Kejayaan kerajaan Romawi di abad pertama yang berhasil menaklukkan Yunani,
membawa peradaban baru dalam sejarah Barat dengan diadaptasikannya kesusasteraan, kesenian,
agama, serta alfabet Latin yang dibawa dari Yunani. Pada awalnya alfabet Latin hanya terdiri dari 21
huruf : A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z
ditambahkan dalam alfabet Latin untuk mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa Yunani. Tiga
huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad pertengahan sehingga jumlah keseluruhan
alfabet Latin menjadi 26.
2000 – 1500 BC kebudayaan mesir semakin berkembang, umumnya kebudayaan
berkembang pada wilayah yang dekat dengan air (sungai) karna disitulah sumberkehidupan. Pada
saat mereka dapat menulis, mereka biasanya menggambar / menulis di dinding-dinding atau
lembah, disebut dengan Hieroglyphic. Namun saat mereka ingin menulis lebih cepat daripada
dengan menggambar, atau lebih jelas disingkat yang disebut dengan Demotic. Lalu muncul metode
Greek yaitu menyempurnakan kekakuan Hieroglyphic dan mengkombinasikan dengan Demotic.
Biasanya dan umumnya cara ini dipakai oleh bangsa Yunani pada saat itu untuk memperoleh
alphabet. Misal, huruf ‘M’ konon berasal dari gambar air.
Pada jaman 1500 BC kedepan, orang mulai meninggalkan media yang sulit, mereka ingin
media yang lebih mobile, pada waktu itu mereka menulis di atas lempengan logam atau keramik
seperti yang dilakukan bangsa mesotomia dan pastilah itu sangat berat jika dibawa. Pada jaman
berkembangnya kebudayaan mesir, dan pada waktu itu dibutuhkan media yang efisien, terdapat
pohon papyrus di pinggiran sungai Nil. Pohon tersebut dimanfaatkan untuk dibuat kertas. Atau
istilahnya Paper yang berasal dari papyrus. Mereka mengerjakan kertas dari serat-serat kulit pohon
tersebut. Penemuan kertas ini sangat bermanfaat di hari kemudian. Penemuan kertas ini kemudian
disempurnakan oleh orang China, juga dilengkapi oleh tinta pada saat itu. Setelah ditemukan kertas
ini geliat menulis semakin tinggi.

Periode China (klasik)


Pada periode ini perkembangan tulisan dan huruf semakin meluas. Dan pada kerajaan China
tulisan dan gambar dipadu menjadi satu sehingga tercipta suatu keindahan sendiri pada
kebudayannya. Saat itu ditemukan stempel atau istilahnya Wood cut. Wood cut ini seperti stempel
yang besar untuk mencetak sebuah tulisan diatas kertas. Cara kerjanya kertas yang akan
distempel/cetak ditaruh diatas wood cut tersebut lalu kertas tersebut di-press (tekan) dari atas
sehingga tinta yang terdapat di Woodcut tersebut menempel di kertas. Di China terkenal dengan
Scroll Rollnya, yaitu kertas yang berbackgound gambar dan disertai tulisan berupa syair atau apapun,
dan di pojok bawah terdapat stempel. Biasanya Roll Scroll ini dimiliki oleh kerajaan-kerajaan.
Kerajaan-kerajaan dulu lebih menjaga budaya dan kualitas. Jika tidak berkualitas mereka akan
menyingkirkan. Misal lukisan, jika lukisan dianggap tidak berkualitas maka lukisan tersebut akan
dihancurkan dan pelukis tersebut dibunuh. Karna kerajaan menginginkan orang yang menghasilkan
hal yang berkualitas. Banyak orang yang tak mempunyai keahlian dan potensi dibunuh, kerajaan
menganggap orang-orang tersebut hanya beban bagi negara.
Budaya tulisan timbul/muncul karena budaya lisan. Tulisan atau gambar dicocokkan dengan
apa yang kita ucapkan. Makanya tak heran orang-orang yang pintar dan mempunyai nama pada
jaman itu jago sastra seperti syair, puisi, dan dituangkan pada lukisan atau kaligrafi. Hal ini berkaitan
dengan seni rupa abad petengahan. Adalah kumpulan karya dan konsep seni rupa yang muncul sejak
dimulainya abad pertengahan, dengan bersekutunya bangsa-bangsa Germania di bawah Raja
Charmelagne hingga dimulainya masa renaisans. Karya seni rupa pada zaman ini memiliki ciri khas,
yaitu keterikatan atas otoritas gereja yang mendominasi pemerintahan dan struktur sosial
masayarakat. Ketaatan kepada gereja adalah mutlak. bahkan tak jarang gereja ikut campur tangan
dalam menentukan isi karya yang akan dibuat. Secara visual, karya seni rupa Abad Pertengahan
terlihat datar, dengan pengolahan warna-warna primer dan pose yang agak kaku. Konsep perspektif
pada masa ini sangat jarang ditemukan, atau kalau pun ada, hanya berupa pengolahan sederhana
dengan banyak distorsi. Selain itu, tidak sulit menemukan material cat emas, emas, batuan berharga,
dan gading sebagai bahan utama karya. Ukuran karya seni rupa pada masa ini kebanyakan besar.
Tetapi, tidak seperti pada masa klasik Romawi, ukuran yang besar tidak dimaksudkan untuk hal
monumental, tetapi lebih sebagai pengisi ruang arsitektur yang pada masa itu cenderung tinggi dan
luas dan sebagai wujud kebesaran Tuhan.
Phonecia adalah daerah yang menciptakan dan mempunyai alphabet sendiri. Daerah
tersebut adalah Israel, Syria, Lebanon dan sekitarnya. Mereka mengembangkan 22 karakter dari
alphabet mereka pada jaman itu. Kota atau sebutan kota yang terkenal di daerah Phonecia adalah
Byblos. Di kota itu juga produksi paper dan dijuluki Papyrus Byblos. Dari kota inilah muncul istilah
Bibel atau kitab suci umat Kristen. Sebenarnya Bibel adalah arti dari kitab, tumpukan kertas Byblos
yang rapi. Karna pada saat itu Injil ditulis diatas kertas Byblos, sebab Jesus sendiri berasal dari daerah
Israel. Pada saat ajaran Kristen telah menyebar, permintaan kitab injil pun meningkat. Pihak gereja
menyusun atau menyalin injil tersebut kembali. Mereka menyalin injil tersebut dengan manula yaitu
dengan menulis tangan. Pihak gereja telah menyediakan tempat untuk membuat script injil tersebut
yang dinamakan Scriptorium, dan orang yang membuat atau menyalin script tersebut disebut
Scriptor, sedang kegiatan menyalin script tersebut disebut dengan Manuscript.
Ketika perguruan tinggi pertama kali berdiri di Eropa pada awal milenium kedua, buku
menjadi sebuah tuntutan kebutuhan yang sangat tinggi. Teknologi cetak belum ditemukan pada
masa itu, sehingga sebuah buku harus disalin dengan tangan. Konon untuk penyalinan sebuah buku
dapat memakan waktu berbulan-bulan. Guna memenuhi tuntutan kebutuhan penyalinan berbagai
buku yang semakin meningkat serta untuk mempercepat kerja para penyalin (scribes), maka lahirlah
huruf Blackletter Script, berupa huruf kecil yang dibuat dengan bentuk tipis-tebal dan ramping.
Efisiensi dapat terpenuhi lewat bentuk huruf ini karena ketipis tebalannya dapat mempercepat kerja
penulisan. Disamping itu, dengan keuntungan bentuk yang indah dan ramping, huruf-huruf tersebut
dapat ditulisakan dalam jumlah yang lebih banyak diatas satu halaman buku.

Johannes Gutenberg (1398-1468) menemukan teknologi mesin cetak yang bisa digerakkan
pada tahun 1447 dengan model tekanan menyerupai desain yang digunakan di Rhineland, Jerman
untuk menghasilkan anggur. Ini adalah suatu pengembangan revolusioner yang memungkinkan
produksi buku secara massal dengan biaya rendah, yang menjadi bagian dari ledakan informasi pada
masa kebangkitan kembali Eropa.

Johannes Gutenberg (1398-1468)

Dari berbagai sumber

You might also like