Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Appendiks (Umbai cacing) mulai dari caecum (Usus Buntu) dan lumen
banyak folikel getah bening biasanya appendiks terletak pada iliaca kanan di
pistula interna atau eksterna, kelainan kongenital korpus ileum dan kelaina yang
lain. Khusus untuk appendiks terdapat cara prevensi yang hanya mengurangi
1989 )
(Ingnatavicus; 1991).
lingkungannya.
1
Upaya kuratif yaitu memberikan perawatan luka operasi secara aseptik
mengkonsumsi makanan yang bernilai gizi tinggi kalori dan tinggi protein
keperawatan pada suatu klien dengan kasus apendiks akut khususnya post
1.3 Tujuan
keperawatan.
appendiktomy.
2
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien post
appendiktomy.
appendiktomy.
1.4 Manfaat
appendiktomy.
1.5 Sistematika
yaitu :
Bab IV : Mengupas kesenjangan antara teori dan fakta yang ada untuk
3
Bab V : Penutup mengutarakan kesimpulan dari uraian, pembahasan,
saran, ada dua sub bab kesimpulan dan saran yaitu kesimpulan dan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
penyebab umum dari akut abdomen (Junaidi, dkk, 1982). Appendisitis adalah
menonjol pada apek caecum sepanjang 4,5 cm. Pada orang dewasa panjang
atau dipelvis, memberikan gambaran klinis yang tidak sama. Persarafan para
simpatis berasal dari cabang nervus vagus yang mengikuti arteri mesenterika
nervus torakalis x, karena itu nyeri viseral pada appendiks bermula sekitar
merupakan artei tanpa kolateral. Jika arteri ini tersumbat, misalnya trombosis
5
Gambar 1. Anatomi Appendiks
mengandung amilase, erepsin dan musin. Lendir itu secara normal dicurahkan
tubuh sebab jaringan limfe kecil sekali jika dibandingkan dengan jumlah
( R.Syamsu ; 1997)
2.3. Patofisiologi
terbendung, makin lama mukus yang terbendung makin banyak dan menekan
6
dinding appendiks oedem serta merangsang tunika serosa dan peritonium
viseral. Oleh karena itu persarafan appendiks sama dengan usus yaitu torakal X
Mukus yang terkumpul itu lalu terinfeksi oleh bakteri menjadi nanah,
sehingga menimbulkan rasa sakit dikanan bawah, keadaan ini disebut dengan
Bila kemudian aliran arteri terganggu maka timbul alergen dan ini disebut
dengan appendisitis gangrenosa. Bila dinding apendiks yang telah akut itu
dapat mengelilingi apendiks yang meradang atau perforasi akan timbul suatu
masa lokal, keadaan ini disebut sebagai appendisitis abses. Pada anak – anak
karena omentum masih pendek dan tipis, apendiks yang relatif lebih panjang ,
dinding apendiks yang lebih tipis dan daya tahan tubuh yang masih kurang,
demikian juga pada orang tua karena telah ada gangguan pembuluh darah, maka
perforasi terjadi lebih cepat. Bila appendisitis infiltrat ini menyembuh dan
2.4.1. Individu dalam hal ini terjadi gangguan dari berbagai pola fungsi kesehatan
antara lain
kembali normal.
7
b. Pola aktifitas dan latihan
Aktifitas klien biasanya terjadi pembatasan aktifitas akibat rasa nyeri pada
Klien akan mengalami gangguan kenyamanan dan pola tidur karena rasa
d. Pola Eliminasi
kemih, rasa nyeri atau karena tidak biasa BAK ditempat tidur akan
beberapa waktu.
2.5.1 Pengkajian
a. Pengumpulan data
8
1. Anamnesa
a. Identitas
3. Pola aktifitas
9
Aktifitas dipengaruhioleh keadaan dan malas bergerak karena
masyarakat.
2.5.2 Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Fisik
2. Integumen
10
Ekspresi wajah kesakitan pada konjungtiva lihat apakah ada warna
pucat.
5. Abdomen
Pada post operasi biasanya sering terjadi ada tidaknya pristaltik pada
apakah bisa kencing spontan atau retensi urine, distensi supra pubis,
6. Ekstremitas
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium.
2. Pemeriksaan Radiologi.
c. Analisa data.
11
sehingga dapat ditarik kesimpulan masalah yang timbul dan untuk
d. Diagnosa Keperawatan.
2.5.3 Perencanaan
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Rencana Tindakan :
12
d. Rawat luka secara teratur daan aseptik.
Rasional :
bekerja sama.
2. Potensial terjadi infeksi sehubungan dengan invasi kuman pada luka operasi.
Tujuan :
Kriteria hasil :
Tidak ada tanda – tanda infeksi (rubor, dolor ) luka bersih dan kering.
Rencana tindakan :
Rasional :
13
b. Perawatan luka yang teratur dan aseptik dapat menghindari sekecil
c. Media yang lembab dan basah merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan kuman.
operasi.
mengatasi .
Tujuan :
Kriteria hasil :
Rencana Tindakan :
(Penyembuhan penyakit).
Rasional :
14
2.5.4 Pelaksanaan
2.5.5 Evaluasi
tercapai atau tidak untuk melakukan pengkajian ulang. Untuk menilai apakah
tujuan tercapai sebagian, seluruhnya atau tidak tercapai dapat dibuktikan dari
prilaku penderita.
lebih relevan.
15
DAFTAR PUSTAKA
M.A. Henderson, Ilmu Bedah Untuk Perawat, Penerbit Yayasan essentia media,
1989.
Puruhito Dr, Soetanto Wibowo Dr, Soetomo Basuki Dr, Pedoman Tehnik Operasi
“OPTEK” UNAIR Press; 1993.
Soeparman Sarwono, Waspadji, Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI; 1990.
16