Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Sebelum menerima bayi baru lahir, sebagai koas, kita disuruh hidupkan warmer. Sejurus bayi
lahir, bayi diletakkan di meja warmer tersebut dan dilakukan penghisapan lendir dari mulut dan hidung
sambil bayi dikeringkan dan dibersihkan dengan kain yang bersih dan kering.
Selama dibagian Perinatalogi, kita disuruh observasi tanda-tanda vital semua bayi dalam
perawatan tiap 3 jam, selain memberi minum dan mengecek sama ada bayi ada BAB atau BAK.
Kedua senario di atas merupakan langkah-langkah awal regulasi suhu pada bayi. Secara
epidermiologi, di dunia terdapat sekitar 4 juta kematian neonatus, yang sebagian besar terdapat di
negara berkembang. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001, angka kematian neonatus di
Indonesia sebesar 20/1000 kelahiran hidup. Penyebab utama kematian neonatus adalah bayi berat lahir
rendah (BBLR), asfiksia, dan infeksi. BBLR mengahadapi banyak masalah seperti hipotermi, infeksi,
gangguan minum, hipoglikemia, distres napas, dan lain-lain.
Sekitar 80-90% kematian dapat dicegah dengan teknologi sederhana yang tersedia di tingkat
Puskesmas dan jaringannya. Sedangkan sisanya merupakan kasus rujukan yang memerlukan biaya
mahal dan teknologi tinggi. Salah satu teknologi sederhana yang sudah berkembang di dunia untuk
perawatan BBLR adalah Perawatan Bayi Lekat atau Kangaroo Mother Care (KMC). KMC dapat diterapkan
dari perawatan tingkat III (intensif) sampai di tingkat komunitas. Banyak keuntungan yang dapat
diperoleh dengan menerapkan KMC seperti mencegah hipotermia, mengurangi risiko infeksi,
meningkatkan fungsi-fungsi fisiologis, ekonomis, dan meningkatkan ikatan batin ibu dan bayinya.
1
BAB II
DEFINISI TERMOREGULASI
Suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi panas dan
kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan 1,2. Termoregulasi adalah
suatu mekanisme makhluk hidup untuk mempertahankan suhu internal agar berada di dalam kisaran
yang dapat ditolelir3.
Suhu tubuh tergantung pada keseimbangan antara panas yang diproduksi atau diabsorbsi
dengan panas yang hilang. Panas yang hilang dapat berlangsung secara radiasi, konveksi, konduksi dan
evaporasi.
1. Radiasi
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang panas inframerah.
Gelombang inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki panjang gelombang 5 – 20
mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke segala penjuru tubuh. Radiasi
merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh
mekanisme kehilangan panas.
2. Konduksi
Proses perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat secara atomik merupakan pertukaran energi
kinetik antar molekul (atom), dimana partikel yang energinya rendah dapat meningkat dengan
menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi. Konduksi terjadi melalui getaran dan gerakan
elektron bebas.
Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda-benda yang ada di
sekitar tubuh.
3. Konveksi
Apabila kalor berpindah dengan cara gerakan partikel yang telah dipanaskan dikatakan perpindahan
kalor secara konveksi. Aliran konveksi dapat terjadi dikarenakan massa jenis udara panas sangat
ringan dibandingkan massa jenis udara dingin.
2
4. Evaporasi
Evaporasi (penguapan air dari kulit) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Setiap satu gram
air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori.
Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung sekitar 450 – 600
ml/hari. Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 – 16 kalori per
jam. Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi molekul air secara
terus menerus melalui kulit dan sistem pernafasan
3
Fisiologi Termoregulasi2,3
Tubuh manusia merupakan organ yang mampu menghasilkan panas secara mandiri dan tidak
tergantung pada suhu lingkungan. Suhu tubuh dihasilkan dari :
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh dari fungsi yang terganggu hingga lingkungan yang ekstrim. Titik
tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. Apabila pusat temperatur
hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan
balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk
mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point).
1. ketiak (aksila),
2. sub lingual (dibawah lidah) atau
3. rektal (dubur) - Temperatur dubur lebih tinggi 0,3 – 0,5 oC daripada temperatur aksila
4
Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah1,3
Vasodilatasi à disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior
(penyebab vasokontriksi) sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan
percepatan pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak.
Berkeringat à pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan pengeluaran panas melalui
evaporasi.
Penurunan pembentukan panas à Beberapa mekanisme pembentukan panas, seperti
termogenesis kimia dan menggigil dihambat dengan kuat.
5
Termoregulasi Pada Bayi
Mekanisme pengaturan suhu tubuh pada baru lahir masih belum efisien dan lemah, sehingga
penting untuk mempertahankan suhu tubuh agar tidak terjadi hipotermi. Proses kehilangan panas pada
bayi dapat melalui proses konveksi, evaporasi, radiasi dan konduksi. Hal ini dapat dihindari bila bayi
dilahirkan dalam lingkungan dengan suhu sekitar 25-28 0C, dikeringkan dan dibungkus dengan hangat.
Simpanan lemak yang tersedia dapat digunakan sebagai produksi panas. Bayi prematur atau berat
badan sangat rendah rentan terhadap terjadinya hipotermia.
Cold stress
Stres dingin adalah keadaan apabila suhu tubuh lebih rendah dari batas normal, menyebabkan
peningkatan pada aktivitas metabolik dan peningkatan penggunaan oksigen. Pada keadaan kekurangan
suplai oksigen, perubahan metabolisme anerob kepada anaerob terjadi, menyebabkan efek samping
hipoksia pada jaringan dan asidosis metabolik dari penumpukkan asam laktat. Selain itu, kebutuhan
energi yang meningkat menyebabkan penggunaan glukosa bertambah. Oleh itu, stres dingin ini dapat
menyebabkan asidosis metabolik dan hipoglikemia.
6
BAB III
Definisi bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah
lahir. Klasifikasinya:
Etiologi BBLR4
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang lain adalah
umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta
faktor janin jugamerupakan penyebab terjadinya BBLR.
1. Faktor ibu
a. Penyakit
Seperti malaria, anaemia, sipilis, infeksi TORCH, dan lain-lain.
b. Komplikasi pada kehamilan.
Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan antepartum, pre-
eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm.
c. Usia Ibu dan paritas
Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu dengan
usia 40 tahun ke atas.
d. Faktor kebiasaan ibu
Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok, ibu pecandu alkohol dan ibu
pengguna narkotika.
2. Faktor Janin
Prematur, hidramion, kehamilan kembar/ganda (gemeli), kelainan kromosom.
7
3. Faktor Lingkungan
Yang dapat berpengaruh antara lain; tempat tinggal di daratan tinggi, radiasi, sosio-
ekonomi dan paparan zat-zat racun.
8
Masalah pada bayi Prematur dan BBLR4
1. Ketidakstabilan suhu
Penyebab gangguan termoregulasi pada bayi prematur:
I. Peningkatan kehilangan panas karena berkurangnya lemak subkutan, rasio
daerah permukaan terhadap berat badan yang tinggi.
II. Berkurangnya produksi panas karena kurangnya lapisan lemak coklat dan
ketidakmampuan untuk menggigil.
3. Masalah-masalah hematologis
I. Anemia (onset dini atau lanjut)
II. Hiperbilirubinemia, terutama tidak langsung
III. Koagulasi intravaskuler terdiseminasi (DIC)
IV. Penyakit perdarahan pada BBL (HDN)
4. Masalah-masalah metabolisme
i. Hipokalsemia
ii. Hipoglikemia atau hiperglikemia
9
Untuk penanganan bayi prematur secara tepat dan saintifik, Dr. Djaja Nataatmadja, Senior Medical
Manager PT. Wyeth Indonesia, Jakarta, memaparkan kampanye 'PDF Action' yaitu:
i. Pastikan (P)
Pastikan suhu tubuh bayi ada pada temperatur normal, yaitu berkisar antara 36.5-37.5 oC,
untuk menghindari hipotermia dan hipertermia, antara lain dengan melakukan kangaroo-care.
Kangaroo-care merupakan sentuhan kulit-ke-kulit yang penting untuk dilakukan ibu dengan
bayi prematur. Ini merupakan cara sederhana dan jitu untukmemastikan kenyamanan bayi
prematur.
10
BAB IV
Penamaan
Kangaroo Mother Care (KMC) atau yang juga dikenal sebagai metode kangguru atau perawatan
bayi lekat.
Pada bayi prematur yang stabil, yang dalam perawatan rumah sakit hanya memerlukan
kehangatan, metode kanguru dapat memberikan hasil yang lebih baik daripada inkubator. Bayi didekap
oleh ibunya, merasakan sentuhan kulit ke kulit yang tentu memberikan kenyamanan dan ketenangan
pada bayi. Suhu tubuh ibu dapat naik dan turun dengan sendirinya sesuai kebutuhan bayi (maternal
neonatal thermal synchrony), tanpa pengaturan manual seperti halnya inkubator. Kontak kulit ke kulit ini
juga meminimalkan kehilangan panas dari permukaan tubuh bayi, yang tidak dapat dilakukan inkubator.
Dengan kontak emosional yang erat antara ibu dan bayi pada KMC, produksi ASI meningkat karena
adanya refleks letdown oleh hormon oksitosin dalam tubuh ibu. Bayi pun tidak perlu repot dikeluar-
masukkan dari inkubator untuk bisa mendapat ASI. Bayi dapat langsung menghisap ASI dari payudara
ibu dengan sedikit mengubah posisi.
11
Sejarah KMC
Metode yang pertama kali dikembangkan Dr Edgar Rey di Bogota, Kolombia, tahun 1978.
Kemudian dilanjutkan Dr Hector Martinez dan Dr Luis Navarette. Hal ini dilakukan untuk mengatasi
kelangkaan fasilitas dan sumber daya rumah sakit untuk merawat bayi BBLR. Sejak akhir tahun 1980-an
metode kanguru dikembangkan oleh Colombian Departement of Social Security dan World Laboratory-
sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) berbasis di Swiss.
Epidermiologi
Di Indonesia, Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial (Depkes dan Kesos) telah
mengembangkan kebijakan Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Metode kanguru digunakan sebagai
salah satu cara pencegahan hipotermia dalam Perawatan Neonatal Dasar. Saat ini juga telah tersedia
video dan peraga lembar balik metode kanguru untuk keperluan sosialisasi kepada tenaga kesehatan,
terutama bidan di desa serta masyarakat. Di masyarakat tradisional Indonesia, kematian neonatal tidak
dianggap suatu masalah. Bila bayi meninggal sebelum berusia 40 hari, orangtua atau keluarga menerima
hal ini dan segera melupakan.
Diperkirakan, kejadian BBLR di Indonesia sebesar 14%. Angka kematian bayi (AKB) Indonesia
memang makin menurun, tetapi masih cukup tinggi, yaitu 52 per 1.000 kelahiran hidup (data Survei
Demografi tahun 1997). Angka itu jauh lebih tinggi dibanding AKB sesama negara ASEAN (Singapura 4
per 1.000 kelahiran hidup, Malaysia 12 per 1.000, dan Thailand 32 per 1.000).
Sebuah studi penerapan metode kanguru di rumah sakit yang tidak memiliki inkubator dan
peralatan lain untuk perawatan BBLR di lakukan di Manama Mission Hospital, Zimbabwe. Hasilnya
menunjukkan, terjadi peningkatan survival bayi berat lahir kurang dari 1.500 gram dari 10 persen
menjadi 50 persen dan bayi berat lahir 1.500-1.999 gram meningkat dari 70 persen menjadi 90 persen.
12
Metode KMC
1. Kangaroo position yaitu bayi dalam keadaan telanjang, hanya mengenakan popok, topi hangat
dan kaus kaki diletakkan diantara payudara ibu. Dalam posisi demikian tubuh ibu dan bayi diikat dengan
kain selimut atau kain berbahan elastis untuk menahan badan bayi agar tidak jatuh. Prinsipnya adalah
semakin luas kulit bayi yang bersentuhan dengan kulit ibu semakin baik (skin to skin contact).
Selama bayi berada dalam dekapan ibu, pemantauan suhu ketiak bayi perlu dilakukan setiap 6
jam selama 3 hari pertama metode kangguru dimulai. Selanjutnya pengukuran dilakukan 2 kali sehari.
Selain suhu, ibu perlu memantau pernapasan bayi. Pernapasan normal bayi prematur berkisar 40-60 kali
per menit dan kadang dapat disertai periode apnu (tidak bernapas).
2. Kangaroo Nutrition, dengan metode kangguru banyak ibu berhasil menyusui bayinya. Bayi-bayi
prematur dengan usia gestasi lebih muda dapat memulai proses breast feeding. Selain itu, metode ini
dapat meningkatkan volume ASI.
3. Kangaroo Support, metode kangguru ini memerlukan dukungan semua pihak, baik ibu, seluruh
keluarga, tenaga medis, maupun komunitas.
4. Kangaroo Discharge, bayi-bayi berat lahir rendah ini dapat lebih cepat pulang ke rumah dengan
metode kangguru ini, karena metode kangguru ini tidak hanya bisa dilaksanakan di rumah sakit, tetapi
juga dapat diterapkan di rumah.
13
Keuntungan KMC:
Selain itu, ibu merasa lebih percaya diri, tingkat stress menurun, merasa bersemangat berpartisi
dalam merawat bayinya, memberi ASI, serta mengurangi rasa penolakan dan kekecewaan ibu. Demikian
juga bagi ayah, ayah dapat turut berperan dalam perawatan bayinya serta meningkatkan ikatan batin
antara ayah dan bayinya. Sedangkan bagi bayinya sendiri, metode kangguru ini dapat membuat bayi
lebih hangat dan stabil, pertumbuhan lebih cepat, angka terjadinya infeksi dan apneu menurun.
Bagi health care provider, metode kangguru ini akan menurunkan jumlah kebutuhan akan tenaga medis
dan peralatan, bayi dapat lebih cepat keluar dari rumah sakit, serta lebih murah.
14
BAB V
KESIMPULAN
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir.
Karena pembentukkan Brown fat dan sistem termoregulasi yang masih belum sempurna pada bayi ini,
hal yang paling ditakutkan terjadi adalah Cold Stress.
Metode Kangaroo adalah metode yang sering dilakukan sekarang di bidang Perinatal. Selain
dapat memberikan kehangatan melalui maternal neonatal thermal synchrony, kontak kulit ke kulit
antara ibu dan bayi dapat meminimalkan kehilangan panas dari permukaan tubuh bayi. Tambahan lagi,
produksi ASI dapat meningkat karena adanya refleks letdown dan dapat langsung diberikan kepada bayi.
15