You are on page 1of 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk
menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat. Arah pembentukan
lembaga ini yaitu memberikan kemudahan pencapaian perkembangan yang
optimal terhadap peserta didik. Untuk mencapai perkembangan diri yang optimal,
dalam kelembagaan sekolah diwujudkan dengan adanya bidang pelayanan
pendidikan, salah satunya adalah pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) di
sekolah.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 28/1990 Tentang Pendidikan Dasar
Bab X Bimbingan pasal 25 ayat (1) Bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan pada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan, ayat (2) Bimbingan diberikan oleh
guru pembimbing, ayat (3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1)
dan (2) di atas oleh menteri.
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan pada siswa dalam rangka
upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan,
kalimat tersebut telah secara langsung memuat pengertian dan tujuan pokok
bimbingan dan konseling di sekolah.
Atas dasar tersebut, bimbingan dan konseling di SMP Islam Raden Patah
diarahkan agar siswa dapat berhasil dalam 3 hal. Pertama, keberhasilan dalam
bidang akademik, yakni memperoleh hasil belajar yang optimal. Keberhasilan
dalam hubungan sosial kemasyarakatan, yakni dalam membina hubungan yang
baik dan sesuai dengan siapapun yang berada di lingkungan sekitarnya, dan yang
ketiga adalah keberhasilan dalam persiapan karir, yakni pemahaman tentang diri
dan menentukan karir/pekerjaan yang sesuai bagi dirinya nanti.
Mengingat adanya keberagaman individu siswa di sekolah, maka perlu
ditegaskan bahwa pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah harus menyusun
program guna mengakomodasi Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dan

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 1


Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 beserta peraturan-peraturan yang
menyertainya.
Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang didalamnya
memuat struktur kurikulum, telah mempertajam perlunya disusun dan
dilaksanakannya program pengembangan diri yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan
kondisi sekolah. Selain itu, dengan mengingat guru pembimbing memiliki tugas
pokok dalam hal pengumpulan data siswa, memberikan layanan informasi,
konseling perorangan, konseling kelompok, bimbingan karir, layanan
penempatan, konsultasi dan tindak lanjutnya, maka diperlukan suatu program
pelayanan bimbingan dan konseling yang di susun dalam program kegiatan
layanan bimbingan dan konseling SMP Islam Raden Patah.

1.2. Visi dan Misi


a) Visi dan Misi SMP Islam Raden Patah
• Visi
” UNGGUL DALAM PRESTASI, RAMAH DALAM PELAYANAN,
DAN BERBUDAYA ISLAMI ”
Kami memilih visi ini untuk tujuan jangka panjang, jangka menengah dan
jangka pendek. Visi ini menjiwai warga sekolah kami untuk selalu
mewujudkannya setiap saat dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan
sekolah.
Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita sekolah yang:
a. berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian
b. sesuai dengan norma dan harapan masyarakat
c. ingin mencapai keunggulan
d. mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah/madrasah
e. mendorong adanya perubahan yang lebih baik
f. mengarahkan langkah-langkah strategis (misi) sekolah/madrasah

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 2


Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa
kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan
misi yang dirumuskan berdasarkan visi di atas.
• Misi
a. Membentuk generasi bangsa yang unggul dalam prestasi dan kreatif
b. Mengoptimalkan kemampuan peserta didik
c. Memberikan kenyamanan dalam pelayanan
d. Membudayakan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari
Di setiap kerja komunitas pendidikan, kami selalu menumbuhkan
disiplin sesuai aturan bidang kerja masing-masing, saling menghormati dan
saling percaya dan tetap menjaga hubungan kerja yang harmonis dengan
berdasarkan pelayanan prima, kerjasama, dan silaturahmi. Penjabaran misi di
atas meliputi:
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap
siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga
sekolah.
3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya,
sehingga dapat berkembang secara optimal.

b) Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling


• Visi
Visi bimbingan dan konseling adalah “terwujudnya kehidupan
kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan
dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah individu
berkembang optimal, mandiri, dan bahagia”.
• Misi
Misi Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah untuk menunjang
pengembangan siswa dan memandirikan siswa agar dapat menyelenggarakan
kehidupan sehari-hari secara efektif melalui penyelenggaraan bimbingan dan
konseling. Agar siswa memiliki kompetensi dalam: beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, pemahaman diri dan lingkungan, pengambilan

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 3


keputusan, pengarahan diri, antisipasi dan pemenuhan tuntutan masa depan,
dan pengaktualisasikan diri secara optimal.

1.3. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang
hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Fungsi-
fungsi tersebut adalah:
a. Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai
dengan kepentingan pengembangan peserta didik pemahaman meliputi :
1) Pemahaman tentang diri sendiri peserta didik terutama oleh pesert didik
sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.
2) Pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk didalamnya
lingkungan keluarga dan sekolah) terutama oleh peserta didik sendiri, orang
tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.
3) Pemahaman lingkungan yang lebih luas (termasuk didalamnya informasi
jabatan/pekerjaan, informasi social dan budaya/nilai-nilai) terutama oleh
peserta didik.
b. Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan tercegahnya dan terhindarnya peserta didik dari berbagai
permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu,
menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam
proses perkembangannya.
c. Fungsi penuntasan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta
didik.
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya
berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan
dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui diselenggarakannya berbagai
jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 4


sebagaimana terkandung didalam masing-masing fungsi itu. Setiap layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan harus secara langsung
mengacu kepada satu atau lebih fungsi-fungsi tersebut agar hasil-hasil yang
dicapainya secara jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi.

1.4. Tugas Guru Pembimbing/Konselor


Konselor sekolah adalah guru pembimbing yang mempunyai tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan
konseling terhadap sejumlah peserta didik. Pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah merupakan kegiatan untuk membantu siswa dalam upaya menemukan
dirinya, penyesuaian terhadap lingkungan serta dapat merencanakan masa
depannya.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan “konselor adalah
pendidik” dan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2005 mengemukakan “konselor adalah pelaksana pelayanan konseling di
sekolah”.
Dalam Pasal 39 Ayat 2 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan:
“Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa seorang konselor juga
merupakan pendidik, yaitu tenaga profesional yang bertugas:
(1) merencanakan dan menyelenggarakan proses pembelajaran,
(2) melakukan penilaian hasil pembelajaraan,
(3) melakukan pembimbingan dan pelatihan.
Arah pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran yang
dimaksud adalah melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling yaitu
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling dan berbagai
keterkaitannya serta penilaianya, sehingga guru pembimbing memiliki tugas
pokok, yaitu :

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 5


1. mengumpulkan data siswa,
2. memberikan layanan informasi,
3. memberikan konseling perorangan,
4. memberikan bimbingan kelompok,
5. memberikan konseling kelompok,
6. memberikan layana penempatan dan penyaluran,
7. memberikan bimbingan karier,
8. melakukan layanan konsultasi, baik dengan siswa, orang tua atau dengan
pihak-pihak lain yang terakait,
9. melakukan tindak lanjut dari hasil konferensi kasus,
10. mereferal kasus kepada pihak lain yang lebih berkompeten.
Dalam melakukan tugasnya, seorang guru pembimbing harus
memperhatikan asas-asas pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. Asas-
asas tersebut adalah:
1. Asas kerahasiaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut
dirahasiakannya sejumlah data dan keterangan peserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan yaitu data atau keterangannya yang tidak boleh dan
tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing
berkewajiban penuh memiliki dan menjaga semua data dan keterangan itu
sehingga kerahasiaannya benar-benar tejamin.
2. Asas kesukarelaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang didasarkan akan
adanya kesukarelaaan peserta didik (klien) untuk mengikuti/menjalani
layanan/kegiatan yang diperuntukan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing
berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
3. Asas keterbukaan Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap
terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam keterangan tentang dirinya
sendiri maupun berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi
pengembangan dirinya. Dalam hal ini Guru Pembimbing berkewajiban
mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Keterbukaan ini amat
terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada
diri peserta didik yang menjadi sasaran/layanan kegiatan. Agar peserta didik

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 6


dapat terbuka, Guru Pembimbing terlabih dahulu harus bersikap terbuka dan
tidak berpurapura.
4. Asas kegiatan, yatiu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
peserta didik (klien) yang menjadi sasaran berpatrisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini Guru
Pembimbing perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.
5. Asas kemandirian, yaitu bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan
umum bimbingan dan konseling, yaitu : peserta didik (klien) sebagai sasaran
layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang
mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta
mewujudkan diri sendiri sebagaimana telah diutarakan terdahulu. Guru
Pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan
dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian
peserta didik.
6. Asas kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan peserta
didik (klien) dalam kondisinya sekarang.
7. Asas kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar isi layanan terhadap sasaran layanan (klien) yang sama kehendaknya
selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari
waktu ke waktu.
8. Asas keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang
dilakukan oleh Guru Pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang,
harmonis dan terpadukan. Untuk ini kerjasama antara Guru Pembimbing dan
pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 7


9. Asas kenormatifan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar segenap layanan dan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak
boleh bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada, yaitu
norma-norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan
dan kebiasaan yang berlaku.
10. Asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar
kaidah-kaidah professional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling hendklah tenaga yang benar-benar ahli
dalam bidang bimbingan dan konseling.
11. Asas alih tangan kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan
bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan
peserta didik (klien) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang
lebih ahli. Guru Pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua,
guru-guru lain, atau ahli lain dan demikian pula Guru Pembimbing dapat
mengalihtangankan kasus kepada Guru Mata Pelajaran dan ahli-ahli lain.
12. Asas tut wuri handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan
dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman),
mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan serta
kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju.
Demikian juga segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakan hendaknya disertai dan sekaligus dapat membangun suasana
pengayoman, keteladanan dan dorongan seperti itu. Selain asas-asas tersebut
saling terkait satu sama lain, segenap asas itu perlu diselenggarakan secara
terpadu dan tepat waktu, yang satu tidak perlu dikedepankan atau
dikemudiankan dari yang lain.
Begitu pentingnya asas-asas tersebut sehingga dapat dikatakan bahwa asas-
asas itu merupakan jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan pelayanan
bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas itu tidak dijalankan
dengan baik penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 8


akan tersendat-sendat atau bahkan berhenti sama sekali.

1.5. Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling SMP Islam Raden Patah
Tujuan dari pelayanan bimbingan dan konseling di SMP Islam Raden Patah
mengacu pada tujuan umum dari pelayanan Bimbingan dan Konseling dan
disesuaikan dengan visi dan misi, serta tujuan SMP Islam Raden Patah secara
khusus.
a) Tujuan Umum
Tujuan umum bimbingan dan konseling di sekolah ialah memandirikan
peserta didik dan mengembangkan kompetensi mereka secara optimal. Tujuan
Umum ini diarahkan kepada pengenalan diri sendiri dan lingkungan,
pengembangan diri, dan pengembangan arah karir yang dijabarkan ke dalam
tujuan-tujuan yang mengarah kepada keefektifan hidup sehari-hari, baik
kehidupan pribadi, sosial, belajar maupun kehidupan yang terkait dengan
pekerjaan dan karir. Arah yang dimaksudkan itu secara langsung dikaitkan kepada
potensi peserta didik.
Pengembangan potensi meliputi tiga tahapan, yaitu: pemahaman dan
kesadaran (awareness), sikap dan penerimaan (accommodation), dan keterampilan
atau tindakan (action) melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
b) Tujuan Khusus
Dirumuskan dalam bentuk kompetensi yang perlu dimiliki bagi keefektifan
kehidupan peserta didik yang merujuk pada visi dan misi SMP Islam Raden
Patah, yaitu unggul dalam prestasi, ramah dalam pelayanan, dan berbudaya islami,
melalui kegiatan belajar mengajar, pengembangan diri (kegiatan ekstra kurikuler),
dan layanan BK 17 plus.

1.5. Sasaran
Sasaran kegiatan layanan bimbingan konseling SMP Islam Raden Patah
adalah seluruh siswa SMP Islam Raden Patah selama mereka menjadi siswa di
SMP Islam Raden Patah.

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 9


BAB II
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

2.1. Pengertian Bimbingan dan Konseling


Sesuai dengan istilahnya, maka bimbingan dapat diartikan secara umum
sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Sedangkan definisi yang lebih mengarah
kepada pelaksanaan bimbingan di sekolah dapat diartikan sebagai proses bantuan
terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang
dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara optimal terhadap sekolah,
keluarga, serta masyarakat (Djumhur dan Surya, 1975).
Dari definisi tersebut, terlihat bahwa bimbingan merupakan:
1. Suatu proses yang berkelanjutan, bahwa bimbingan bukan merupakan
kegiatan yang diadakan secara kebetulan, insidental, tidak disengaja, dan
sebagainya, melainkan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis,
disengaja, berencana, berkelanjutan, dan terarah pada suatu tujuan.
2. Suatu proses yang ditujukan untuk membantu individu ke arah suatu tujuan
yang positif sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
3. Bantuan yang diberikan kepada individu yang memerlukan, mencakup seluruh
siswa di SMP Islam Raden Patah.
4. Bantuan yang diberikan agar individu dapat menyesuaiakan diri dengan
lingkungan di mana ia tinggal.
Sedangkan pengertian dari konseling adalah suatu proses yang intensif untuk
membantu individu agar dapat mencapai sasaran yang lebih efektif dalam
perasaan, dan pikiran, serta kemampuan untuk memilih apa yang terbaik bagi
dirinya. Perasaan positif misalnya : individu lebih terbuka pada pengalamannya,
dapat mengenali perasaan dan sadar akan apa yang diinginkannya.
Yang dimaksud dengan pikiran positif, yaitu individu mampu meregulasi
perasaan-perasaan yang dialami, menghindari sikap defensif, mampu mengatasi
persoalan yang sesuai dengan kapasitasnya, dan mampu membuat perencanaan
untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Sedangkan kemampuan
memilih/menentukan sikap yang terbaik misalnya dapat mengambil keputusan
tentang cara yang dapat memuaskan/memenuhi kebutuhannya dengan tidak

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 10


melanggar niai/norma yang berlaku, serta mampu meningkatkan kualitas relasi
dengan ingkungan sehingga dapat beradaptasi secara optimal dengan lingkungan
dengan memperhatikan tingkat perkembangannya.
Dengan memperhatikan uraian di atas, maka bimbingan dan konseling dapat
diartikan sebagai suatu proses untuk membantu siswa untuk mencapai tingkat
perkembangan yang optimal bagi individu sesuai dengan kemampuannya, agar
dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungannya.

2.2. Landasan Bimbingan dan Konseling


Landasan dalam bimbingan dan konseling pada dasarnya tidak jauh berbeda
dengan landasan-landasan yang biasa diterapkan dalam pendidikan, seperti
landasan dalam pengembangan kurikulum, landasan pendidikan non formal atau
pun landasan pendidikan secara umum.
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan faktor-
faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh Pembimbing
selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan
konseling. Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu
membutuhkan fundasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak
memiliki fundasi yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan
ambruk. Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak
didasari oleh fundasi atau landasan yang kokoh akan mengakibatkan kehancuran
terhadap layanan bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang menjadi terkena
dampak paling besar adalah individu yang dilayaninya (siswa).
Secara teoritik, secara umum terdapat tiga aspek pokok yang mendasari
pengembangan layanan bimbingan dan konseling, yaitu landasan psikologis,
landasan sosial-budaya, dan landasan ilmu pengetahuan (ilmiah) dan teknologi.
Selanjutnya, di bawah ini akan dideskripsikan dari masing-masing landasan
bimbingan dan konseling tersebut :
1. Landasan Psikologis
Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman
bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan (klien).
Untuk kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi yang

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 11


perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang : (a) motif dan motivasi; (b)
pembawaan dan lingkungan, (c) perkembangan individu; (d) belajar; dan (e)
kepribadian.
a. Motif dan Motivasi
Motif dan motivasi berkenaan dengan dorongan yang menggerakkan
seseorang berperilaku baik motif primer yaitu motif yang didasari oleh
kebutuhan asli yang dimiliki oleh individu semenjak dia lahir, seperti : rasa
lapar, bernafas dan sejenisnya maupun motif sekunder yang terbentuk dari
hasil belajar, seperti rekreasi, memperoleh pengetahuan atau keterampilan
tertentu dan sejenisnya. Selanjutnya motif-motif tersebut tersebut diaktifkan
dan digerakkan,– baik dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) maupun
dari luar individu (motivasi ekstrinsik)–, menjadi bentuk perilaku instrumental
atau aktivitas tertentu yang mengarah pada suatu tujuan.
b. Pembawaan dan Lingkungan
Pembawaan dan lingkungan berkenaan dengan faktor-faktor yang membentuk
dan mempengaruhi perilaku individu. Pembawaan yaitu segala sesuatu yang
dibawa sejak lahir dan merupakan hasil dari keturunan, yang mencakup aspek
psiko-fisik, seperti struktur otot, warna kulit, golongan darah, bakat,
kecerdasan, atau ciri-ciri-kepribadian tertentu. Pembawaan pada dasarnya
bersifat potensial yang perlu dikembangkan dan untuk mengoptimalkan dan
mewujudkannya bergantung pada lingkungan dimana individu itu berada.
Pembawaan dan lingkungan setiap individu akan berbeda-beda. Ada individu
yang memiliki pembawaan yang tinggi dan ada pula yang sedang atau bahkan
rendah. Misalnya dalam kecerdasan, ada yang sangat tinggi (jenius), normal
atau bahkan sangat kurang (debil, embisil atau ideot). Demikian pula dengan
lingkungan, ada individu yang dibesarkan dalam lingkungan yang kondusif
dengan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga segenap potensi bawaan
yang dimilikinya dapat berkembang secara optimal. Namun ada pula individu
yang hidup dan berada dalam lingkungan yang kurang kondusif dengan sarana
dan prasarana yang serba terbatas sehingga segenap potensi bawaan yang
dimilikinya tidak dapat berkembang dengan baik.dan menjadi tersia-siakan.

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 12


c. Perkembangan Individu
Perkembangan individu berkenaan dengan proses tumbuh dan berkembangnya
individu yang merentang sejak masa konsepsi (pra natal) hingga akhir
hayatnya, diantaranya meliputi aspek fisik dan psikomotorik, bahasa dan
kognitif/kecerdasan, moral dan sosial. Beberapa teori tentang perkembangan
individu yang dapat dijadikan sebagai rujukan, diantaranya : (1) Teori dari
McCandless tentang pentingnya dorongan biologis dan kultural dalam
perkembangan individu; (2) Teori dari Freud tentang dorongan seksual; (3)
Teori dari Erickson tentang perkembangan psiko-sosial; (4) Teori dari Piaget
tentang perkembangan kognitif; (5) teori dari Kohlberg tentang perkembangan
moral; (6) teori dari Zunker tentang perkembangan karier; (7) Teori dari
Buhler tentang perkembangan sosial; dan (8) Teori dari Havighurst tentang
tugas-tugas perkembangan individu semenjak masa bayi sampai dengan masa
dewasa.
Dalam menjalankan tugas-tugasnya, konselor harus memahami berbagai aspek
perkembangan individu yang dilayaninya sekaligus dapat melihat arah
perkembangan individu itu di masa depan, serta keterkaitannya dengan faktor
pembawaan dan lingkungan.
d. Belajar
Belajar merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dari psikologi.
Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar, seseorang tidak akan dapat
mempertahankan dan mengembangkan dirinya, dan dengan belajar manusia
mampu berbudaya dan mengembangkan harkat kemanusiaannya. Inti
perbuatan belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan
memanfaatkan yang sudah ada pada diri individu. Penguasaan yang baru
itulah tujuan belajar dan pencapaian sesuatu yang baru itulah tanda-tanda
perkembangan, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun
psikomotor/keterampilan. Untuk terjadinya proses belajar diperlukan prasyarat
belajar, baik berupa prasyarat psiko-fisik yang dihasilkan dari kematangan
atau pun hasil belajar sebelumnya.
Untuk memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan belajar terdapat
beberapa teori belajar yang bisa dijadikan rujukan, diantaranya adalah : (1)

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 13


Teori Belajar Behaviorisme; (2) Teori Belajar Kognitif atau Teori Pemrosesan
Informasi; dan (3) Teori Belajar Gestalt. Dewasa ini mulai berkembang teori
belajar alternatif konstruktivisme.
e. Kepribadian
Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W.
Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 1978) menemukan hampir 50
definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang
dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian
yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah
organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang
menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian
diri.
Scheneider (1963) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses
respons individu baik yang bersifat tingkah laku maupun psikologis dalam
upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional,
frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan
kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan. Sehingga terdapat
kaitan erat antara predisposisi individu dengan tuntutan yang ada dalam
lingkungannya.
Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas
sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya.
Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya
konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya
yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas
tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
Untuk memahami siswa sebagai individu, dipergunakan teori psikologi
individual dari Allport (dalam Hall & Gardner, 1978). Definisi kepribadian
dari Allport mengemukakan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis
dalam individu atas sistem-sistem psikofisis yang menentukan penyesuaian
dirinya yang khas terhadap lingkungannya. Aspek-aspek tertentu dari definisi

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 14


ini patut mendapat tekanan khusus. Organisasi dinamis menekankan fakta
bahwa kepribadian selalu berkembang dan berubah, meskipun sekaligus
terdapat pengorganisasian atau sistem yang mengikat dan menghubungkan
berbagai komponen dari kepribadian. Istilah “psikofisis” merujuk pada
kepribadian bukanlah semata-mata mental dan juga tidak hanya neural
melainkan merupakan gabungan keduanya. Organisasi mengisyaratkan
beropersinya badan dan jiwa secara terpadu dan tak terpisahkan menjadi
kesatuan pribadi.
Allport mengungkapkan perbedaan kepribadian dengan watak (karakter).
Watak merupakan suatu kepribadian yang dievaluasi/dinilai, sedangkan
kepribadian adalah watak yang didevaluasi. Sedangkan temperamen merujuk
pada disposisi-disposisi yang sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor
biologis atau fisiologis dan karenanya sangat sedikit sekali mengalami
perubahan dalam perkembangan. Temperamen adalah bahan mentah yang
bersama dengan inteligensi dan fisik membentuk kepribadian.
Untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling dan dalam upaya
memahami dan mengembangkan perilaku individu yang dilayani (klien) maka
konselor harus dapat memahami dan mengembangkan setiap motif dan
motivasi yang melatarbelakangi perilaku individu yang dilayaninya (klien).
Selain itu, seorang konselor juga harus dapat mengidentifikasi aspek-aspek
potensi bawaan dan menjadikannya sebagai modal untuk memperoleh
kesuksesan dan kebahagian hidup kliennya. Begitu pula, konselor sedapat
mungkin mampu menyediakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan
segenap potensi bawaan kliennya. Terkait dengan upaya pengembangan
belajar klien, konselor dituntut untuk memahami tentang aspek-aspek dalam
belajar serta berbagai teori belajar yang mendasarinya.
Berkenaan dengan upaya pengembangan kepribadian klien, konselor
kiranya perlu memahami tentang karakteristik dan keunikan kepribadian
kliennya. Oleh karena itu, agar konselor benar-benar dapat menguasai
landasan psikologis, setidaknya terdapat empat bidang psikologi yang harus
dikuasai dengan baik, yaitu bidang psikologi umum, psikologi perkembangan,

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 15


psikologi belajar, psikologi pendidikan, atau psikologi kognitif, dan psikologi
kepribadian.
2. Landasan Sosial-Budaya
Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang dapat memberikan
pemahaman kepada konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan
sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu. Seorang individu
pada dasarnya merupakan produk lingkungan sosial-budaya dimana ia hidup.
Sejak lahirnya, ia sudah dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-
pola perilaku sejalan dengan tuntutan sosial-budaya yang ada di sekitarnya.
Kegagalan dalam memenuhi tuntutan sosial-budaya dapat mengakibatkan
tersingkir dari lingkungannya.
Lingkungan sosial-budaya yang melatarbelakangi dan melingkupi individu
berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan pula dalam proses pembentukan
perilaku dan kepribadian individu yang bersangkutan. Apabila perbedaan dalam
sosial-budaya ini tidak “dijembatani”, maka tidak mustahil akan timbul konflik
internal maupun eksternal, yang pada akhirnya dapat menghambat terhadap proses
perkembangan pribadi dan perilaku individu yang besangkutan dalam kehidupan
pribadi maupun sosialnya.
Dalam proses konseling akan terjadi komunikasi interpersonal antara konselor
dengan klien, yang mungkin antara konselor dan klien memiliki latar sosial dan
budaya yang berbeda. Pederson dalam Prayitno (2003) mengemukakan lima
macam sumber hambatan yang mungkin timbul dalam komunikasi sosial dan
penyesuaian diri antar budaya, yaitu : (a) perbedaan bahasa; (b) komunikasi non-
verbal; (c) stereotipe; (d) kecenderungan menilai; dan (e) kecemasan. Kurangnya
penguasaan bahasa yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkomunikasi dapat
menimbulkan kesalahpahaman. Bahasa non-verbal pun sering kali memiliki
makna yang berbeda-beda, dan bahkan mungkin bertolak belakang. Stereotipe
cenderung menyamaratakan sifat-sifat individu atau golongan tertentu
berdasarkan prasangka subyektif (social prejudice) yang biasanya tidak tepat.
Penilaian terhadap orang lain disamping dapat menghasilkan penilaian positif
tetapi tidak sedikit pula menimbulkan reaksi-reaksi negatif. Kecemasan muncul
ketika seorang individu memasuki lingkungan budaya lain yang unsur-unsurnya

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 16


dirasakan asing. Kecemasan yanmg berlebihan dalam kaitannya dengan suasana
antar budaya dapat menuju ke culture shock, yang menyebabkan dia tidak tahu
sama sekali apa, dimana dan kapan harus berbuat sesuatu. Agar komuniskasi
sosial antara konselor dengan klien dapat terjalin harmonis, maka kelima
hambatan komunikasi tersebut perlu diantisipasi.
3. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang
memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori maupun prakteknya.
Pengetahuan tentang bimbingan dan konseling disusun secara logis dan sistematis
dengan menggunakan berbagai metode, seperti: pengamatan, wawancara, analisis
dokumen, prosedur tes, inventory atau analisis laboratoris yang dituangkan dalam
bentuk laporan penelitian, buku teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.
Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat “multireferensial”.
Beberapa disiplin ilmu lain telah memberikan sumbangan bagi perkembangan
teori dan praktek bimbingan dan konseling, seperti : psikologi, ilmu pendidikan,
statistik, evaluasi, biologi, filsafat, sosiologi, antroplogi, ilmu ekonomi,
manajemen, ilmu hukum dan agama. Beberapa konsep dari disiplin ilmu tersebut
telah diadopsi untuk kepentingan pengembangan bimbingan dan konseling, baik
dalam pengembangan teori maupun prakteknya. Pengembangan teori dan
pendekatan bimbingan dan konseling selain dihasilkan melalui pemikiran kritis
para ahli, juga dihasilkan melalui berbagai bentuk penelitian.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi
berbasis komputer, sejak tahun 1980-an peranan komputer telah banyak
dikembangkan dalam bimbingan dan konseling. Menurut Gausel (Prayitno, 2003)
bidang yang telah banyak memanfaatkan jasa komputer ialah bimbingan karier
dan bimbingan dan konseling pendidikan. Dikemukakan pula, bahwa
perkembangan dalam bidang teknologi komunikasi menuntut kesiapan dan
adaptasi konselor dalam penguasaan teknologi dalam melaksanakan bimbingan
dan konseling.
Berkenaan dengan layanan bimbingan dan konseling dalam konteks
Indonesia, Prayitno (2003) memperluas landasan bimbingan dan konseling

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 17


dengan menambahkan landasan paedagogis, landasan religius dan landasan
yuridis-formal.
4. Landasan paedagogis
Landasan paedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari
tiga segi, yaitu: (a) pendidikan sebagai upaya pengembangan individu dan
bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan; (b) pendidikan
sebagai inti proses bimbingan dan konseling; dan (c) pendidikan lebih lanjut
sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan konseling.
5. Landasan religius
Landasan religius dalam layanan bimbingan dan konseling ditekankan pada
tiga hal pokok, yaitu : (a) manusia sebagai makhluk Tuhan; (b) sikap yang
mendorong perkembangan dari perikehidupan manusia berjalan ke arah dan
sesuai dengan kaidah-kaidah agama; dan (c) upaya yang memungkinkan
berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya
(termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai
dengan dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan
dan pemecahan masalah.
Ditegaskan pula oleh Moh. Surya (2006) bahwa salah satu tren bimbingan dan
konseling saat ini adalah bimbingan dan konseling spiritual. Berangkat dari
kehidupan modern dengan kehebatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kemajuan ekonomi yang dialami bangsa-bangsa Barat yang ternyata telah
menimbulkan berbagai suasana kehidupan yang tidak memberikan kebahagiaan
batiniah dan berkembangnya rasa kehampaan. Dewasa ini sedang berkembang
kecenderungan untuk menata kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai spiritual.
Kondisi ini telah mendorong kecenderungan berkembangnya bimbingan dan
konseling yang berlandaskan spiritual atau religi.
6. Landasan yuridis-formal
Landasan yuridis-formal berkenaan dengan berbagai peraturan dan
perundangan yang berlaku di Indonesia tentang penyelenggaraan bimbingan dan
konseling, yang bersumber dari Undang-Undang Dasar, Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri serta berbagai aturan dan pedoman

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 18


lainnya yang mengatur tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling di
Indonesia, sehingga acuan dari program ini adalah :
1. UUD 1945, Perubahan Ke – 4; Dalam BAB XIII; Mengenai Pendidikan
dan Kebudayaan.
2. U.U. REPUBLIK INDONESIA Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. P.P. REPUBLIK INDONESIA Nomor 29 Tahun 1990, Tentang
Pendidikan Menengah.
4. Permendiknas REPUBLIK INDONESIA Nomor 27 Tahun 2008 Tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
5. Permendiknas REPUBLIK INDONESIA Nomor 39 Tahun 2008 Tentang
Pembinaan Kesiswaan.
6. Permendiknas REPUBLIK INDONESIA Nomor 39 Tahun 2009 Tentang
Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan.

2.3. Materi Bimbingan dan Konseling


Adapun sasaran materi kegiatan bimbingan konseling adalah bertitik tolak
pada pola Bimbingan Konseling, yaitu :
1. Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling, meliputi :
a) Bidang bimbingan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan
kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi yang sesuai dengan karakteristik
kepribadian dan kebutuhan dirinya agar selaras dengan visi dan misi SMP
Islam Raden Patah dan norma masyarakat.
b) Bidang bimbingan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan
hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota
keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas. Bidang pelayanan
ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi, berargumentasi, bertingkah
laku sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di sekolah, rumah, atau
masyarakat.

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 19


c) Bidang bimbingan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti
pendidikan di sekolah dan mengembangkan kebiasaan belajar secara
mandiri. Bidang pelayanan ini meliputi pemantapan sikap dan kebiasaan
belajar yang efektif, penguasaan materi, program belajar di sekolah sesuai
dengan kondisi individu dan lingkungan.
d) Bidang bimbingan karier, bertujuan untuk membantu siswa dalam
merencanakan masa depan seperti memilih sekolah lanjutan, mengenal
jenis pekerjaan dan jenis-jenis pekerjaan yang sesuai dengan potensi
dirinya.
2. Fungsi layanan Bimbingan dan Konseling, meliputi :
a) Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
memahami diri dan lingkungannya.
b) Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu
mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat
menghambat perkembangan dirinya..
c) Fungsi Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi
masalah yang dialaminya.
d) Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu
peserta didik memelihara dan menumbuhkembangkan berbagai potensi
dan kondisi positif yang dimilikinya.
e) Fungsi Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh
pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat
perhatian.
3. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling, meliputi :
a) Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik mampu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, aturan yang berlaku di
sekolah dan mampu beradaptasi secara baik dengan warga sekolah.
b) Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, gambaran mengenai
karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 20


c) Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran secara tepat sesuai potensi yang
dimiliki di dalam kelas, kelompok belajar, dan kegiatan ekstra kurikuler.
d) Pembelajaran, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai
keahlian tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna
dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
e) Bimbingan dan Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu
peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya yang
memungkinkan siswa memperoleh layanan langsung secara tatap muka
dengan guru pembimbing di ruang BP/BK.
f) Bimbingan Kelompok, yaitu layanan untuk membantu peserta didik yang
memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama memperoleh materi
yang berguna bagi kehidupannya serta melakukan kegiatan tertentu
melalui dinamika kelompok.
g) Bimbingan dan Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu
peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi yang
dilakukan secara berkelompok atau klasikal.
h) Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain
dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
i) Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan atau memperbaiki hubungan antar sesama siswa atau
dengan warga sekolah yang lain, sehingga terhindar dari pertentangan
lebih lanjut.
4. Satuan layanan (Satlan) merupakan salah satu bagian dari program bimbingan
yang memuat satuan topik bahasan yang akan disampaikan kepada siswa
dalam satu pertemuan atau beberapa waktu pertemuan sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan siswa.
Satuan layanan (Satlan) ini berfungsi sebagai acuan bagi guru
pembimbing/konselor untuk dapat melaksanan layanan bimbingan dan
konseling agar lebih efektif dan terarah. Komponen-komponen utama dalam
satuan layanan (satlan) tersebut adalah:

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 21


a. Topik permasalahan
b. Jenis layanan
c. Bidang bimbingan
d. Fungsi layanan
e. Tujuan layanan
f. Sasaran layanan
g. Metode penyampaian
h. Waktu pelaksanaan
i. Pihak-pihak terkait, dan
j. Catatan khusus selama pelaksanaan bimbingan konseling
5. Kegiatan Pendukung, meliputi :
a) Instrumentasi BK, yaitu kegiatan pengumpulan data peserta didik,
keterangan tentang lingkungan peserta didik atau lingkungan yang lebih
luas melalui instrumen tes maupun bukan alat tes.
b) Penyelenggaraan Himpunan Data, yaitu kegiatan melakukan inventaris
data yang relevan dengan pengembangan peserta didik, yang
diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu,
dan bersifat rahasia.
c) Konferensi Kasus, yaitu kegiatan pembahasan masalah perserta didik
dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang terkait bagi
terselesaikannya masalah peserta didik yang bersifat terbatas dan tertutup.
d) Home Visit/kunjungan rumah, yaitu kegiatan untuk memperoleh data dan
gambaran secara lengkap mengenai peserta didik yang sedang memiliki
masalah, untuk pembahasan dan pemecahan masalah yang dilakukan di
rumah/tempat tinggal peserta didik.
e) Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan
pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi,
kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.
f) Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk mendapatkan penanganan yang
tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik ke pihak lain
sesuai dengan keahlian dan wewenangnya.

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 22


Kompetensi yang akan dikembangkan dalam layanan bimbingan dan
konseling di SMP Islam Raden Patah dapat digambarkan melalui langkah-langkah
sebagaimana tergambar dalam diagram berikut:

Tugas Perkembangan

Bimbingan Bimbingan Bimbingan Bimbingan


Pribadi Belajar Sosial Karir

Kompetensi

Materi
Bimbingan dan Konseling

Materi
Bimbingan dan Konseling
- Layanan
- Pendukung
- Penilaian

Gambar 1. Diagram Pemberian Layanan Bimbingan dan Konseling SMP Islam


Raden Patah

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 23


2.4. Metode Bimbingan dan Konseling
Metode yang dapat digunanakan dalam menyampaikan layanan bimbingan
dan konseling meliputi bermacam-macam metode yang meliputi:
a. Metode ceramah,
b. Metode tanya jawab,
c. Metode diskusi dan demontrasi,
d. Metode curah pendapat (brain stroming)
e. Metode kelompok kecil (buzz group) terdiri dari 3-4 orang
f. Metode rembug sejoli (2 orang)
g. Metode merespon media
h. Metode karya wisata
i. Metode surat menyurat,
j. Metode studi kasus, dll.

2.5. Format Kegiatan dan Tempat Pelaksanaan


1. Format Kegiatan :
a) Individual, yaitu format kegiatan Bimbingan dan Konseling yang
melayani peserta didik secara perorangan.
b) Klasikal, yaitu format kegiatan Bimbingan dan Konseling yang
melayani sejumlah peserta didik dalam satu kelas untuk memberikan
layanan secara perorangan sesuai dengan kondisi/keadaan masalah
siswa.
c) Kelompok, yaitu format kegiatan Bimbingan dan Konseling yang
melayani sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui
kelompok.
d) Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan Bimbingan dan Konseling
yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada
pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.
e) Melakukan koordinasi dengan guru bidang studi lain serta wali kelas
dalam rangka pengentasan masalah siswa
f) Lapangan, yaitu format kegiatan konseling yang melayani seorang atau
sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 24


Adapun tekhnik penyampaian yang digunakan antara lain melalui
konseling, wawancara, diskusi kelompok, bermain peran, kuiz, ceramah
dan tanya jawab.
2. Tempat Pelaksanaan :
Kegiatan layanan bimbingan konseling dilaksanakan sesuai situasi dan
kondisi yang pengaturan tempatnya :
• Layanan bimbingan secara klasikal dilaksanakan di dalam kelas.
• Layanan bimbingan secara kelompok dilaksanakan di dalam kelas,
lapangan, atau ruangan lain yang diseusaikan dengan kebutuhan.
• Layanan secara individual dilaksanakan di ruang BK atau tempat
lain yang telah disepakati bersama.
• Layanan Home visit dilakukan di rumah/tempat tinggal peserta
didik.

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 25


BAB III
PENGORGANISASIAN

3.1. Bimbingan dan Konseling dalam Struktur Organisasi SMP Islam Raden
Patah
Organisasi layanan bimbingan konseling meliputi segenap unsur dengan
struktur organisasi sebagai berikut :

Kepala Sekolah

Komite
Sekolah

Guru Pembimbing Pembina


Kesiswaan
OSIS

Guru Bidang Studi S I S W A Wali Kelas

Keterangan : : Garis Komando


: Garis Koordinasi
Bagan 1. Organigram layanan bimbingan dan konseling SMP Islam Raden Patah

Personil pelaksana layanan bimbingan konseling adalah segenap unsur yang


terkait dalam organigram layanan BK, dengan guru pembimbing sebagai
pelaksana utamanya. Adapun uraian tugas masing-masing personil adalah sebagai
berikut :
1. Kepala Sekolah

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 26


Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh
mempunyai tugas:
 Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang diprogramkan di sekolah,
sehingga pelayanan pengajaran dan bimbingan merupakan suatu kesatuan
yang terpadu, harmonis dan dinamis.
 Menyediakan prasarana, tenaga, sarana dan berbagai kemudahan bagi
terlaksananya layanan bimbingan,
 Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan &
pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut layanan
bimbingan.
 Mempertanggungjawabkan pelaksanaan layanan bimbingan di sekolah
pada Kanwil/Kepala Dinas.
2. Bagian Kesiswaan
Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan-kegiatan
OSIS dalam rangka menegakan disiplin dan tata tertib sekolah.
3. Pembina OSIS
Melakukan pembinaan siswa melalui kegiatan ekstra kurikuler dan OSIS .
4. Guru Pembimbing
Guru pembimbing bertugas untuk :
1. Memasyarakatkan layanan bimbingan konseling kepada segenap warga
sekolah dan orang tua siswa
2. Menyusun program bimbingan konseling
3. Melaksanakan program bimbingan konseling
4. Mengadministrasikan layanan bimbingan konseling
5. Mengumpulkan data tentang siswa
6. Meneliti kemajuan dan perkembangan siswa
7. Menilai proses dan hasil layanan bimbingan konseling, dan melaksanakan
tindak lanjut
8. Menilai program dan pelaksanaan bimbingan konseling
9. Memberikan tindak lanjut terhadap hasil penilaian BK dan melaporkan
secara tertulis pada Kepala Sekolah
5. Guru Bidang Studi

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 27


Sebagai personil sekolah yang sehari-hari langsung berhubungan dengan
siswa maka guru memiliki peran dalam layanan konseling, sebagai berikut:
1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada
siswa
2. Membantu guru pembimbing mengidentifikasi dan mengumpulkan data
tentang siswa yang memerlukan layanan konseling.
3. Membantu mengembangkan suasana kelas yang menunjang pelaksanaan
pelayanan konseling.
4. Menangani dan mengalihtangankan kasus yang tidak dapat ditangani oleh
guru mata pelajaran kepada guru pembimbing.
5. Menerima siswa yang dialih tangankan dari guru pembimbing untuk
menangani kesulitan belajar (perbaikan/pengayaan).
6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
layanan/kegiatan konseling.
7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti
konferensi kasus.
8. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan
hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan bimbingan konseling.
9. Membantu mengumpulkan informasi dalam rangka penilaian pelayanan
konseling dan upaya tindak lanjutnya.
10. Memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa yang memerlukan
layanan bimbingan konseling.
11. Berpartisipasi aktif dalam menangani permasalahan siswa.
6. Wali Kelas
Sebagai pengelola kelas tertentu maka bertugas sebagai berikut :
1. Membantu guru pembimbing dalam melaksanakan tugas-tugas khususnya
di kelas yang menjadi tanggung jawabnya
2. Menangani siswa bermasalah yang menjadi tanggung jawabnya sebelum
dilimpahkan pada guru pembimbing
3. Membantu guru bidang studi melaksanakan peranannya dalam layanan
bimbingan, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 28


4. Mengkoordinasi informasi dan kelengkapan data untuk membantu layanan
bimbingan seperti : daftar nilai, absensi, angket siswa, angket orang tua,
laporan observasi siswa, catatan khusus mengenai siswa, catatan home
visit dll.

3.2. Mekanisme Penanganan Peserta Didik


Pembinaan siswa dilaksanakan oleh seluruh unsur pendidikan di sekolah,
orang tua, masyarakat dan pemerintah. Penanganan siswa bermasalah di sekolah
adalah sebagai berikut :
1. Seorang siswa yang melanggar tata tertib dapat ditindak oleh semua
guru/petugas lain, guru piket, wali kelas bahkan langsung oleh Kepala
Sekolah
2. Tindakan tersebut diinformasikan kepada wali kelas yang bersangkutan
untuk ditindak lanjuti
3. Sementara guru pembimbing berperan dalam mengetahui sebab-sebab
yang melatarbelakangi sikap dan tindakan siswa tersebut. Dalam hal ini
guru pembimbing bertugas membantu menangani masalah siswa tersebut
dengan meneliti latar belakang tindakan siswa melalui serangkaian
wawancara dan informasi dari sejumlah sumber data, setelah wali kelas
merekomendasikannya.
Mekanisme penanganan siswa bermasalah di SMP Islam Raden Patah dapat
dilihat secara jelas melalui bagan di bawah ini :

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 29


Komite
Tenaga Ahli/ KEPALA SEKOLAH
Sekola
Instansi Lain
h

Guru Piket
Koordinator
dan Wali Kelas dan
Guru Kesiswaan/
Guru Bidang Pembina OSIS
Studi Pembimbing

Petugas Lain

S i s w a

Bagan 2. Alur penangan siswa

3.3. Kategori Permasalahan Siswa dan Penanganannya


• Masalah (kasus) ringan:
membolos, malas, kesulitan belajar pada bidang tertentu, bertengkar,
berpacaran, mencuri kelas ringan. Kasus ringan dibimbing oleh wali kelas
dan guru dengan berkonsultasi kepada guru pembimbing dan mengadakan
kunjungan rumah.
• Masalah (kasus) sedang:
gangguan emosional, berpacaran, dengan perbuatan menyimpang, berkelahi
antar sekolah, kesulitan belajar karena gangguan di keluarga, berkelahi
dengan teman sekolah, mencoba minum minuman keras, mencuri kelas
sedang, melakukan gangguan sosial dan asusila yang masih dapat diperbaiki.
Kasus sedang dibimbing oleh guru pembimbing (konselor), dengan
berkonsultasi dengan kepala sekolah, ahli/profesional, polisi, guru dan
sebagainya. Dapat pula mengadakan konferensi kasus.
• Masalah (kasus) berat:

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 30


gangguan emosional berat, kecanduan alkohol dan narkotika, pelaku
kriminalitas, peserta didik hamil/menggugurkan kandungan, percobaan bunuh
diri, perkelahian dengan alat (misalnya ikat pinggang, senjata tajam atau
senjata api). Kasus berat dilakukan referal (alih tangan kasus) kepada ahli
psikologi, psikiater, dokter, polisi, ahli hukum yang sebelumnya terlebih
dahulu dilakukan kegiatan konferensi kasus.
Di sekolah sangat mungkin ditemukan siswa yang yang bermasalah,
dengan menunjukkan berbagai gejala penyimpangan perilaku. yang merentang
dari kategori ringan sampai dengan berat. Upaya untuk menangani siswa yang
bermasalah, khususnya yang terkait dengan pelanggaran disiplin sekolah dapat
dilakukan melalui dua pendekatan yaitu: (1) pendekatan disiplin dan (2)
pendekatan bimbingan dan konseling.
Penanganan siswa bermasalah melalui pendekatan disiplin merujuk pada
aturan dan ketentuan yang berlakuyang disebut dengan kode etik siswa SMP
Islam Raden Patah. Sebagai salah satu komponen organisasi sekolah, aturan (tata
tertib) siswa beserta sanksinya perlu ditegakkan untuk mencegah sekaligus
mengatasi terjadinya berbagai penyimpangan perilaku siswa. Namun sekolah di
sini bukan merupakan lembaga pengobatan atau rehabilitasi sehingga penanganan
siswa yang mengalami gangguan psikologi yang termasuk abnormal, siswa
mentally retarded, siswa yang membutuhkan perawatan khusus dalam hal
kesehatan atau siswa dengan kecenderungan perbuatan mengarah kriminalitas
akan di alihkasuskan ke pihak yang secara khusus menangani masalah tersebut.
Perlu diingat bahwa pengalihan kasus bukan berarti pihak sekolah berkeinginan
untuk memindahkan tanggung jawab, namun harus dilihat bahwa SMP Islam
Raden Patah merupakan sekolah swasta yang tidak mengkhususkan diri dalam
penanganan kasus-kasus yang demikian.
Untuk membentuk siswa SMP Islam Raden Patah agar sesuai dengan visi
dan misi sekolah, selain menggunakan pendekatan pertama juga menggunakan
pendekatan melalui Bimbingan dan Konseling. Berbeda dengan pendekatan
disiplin yang memungkinkan pemberian sanksi untuk menghasilkan efek jera,
penanganan siswa bermasalah melalui Bimbingan dan Konseling justru lebih

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 31


mengutamakan pada upaya penyembuhan dengan menggunakan berbagai layanan
dan teknik yang ada.

3.4. Daftar Petugas/Staf Bimbingan dan Konseling


Untuk kelancaran dalam melaksanakan pelayanan bimbingan konseling di
SMP Islam Raden Patah, maka Kepala Sekolah menetapkan personalia BK
sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah : Drs. Sulaeman
2. Pembantu Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan : Iwan Sudirja, A. Md.
3. Pembina OSIS : Margianto, S. S.
4. Koordinator BP/ BK : Nindar Hermawan, S. Psi.
5. Guru BP/BK : Aniek Rochmawati, S. Pd.

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 32


BAB IV
PROGRAM KEGIATAN

1.1. Program Tahunan


Program tahunan yang didalamnya meliputi program semesteran dan
bulanan yaitu program yang akan dilaksanakan selama satu tahun pelajaran dalam
unit semesteran dan bulanan. Program ini mengumpulkan seluruh kegiatan selama
satu tahun untuk masing-masing kelas. Program tahunan dipecah menjadi
program semesteran dan program semesteran dipecah menjadi program bulanan.
Program ini dibuat sesuai dengan alokasi waktu untuk setiap 4 bidang bimbingan
dan 7 layanan dalam satu tahun pelajaran. (Lihat dalam lampiran)

1.2. Program Bulanan


Program bulanan didalamnya meliputi program mingguan dan harian,
yatiu program yang akan dilaksanakan selama satu bulan dalam unit mingguan
dan harian. Program ini mengumpulkan seluruh kegiatan selama satu bulan untuk
kurun bulan yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya dengan modifikasi sesuai
dengan kebutuhan siswa. Program bulanan merupakan jabaran dari program
semesteran, sedangkan program mingguan merupakan jabaran dari program
bulanan. (Lihat dalam lampiran)

1.3. Program Harian


Program harian yaitu program yang akan dilaksanakan pada hari-hari
tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program
mingguan untuk kelas tertentu. Program ini dibuat secara teretulis pada satuan
layanan (satlan) dan atau kegiatan pendukung (satkung) bimbingan dan konseling.
(Lihat dalam Lampiran)

1.4. Program Pengembangan Diri

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 33


Program pengembangan diri SMP Islam Raden Patah dilaksanakan
melalui koordinasi guru pembimbing dengan bagian kesiswaan dan pembina
OSIS dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan
pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu
pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat
mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan
atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
Bimbingan dan konseling SMP Islam Raden Patah bertugas untuk
memberikan masukan dan menyalurkan siswa sesuai dengan bakat/potensi yang
dimiliki. Sedangkan pada tataran pelaksanaan, dilakukan sepenuhnya oleh bagian
kesiswaan dan Pembina OSIS.
Jenis kegiatan ekstrakurikuler di SMP Islam Raden Patah adalah sebagai
berikut :
1. Krida, meliputi Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA) SMP Islam Raden
Patah, Latihan Dasar Kepemimpinan OSIS dan DKM, Latihan Baris-Berbaris
untuk semua siswa SMP Islam Raden Patah.
2. Karya Ilmiah, melalui Kelompok Pencinta Mata Pelajaran yang meliputi
English Club (kelompok pecinta mata pelajaran bahasa inggris), Science Club
(Kelompok pecinta mata pelajaran IPA), Math Club (kelompok pecinta mata
pelajaran Matematika), dan IT Club (kelompok pengembangan mata pelajaran
TIK).
3. Latihan keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga
(melalui kegiatan ekskul sepakbola dan merpati putih), seni dan budaya
(ekskul teater, seni degung dan band), dan pengembangan keagamaan melalui
ekskul ROHIS yang membawahi DKM dan seni membaca Al-qur’an
(Tilawah).

1.5. Pelaksanaan Program


a. Di dalam jam pembelajaran sekolah :
1) Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran,

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 34


penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang
dapat dilakukan di dalam kelas.
2) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 1 (satu) jam per kelas per minggu
dan dilaksanakan secara terjadwal
3) Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan
layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan
rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus diselenggarakan
sesuai dengan kebutuhan selama jam kerja guru pembimbing maksimal setara
dengan dua jam pembelajaran untuk setiap peserta didik.
b. Di luar jam pembelajaran sekolah :
1) Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan
orientasi, konseling perorangan,, bimbingan kelompok, konseling kelompok,
dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
2) Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/di luar jam
pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam
kelas.
3) Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah
maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling, diketahui dan
dilaporkan kepada pimpinan sekolah/madrasah.
Program pelayanan konseling di SMP Islam Raden Patah dikelola dengan
memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antar kelas dan antar
jenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan konseling dengan
kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta
mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/ madrasah.

1.6. Jadwal Kegiatan


a. Kegiatan Belajar Mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, mengacu pada jadwal yang diberikan oleh
bagian kurikulum SMP Islam Raden Patah dimana guru pembimbing
diberikan waktu untuk memberikan materi di dalam kelas selama 1 jam
pembelajaran di masing-masing kelas. (Jadwal terlampir)
b. Kegiatan Layanan Bimibingan dan Konseling

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 35


Untuk layanan konseling individu atau kelompok atau layanan lainnya,
dilakukan baik di ruang bimbingan dan konseling SMP Islam Raden Patah
maupun ruangan lain yang dapat dipergunakan dengan persetujuan bagian
kurikulum, sarana dan prasarana, dan kepala sekolah. Adapun jadwal layanan
tersebut dijadwalkan sesuai dengan jam kerja guru pembimbing, yaitu:
Setiap hari Senin s/d Sabtu, pukul 07.00 – 13.00, dikurangi dengan waktu
mengajar di dalam kelas.

1.7. Sarana dan Prasarana


a. Sarana
Sarana yang diperlukan, untuk menunjang kegiatan layanan bimbingan dan
konseling adalah :

1. Alat pengumpul data, baik test maupun non test, seperti :

- Angket (siswa, orang tua dan guru).

- Blangko (observasi, wawancara, anekdot dsb).

- Blangko home visit (pemberitahuan dan laporan).

- Format-format layanan (satuan layanan, satuan kegiatan, laporan).

- Data-data lain (buku daftar hadir, buku catatan pelanggaran, buku


surat, daftar siswa asuh, absensi siswa, prestasi belajar Siswa dan
sosiogram siswa).

2. Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data yaitu buku
himpunan data, buku kode etik siswa, dan buku catatan pelanggaran siswa.

3. Perlengkapan administrasi, seperti alat tulis menulis, format rencana satuan


layanan dan kegiatan pendukung, buku tamu, dan buku administrasi surat.

b. Prasarana
Prasarana bimbingan dan konseling SMP Islam Raden Patah yang telah
tersedia adalah:

a. Ruang BK merangkap ruang konseling.

b. Dua set meja kursi guru pembimbing.

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 36


c. Satu set komputer dan printer.

d. Satu buah jam dinding

e. Satu set papan tulis untuk keperluan program kegiatan, organigram, dan
rekapitulasi permasalahan siswa.

f. Sebuah tempat penyimpanan dan locker.

c. Denah Ruang Bimbingan dan Konseling SMP Islam Raden Patah


Ruang bimbingan dan konseling SMP Islam Raden Patah terletak di lantai
dua, dengan denah ruangan sebagai berikut:

Pintu
Meja Pembimbing

Kursi
Tempat Penyimpanan Berkas

Locker

Meja Pembimbing

Kursi

1.8. Penyusunan Anggaran


Anggaran disusun berdasarkan analisis kebutuhan program bimbingan dan
konseling SMP Islam Raden Patah dengan melihat pengeluaran yang secara rutin
dilakukan setiap tahun ajaran dan kebutuhan yang muncul pada tahun ajaran baru
baik untuk sarana maupun prasarana. Rencana anggaran bimbingan dan konseling
SMP Islam Raden Patah dapat dilihat pada lampiran.

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 37


BAB V
EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

5.1. Evaluasi Kegiatan


Evaluasi kegiatan bimbingan konseling SMP Islam Raden Patah berfungsi
untuk melihat hasil layanan bimbingan dan konseling dalam bidang bimbingan
pribadi, sosial, belajar dan bimbingan karir. Selain itu juga kegiatan penilaian ini
dimaksudkan untuk menilai sejauh mana kegiatan bimbingan dan konseling yang
sudah dapat dilaksanakan sudah sesuai dengan yang telah diprogramkan baik
melalui program satuan layanan, program kegiatan pendukung, program semester
maupun program tahunan.
Kegiatan penilaian ini dilakukan pada setiap akhir pelaksanaan kegiatan
satuan layanan maupun pada setiap akhir kegiatan pendukung, sehingga dapat
dengan segera diketahui program/kegiatan mana yang dapat dikembangkan atau
program/kegiatan mana yang tidak mungkin dikembangkan atau mungkin saja ada
kegiatan yang harus diperbaiki/direvisi. Sedangkan untuk pelaporan pelaksanaan
kegiatan dilaporkan pada setiap akhir tahun ajaran ke kepala sekolah.
Penilaian hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling SMP Islam
Raden Patah dilakukan dengan tujuan untuk: mengentaskan masalah siswa dan
pengembangan aspek-aspek kepribadian siswa seperti kedisiplinan, motivasi,
kebiasaan, keterampilan dan keberhasilan belajar, konsep diri, kemampuan
berkomunikasi, kreativitas, serta apresiasi terhadap nilai dan moral.
Secara garis besar, penilaian dilakukan dengan mengacu pada:
1. Untuk mengetahui keberhasilan layanan dilakukan penilaian, dengan penilaian
ini dapat diketahui apakah layanan tersebut efektif dan dapat membawa
dampak positif terhadap siswa yang mendapatkan layanan.
2. Penilaian ditunjukan oleh perolehan siswa yang menjalani layanan.
Perolehan diorientasikan pada:
a) Pengentasan masalah siswa, sejauh manakan perolehan siswa menunjang

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 38


bagi pengentasan masalahnya. Perolehan itu diharapkan dapat lebih
menunjang terbinanya tingkah laku positif, khususnya berkenaan dengan
masalah dan perkembangan diri siswa.
b) Perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, motivasi,
kebiasaan, keterampilan dan keberhasilan belajar, konsep dirinyapun
berkomunikasi, kreatifitas, apresiasi terhadap nilai dan moral.
3. Secara khusus fokus penilaian diarahkan kepada berkembangnya :
a) Pemahaman baru yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya
dengan masalah yang dibahas.
b) Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang
dibawakan melalui layanan.
c) Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah
pelaksanaan layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut
pengentasan masalah yang dialaminya.
4. Penilaian dapat dilakukan melalui :
a) Format individual, kelompok dan atau klasikal.
b) Media lisan dan atau tulisan.
c) Penggunaan panduan dan atau instrument baku dan atau yang
disusun sendiri oleh guru pembimbing.
5. Tahap-tahap penilaian meliputi :
a) Penilaian segera (laiseg), merupakan penilaian tahap awal yang dilakukan
segera setelah atau menjelang diakhirnya layanan yang dimaksud.
b) Penilaian jangka pendek (laijapen), merupakan penilaian lanjutan yang
dilakukan setelah satu (atau lebih) jenis layanan dilaksanakan selang
beberapa hari sampai paling lama satu bulan.
c) Penilaian jangka panjang (laijapang), merupakan penilaian lebih
menyeluruh setelah dilaksanakannya layanan dengan selang satu unit
waktu tertentu, seperti satu semester.
Penilaian dalam kegiatan bimbingan dan konseling dapat dilakukan juga
terhadap proses kegiatan dan pengolahannya, yaitu terhadap :
a) Kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
b) Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 39


c) Mekanisme dan instrumentasi yang digunakan dalam kegiatan.
d) Pengelolaan dan administrasi kegiatan.
Hasil penilaian proses digunakan untuk meningkatkan kualitas kegiatan
bimbingan dan konseling secara menyeluruh. (Format penilaian dapat dilihat pada
lampiran)

5.2. Tindak Lanjut


Tindak lanjut pelaksanaan progam layanan bimbingan dan konseling
didasarkan pada hasil analisis, yang dapat dilakukan dengan cara:
1. Tindak lanjut bersifat singkat dan segera, misalnya pemberian penguatan
(reinforcement), penugasan kecil yang berguna bagi siswa (seperti mencari
artikel tentang remaja)
2. Menempatkan atau mengikutsertakan siswa yang bersangkutan dalam jenis
layanan tertentu (misalnya dalam layanan bimbingan kelompok atau konseling
kelompok)
3. Membentuk program satuan layanan atau pendukung yang baru sebagai
kelanjutan atau pelengkap layanan/ pendukung yang terdahulu.
Kegiatan tindak lanjut ini dilaksanakan dengan mengacu kepada hasil
evaluasi atau kegiatan penilaian yang dituangkan dalam program tahunan.
Kegiatan penilaian dilakukan setiap akhir kegiatan, maka begitupun halnya
dengan kegiatan tindak lanjut ini.

KTSP SMP Islam Raden Patah T.P. 2010 - 2011 40

You might also like