Professional Documents
Culture Documents
Paper ini menguji faktor-faktor yang mempengaruhi bobot relatif yang ditempatkan
pada pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan dalam kontrak bonus CEO. Peneliti
peraturan, luasnya strategi perusahaan yang berorientasi pada inovasi, adopsi atas inisiatif
Hipotesis Penelitian
pengukuran kinerja non keuangan lebih besar dibanding perusahaan strategi defender.
menempatkan bobot pengukuran kinerja non keuangan yang lebih besar dalam kontrak
tekanan peraturan dan kompetitif untuk meningkatkan dimensi non finansial mereka.
6. Exogeneus Noise, dihipotesiskan bahwa pengukuran kinerja non keuangan naik sejalan
7. Hipotesis Pengaruh CEO, lebih banyak bobot akan ditempatkan pada kinerja non-
keuangan dalam kontrak bonus tahunan ketika CEO memiliki pengaruh yang lebih besar.
Sampel
Sampel terdiri dari perusahaan-perusahaan dimana (1) Seluruh bonus tahunan CEO semata-
mata merupakan fungsi pengukuran keuangan (bobot pada kinerja non-keuangan sama
dengan nol) atau (2) peneliti dapat menentukan bobot individual yang ditempatkan pada
Berdasar kriteria di atas, sampel akhir kami terdiri dari 317 perusahaan dengan 48 kode dua-
Pengukuran
pengukuran non keuangan kontrak bonus tahunan CEO, di mana bobot yang ditempatkan
2. Faktor penentu Pilihan Pengukuran Kinerja, meliputi 6 dasar constructs, yaitu: (a) strategi
organisasi, diukur melalui strategi kompetitif organisasi, (b) strategi kualitas, diidentifikasi
digunakan dua variabel dikotom sebagai wakil lingkungan peraturan organisasi, yaitu
perusahaan telekomunikasi dan utility, (d) kinerja keuangan, variabel distress menilai
sejauh mana perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan, (e) Exogenous noise, dalam
dalam pengukuran akuntansi keuangan industri, (f) Pengaruh CEO, terdiri dari 5 indikator,
(1) proporsi anggota dewan eksternal yang ditunjuk oleh CEO (perebd), (2) proporsi
anggota dewan internal yang ditunjuk oleh CEO (peribd), (3) variabel dikotom
mengindikasikan apakah CEO juga memegang jabatan tambahan atau posisi direktur
dalam dewan, (4) jumlah saham yang beredar dan pelaksanaan opsi yang dipegang oleh
CEO, (5) jumlah saham beredar yang dipegang oleh investor institusional.
3. Variabel kontrol, asumsi primer bahwa dalam pengaturan yang pasti, pengukuran kinerja
Hasil Penelitian
1. Metode Penelitian
Peneliti menguji hipotesis dengan menggunakan model regresi variabel laten cross
sectional. Model variabel laten diestimasi menggunakan Partial Least Square (PLS).
Sebuah model PLS disusun atas dua komponen dasar: pertama, model pengukuran yang
mendefinisikan hubungan antara manifest dan variabel laten. Kedua, model struktural
Hasil Utama
Kami melakukan analisis kami menggunakan analisis regresi variabel laten cross-sectional
atas data dari 317 perusahaan pada tahun 1993 atau 1994. Kami menemukan bahwa bobot
relatif ditempatkan pada pengukuran non finansial lebih besar pada perusahaan yang
mengikuti strategi “prospektor” beroriantasi inovasi dari pada perusahaan yang mengikuti
1. Kun Ismawati
2. Lis Nurhaini
3. Ristafany Pahlevi
4. Swety Retna
SURAKARTA
2010