You are on page 1of 7

Fototropisme adalah pergerakan pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh

rangsangan cahaya.[1] Contoh dari fototropisme adalah pertumbuhan koleoptil


rumput menuju arah datangnya cahaya.[1] Koleoptil merupakan daun pertama
yang tumbuh dari tanaman monokotil yang berfungsi sebagai pelindung lembaga
yang baru tumbuh.[1] Beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hal ini dapat
disebabkan kecepatan pemanjangan sel-sel pada sisi batang yang lebih gelap lebih
cepat dibandingkan dengan sel-sel pada sisi lebih terang karena adanya
penyebaran auksin yang tidak merata dari ujung tunas.[1] Hipotesis lainnya
menyatakan bahwa ujung tunas merupakan fotoreseptor yang memicu respons
pertumbuhan.[2] Fotoreseptor adalah molekul pigmen yang disebut kriptokrom
dan sangat sensitif terhadap cahaya biru.[2] Namun, para ahli menyakini bahwa
fototropisme tidak hanya dipengaruhi oleh fotoreseptor, tetapi juga dipengaruhi
oleh berbagai macam hormon dan jalur signaling.[2]

http://id.wikipedia.org/wiki/Tropisme

GEOTROPISME
Geotropisme adalah pengaruh gravitasi bumi terhadap pertumbuhan organ
tanaman. Bila organ tanaman yang tumbuh berlawanan dengan gravitasi bumi,
maka keadaan tersebut dinamakan geotropisme negatif. Contohnya seperti
pertumbuhan batang sebagai organ tanaman, tumbuhnya kearah atas. Sedangkan
geotropisme positif adalah organ-organ tanaman yang tumbuh kearah bawah
sesuai dengan gravitasi bumi. Contohnya tumbuhnya akar sebagai organ tanaman
ke arah bawah.
Akar selalu tumbuh ke arah bawah akibat rangsangan gaya tarik bumi (gaya
gravitasi). Gerak tumbuh akar ini merupakan contoh lain dari gerak tropisme.
Gerak yang disebabkan rangasangan gaya gravitasi disebut geotropisme. Karena
gerak akar diakibatkan oleh rangsangan gaya tarik bumi (gravitasi) dan arah gerak
menuju arah datangnya rangsangan, maka gerak tumbuh akar disebut geotropisme
positif. Sebaliknya gerak organ tumbuhan lain yang menjauhi pusat bumi disebut
geotropisme negatif.
Contoh lain dari geotropisme adalah gerak tumbuh pada bunga kacang. Pada
waktu bunga mekar, geraknya menjauhi pusat bumi, maka termasuk geotropisme
negatif. Tetapi setelah terjadi pembuahan, gerak bunga kemudian ke bawah
menuju tanah ke pusat bumi dan berkembang terus menjadi buah kacang tanah.
Dengan demikian, terjadi perubahan gerak tumbuh pada bunga kacang tanah.
Sebelum pembuahan adalah geotropisme negatif dan setelah pembuahan adalah
geotropisme positif. Pertumbuhan bunga ini dipengaruhi oleh peranan hormon
pertumbuhan.
Keadaan auxin dalam proses geotropisme ini, apabila suatu tanaman (celeoptile)
diletakan secara horizontal, maka akumulasi auxin akan berada di dagian bawah.
Hal ini menunjukan adanya transportasi auxin ke arah bawah sebagai akibat dari
pengaruh geotropisme. Untuk membuktikan pengaruh geotropisme terhadap
akumulasi auxin, telah dibuktikan oleh Dolk pd tahun 1936 (dalam Wareing dan
Phillips 1970). Dari hasil eksperimennya diperoleh petunjuk bahwa auxin yang
terkumpul di bagian bawah memperlihatkan lebih banyak disbanding dengan
bagian atas. Sel-sel tanaman terdiri dari berbagai komponen bahan cair dan bahan
padat. Dengan adanya gravitasi maka letak bahan yang bersifat cair akan berada di
atas. Sedangkan bahan yang bersifat padat berada di bagian bawah. Bahan-bahan
yang dipengaruhi gravitasi dinamakan statolith (misalnya pati) dan sel yang
terpengaruh oleh gravitasi dinamakan statocyste (termasuk statolith).

http://nopiblogspot.blogspot.com/2009/01/fototropisme.html

FOTOTROPISME
Teory Cholodny-Went tentang tropisme menetapkan bahwa penyinaran sepihak
merangsang penyebaran yang berbeda (differensial) IAA dalam batang. Sisi
batang yang disinari mengandung IAA lebih rendah dibandingkan dengan sisi
gelap. Akibatnya sel-sel pada sisi yang gelap tumbuh memanjang lebih dari pada
sel-sel pada sisi yang disinari, sehingga batang akan membengkok ke arah sumber
cahaya.
Spektrum kegiatan fototropisme menunjukkan bahwa pigmen penyerap cahaya
biru adalah yang bertanggungjawab sebagai perantara respon cahaya. Karotenoid
dan riboflavin adalah pigmen kuning dan keduanya dilibatkan dalam
fototropisme.
Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena rangsangan dari
luar. Walaupun tidak memiliki alat indra, tumbuhan peka terhadap lingkungan
sekitarnya. Tumbuhan memberi tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari
cahaya, gaya tarik bumi, dan air. Ada pula tumbuhan yang peka terhadap sentuhan
dan zat kimia. Tanggapan tumbuhan terhadap rangsangan-rangsangan tersebut di
atas disebut daya iritabilitas atau daya peka terhadap rangsangan. Ada tiga macam
gerak pada tumbuhan, yaitu gerak tropisme, gerak nasti, dan gerak taksis.
1. Gerak Tropisme
Gerak pada bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi oleh arah datangnya
rangsangan disebut tropisme. Gerak tropisme terjadi karena gerak tumbuh
tumbuhan. Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima oleh tumbuhan, tropisme
dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu fototropisme, geotropisme,
hidrotropisme dan tigmotropisme.
Fototropisme adalah gerak yang terjadi pada tumbuhan yang disebabkan oleh
adanya rangsangan cahaya. Bila cahaya yang datang dari atas tumbuhan,
tumbuhan akan tumbuh tegak mengarah ke atas. Hal ini dapat kamu amati pada
tumbuhan yang hidup di alam bebas. Tanaman pot yang diletakkan di dalam
ruangan dan mendapat cahaya dari samping, ujung batangnya akan tumbuh
membengkok ke arah datangnya cahaya
Pada tumbuhan, bagian yang peka terhadap rangsangan adalah bagian ujung
tunas. Bila gerak tersebut mengarah ke sumber rangsangan disebut fototropisme
positif, misalnya gerak tumbuh ujung tunas ke arah cahaya. Sedangkan gerak
yang menjauhi sumber rangsangan disebut fototropisme negatif, misalnya gerak
tumbuh akar yang menjauhi cahaya.
Akar selalu tumbuh ke arah bawah akibat rangsangan gaya tarik bumi (gaya
gravitasi). Gerak tumbuh akar ini merupakan contoh lain dari gerak tropisme.
Gerak tropisme yang lainnya adalah gerak tumbuh akar yang dipengaruhi oleh
ketersediaan air tanah. Biasanya akar tumbuh lurus ke arah bawah untuk
memperoleh air dari dalam tanah. Akan tetapi, jika pada arah ini tidak terdapat
cukup air, maka akar akan tumbuh membelok ke arah yang cukup air. Dengan
demikian, arah pertumbuhan mungkin tidak searah dengan gaya tarik bumi. Gerak
akar menuju sumber air disebut hidrotropisme positif.
Tanaman anggur mempunyai sulur yang membelit pada dahan lain. bisa juga,
sulur tersebut membelit pada benda yang disentuhnya, misalnya ajir. Gerak
tumbuh karena rangsangan sentuhan tersebut disebut tigmotropisme. Atau dapat
juga disebut haptotropisme, berasal dari kata thigma yang berarti singgungan atau
hapto yang berarti sentuhan. Bagaimana sulur dapat tumbuh membelit ajir? Pada
sisi sulur yang menyentuh ajir, pertumbuhan sel-selnya melambat sehingga bagian
tersebut lebih pendek dari pada sisi sulur yang tidak menyentuh ajir. Akibatnya,
sulur tumbuh melengkung ke arah ajir dan mengelilingi ajir. Dengan demikian
sulur akan membelit ajir atau pohin lain yang disentuhnya.
2. Gerak Nasti
Gerak bagian tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya
rangsangan disebut gerak nasti. gerak nasti juga disebabkan oleh perubahan
tekanan turgor. Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima oleh tumbuhan ada
beberapa macam gerak nasti, antara lain fotonasti, termonasti dan tigmonasti.
a) fotonasti.
fotonasti adalah gerak nasty yang disebabkan oleh rangsangan matahari.
Contohnya, pada bunga pukul empat. Bunga pukul akan mekar pada sore hari
karena rangsangan cahaya matahari pada saat itu. Arah mekarnya bunga tersebut
tidak dipengaruhi oleh arah datangnya cahaya matahari yang datang dari arah
barat.
b) Termonasti
Termonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan suhu. Seperti
yang terjadi pada bunga tulip, terbukanya (mekarnya) bunga tulip terjadi pada
hari-hari hangat yaitu pada musim semi.
c) Tigmonasti.
Tigmonasti adalah gerak pada tumbuhan yang terjadi karena adanya sentuhan.
Contohnya gerak pada putri malu. Apabila daun tumbuhan putri malu disentuh,
terutama daunnya disentuh pelan-pelan, maka daun akan bergerak menutup
seperti layu. Dalam waktu tertentu setelah sentuhan daun akan kembali normal.
Bila sentuhan diperkeras maka gejala seperti layu bertambah banyak, demikian
pula waktu pemulihannya akan semakin lama. Daerah sentuhan yang paling peka
adalah di daun atau sendi daun.
3. Gerak Taksis
Taksis merupakan gerak perpindahan tempat sebagian atau seluruh tumbuhan
akibat adanya rangsangan. Gerak taksis umumnya terjadi pada tumbuhan tingkat
rendah.
a) Fototaksis
Fototaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh adanya rangsangan cahaya,
Contohnya pada ganggang hijau. Gerak fototaksis terjadi pada ganggang hijau
Chlamydomonas yang langsung menuju cahaya yang intensitasnya sedang. Tetapi
bila intensitas cahaya meningkat, maka akan tercapai batas tertentu dimana justru
Chlamydomonas dengan tiba-tiba akan berbalik arah dan berenang menjauhi
cahaya. Dengan demikian terjadi perubahan yang semula gerak fototaksis positif
kemudian menjadi gerak fototaksis negatif. Hal ini dapat terjadi karena adanya
perubahan intensitas cahaya, yaitu tumbuhan akan mendekati cahaya sebelum
melebihi batas toleransinya dan akan menjauhi bila telah melebihi batas
toleransinya.
b) Kemotaksis
Kemotaksis adalah gerak yang disebabkan oleh zat kimia. Contohnya pada sel
gamet tumbuhan lumut. Gerak taksis terjadi juga pada sel gamet tumbuhan lumut.
Spermatozoid pada arkegonium juga bergerak karena tertarik oleh sukrosa atau
asam malat. Pergerakan ini terjadi karena adanya zat kimia pada sel gamet betina.
DAFTAR PUSTAKA
http://fr.wikipedia.org/wiki/Tropisme
Prawiranata. W, dkk, Ttropisme, Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Jilid III
(Departemen Botani Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, 1991).

Istilah auksin berasal dari bahasa yunani yaitu auxien yang berarti meningkatkan.
Auksin ini pertama kali digunakan Frits Went, seorang mahasiswa pascasarjana di
negeri belanda pada tahun 1962, yang menemukan bahwa suatu senyawa yang
belum dapat dicirikan mungkin menyebabkan pembengkokan koleoptil oat kerah
cahaya. Fenomena pembengkokan ini dikenal dengan istilah fototropisme.
Senyawa ini banyak ditemukan Went didaerah koleoptil. Aktifitas auksin dilacak
melalui pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat terpacunya pemanjangan
pada sisi yang tidak terkena cahaya matahari (Salisbury dan Ross, 1995).
Auksin yang ditemukan Went, kini diketahui sebagai Asam Indole Asetat (IAA)
dan beberapa ahli fisiologi masih menyamakannya dengan auksin. Namun
tumbuhan mengandung 3 senyawa lain yang struktrurnya mirip dengan IAA dan
menyebabkan banyak respon yang sama dengan IAA. Ketiga senyawa tersebut
dapat dianggap sebagai auksin. Senyawa-senyawa tersebut adalah asam 4-
kloroindol asetat, asam fenilasetat (PAA) dan asam Indolbutirat (IBA)
(Dwidjoseputro, 1992). Auksin adalah zat yang di temukan pada ujung batang,
akar, pembentukan bunga yang berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel dan
memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin
adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman.nama lain dari hormon ini
adalah IAA atau asam indol asetat.letak dari hormon auksin ini terletak pada
ujung batang dan ujung akar, fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu
dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar manapun
pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses
pembelahan sel.mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam
buah. Kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon
giberelin (Anonim, 2008Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh
matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena jika auksin dihambat oleh
matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari
pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal
ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar
matahari atau yang disebut dengan fototropisme. Untuk membedakan tanaman
yang memiliki hormon yang banyak atau sedikit qita harus mengetahui bentuk
anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk
mengetahuinya. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang
dan gelap diantaranya (Anonim, 2008).

IAA dan auksin lain merangsang pemanjangan sel, akibatnya juga pemanjangan
koleoptil dan batang. Distribusi IAA yang tidak merata dalam batang dan akar
menimbulkan perbedaan dalam pembesaran sel disertai dengan pembengkokan
organ (geotropisme, fototropisme). Sel-sel meristem dalam kultur kalus dan kultur
organ juga tumbuh berkat pengaruh IAA. Auksin pada umumnya menghambat
pemanjangan sel-sel jaringan akar.

http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/auksin.html

You might also like