Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
SEMARANG
OKTOBER 2010
1
1. Foraminifera Plantonik
a. Family Globigerinidae
1. Genus Cribohantkenina
2. Genus Hastigerina
3. Genus Clavigerinella
Dengan ciri-ciri morphologi dinding test hyaline. Bentuk test pipih panjang,
susunan kamar involute, “radial elongate” atau “clavate”. Contoh:
Clavigerinella jarvisi (P13- P15).
4. Genus Pseudohastigerina
5. Genus Cassigerinella
2
Cirri-ciri morphologi dengan dinding test hyaline. Susunan kamar pada
permulaan planispiral dan seterusnya tersusun secara biserial. Aperture
berbentuk parabol dan terletak didasar apertural face.Contoh: Cassigerinella
chipolensis.
b. Famili Globorotaliidae
Berdasarkan bentuk test, bentuk kamar, aperture dan keel, maka family ini
dapat dibagi atas dua genus, yaitu :
1. Genus Globorotalia
Cirri-ciri morphologi dengan test hyaline, bentuk test biconvex, bentuk kamar
subglobular, atau “angular conical”. Aparture memanjang dari umbilicus ke
pinggir test. Pada pinggir test terdapat keel dan ada yang tidak. Berdasarkan
ada tidaknya keel maka genus ini dapat dibagi menjadi dua sub genus, yaitu :
Subgenus Globorotalia
Subgenus ini mencakup seluruh glabarotalia yang mempunyai keel.
Membedakan subgenus ini dengan yang lainnya maka dalam penulisan
spesiesnya, biasanya diberi kode sebagai berikut :
Contoh : Globorotalia (G) tumida (N18-N23)
Subgenus Turborotalia
Subgenus mencakup seluruh globorotalia yang tidak memiliki keel.
Membedakannya, maka subgenus turborotalia dalam penulisan
spesiesnya diberi kode :
Contoh : Globorotalia (ST) Siakensis (N2- N14)
3
2. Genus truncorotaloides
Ciri-ciri morphologi dengan dinding test hyaline bentuk test truncate ,
bentuk kamar angular truncate. Susunan kamar umbilical convex
trochospiral dengan deeply umbilicus. Aperture terbuka lebar yang
memanjang dari umbilicus ke pinggir test. Cirri-ciri khasnya dari
genus ini ialah terdapatnya sutural supplementary aperture dan dinding
test yang kasar (seperti berduri) yang pada genus globorotalia hal ini
tidak akan dijumpai. Subgenus ini tidak dibahas lebih lanjut, karena
terdapat pada lapisan tua Eosen Tengah.
Contoh : Truncorotaloides rahri (P13- P14)
c. Family Globigeriniidae
Family ini pada umumnya mempunyai bentuk test sperichal atau
hemispherical, bentuk kamar glubolar dan susunan kamar trochospiral rendah
atau tinggi. Apaerture pada umumnya terbuka lebar dengan posisi yang
terletak pada umbilicus dan juga pada sutura atau pada apertural face.
Berdasarkan bentuk test, bentuk kamar, bentuk aperture dan susunan kamar
maka family ini dapat dibagi atas 14 genus yaitu:
1. Genus Globigerina
Ciri-ciri morphologi dengan dinding test hyaline, bentuk test speroical,
bentuk kamar globural, susunan kamar trochospiral. Aperture terbuka lebar
dengan bentuk parabol dan terletak pada umbilicus. Aperture ini disebut
umbilical aperture.
2. Genus Globigerinoides
Ciri-ciri morphologi sama dengan Globigerina tetapi mempunyai
supplementary aperture, dengan demikian dapat dikatakan bahwa
4
globigerinoides ini adalah Globigerina yang mempunyai supplementary
aperture. Contohnya: Globigerinoides primordius. (N4)
3. Genus globoquadina
Ciri-ciri morphologi dinding test hyaline, bentuk test spherical, bentuk
kamar globural, dan susunan kamar trochoid. Aperture terbuka lebar dan
terletak pada umbilicus dengan segi empat yang kadang-kadang
mempunyai bibir. Contohya: Globoquadrina alrispira
4. Genus Globorotaloides
Ciri-ciri morphologi sama dengan genus Globorotalia tetapi umbilicusnya
tertutup oleh Bulla (bentuk segi enam yang tertutup).
5. Genus Pulleniatina
Ciri-ciri morphologi dengan dinding test hyaline, bentuk test spherical,
bentuk kamar globural, susunan kamar trochospiral terpuntir. Aperture
terbuka lebar memanjang dari umbilicus ke arah dorsal dan terletak di
dasar apertural face. Contohnya: Pulleniatina obliquiloculate (N19 – N23)
6. Genus Sphaeroidinella
Ciri-ciri morphologi dengan dinding test hyaline, bentuk test spherical atau
oval, bentuk kamar globural dengan jumlah kamar tiga buah yang saling
berangkuman (embracing). Aperture terbuka lebar dan memanjang didasar
sutura. Pada dorsal terdapat supplementary aperture.
Spaeroidinella dehiscens (N19 – N23), Test trochospiral, equatorial peri-
peri lobulate sangat ramping, sumbu peri-peri membulat. Dinding
berlubang kasar, permukaan licin. Kamar subglobular menjadi bertambah
melingkupi pada saat dewasa, tersusun dalam tiga putaran, tiga kamar dari
putaran terakhir bertambah ukurannya secara cepat. Suture tidak jelas
tertekan radial. Aperture primer interiomarginal umbirical, atau 2 aperture
skunder pada sisi belakang terdapat pada kamar terakhir.
7. Genus Sphaeroidinellopsis
5
Ciri-ciri morphologi sama dengan genus Spaeroidinella tetapi tidak
mempunyai supplementary aperture, dengan demikian dapat dikatakan
bahwa Spaeroidiniellopsis itu adalah Spearoidinella yang tidak mempunyai
supplementary aperture.
8. Genus Orbulina
Ciri-ciri morphologi dengan dinding test hyaline dan bentuk test spherical,
serta aperture tidak kelihatan (small opening). Aperture ini adalah akibat
dari terselumbungnya seluruh kamar-kamar sebelumnya oleh kamar
terakhir. Beberapa speies yang termasuk pada genus ini beserta gambar.
9. Genus Biorbulina
Ciri-ciri morphologi sama dengan genus orbulina, tetapi gandeng dua.
10. Genus Praeorbulina
Ciri-ciri morphologi dinding test hyaline, bentuk test spherical atau agak
lonjong. Bentuk lonjong ini diakibatkan oleh kamar-kamar terakhir yang
menyelumbungi kamar-kamar sebelumnya. Aperture utama tidak terlihat
lagi, yang terlihat hanya supplementary aperture saja yang berbentuk strip-
strip.
11. Genus Candeina
Ciri-ciri morphologi dinding test hyaline, bentuk test spherical, bentuk
kamar globural. Jumlah kamar tiga buah dan di sepanjang sutura terdapat
sutural supplementary aperture. Contohnya: Candeina nitida
12. Genus Globigerinatheca
Ciri-ciri morphologi dinding test hyaline, bentuk test spherical, dan bentuk
kamar globular. Susunan kamar pada permulaan trochospiral dan kemudian
berangkuman (embracing). Umbilicus tertutup dan terdapat secondary
aperture yang berbentuk parabol dan kadang-kadang tertutup bulla.
13. Genus Globigerinita
Ciri-ciri morphologi sama dengan genus globigerina tetapi dengan bulla.
14. Genus Globigerinatella
6
Ciri-ciri morphologi dinding test hyaline, bentuk test spherical, susunan
kamar pada permulaan trochospiral dan kemudian berangkuman.
Umbilicus samar-samar karena tertutup bulla. Terdapat sutural secondary
aperture bullae dengan infralaminal aperture.
15. Genus Catapsydrax
Ciri-ciri morphologi dengan dinding test hyaline, bentuk test spherical,
susunan kamar trochospiral. Memiliki hiasan pada aperture yaitu berupa
“bulla” pada catapsydrax dissimilis dan “tegilla” pada catapsydrax
stainforthi. Dengan memiliki accessory aperture yaitu “infralaminal
accessory aperture” pada tepi hiasan aperturenya. Contohnya: Catapsydrax
dissimilis (N1 – N8)
2. Foraminifera Bentonic
Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup
secara vagile (merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang
digunakan untuk merayap pada benthos yang vagile adalah pseudopodia.
Terdapat yang semula sesile dan berkembang menjadi vagile serta hidup
sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut. Material penyusun
test merupakan agglutinin, arenaceous, khitin, gampingan,
Foraminifera benthonik sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology
dan bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang
terjadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekologi dari foraminifera benthonic
ini adalah :
Kedalaman laut
Suhu/temperature
Salinitas dan kimia air
Cahaya matahari yang digunakan untuk fotosintesis
Pengaruh gelombang dan arus (turbidit, turbulen)
7
Makanan yang tersedia
Tekanan hidrostatik
8
Termasuk famili Lituolidae, dengan cirri-ciri test pada awalnya terputar,
kemudian menjadi uniserial lurus, komposisi test pasiran, aperture bulat dan
terletak pada puncak kamar akhir. Muncul pada karbon resen.
9
2.7. Genus Cibicides Monfort 1808
10
Termasuk famili Nonionidae dengan test cenderung involute, bagian tepi
membulat, umumnya dijumpai umbilical yang dalam, komposisi gampingan
berpori , aperture melengkung pada kamar akhir. Muncul Yura – Resent.
Termasuk famili Sacanidae degan test globular, komposisi test dari material
kasar, biasanya oleh khitin berwarna coklat, aperture di puncak umumnya
degan leher. Muncul Silur – Resent.
11
type Letuculose, juga ada yang hidup di air tawar, seperti family
Allogromidae. Memiliki satu kamar atau lebih yang dipisahkan oleh sekat
atau septa yang disebut suture . aperture terletak pada permukaan septum
kamar terakhir. Hiasan pada permukaan test ikut menentukan perbedaan tiap–
tiap jenis. Foraminifera besar benthonik baik digunakan untuk penentu umur.
12
tersusun menjadi 3 baris dan tersusun bergantian, tetapi sambung
menyambung.
3.4. Famili Miogpsinidae
a. Genus Miogypsian : kenampakan luar terbentuk segitiga, lonjong
hingga bulat, kadang seperti bintang/pligonal, permukaan papilliate,
sering di jumpai tongkak.
b. Genus Miogypsinoides ; kenampakan luar terbentuk segitiga, lonjong
dan kulit luarnya datar.
3.5. Famili Calcarinidae
a. Genus Biplanispira : kenampakan luar pipih hingga seperti lensa,
discoidal, hampir bilateral simetri dengan/tanpa tonggak.
b. Genus Pellatispira : kenampakan luar seperti lensa (lentikuler) dan
bulat sering dijumpai tonggak.
3.6. Famili Orbitoididae
Genus Lepidocyclina : kenampakan seperti lensa (lentiluler) pipih
cembung, discoidal, permukaan test papilate, halus reticulate,
pinggirnya bisa bulat, kadang seperti batang atau polygonal.
4.1. Allogromiina
4.2. Textulariina
4.3. Fusulina
4.4. Miliolina
13
4.5. Rotaliina
14