You are on page 1of 17

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

TANGERANG

TUGAS KOMPUTER AUDIT

TEKNIK AUDIT
Disusun Oleh:
Kelompok 3

Frendi Tri Prasetia (08320006580/15)

Gita Wiryawan Puja Negara (08320006597/16)

Gurasa Omar Shareen Silalahi (08320006600/17)

Heru Irpan Santoso (08320006622/18)

I Gede Yudi Henrayana (08320006626/19)

Imam Nur Cholish (08320006635/20)

Imam Taufik (08320006636/21)

Kukuh Novian Dwitama (08320006659/22)

Kelas 3-E Spesialisasi Administrasi Perpajakan

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

2010
TUGAS [TEKNIK AUDIT]

TEKNIK AUDIT
Teknik audit adalah metode yang digunakan oleh auditor untuk
mengumpulkan bukti audit. Menurut Arens dalam bukunya “Auditing and
Assurance Services, 9th Edition”, teknik audit ada tujuh, yaitu pengujian fisik
(physical examination), konfirmasi (confirmation), dokumentasi (documentation),
prosedur analitis (analytical procedures), wawancara kepada klien (inquiries of the
client), hitung uji (reperfomance), dan observasi (observation).

1. Pengujian Fisik
Pengujian fisik adalah pengujian substantif yang melibatkan perhitungan atas
aktiva yang berwujud, seperti kas, persediaan, bangunan, dan peralatan. Teknik ini
tidak dapat diterapkan pada aktiva yang keberadaannya dibuktikan terutama melalui
dokumentasi, seperti piutang usaha, investasi, atau beban dibayar di muka. Selain
itu, teknik ini juga tidak dapat diterapkan pada kewajiban, pendapatan, atau beban.

Sasaran utama dari pengujian fisik adalah membuktikan keberadaan


(existence) hal-hal yang tersaji dalam laporan keuangan klien. Contoh pengujian fisik
adalah auditor mendatangi klien dan melakukan Cash Opname. Cash Opname
adalah perhitungan fisik kas (uang) yang dimiliki oleh klien, kemudian auditor
menggolongkan kas yang dimiliki klien berdasarkan nilai nominalnya, dan terakhir
auditor menghitung besarnya kas yang dimiliki klien.

Selain itu, pengujian fisik juga dapat digunakan auditor untuk menguji
penilaian (valuation) karena kuantitas terlibat secara langsung dalam penentuan nilai
sebagian besar aktiva. Contoh dari hal ini adalah dengan melakukuan perhitungan
fisik persediaan yang dimiliki oleh klien, auditor juga dapat menentukan nilai dari
persediaan yang dimiliki klien. Melalui pengujian fisik, auditor juga kadang-kadang
dapat memperoleh bukti mengenai mutu atau kondisi, dan dalam hal ini tentu juga
akan mempengaruhi penilaian.

Pengujian fisik juga dapat digunakan auditor untuk menguji asersi mengenai
kelengkapan (completeness). Dengan pengujian fisik auditor bisa menemukan item-
item yang seharusnya tersaji tetapi dihilangkan klien dari laporan keuangan. Melalui
pengujian fisik, asersi mengenai hak dan kewajiban (rights and obligations) juga
dapat diuji oleh auditor, tetapi hanya untuk mendukung kepemilikan aktiva.

Bukti audit yang diperoleh dari pengujian fisik untuk menguji asersi
keberadaan sangat tinggi. Akan tetapi, bukti audit yang diperoleh auditor dari
pengujian fisik juga dapat menyesatkan jika auditor tidak memiliki keahlian atau
kurang hati-hati dalam melakukan pengujian fisik. Dengan demikian, pengujian fisik
harus dilakukan dengan hati-hati. Jika auditor merasa kurang memiliki keahlian dan

Kelompok 3 Kelas 3-E 2


TUGAS [TEKNIK AUDIT]

pengalaman dalam menilai suatu aktiva, sebaiknya auditor meminta bantuan dari
pihak independen yang ahli dalam menilai aktiva tersebut. Contohnya, jika auditor
merasa tidak memiliki kemampuan dan keahlian untuk menilai persediaan emas
klien, auditor dapat meminta bantuan seseorang yang ahli dalam penilaian emas
(misalnya penilai emas dari Pegadaian) untuk membantu auditor menentukan nilai
persediaan emas tersebut.

2. Konfirmasi
Konfirmasi adalah metode yang digunakan auditor untuk memperoleh bukti
audit dengan cara meminta tanggapan baik secara tertulis maupun lisan dari pihak
ketiga yang independen mengenai item-item tertentu yang mempengaruhi laporan
keuangan klien. Pada konfirmasi tertulis, konfirmasi adalah surat yang ditandatangai
klien, ditujukan kepada pihak ketiga terkait (biasanya pelanggan atau kreditur) untuk
meminta penegasan (konfirmasi) mengenai saldo utang/piutang klien pada pihak
ketiga tersebut per tanggal tertentu (biasanya tanggal neraca). Bukti audit yang
diperoleh dari konfirmasi memiliki keandalan yang sangat tinggi karena bukti audit
dari teknik audit ini diperoleh dari pihak ketiga yang independen terhadap klien. Oleh
karena bukti audit yang diperoleh dari konfirmasi sangat tinggi, teknik audit ini
adalah teknik audit yang paling banyak digunakan, terutama untuk menguji asersi
manajemen terhadap utang dan piutang usaha.

Konfirmasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu konfirmasi positif dan konfirmasi
negatif. Pada konfirmasi positif auditor mengirimkan surat yang isinya meminta
tanggapan kepada pihak ketiga terkait, pihak yang dimintakan konfirmasi tersebut
diharuskan menjawab (membalas) apakah setuju atau tidak dengan jumlah yang
tercantum dalam surat yang dikirimkan auditor. Konfirmasi positif biasanya
digunakan dalam keadaan:
1) saldo utang/piutang klien per pelanggan/kreditur relatif besar
2) jumlah pelanggan/kreditur sedikit
3) pengendalian intern klien (agak) lemah
4) waktu audit cukup panjang.

Sedangkan pada konfirmasi negatif, surat yang dikirimkan auditor hanya


dibalas pihak yang dimintakan konfirmasi apabila jumlah yang tercantum dalam
surat yang dikirimkan auditor tersebut tidak disetujui oleh pihak ketiga tersebut.
Apabila pihak ketiga setuju dengan jumlah yang tercantum dalam surat yang
dikirimkan auditor, maka pihak ketiga tersebut tidak perlu membalas surat yang
dikirimkan tersebut. Biasanya dalam konfirmasi negatif, surat yang dikirimkan auditor
diberi batas waktu. Jika pihak terkait yang dikirimi surat tidak memberikan jawaban
atas konfirmasi tersebut sampai pada waktu yang ditetapkan maka pihak yang
dimintakan konfirmasi tersebut dianggap setuju. Konfirmasi negatif umumnya
digunakan auditor apabila:

Kelompok 3 Kelas 3-E 3


TUGAS [TEKNIK AUDIT]

1) saldo utang/piutang klien per pelanggan/kreditur relatif kecil


2) jumlah pelanggan/kreditur banyak
3) pengendalian intern klien (cukup) kuat
4) waktu audit cukup singkat.

Asersi utama yang diuji melalui konfirmasi adalah keberadaan (existence)


serta hak dan kewajiban (rights and obligations). Teknik ini juga dapat digunakan
untuk memberikan bukti mengenai penilaian (valuation) atau alokasi (completeness),
kelengkapan (completness), serta penyajian dan pengungkapan (presentation and
disclosure).

Contoh dari konfirmasi adalah auditor mengirimkan surat yang berisi jumlah
piutang yang dimiliki klien kepada seorang pelanggan untuk meminta konfirmasi
mengenai benar tidaknya jumlah piutang yang dimiliki klien kepada pelanggan
tersebut. Jika yang dilakukan adalah konfirmasi positif, maka pelanggan tersebut
harus membalas surat dari auditor walaupun jumlah yang tercantum dalam surat
tersebut disetujui atau tidak. Sedangkan jika yang dilakukan adalah konfirmasi
negatif, maka pelangan hanya membalas surat yang dikirimkan auditor jika jumlah
dalam surat tersebut tidak disetujui oleh kreditur.

Kelompok 3 Kelas 3-E 4


TUGAS [TEKNIK AUDIT]

Beikut ini adalah contoh surat konfirmasi positif:

Jakarta, 12 Maret 2010


Yth. Swalayan Frendie
Jln. Hj. Sarmili No. 21,
Tangerang Selatan

Dengan hormat,
Sehubungan dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik kami
terhadap laporan keuangan kami per 31 Desember 2009, kami mohon bantuan anda
untuk memeriksa kebenaran data di bawah ini. Setelah diisi dan ditandatangani,
bagian bawah surat ini agar dikembalikan kepada Kantor Akuntan Publik Wiryawan
dan Rekan, Jln. Gatot Subroto No. 22, Jakarta dengan mengggunakan amplop
jawaban terlampir. Seandainya ada perbedaan mohon dijelaskan angka menurut
catatan anda. (Transaksi sesudah 31 Desember 2009 tidak perlu diperhitungkan)
Atas kerja sama Anda kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,
PT SATYA LENCANA, Tbk

(Kukuh Novian Dwitama)


Accounting Manager

( Ini bukan permintaan pembayaran)


Konfirmasi No. ART-01/SIE

Menurut catatan kami, saldo utang kami kepada PT SATYA LENCANA, Tbk
pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp20.157.410.072,00 adalah benar.

Nama : Santoso
Swalayan Frendie
Tanda tangan : ...............................
Jabatan : Accounting Manager

Kelompok 3 Kelas 3-E 5


TUGAS [TEKNIK AUDIT]

Berikut ini adalah contoh surat konfirmasi negatif:

Jakarta, 12 Maret 2010


Yth. Swalayan Frendie
Jln. Hj. Sarmili No. 21,
Tangerang Selatan

Dengan hormat,
Sehubungan dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik
kami terhadap laporan keuangan kami per 31 Desember 2009, kami mohon
bantuan anda untuk memeriksa kebenaran data di bawah ini. Menurut catatan
kami, saldo piutang kami kepada Swalayan Frendie pada tanggal 31 Desember
2009 sebesar Rp20.157.410.072,00. (Transaksi sesudah 31 Desember 2009
tidak perlu diperhitungkan).
Jika data yang tercantum di atas adalah benar, maka surat ini tidak perlu
dibalas. Akan tetapi, jika data yang kami cantumkan di atas tidak benar, maka
harap diisi jumlah yang benar disertai perhitungan menurut catatan anda. Surat
balasan anda agar dikirimkan kepada Kantor Akuntan Publik Wiryawan dan
Rekan, Jln. Gatot Subroto No. 22, Jakarta dengan mengggunakan amplop
jawaban terlampir.
Atas kerja sama Anda kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,
PT SATYA LENCANA, Tbk

(Kukuh Novian Dwitama)


Accounting Manager

(Ini bukan permintaan pembayaran)

3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan bukti audit yang dilakukan oleh
auditor dengan cara menguji berbagai dokumen dan catatan klien untuk mendukung
informasi yang tersaji atau seharusnya tersaji dalam laporan keuangan. Dokumen
dan catatan klien yang diuji oleh auditor adalah dokumen dan catatan yang
menyediakan informasi tentang pelaksanaan bisnis klien. Jumlah bukti audit yang
dapat dikumpulkan melalui dokumentasi cukup besar karena pada umumnya setiap
transaksi dalam organisasi klien minimal didukung dengan selembar dokumen.

Kelompok 3 Kelas 3-E 6


TUGAS [TEKNIK AUDIT]

Secara sederhana, dokumen dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu


dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal adalah dokumen yang
disiapkan dan digunakan dalam organisasi klien sendiri serta tidak pernah
disampaikan kepada pihak-pihak di luar organisasi klien. Contoh dokumen internal
adalah salinan faktur penjualan, laporan waktu kerja karyawan, dan laporan
penerimaan persediaan. Sedangkan dokumen eksternal adalah dokumen yang
pernah berada dalam genggaman seseorang di luar organisasi yang mewakili pihak
yang menjadi lawan transaksi klien, tetapi dokumen tersebut sekarang berada di
tangan klien atau dengan segera dapat diakses oleh klien. Contoh dokumen
eksternal adalah faktur-faktur dari pemasok, surat utang yang dibatalkan, dan polis-
polis asuransi. Dari kedua kelompok dokumen di atas, dokumen eksternal memiliki
keandalan yang lebih tinggi karena dokumen eksternal pernah berada baik di tangan
klien maupun pihak lain (pihak eksternal) sebagai lawan transaksi klien.

Dalam dokumentasi, terdapat beberapa istilah. Berikut ini adalah beberapa


istilah tersebut dan penjelasan singkatnya.

A. Vouching

Vouching adalah kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa kebenaran atau


keabsahan suatu bukti yang mendukung transaksi. Kegiatan ini meliputi memilih
catatan yang ada pada catatan akuntansi serta memperoleh dan menyelidiki
dokumen yang mendasari catatan tersebut untuk menentukan keabsahan dan
ketelitian transaksi yang dicatat. Dengan vouching, arah pengujian berlawanan
dengan tracing. Penelusuran dimulai dari catatan ke dolumen.

Vouching digunakan untuk mendeteksi apakah catatan akuntansi klien


ketinggian (overstatement). Selain itu, vouching juga digunakan untuk menguji asersi
manajemen mengenai keberadaan (existence), penilaian (valuation), hak dan
kewajiban (rights and obilgation), penyajian dan pengungkapan (presentation and
disclosure). Namun, vouching juga memiliki kelemahan. Pengujian asersi mengenai
kelengkapan (completeness) melalui vouching lebih sulit dilakukan karena pengujian
kelengkapan mengharuskan auditor untuk mencari bukti item yang tidak tercatat.

Verifikasi adalah sebuah istilah yang digunakan dalam arti umum untuk
memeriksa ketelitian perkalian, penjumlahan pembukuan, kepemilikan, dan
keberadaannya. Adapun tujuan dari vouching dan verifikasi untuk memastikan
bahwa:
1. Bukti tersebut telah disetujui oleh pejabat yang berwenang dan terkait
2. Bukti tersebut dari sesuai dengan tujuannya
3. Jumlah yang tertera di dalam bukti adalah benar dan sesuai dengan
transaksi

Kelompok 3 Kelas 3-E 7


TUGAS [TEKNIK AUDIT]

4. Pencatatan dilakukan secara benar


5. Kepemilikan dan keberadaannya sah.

Contoh dari kegiatan vouching adalah auditor mengambil salah satu ayat
jurnal dalam catatan akuntansi klien (pengambilan ayat jurnal dilakukan auditor
dengan sampling), misalnya yang berhubungan dengan kas yang diterima klien.
Untuk membuktikan apakah transaksi yang dijurnal itu memang benar-benar ada
dan telah dicatat dengan sesuai, auditor mencari bukti-bukti yang mendukung
transaksi tersebut, seperti kuitansi penerimaan kas, bukti transfer, dan sebagainya.

B. Tracing

Tracing adalah suatu kegiatan yang merupakan kebalikan dari vouching.


Arah kegiatan tracing adalah mengikuti dokumen sumber hingga ke pencatatannya
dalam catatan akuntansi. Adapun pelaksanaan dari tracing adalah dengan pertama-
tama auditor melakukan penyeleksian dokumen sumber, seperti faktur penjualan
atau laporan pengiriman, kemudian auditor melakukan penelusuran dokumen
sumber tersebut melalui sistem akuntansi ke pencatatan akhir dalam catatan
akuntansi, seperti jurnal dan buku besar.

Karena arah pengujian tracing berlawanan dengan vouching, tracing dapat


digunakan untuk menguji asersi manajemen mengenai kelengkapan (completeness).
Tracing juga dapat digunakan auditor untuk menguji asersi manajemen mengenai
penilaian (valuation) serta penyajian dan pengungkapan (presentation and
disclosure).

Contoh dari kegiatan tracing adalah auditor mengambil salah satu dokumen
transaksi klien (pengambilan dokumen transaksi ini dilakukan auditor dengan
sampling), misalnya yang diambil adalah faktur penjualan. Kemudian auditor
menelusuri pencatatan faktur penjualan tersebut dalam catatan akuntansi klien dan
menilai apakah pencatatan yang dilakukan klien terhadap faktur tersebut telah
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.

C. Inspeksi

Dibandingkan dengan vouching dan tracing, inspeksi melakukan


pemeriksaan atas dokumen dengan cara yang berbeda dari kedua teknik di atas.
Inspeksi mencakup pembacaan yang kritis atas dokumen untuk membandingkan
informasi yang tersaji di dalamnya dengan informasi lain yang diketahui auditor atau
dicatat dalam akun. Inspeksi dapat diaplikasikan auditor untuk berbagai dokumen
yang berbeda, seperti sewa, kontrak, notulen rapat, instrumen utang formal, dan
polis asuransi. Karena inspeksi dapat diaplikasikan auditor untuk berbagai dokumen,
maka inspeksi dapat digunakan untuk menguji semua asersi manajemen.

Kelompok 3 Kelas 3-E 8


TUGAS [TEKNIK AUDIT]

Inspeksi juga dapat memberikan informasi bagi auditor sebagai dasar dalam
melakukan pengujian audit khusus, seperti inspeksi atas instrumen utang untuk
menentukan suku bunga guna menguji beban bunga. Inspeksi juga bisa menambah
informasi yang dicatat dalam catatan akuntansi, seperti menentukan persetujuan
atas akuisisi pabrik dan peralatan dengan menginspeksi notulen rapat dewan
direksi.

Berbeda dengan inspeksi yang melakukan pembacaan yang kritis terhadap


suatu dokumen, scanning melakukan penelaahan yang tidak terlalu rinci atas
dokumen atau catatan. Adapun tujuan dari scanning adalah untuk menentukan
apakah terdapat hal yang tidak umum yang memerlukan investigasi lanjutan. Contoh
dari kegiatan scanning adalah auditor bisa men-scan buku besar piutang usaha
untuk menentukan keberadaan (existence) dari setiap pelanggan yang memiliki
saldo kredit besar yang harus direklasifikasikan sebagai kewajiban.

D. Rekonsiliasi

Rekonsiliasi adalah proses penandingan antara dua set pencatatan yang


kemungkinan memiliki jumlah yang berbeda, kemudian berusaha mencari jumlah
yang seharusnya (jumlah yang benar). Biasanya dalam melakukan suatu audit, satu
set pencatatan adalah milik klien dan yang lainnya adalah milik pihak ketiga.

Rekonsiliasi dapat digunakan untuk menguji asersi manajemen terutama


mengenai kelengkapan (completeness) dan keberadaan (existence). Dengan
merekonsiliasi dua catatan, auditor dapat menemukan item-item yang tidak dicatat
dalam catatan klien, seperti pembayaran jasa bank (bank service charge).

Contoh umum dari rekonsiliasi adalah penyusunan rekonsiliasi bank. Ketika


melakukan rekonsiliasi, auditor akan menandingkan catatan kas klien dengan
laporan dari bank. Dengan mempertimbangkan item-item rekonsiliasi seperti cek
yang beredar, setoran dalam perjalanan, bank service charge, bunga bank, dan lain-
lain, auditor berusaha untuk memperhitungkan semua item yang menyebabkan
perbedaan antara catatan klien dan laporan bank kemudian berusaha mencari
jumlah kas yang seharusnya (jumlah kas yang benar).

E. Read

Read adalah penelaahan atas informasi tertulis untuk menentukan fakta-


fakta yang berkaitan dengan audit yang dilakukan. Contoh penerapannya adalah
auditor membaca notulen rapat serta mengikhtisarkan semua informasi yang
berkaitan dengan laporan keuangan dalam kertas kerja.

F. Compare

Kelompok 3 Kelas 3-E 9


TUGAS [TEKNIK AUDIT]

Compare adalah perbandingan informasi dari dua lokasi yang berbeda.


Instruksi harus menyatakan informasi mana yang akan diperbandingkan dengan
sebanyak mungkin rincian yang dapat dilakukan dalam praktek. Contoh
penerapannya adalah auditor menyeleksi suatu sampel atas faktur-faktur penjualan
dan membandingkan harga pokok penjualan per unit yang dicantumkan dalam faktur
dengan nilai yang tercantum dalam daftar harga penjualan per unit yang telah
diotorisasi oleh manajemen.

4. Prosedur Analitis
Prosedur analitis adalah metode pengumpulan bukti audit yang digunakan
auditor dengan cara melakukan mempelajari data klien, lalu mencari berbagai
perbandingan atas data klien yang berupa saldo dan rasio klien, kemudian mencari
hubungan-hubungan dari data tersebut. Prosedur analitis menghasilkan bukti
analitis. Auditor dapat menggunakan satu atau lebih dari lima jenis prosedur analitis.
Lima jenis prosedur analitis tersebut yaitu:
1. Membandingkan data klien dengan data industri
2. Membandingkan data klien dengan data periode sama yang sebelumnya
3. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang telah ditentukan klien
sebelumnya (anggaran)
4. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang telah ditentukan
auditor
5. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang menggunakan data
nonkeuangan.

Prosedur analitis biasa digunakan auditor untuk menilai kelayakan data.


Selain itu, prosedur analitis juga dapat digunakan untuk memahami industri dan
bisnis klien, menilai kemampuan keberlanjutan bisnis entitas, menunjukkan
munculnya kemungkinan kesalahan pengujian dalam laporan keuangan, serta
mengurangi pengujian audit rinci.

Contoh dari penerapan prosedur analitis adalah untuk mengetahui kewajaran


laba yang terdapat dalam laporan keuangan klien, auditor dapat membandingkan
laba klien dengan laba dari industri yang sejenis dengan bidang usaha klien. Agar
hasil analitis auditor lebih meyakinkan, auditor dapat membandingkan laba klien di
tahun ini dengan laba klien di tahun yang lalu. Jika terdapat perbedaan yang
mencolok antara laba klien dengan laba industri atau laba klien tahun ini dengan
laba klien di tahun yang lalu, maka auditor harus menganalisis penyebab terjadinya
perbedaan tersebut, misalnya karena produk klien berhasil memenangkan
persaingan, terjadi krisis ekonomi di tahun ini, dan sebagainya.

5. Wawancara kepada Klien

Kelompok 3 Kelas 3-E 10


TUGAS [TEKNIK AUDIT]

Wawancara adalah metode pengumpulan bukti audit yang melibatkan


pertanyaan baik lisan maupun tulisan oleh auditor. Pertanyaan-pertanyaan ini dibuat
secara intern kepada manajemen atau pegawai klien, seperti pertanyaan tentang
persediaan yang usang atau kemungkinan dapat ditagihnya piutang. Wawancara
dilakukan kepada manajemen dan pegawai klien karena manajemen dan
pegawailah yang paling mengetahui operasi dan pengendalian internal klien.

Informasi yang diperoleh auditor dari wawancara kepada klien memiliki


keandalan yang terbatas karena informasi ini diperoleh dari pihak internal klien.
Walaupun demikian, informasi ini merupakan titik awal dari pelaksanaan teknik audit
lainnya. Pada umumnya, jawaban atas wawancara diperkuat dengan kinerja atau
teknik lainnya. Akan tetapi, pelaksanaan audit akan lebih efisien jika auditor
mencermati jawaban atas wawancara daripada mencari jawaban secara independen
melalui suatu pemeriksaan tidak langsung atas bukti terperinci.

Wawancara kepada klien juga meliputi pengujian pengendalian dan


pengujian substantif. Wawancara kepada klien dapat digunakan auditor untuk
menguji semua asersi laporan keuangan. Auditor dapat menggunakan wawancara
untuk mempelajari kebijakan dan prosedur pengendalian apa saja yang telah
diterapkan klien, prinsip akuntansi apa saja yang telah digunakan klien, dan
bagaimana transaksi-transaksi tertentu diproses. Selain itu, wawancara juga dapat
digunakan untuk memperoleh penjelasan dari manajemen tentang hasil pengujian
audit tertentu.

Berikut ini adalah contoh daftar pertanyaan dalam Internal Control


Questionaire (ICQ) untuk menilai kekuatan pengendalian intern klien pada segmen
persediaan.

Klien: PT SATYA LENCANA, Tbk Y= Ya, T= Tidak


TR= Tidak
Relevan
Y T TR
PENYIMPANAN DAN PENGAWASAN FISIK

1. Apakah persediaan:
a. Dipisahkan atas kelompok:
i. Bahan baku?
ii. Barang dalam proses?
iii. Barang jadi/dagang?
iv. Bahan pembantu (supplies) dan spare part?
b. Diatur secara rapi dan tertib?
c. Tercegah dari:
i. Pencurian?

Kelompok 3 Kelas 3-E 11


TUGAS [TEKNIK AUDIT]

ii. Perusakan?
iii. Kebakaran, banjir, dan resiko lain?
d. Secara berkala dicocokan dengan kartu gudang?

2. Apakah persediaan dibawah pengawasan seorang


penjaga gudang atau orang tertentu lainnya?
3. Apakah kecuali seorang penjaga gudang dilarang
masuk ke gudang?
4. Apakah setiap pengeluaran bahan baku//pembantu
spareparts berdasarkan bukti persetujuan tertulis?
5. Apakah setiap pengeluaran bahan jadi/barang dagang
harus berdasarkan DO atau sejenisnya yang diotorisasi
pejabat yang berwenang?

6. Apakah terdapat pos-pos penjagaan yang mengawasi


arus keluar masuk barang dengan efektif?

PEMBUKUAN PERSEDIAAN

7. Bila klien menggunakan perpentual inventory system:


a. Apakah dibuat kartu persediaan untuk:
i. Bahan baku?
ii. Barang dalam proses?
iii. Barang jadi/dagang?
iv. Bahan pembantu (supplies) dan spare part?
b. Apakah kartu persediaan tersebut dilakukan oleh
petugas yang tidak mengusai persediaan secara
fisik?
c. Apakah total jumlah menurut kartu persediaan
tersebut secara berkala dicocokan dengan
perkiraan control (buku besar) persediaan?
d. Apakah saldo kartu persediaan dicocokan dengan
hasil stock opname paling sedikit satu tahun
sekali?
e. Bila terdapat selisih, apakah diinvestigasi oleh
orang yang tidak mengusai persediaan barang
secara fisik dan pemegang kartu persediaan?
f. Apakah adjustment atas selisih di otorisasi oleh
petugas yang berwenang?
8. Bila digunakan periodic system, sebutkan prosedur dan
pengawasan yang dilakukan

Kelompok 3 Kelas 3-E 12


TUGAS [TEKNIK AUDIT]

………………………………………………………………
……………………………….............................................
.
………………………………………………………………..
............................................………………………………
………………………………………………………………
……………………………….............................................

STOCK OPNAME

9. Apakah yang mengawasi atau melakukan perhitungan


atau menyusun ikhtisar hasil perhitungan terlepas dari:
a. Penguasaan secara fisik atas barang (penjaga
gudang dan sebagainya)?
b. Pencatatan kartu persediaan?
10. Apakah dibuat instruksi tertulis untuk pelaksanaan
stock opname dan dijelaskan kepada pelaksana stock
opname?
11. Apakah dilakukan cut-off atas penerimaan pengeluaran
barang selama stock opname?
12. Apakah barang yang slow moving, usang, dan rusak,
dipisahkan?
13. Apakah hasil stock opname dicocokan dengan
perkiraan Buku Besar?
14. Persediaan akhir dinilai secara konsisten dengan tahun
sebelumnya?

COSTING SYSTEM

15. Bila terdapat costing system, apakah:


a. Sesuai dengan prinsip Akuntansi yang berlaku
umum (SAK)?
b. Cocok dengan produk?
c. Terancang untuk mencegah pemborosan?
d. Dicocokan dengan laporan keuangan?
e. Menggunakan biaya standar/kalkulasi dimuka
untuk disesuaikan dengan biaya sebenarnya?
f. Variance yang timbul dibuat analisanya?
16. Apakah hal-hal sebagai berikut dilaporkan segera ke
manajemen (untuk perbaikan/diambil keputusan):
a. Rencana kebutuhan?
b. Slow-moving items?

Kelompok 3 Kelas 3-E 13


TUGAS [TEKNIK AUDIT]

c. Barang yang usang (obsolete)?


d. Barang yang rusak?
e. Kelebihan persediaan?
f. Persediaan sisa (scrap)?
17. Apakah untuk persedian berikut dikendalikan dengan
baik dan dibukukan sebagaimana mestinya:
a. Barang konsinyasi keluar (milik klien)?
b. Barang konsinyasi yang diterima (milik perusahaan
lain yang dijualkan)?
c. Barang dalam customers bonded warehouse atau
broker’s warehouse?
d. Barang pada kontraktor/sub kontraktor?
e. Bahan baku yang disediakan oleh
langganan/pemesan (customers supplied
materials)?
f. Barang kemasan perusahaan yang dapat
dikembalikan (returnable containers)?
g. Barang kemasan?
h. By-products?
18. Apakah barang-barang tersebut pada butir 16 secara
fisik dipisahkan (bila mungkin dilakukan)?
19. Apakah jumlah rata-rata persediaan cukup dapat
diterima untuk jenis usaha dan besarnya perusahaan?
20. Apakah produksi dilakukan berdasarkan:
a. Pesanan (job ordering costing)
b. Produksi massa (process costing)?
21. Jika berdasarkan pesanan, apakah dibuat job order
cost sheet untuk setiap pesanan?
22. Apakah metode penilaian persediaan penilaian
berdasarkan:
a. Cost:
i. LIFO
ii. FIFO
iii. Moving average
iv. Weighted average
b. Lower of cost or market
c. Harga jual

A. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pada


pernyataan diatas:

Kelompok 3 Kelas 3-E 14


TUGAS [TEKNIK AUDIT]

………………………………………………………………
……………………………….............................................
………………………………………………………………
……………………………….............................................
………………………………………………………………
……………………………….............................................

B. Catatan lain:
………………………………………………………………
……………………………….............................................
………………………………………………………………
………………………………............................................
………………………………………………………………
……………………………….............................................

C. Kesimpulan penilaian? (Baik/Buruk)

D. Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya)

Diisi oleh: Imam


Direview oleh: Heru

6. Hitung Uji
Hitung uji adalah metode pengumpulan bukti audit di mana auditor
melakukan proses pengulangan aktivitas klien, kemudian hasil yang diperoleh
auditor dari pengulangan aktivitas tersebut dibandingkan dengan hasil yang
diperoleh oleh klien untuk mendapatkan bukti audit. Hitung uji melibatkan pengujian
kembali atas berbagai perhitungan dan pengujian kembali atas berbagai transfer
informasi. Pengujian kembali atas berbagai perhitungan ini terdiri dari pengujian atas
keakuratan aritmatis klien. Hal ini mencakup sejumlah prosedur, seperti pengujian
perkalian dalam faktur-faktur penjualan dan persediaan serta penjumlahan dalam
jurnal-jurnal dan catatan-catatan pendukung. Sedangkan pengujian kembali atas
berbagai transfer informasi mencakup penelusuran nilai-nilai untuk memperoleh
keyakinan bahwa pada saat informasi tersebut dicantumkan pada lebih dari satu
tempat, informasi tersebut selalu dicatat dalam nilai yang sama.

Pada hitung uji, terdapat istilah foot. Foot merupakan perhitungan kolom
angka-angka untuk menentukan apakah nilai totalnya sama dengan nilai yang
diperoleh klien. Contoh penerapannya adalah melakukan footing atas nilai-nilai
dalam buku jurnal penjualan untuk periode selama satu bulan dan membandingkan
semua total nilai yang terdapat dalam buku jurnal penjualan tersebut dengan nilai
yang terdapat dalam buku besar.

Kelompok 3 Kelas 3-E 15


TUGAS [TEKNIK AUDIT]

Salah saji yang ditemukan auditor ketika melakukan hitung uji dapat
mencerminkan pelanggaran terhadap asersi mengenai keberadaan (existence),
kelengkapan (completeness), atau penyajian dan pengungkapan (presentation and
disclosure). Pelanggaran mengenai asersi keberadaan terjadi jika suatu item telah
dihitung lebih dari satu kali. Sedangkan jika auditor menemukan bahwa beberapa
item telah dihilangkan, maka asersi mengenai kelengkapan telah dilanggar.
Pelanggaran mengenai asersi penyajian dan pengungkapan terjadi jika ayat jurnal
telah diposting pada akun yang salah.

Contoh dari penerapan hitung uji adalah auditor memilih beberapa transaksi
klien dengan menggunakan sampling. Proses yang dialami oleh transaksi-transaksi
yang tidak terpilih dianggap sudah dilakukan klien dengan benar. Kemudian, auditor
menjurnal transaksi-transaksi terpilih tersebut dan mepostingnya ke buku besar
pembantu. Lalu jurnal atas transaksi tersebut diposting ke buku besar. Dari buku
besar, kemudian transaksi terpilih tersebut diproses di neraca lajur dan dilakukan
penyesuaian. Setelah dilakukan penyesuaian, laporan keuangan versi auditor pun
disusun. Kemudian laporan versi klien dan versi auditor dibandingkan dan dilihat
apakah terdapat perbedaan. Jika terdapat perbedaan, auditor mencari apa
penyebab perbedaan tersebut dan jika perbedaan tersebut karena kesalahan klien,
hal itu dapat digunakan sebagai bukti audit.

7. Observasi
Observasi adalah penggunaan indera-indera auditor untuk menilai aktivitas-
aktivitas fisik klien. Observasi berhubungan dengan memperhatikan serta
menyaksikan pelaksanaan dari suatu kegiatan dan proses. Contoh dari observasi
adalah auditor mengamati proses perhitungan persediaan klien untuk mengamati
ketelitian dan kompetensi pegawai klien dalam pelaksanaan perhitungan
persediaan. Selain itu, beberapa kebijakan dan prosedur pengendalian internal
hanya dapat diverifikasi dengan observasi karena pelaksanaan kegiatan ini tidak
meninggalkan bukti dokumenter. Contoh dari hal ini adalah auditor mengobservasi
kegiatan peneriman kas klien untuk melihat apakah pegawai klien melaksanakan
tugasnya sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan.

Observasi berbeda dengan pengujian fisik. Pengujian fisik melibatkan


penghitungan atas aktiva tertentu, sedangkan observasi difokuskan pada aktivitas
klien untuk mengetahui siapa mereka atau bagaimana dan kapan mereka
melakukannya.

Di antara ketujuh teknik audit di atas, teknik audit yang memerlukan biaya
paling tinggi adalah pengujian fisik dan konfirmasi. Pengujian fisik mewajibkan
auditor hadir pada saat klien melakukan perhitungan aktivanya, yang seringkali
dilakukan pada tanggal neraca. Apabila klien memiliki beberapa lokasi yang letak

Kelompok 3 Kelas 3-E 16


TUGAS [TEKNIK AUDIT]

geografisnya terpencar, maka biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan


pengujian fisik menjadi makin besar. Sementara itu, konfirmasi memerlukan biaya
yang besar karena auditor harus melakukan sejumlah prosedur secara hati-hati
dalam rangka mempersiapkan konfirmasi, pengiriman dan penerimaan kembali,
serta upaya untuk menindaklanjuti berbagai konfirmasi yang tidak menerima
tanggapan atau sejumlah pengecualian informasi.

Sedangkan teknik audit yang memerlukan biaya yang relatif sedikit adalah
observasi, wawancara, dan hitung uji. Observasi umumnya dilakukan oleh auditor
dengan sejumlah prosedur audit yang lainnya. Wawancara juga dapat dilakukan
oleh auditor dengan ekstensif dalam setiap proses audit. Sedangkan untuk hitung
uji, karena hanya melibatkan berbagai perhitungan dan penelusuran sederhana
yang dapat dilakukan setiap saat sesuai dengan keperluan auditor, yang biasanya
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komputer yang dimiliki auditor,
maka hitung uji memerlukan biaya yang rendah.

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER (COMPUTER-ASSISTED AUDIT


TECHNIQUES)

Saat ini hampir semua perusahaan besar menggunakan media elektronik


untuk catatan akuntansinya. Apabila catatan akuntansi klien menggunakan media
elektronik, auditor dapat menggunakan Teknik Audit Berbantuan Komputer untuk
membantu dalam pelaksanaan beberapa prosedur auditnya. Contohnya, auditor
dapat menggunakan software untuk melaksanakan perhitungan dan perbandingan
yang digunakan pada prosedur analitis, memilih sampel piutang untuk konfirmasi,
melaksanakan penghitungan kembali berbagai macam perhitungan, dan lain-lain.

Kelompok 3 Kelas 3-E 17

You might also like