You are on page 1of 55

MANAJEMEN NYERI

Batasan Konsep Sentral Tentang Kiat Keperawatan


Setiap individu pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri
merupakan alasan paling umum orang mencari perawatan kesehatan. Individu
yang merasakan nyeri merasa tertekan atau menderita atau mencari upaya untuk
menghilangkan rasa nyeri. Perawat tidak dapat melihat dan merasakan nyeri
yang klien rasakan. Nyeri merupakan sumber penyebab frustasi, baik bagi klien
maupun tenaga kesehatan. Perawat menggunakan berbagai intervensi untuk
menghilangkan nyeri dan mengembangkan kenyamanan.
Kenyamanan adalah konsep sentral tentang kiat keperawatan. Berbagai teori
keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien yang
merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Donahue (1989)
meringkaskan “melalui rasa nyaman dan tindakan memberikan kenyamanan,
perawat memberikan kekuatan, hiburan, harapan, dukungan, dorongan dan
bantuan.” Berbagai teori keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai
kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan.
 Perawat member iasuhan keperawatan kepada klien pada berbagai keadaan dan
situasi yang memberikan intervensi untuk meningkatkan kenyamanan. Misalnya
perawat penyelenggara asuhan keperawatan di rumah merawat klien yang menderita
kanker terminal; perawat UKS memberikan pertolongan P3K pada anak yang
mengalami cedera; perawat klinik mengusulkan terapi untuk menangani nyeri akibat
arthritis kronis. Karena penanganan nyeri bersifat dinamis, perawat memiliki
tanggung jawa untuk memahami penanganan nyeri. Perawat bertanggung jawab
secara etis untuk mengontrol nyeri dan menghilangkan penderitaan nyeri klien.
Penatalaksanaan nyeri yang efektif tidak hanya mengurangi ketidaknyamanan fisik
tetapi juga meningkatkan mobilisasi lebih awal dan membantu klien bekerja lebih
dini, mengurangi kunjungan klinik, memperpendek masa hospitalisasi, dan mengurasi
biaya perawatan kesehatan, Dsb.
 Konsep kenyamanan memiliki subjektivitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu
memiliki karakteristik fisiologis, social, spiritual, psikologis, dan kebudayaan yang
mempengaruhu cara mereka menginterpretasikan nyeri… kolcaba (1992)
mendefenisikan kenyamanan dengan cara yang bergantung pada pengalama subjektif
klien. Kolcaba mendefinikan kenyamanan sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan
dasar manusia telah terpenuhi. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketenteraman
(suatu kepuasaan yang meningkat penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah
terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah atau
nyeri).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASA NYERI

 Fisik
 Berhubungan dengan sensasi tubuh (kondisi dimana seseorang tidak mengalami
penyakit).
 Social
 Berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga dan masyarakat.
Hubungan yang tidak baik dan harmonis dengan individu yang lain, keluarga dan
masyarakat akan menimbulkan rasa nyaman bagi individu tersebut.
 Psikospiritual
 Berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri, meliputi harga diri,
seksualitas, dan makna kehidupan.
 Lingkungan
 Berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia: cahaya,
bunyi, temperature, warna, dan unsur-unsur alamiah.
 Penilaian tentang konteks kenyamanan yang memberikan seorang perawat
rentang terhadap pilihan yang lebih luas dalam mencari tindakan untuk
mengatasi nyeri. Cara pandang yang holistic ini menguatkan konsep
Mahon (1994) yaitu harus memahami pengalaman nyeri sebaimana nyeri
itu berlangsung. Penting bagi perawat memahami makna nyeri bagi setiap
individu. Penatalaksanaan nyeri lebih dari pemberian analgetik. Dengan
memahami nyeri secara menyeluruh, maka perawat dapat
mengembangkan strategi yang lebih baik pada penanganan nyeri yang
berhasil.
KONSEP NYERI
 Batasan

 Asosiasi internasional untuk penelitian nyeri (Internasional Association for the Study of
Pain, IASP) mendefiniksikan nyeri sebagai “suatu sensori subektif dan pengalaman
emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan ang actual atau
potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusaka” (IASP,
1979). Nyeri dapat merupakan factor utama yang menghambat kemampuan dan keinginan
individu untuk dipulih dari suatu penyakit. Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih
sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan
sangat bersifat individual. Mahon (1994) menemukan empat atribut pasti untuk pengalaman
nyeri yaitu: nyeri bersifat individu, tidak menyenangkan, merupakan suatu kekuatan yang
mendominasi, dan bersifat tidak menyenangkan. Nyeri melelahkan dan menuntut energy
seseorang. Nyeri dapat mengganggu hubungan personal dan mempengaruhi makna
kehidupan (Mahon, 1994)
 Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk melindungi diri. Apabila
seseorang mengalami nyeri maka pelakunya akan berubah. Misalnya, seseorang yang
kakinya terkilir akan menghindari aktivitas untuk mencegah cedera lebih lanjut. Seorang
klien yang memiliki riwayat nyeri dada belajar untuk menghentikan semua aktivitas saat
timbul nyeri
PENYEBAB
 Nyeri disebabkan oleh stimulus tertentu. Stimulus tersebut mengirimkan impuls
melalui serabut saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medulla spinalis dan
menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam massa
berwarna abu-abu di medulla spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi
dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai
otak atau ditansmisi tanpa hambatan ke korteksserebral. Ketika stimulus nyeri
mencapai korteks serebral, maka otak menginterpretasikan kualitas nyeri dan
memproses informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta
asosiasi kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri (McNair, 1990)
 Tipe stimulus yang menjadi sumber fisik nyeri, yaitu:
 Mekanik
 Kimia
 Termal
 Listrik
KLASIFIKASI NYERI

 Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi 2, yakni nyeri


akut dan yeri kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang
timbul secara mendadak dan cepat menghilang. Yang tidak
melebihi 6 bulan dan ditandai dengan adanya peningkatan
tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul
secara perlahan-lahan. Biasanya berlangsung dalam waktu
yang cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termasuk
dala kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom
nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis.
Perbedaan Nyeri Akut Dan Nyeri Kronis

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis

Pengalaman Satu kejadian Satu situasi, status eksistensi

Sebab eksternal atau penyakit Tidak diketahui dan


Sumber
dari dalam pengobatan yang terlalu lama

Bisa mendadak, berkembang


Serangan mendadak
atau terselubung

Lebih dari 6 bulan sampai


Waktu Sampai 6 bulan
bertahun-tahun
Daerah nyeri sulit dibedakan
Daerah nyeri tidak diketahui intensitasnya, sehingga sulit
Pernyataan nyeri
secara pasti dievaluasi(perubahan
perasaan)
Pola respon yang bervariasi
Pola respon yang khas dengan
Gejala-gejala klinis dengan sedikit gejala
gejala yang lebih jelas
11/11/09 (adaptasi)
KARAKTERISTIK NYERI

 Laporan tunggal klien tentang nyeri yang dirasakan


merupakan indicator tunggal yang paling dapat dipercaya
tentang keberadaan dan intensitas nyeri dan apapun yang
berhubungan dengan ketidaknyamanan (NIH, 186) nyeri
bersifat individualistic. Pengkajian karakteristik umum nyeri
membantu perawat membentuk pengertian pola nyeri dan
tipe terapi yang digunakan untuk mengatasi nyeri.
Penggunaan intrumen untuk menghitung luas dan derajat
nyeri bergantung pada klien yang sadar secara kognitif dan
mampu memahami instruksi perawat.
PEMACU
 Pemacu yaitu factor-faktor yang mempengaruhi gawat ringannya nyeri.
Berbagai factor mempengaruhi karakter nyeri. Factor-faktor ini
membantu perawat mengkaji peristiwa atau kondisi spesifik yang
empresipitasi (encetskan) atau memperburuk nyeri. Perawat meminta
klien untuk mendeskripsikan aktivitas yang menyebabkan nyeri, seperti
gerakan fisik, meminum kopi, atau urinasi. Perawat juga meminta klien
mendemonstrasikan aktivitas yang menimbulkan respon nyeri, misalnya
batuk atau membalikkan tubuh dengan cara tertentu.. pada contoh
kasus rupture intervertebral, nyeri punggung bagia bawah dan radiasi
nyeri diseluruh tungkai menjadi semain buruk apabila klien
membungkuk atau mengangkat benda. Menelan dan berbicara tipikal
memperburuk nyeri faringitis. Setelah perawat mengidentifikasi factor-
faktor yang mempresipitasi atau memperburuk, akan lebih mudah bagi
perawat merencanakan intervensi untuk mencegah supaya nyeri tidak
terjadi atau semakin memburuk.
Quality (kualitas)
 Karakteristik subjektif nyeri yang lain adalah kualitas nyeri itu sendiri.
Karena tidak terdapat perbendaharaan kata nyeri yang khusus dan
umum. Kata-kata yang seorang pilih untuk mendeskripsikan nyeri dapat
ditetapkan pada suatu hal dengan jumlah berapapun. Seringkali klien
mendeskripsikan nyeri sebagai sensasi remuk (crushing), berdenyut
(throbbing), tajam, atau tumpul. Nyeri yang klien rasakan seringkali
tidak dapat dijelaskan.
 Perawat sebaiknya tidak memberikan kata-kata deskriptif pada klien.
Pengkajian akan lebih akurat apabila klie mampu medeskripsikan
sensasi yang dirasakannya setelah perawat mengajukan pertanyaan
terbuka. Misalnya perawat dapat mengatakan, “coba jelaskan pada
saya, seperti apa nyeri yang anda rasakan.” Perawat dapat memberikan
klien daftar istilah untuk mendeskripsikan nyeri hanya apabila klien tidak
mampu menggambarkan nyeri yang dirasakannya. mcCaffery dan
Beebe (1989) melaporkan bahwa kualitas menusuk (pricking), terbakar
dan sakit adalah bermanfaat mendeskripsikan nyeri tahap awal. Pada
kesempatan selanjutnya klien dapat memilih istilah yang lebih
deskriptif.
Region (lokasi)
 Lokasi adalah tempat dimana nyeri dirasakan oleh klien.
Untuk mengkaji lokasi nyeri, perawat meminta klien untuk
menunjukkan semua daerah yang dirasa tidak nyaman.
Untuk melokalisasi nyeri dengan lebih spesifik, perawat
meminta klien melacak daerah nyeri dan titik yang paling
nyeri. Hal ini sulit untuk dilakukan apabila nyeri bersifat
difus, meliputi beberapa tempat, atau melibatkan segmen
terbesar tubuh. Beberapa alat pengkajian dilengkapi dengan
diagram tubuh manusia sehingga dengan alat ini perawat
dapat menggambarkan lokasi nyeri.
KLASIFIKASI NYERI MENURUT LOKASI
Lokasi Karakteristik Contoh

Superficial/kutaneus Nyeri berlangsung sebentar dan


Jarum suntuk, luka potong kecil atau
terlokalisasi. Nyeri biasanya terasa
(nyeri akibat stimulasi kulit) laserasi
sebagai sensasi yang tajam

Nyeri bersifat difus dan dapat


Visceral dalam menyebar ke beberapa arah. Durasi
Sensasi pukul (crushing, mis, angina
bervariasi tetapi biasanya berlangsung
(nyeri akibat stimulasi organ-organ pectoris); sensasi terbakar, mis., ulkus
lebih lama daripada nyeri superficial.
lambung)
visceral) Nyeri dapat terasa tajam, tumpul atau
unik tergantung organ yang terlibat.

Nyeri alih (referred)


Infark miokard, yang menyebabkan
(merupakan fenomena umum dalam Nyeri tersa dibagian tubuh yang
nyeri alih ke rahang, lengan kiri, dan
terpisah dari sumber nyeri dan dapat
nyeri visceral karena banyak organ bahu kiri, batu empedu yang dapat
terasa dengan berbagai karakteristik
mengalihkan nyeri ke selangkangan
tidak memiliki reseptor nyeri)

Radiasi Nyeri terasa seakan menyebar ke Nyeri punggung bagian bawah akibat
bagian tubuh bawah atau sepanjang diskus intravertebral yang rupture
(sensasi nyeri meluas dari tempat awal
bagian tubuh. Nyeri dapat menjadi disertai nyeri yang meradiasi sepanjang
cedera ke bagian tubuh yang lain) intermiiten atau konstan tungkai.

11/11/09
SEFERA (TINGKAT KEPARAHAN)
 Karakteristik yang paling subjektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau
intensitas nyeri tersebut. Klien seringkali diminta untuk mendeskripsikan nyeri
sebagai yang ringan, sedang atau parah. Namun, makna istilah-istilah ini
berbeda bagi perawat dank lien. Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit
untuk dipastikan. Skala deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan
nyeri lebih objekti. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Description Scale, VDS)
merupakan sebuah garis yang terdiri dari 3 sampai 5 kata pendeskripsi yang
tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking
dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri yang tak tertahankan”. Perawat
menunjukkan klien sakal tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas
nyeri terbaru yang dirasakan. Perawat juga menanyakan seberapa jauh nyeri
terasa, paling terasa menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak
menyakitkan. Alat VDS ini memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk
mendeskripsikan nyeri. Skala penilaian numerik (Numeric Rating Skale, NRS)
lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsian kata. Dalam hal ini, klien
menilai nyeri dengan skala 0-10. Skala yang paling efektif digunakan saat
mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik. Apabila
digunakan skala untuk menilai nyeri, maka direkomendasikan patokan 10 cm.
Wong dan Baker (1988)
 mengembangkan skala wajah untuk mengkaji nyeri pada anak-anak.
Skala tersebut terdiri dari enam wajah dengan profil kartun yang
menggambarkan wajah dari gambar yang sedang senyum (tidak terasa
nyeri) kemudian secara bertahap meningkat menjadi wajah yang kurang
bahagia, wajah yang sangat sedih, sampai wajah yang sangat ketakutan
(nyeri yang sangat ). Anak –anak yang berusia 3 tahun dapat
menggunakan skala tersebut. Para peneliti mulai meneliti penggunaan
skala wajah ini pada orang dewasa.
 Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan
dan tidak menghabiskan banyak waktu saat klien melengkapinya.
Apabila klien dapat membaca dan memahami skala, maka deskripsi
nyeri akan lebih akurat. Skala deskriptif bermanfaat bukan saja dalam
upaya untuk mengkaji keparahan nyeri tetapi juga mengevaluasi
perubahan kondisi klien. Perawat dapat menggunakan skala setelah
terapi nyeri atau saat gejala menjadi lebih memburuk untuk menilai
apakah nyeri mengalami penurunan atau peningkatan.
TIME
 Perawat mengajukan pertanyaan untuk menentukan awitan,
durasi dan rangkaian nyeri. Kapan nyeri mulai dirasakan?
Sudah berapa lama nyeri dirasakan? Apakah nyeri yang
dirasa terjadi pada waktu yang sama setiap hari? Seberapa
sering nyeri kembali kambuh?
EFEK NTERI PADA KLIEN
 Nyeri merupakan kejadian yang menekan atau
stress dan dapat mengubah daya hidup dan
kesejahteraan psikologi individu. Pada kasus nyeri
akibat kanker, nyeri menyebabkan penderitaan,
kehilangan control, dan kerusakan kualitas
kehidupan sepanjang proses perawatan klien,
bahkan pada klien yang kondisinya stabil dan angka
harapan hidupnya panjang. Dengan mengenali efek
nyeri yang klien rasakan, maka perawat dapat
mengidentifikasi sifat dan keberadaan nyeri dengan
lebih baik.
TANDA DAN GEJALA FISIK
 Respon fisiologis terhadap nyeri dapat menunjukkan
keberadaan dan sifat nyeri serta acaman yang potensial
terhadap kesejahteraan klien. Saat awitan nyeri akut, terjadi
peningkatan denyut jantung, tekanan darah dan frekuensi
pernafasan. Perawat mebandingkan tada-tanda vital dengan
nilai dasar yang tercatat sebelum awitan nyeri. Perubahan
tanda-tanda vital merupakan hal yang bermakna tetapi
perawat harus mempertimbangkan semua tanda dan gejala
sebelum menetapkan bahwa nyeri merupakan penyebab
perubahan tersebut. Perawat jangan salah mengartikan tanda
dan gejala nyeri sebagai perubahan yang patologis. Misalnya
seorang klien yang sangat cemas juga mengalami peningkatan
frekuensi nafas dan denyut jantung.
EFEK PERILAKU

 Apabila seorang klien mengalami nyeri, maka


perawat perlu mengkaji kata-kata yang diucapkan
respons vocal gerakan wajah dan tubuh serta
interaksi social.indikator perilaku efek nyeri:
VOKALISASI

Mengaduh
Menangis
Sesak nafas
Mendengkur
EKSPRESI WAJAH

Meringis
Menggeletukkan gigi
Mengernyitkan dahi
Menutup mata atau mulut dengan rapat atau
membuka mata atau mulut dengan lebar
Menggigit bibir
GERAKAN TUBUH
Gelisah
Imobilisasi dan ketegangan otot
Peningkatan gerakan jari dan tangan
Aktivitas melangkah yang tunggal ketika
berlari atau berjalan
Geraka ritmik atau gerakan menggosok
Gerakan melindungi bagian tubuh
INTERAKSI SOSIAL
 Menghindari percakapan
 Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri
 Menghindari kontak social
 Penurunan rentang perhatian
 Laporan verbal tentang rasa nyeri merupakan bagian vital
pada pengkajian. Perawat harus bersedia mendengarkan dan
berusaha memahami klien. Banyak klien yang tak mampu
mengungkapkan secara verbal mengenai ketidaknyamanan,
hal ini dikarenakan mereka tidak mapu berkomunikasi
PENGARUH PADA AKTIVITAS SEHARI-HARI
 Klien yang mengalami nyeri setiap hari kurang mampu
berpartisipasi dalam aktivitas rutin. Pengkajian pada
perubahan ini menunjukkan sejauh mana kemampuan dan
proses penyesuaian klien diperlukan untuk membantunya
berpartisipasi dalam perawatan diri.
 Klien dapat mengalami kesulitan dalam melakukan tindakan
hygiene normal, tergantung pada lokasi nyeri. Perawat dapat
menentukan apakah klien dapat berpakaian atau mencuci
rambutnya secara mandiri. Nyeri dapat membatasi mobilisasi
sampai ketitik yaitu klien tidak mampu lagi andi di bak
rendam. Klien mengalami masalah dalam melakukan aktivitas
sehari-hari. Misalnya klien yang mengalami arthritis berat
akan merasakan nyeri ketika memegang peralatan makan
UPAYAH UNTUK MEMBERI RASA NYAMAN PADA
PASIEN
 Individu yang mengalami nyeri merasa sangat tidak nyaman
dan selalu yakin bahwa seseorang peduli dengan
kesejahteraan mereka. Klien yang mengalami nyeri
mebutuhkan seseorang yang dapat dipercaya. Apablia
keluarga klien tersebut tidak member dudungan atau bila
perawat tidak mampu membina hubungan terapeteutik
dengan klien, maka klien tersebut dapat memiliki sikap tidak
percaya dan meningkatkan kewaspadaan nyeri. Reaksi klien
terhadap nyeri menjadi tidak tepat, kecuali klien memiliki
cara untuk mengekspresikan kekhawatiran atau ketakutan
mengenai nyeri. Sering kali klien menjadi marah atau
mengeluh ketika kebutuhan untuk mengatasi nyeri
diabaikan.
RESPON PISIKOLOGIS TERHADAP
NYERI
 Stimulasi simpatik (nyeri dengan intensitas ringan dan
superficial)
 Dilatasi saluran bronkiolus dan meningkatkan frekuensi
pernafasan
 Peningkatan frekuensi denyut jantung
 Pucat peningkatan tekanan darah
 Diaphoresis
 Peningkatan ketegangan otot
 Dilatasi pupil
 Penurunan mobilisasi saluran cerna.
Stimulasi parasimpatik (nyeri yang berat dan
dalam)
Pucat
Ketegangan otot
Penurunan denyut jantung dan tekanan darah
Pernafasan cepat dan tidak teratur
Mual dan muntah
Kelemahan dan kelelahan
Teknik mengatasi rasa nyeri
Relaksasi dan teknik imajinasi

 Klien dapat merubah persepsi kognitif dan motivasi afektif


dengan melakukan relaksasi. Relaksasi merupakan kebesasan
mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik relaksasi
memberikan individu control diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman atau nyeri, stress fisik, dan emosi pada nyeri. Teknik
relaksasi dapat digunakan saat individu dalam kondisi sehat
atau sakit. Teknik relaksasi tersebut merupakan upaya
pencegahan untuk membantu tubuh segar kembali dan
beregenerasi setiap hari dan merupakan alternative terhadap
alcohol, meroko atau makan berlebihan (Edelman dan
Mandle,1994).
Klien yang berhasil menggunakan teknik relaksasi
mengalami beberapa perubahan fisiologis dan
perilaku, yaitu:
 Penurunan nadi, tekanan darah dan pernafasan
 Penurunan konsumsi oksigen
 Penurunan ketegangan otot
 Penurunan kecepatan metabolism
 Kurang perhatian terhadap stimulus lingkungan
 Tidak ada perubahan pada posisi olunter
 Perasaan damai dan sejahtera
 Periode kewaspadaan yang santai, terjaga dan dalam
Teknik relaksasi

 meliputi meditasi, yoga, zen, teknik imajinasi, dan


latihan relaksasi progresif. Relaksasi tanpa atau
dengan teknik imajinasi meringankan di kepala,
persalinan, antisipasi rangkaian akut. Dan gangguan
kronik.
 Supaya relaksasi dapat dilakukan dengan efektif maka
diperlukan partisipasi dan kerja sama individu. Teknik
relaksasi diajarkan hanya saat klien merasakan tidak nyaman
yang akut, hal ini dikarenakan ketidakmampuan
berkonsentrasi membuat hasilnya tidak efektif. Perawat
menjelaskan teknik relaksasi dengan rini dan menjelaskan
sensasi umum yang klien alami (mis.penurunan suhu tubuh).
Klien harus menggunakan sensasi ini sebagai umpan balik.
Perawat bertindak sebagai pelatih mengarahkan klien secara
perlahan melalui tahap-tahap latihan. Lingkungan harus bebas
dari keributan atau stimulus lain yang mengganggu. Klien
dapat duduk di kursi yang nyaman atau berbaring di tempat
tidur. Posisi tubuh yang nyaman untuk relaksasi yaitu:
DUDUK

 Duduk dengan sebuah punggung yang bersandar


pada kursi
 Letakkan kaki datar pada lantai
 Letakkan kaki terpisah satu sama lain
 Gantungkan lengan pada sisi
 Pertahankan kepala sejajar dengan tulang belakang
Baring

 Letakkan kaki terpisah satu sama lain dengan jari-jari


kaki meregang lurus keluar
 Letakkan lengan pada sisi tanpa menyentuh sisi
tubuh
 Pertahankan kepala sejajar dengan tulang belakang
 Gunakan bantal tipis dan kecil dibawah kepala.
 Sebuah seprei ringan atau selimut untuk memberikan kehangatan
seringkali membantu member kenyamanan.
 Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran,
berkonsentrasi pada kesan tersebut, sehingga secara bertahap nyeri yang
klien rasakan berkurang. Perawat melatih klien dalam membangun kesan
dan berkonsentrasi pada pengalaman sensori. Mula-mula perawat
meminta klien untuk memikirkan pemandangan yang menyenangkan atau
pengalaman yang meningkatkan penggunaan semua indra. Klien
kemudian menjelaskan dan perawat mencatatnya sehingga catatan
tersebut dapat digunakan pada pelatihan berikutnya. Perawat
menggunakan informasi khusus yang diberikan klien dan tidak membuat
perubahan dalam kesan klien tersebut. Berikut adalah contoh latihan dari
teknik imajinasi:bayangkan diri anda terbaring di atas tempat tidur sejuk
yang terbuat dari rumput disertai suara air yang mengalir dari sungai yang
dekat. Hari ini cuacanya sejuk sekali anda menoleh dan melihat kelompok
bunga-bunga liar berwarna biru sedang bermekaran dan anda dapat
mencium wanginya.
Relaksasi progresif pada seluruh tubuh
memakan waktu sekitar 15 menit. Klien
member perhatian pada tubuh,
memperlihatkan daerah yang tegang. Daerah
yang tegang digantikan dengan rasa hangat
dari relaksasi dan relaksasi. Beberapa klien
rileks dengan mata tertutup. Alunan musik
lembut dapat membantu dalam relaksasi.

11/11/09
Latihan relaksasi progresif meliputi kombinasi
latihan pernafasan terkontrol dan rangkaian
kontraksi serta relaksasi kelompok otot. Klien
mulai latihan bernafas dengan perlahan dan
menggunakan diafragma, sehingga
memungkinkan abdomen terangkat perlahan
dan dada mengembang penuh. Saat bklien
melakukan pola pernafasan yang teratur,
perawat mengarahkan klien untuk melokalisasi
setiap daerah yang mengalami ketegangan
11/11/09
Mari kita mulai dengan mencari posisi yang
paling nyaman. Letakkan lengan anda
disamping jangan silangkan kaki…
gerakkan sampai anda merasa tenang.
Tarik nafas dalam rasakan perut dan dada
anda terangkat perlahan…rileks…sekarang
keluarkan nafas secara perlahan..
Hitung sampai empat, tarik nafas pada
hitungan 1 dan 2 keluarkan napas pada
hitungan 3 dan 4. Lanjutkan bernafas
11/11/09
Apabila klien merasa terganggu dan
tidaknyaman, maka perawat perlu
menghentikan latihan tersebut. Apabila klien
tampak mengalami kesulitan dan mengalami
relaksasi hanya sebagian tubuh saja maka
perawat memperlambat kemajuan latihan dan
berkonsentrasi pada bagian tubuh yang tegang.
Klien juga harus mengetahui sejak awal bahwa
latihan ini bias dihentikan setiap waktu. Dengan
melakukan latihan klien dengan segera
11/11/09
11/11/09
Mengurangi persepsi nyeri

Salah satu cara sederhana untuk


meningkatkan rasa nyaman adalah
membuang atau mencegah stimulus nyeri.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk
mengontrol stimulus nyeri di lingkungan
klien, antara lain:
Regangkan dan lurus linen tempat tidur yang
berkerut
Atur posisi tempat klien terbaring
11/11/09
Bimbingan antisipasi

Memodifikasi secara langsung cemas yang


berhubungan dengan nyeri dapat
menghilangkan nyeri dan menambah efek
tindakan untuk menghilangkan nyeri yang
lain. Cemas yang sedang akan bermanfaat
jika klien mengantisipasi pengalaman nyeri.
Klien harus diberi penjelasan terperinci
tentang semua prosedur medis dan rasa
nyaman pasca operasi yang akan dialami
sehingga klien dapat mempelajari apa yang
11/11/09
Perawat memberi informasi pada klien dan
mencegah salah interpretasi tentang
peristiwa nyeri dan meningkatkan
pemahaman tentang apa yang klien
harapkan. Informasi yang diberikan kepada
klien termasuk penjelasan hal-hal berikut:
Kejadian, awitan, dan durasi nyeri yang akan
dialami.
Kualitas keparahan dan lokasi nyeri
11/11/09
Perawat tidak dapat mengatakan kepada
klien bahwa klien tidak akan merasakan
nyeri. Bimbingan antisipasi memberikan
penjelasan yang jujur tentang pengalaman
nyeri. Perawat juga member instruksi
tentang teknik klien menghilangkan nyeri.
Pada klien yang mengalami kecemasan
tingkat tinggi, pemberian informasi yang
terlalu banyak akan memperburuk nyeri.
11/11/09
Stimulasi kutaneus

Stimulasi kutaneus adalah stimulasi kulit


yang dilakukan untuk menghilangkan nyeri,
masase, mandi air hangat, kompres dengan
menggunakan air es dan stimulasi saraf
elektrik transkutan merupakan langkah-
langkah sederhana yang dilakukan dalam
menurunkan persepsi nyeri. Cara kerja
khusus simulasi kutaneus masih belum jelas.
Salah satu pemikiran adalah bahwa cara ini
menyebabkan langkah-langkah sederhana
11/11/09
Keuntungan respon kutaneus adalah
tindakan ini dapat dilakukan dirumah
sehingga memungkinkan klien dan keluarga
melakukan upaya control gejala v dan
penanganannya. Penggunaan stimulasi
kutaneus yang benar dapat mengurangi
persepsi nyeri dan membantu mengurangi
ketegangan otot. Sebaliknya ketegangan
otot ini dapat meningkatkan nyeri. Tindakan
masase punggung dengan usapan yang
11/11/09
Saat menggunakan metode stimulasi
kutaneus perawat menghilangkan sumber-
sumber suara yang berisik dilingkungan.
Membantu klien dalam untuk mengambil
posisi yang nyaman dan menjelaskan tujuan
terapi pada klien. Stimulasi kutaneus jangan
digunakan langsung untuk kulit yang
sensitive.

11/11/09
Kompres dingin dan hangat dapat
menghilangkan nyeri dan mempercepat
proses penyembuhan. Pilihan terapi panas
dan dingin bervariasi menurut kondisi klien.
Misalnya panas lembab menghilangkan
kekakuan pada pagi hari akibat arthritis,
tetapi kompres dingin mengurangi nyeri akut
pada sendi yang mengalami peradangan
akibat penyakit tersebut. Apabila perawat
menggunakan kompres panas atau dingin
11/11/09
Masase dengan menggunakan es dan
kompres menggunakan kantong es
merupakan dua jenis terapi dingin yang
sangat efektif untuk menghilangkan nyeri.
Masase dengan menggunakan es balok yang
besar atau sebuah cangkir kertas yang
berukuran kecil, yang diisi dengan air dan
dibekukan. Masase adalah hal yang sangat
sederhana. Perawat atau klien dapat
meletakkan es pada kulit dengan member
11/11/09
Distraksi

System aktivasi retiklar menghambat stimulus


yang menyakitkan jika seseorang menerima
masukan sensori yang cukup atau berlebihan.
Stimulus sensori yang menyenangkan
menyebabkan pelepasan pada endorphin.
Individu yang merasa bosan atau diisolasi hanya
memikirkan nyeri yang dirasakan sehingga ia
mempersepsikan bahwa nyeri itu akut.
Diskraksi mengalihkan perhatian klien pada
yang lain dan dengan demikian menurunkan
11/11/09
Macam-macam teknik distraksi

Bernafas pelan-pelan
Masase sambil menarik nafas pelan-pelan
Mendengarkan lagu sambil menepuk-
nepukkan jari
Membayangkan hal-hal yang indah sambil
menutup mata
Menonton TV (acara kegemaran) dll.

11/11/09
salah satu diskraksi yang efektif adalah music
yang dapat menurunkan nyeri fisiologis,
stress dan kecemasan dengan mengalihkan
perhatian seseorang dari nyeri. Music
terbukti menurun frekuensi denyut jantung,
mengurangi kecemasan dan depresi, serta
menghilangkan nyeri, menurun tekanan
darah dan mengubah persepsi waktu.
Perawat dapat menggunakan music dengan
kreatif di berbagai situasi klinik. Klien
11/11/09
Cara-cara yang dianjurkan dalam menggunakan
music secara efektif untuk mengontrol nyeri yaitu:
 Pilih music yang sesuai dengan selera klien. Pertimbangkan usia dan latar
belakang
 Gunakan eraphone supaya tidak mengganggu klien atau staf yang lain dan
membantu klien berkonsentrasi pada music.
 Pastikan tombol-tombol control radio atau pesawat tape mudah ditekan,
dimanipulasi, atau dibedakan
 Minta anggota keluarga untuk membawa tape dari rumah.
 Apabila nyeri yang klien rasakan akut, kuatkan volume music. Apabila nyeri
sudah berkurang, kurangi volume.
 Minta klien untuk berkonsentrasi pada music dan mengikuti irama dengan
mengetuk-ngetukkan jari atau menepuk-nepuk paha.
 Instruksikan klien untuk tidak menganalisa music:
 “nikmati music kemanapun music membawa anda”
 Tinggalkan klien sendirian ketika mereka mendengarkan music.
Support mental
 Individu yang mengalami nyeri merasa sangat tidak nyaman
dan merasa yakin bahwa seseorang peduli dengan
kesejahteraan mereka. Klien yang mengalami nyeri
membutuhkan seseorang yang dapat dipercaya. Apabila
keluarga klien tersebut tidak memberikan dukungan atau bila
perawat tidak mampu membina hubungan terapeutik dengan
klien maka klien tersebut dapat memiliki sikap tidak percaya
dan meningkatkan kewaspadaan nyeri. Reaksi klien pada
nyeri menjadi tidak tepat kecuali klien memiliki cara untuk
mengeskpresikan kekhawatiran atau ketakutan mengenai
nyeri. Seringkali klien memiliki cara untuk mengekpresikan
kekhawatiran atau ketakutan mengenai nyeri. Sering kali
klien menjadi marah atau mengeluh ketika kebutuhan untuk
mengatasi nyeri diabaikan.
 Perawat dapat sangat membantu klien dengan
melihat klien sebagai individu secara keseluruhan
dan memiliki rasa kepedulian kepada klien. Memberi
perhatian yang cermat terhadap kekhawatiran klien
merupakan salah satu cara untuk membangun rasa
percaya diri perawat. Spontanitas dalam memenuhi
kebutuhan klien lebih jauh akan membangun
hubungan terapeutik yang kuat. Membuat keputusan
tentang validitas nyeri menukar supaya penanganan
nyeri sebagai imbalan untuk perilaku klien yang
“baik” dan mengontrol sumber nyeri akan merusak
kepercayaan klien kepada perawat.
Keberhasilan hubungan perawat klien
sebagian bergantung kepada kemampuan
perawat untuk menghormati respon klien
terhadap nyeri. Banyak perawat yang
menghargai pengendalian diri yang kuat.
Namun, klien mungkin merasa perlu
menangis atau mengeluh atau bahkan menjadi
marah. Klien tidak perlu merasa malu atau
takut bahwa perawat tidak akan menerima
perilaku tersebut.
 

You might also like