Professional Documents
Culture Documents
Pada sistem ini (penggunaan pET), gen target diklon ke dalam plasmid pET dibawah
kendali promotor T7 bakteriofag. Kemudian ekspresi diinduksi dengan menyediakan sumber
T7 polimerase RNA dalam sel inang, yang mana vektor spesifiknya adalah pET-17b.
1
yang diinokulasi dengan campuran transformasi, sedangkan pada gambar 2 merupakan
10
9
gambar LBA (Luria Bertani Agar) yang diinokulasi campuran transformasi. Dari proporsi
10
inokulasi tersebutlah didapat atau dihasilkan koloni yang tumbuh pada gambar 2 lebih banyak
daripada gambar 1. Kontrol positif yang digunakan adalah sel E.coli yang telah
ditransformasi dengan pET ataupun pET yang telah terinsert oleh gen rVP28. Kontrol positif
tersebut nantinya digunakan pada saat elektroforesis hasil koloni PCR sebagai standar untuk
rVP28 yang terinsert dalam pET .
Screening
MARKER 100BP
E Coli BL21 (DE3) pLysS memiliki plasmid pLysS dan juga plasmid pET-17b (yang
telah disisipkan). Oleh karena itu, setelah mengisolasi sel kompeten, hasil isolasi tersebut
harus mengandung pET-17b dan pLysS. Berikut adalah gambaran dari peta plasmid pET-17b
dan pLysS.
Dalam praktikum kali ini, praktikan melakukan proses restriksi dengan menggunakan
enzim HindIII dan EcoRI dengan bertujuan untuk mengetahui apakah sel-sel tersebut
memiliki rVP28 sebagai insert. Disini digunakan EcoRI karena EcoRI memiliki kemampuan
untuk memotong pada sisi gen yang resisten terhadap chloramphenicol di plasmid pLysS.
Haltersebut juga dapat membuktikan bahwa E.Coli yang dianalisis adalah E Coli BL21
(DE3) pLysS. Sebenarnya pembatasan EcoRI di pET-17b adalah cukup dekat untuk SacI,
mengingat bahwa untuk proses restriksi menggunakan gen rVP28 digunakan enzim restriksi
SacI. Namun, perbedaannya tidak sangat berpengaruh, sehingga EcoRI masih bisa
menggantikan SacI untuk memeriksa apakah sel itu disisipkan di antara HindIII dan SacI.
Perlakuan inkubasi untuk proses restriksi dengan menggunakan HindIII dan EcoRI
dilakukan selama 1 jam pada suhu 37˚C karena kedua enzim tersebut dikenal bekerja secara
optimal pada suhu itu. Hasil restriksi nantinya dapat dilihat melalui sumur dari proses
elektroforesis. Praktikan menggunakan dua jenis penanda, 1 kb dan 100 pb, untuk
mendapatkan resolusi yang lebih baik untuk ukuran fragmen yang lebih kecil dari 1000 bp.
Pada marker 1kb terdapat 14 band tapi hanya ada 9 band pada gel, 5 terpisahkan dengan baik
dan sisanya muncul sebagai smear. Band yang tidak muncul di gel, kemungkinan juga itu
karena terjebak dengan penanda lainnya pada marker yang berukuran lebih besar.
Pada elektroforesis, selain untuk melihat hasil restriksi plasmid, praktikan juga
meload-kan Uncut pada sumur. Uncut tersebut berguna untuk membandingkan plasmid saat
sebelum dan sesudah direstriksi. Namun sayangnya hasil foto dari elektroforesis praktikan
tidak terlihat begitu jelas. Namun yang pasti hasil dari restriksi praktikan, memberikan 3 pita
yang berukuran 4159bp (band1), 1579bp (band2), dan 396bp (band3). Gen rVP28 akan
memberikan 650 bp jika dipotong oleh SacI + HindIII dan secara teoritis 700 pb jika
dipotong oleh EcoRI + HindIII. Karena ukuran band3 tidak terlalu berbeda dari rVP28, dapat
dikatakan bahwa band3 adalah rVP28.
Berdasarkan peta pLysS, restriksi EcoRI + HindIII akan memberikan 1522bp dan
3364bp fragmen. Panjang ini hampir sama dengan band2 dan band1, sehingga ada
kemungkinan bahwa band2 dan band1 dihasilkan dari pLysS pembatasan oleh EcoRI HindIII.
Keterangan: Data Terlampir