Professional Documents
Culture Documents
Oleh Herman RN
1|RN
penggunaan nama tempat, nama tokoh, dan latar, yang terdapat
pada sebuah novel boleh jadi nama sebenarnya, beda sangat
dengan TGH. Novel ini tak cukup sekadar mengangkat nama-
nama asli itu ke dalam kisahnya, tetapi juga menyuguhkan
definisi dan pengetahuan umum lainnya. Lihat saja halaman 21:
Roket al-Qassam varian III adalah roket jelajah menengah.
Varian ini telah dilengkapi dengan guidance system
menggunakan radar dan electro-optical sensor. Varian terbaru
ini adalah senjata yang setaraf dengan roket menengah-jauh
milik Israel jenis David’s Sling dan Patriot Missile.
2|RN
halaman 297 yang digunakan lewat lakon seorang tokoh prajurit
sudah sangat memadai. Gambar peta itu mubazir dan sifatnya
terlalu resmi.
Hal yang mirip juga terjadi pada halaman 42, penulisan
pernyataan sikap. Pernyataan sikap dengan lima poin itu saya
taksir sebagai realitas. Jika pun tidak, tentu saja gaya penulisan
pernyataan sikap di dalam novel tidak mesti mengikuti format
selebaran.
Beberapa data di atas telah menjerumuskan novel ini ke
luar dari ranah sastra padahal ia disebut-sebut sebagai novel
sastra. Sungguh, ini bukan novel sastra. Namun demikian, yang
membuat novel ini kuat adalah kelihaian penulisnya
mendeskripsikan, baik latar, suasana, tokoh, wujud, maupun
situasi. Detailnya deskripsi tentang semua itu mengesankan
seakan penulis hadir di sana, melihat, merasa, meraba,
mendengar, dan mencium apa saja. Lantas, pembaca diajaknya
juga melakukan hal yang sama saat membaca novel ini.
Pembaca akan terganggu pula dengan prolog singkat di
sampul buku. Di sana ada ungkapan “…dan tulisan ini juga
mengarah pada suatu kebenaran yang nyata.”
Novel bukanlah kitab apalagi hendak disamakan
kedudukannya dengan Alquran yang memang kebenaran yang
nyata. Meskipun lebih 50 persen kisah dan nama dalam novel
diangkat dari kisah nyata, tetap ada unsur fiksi. Bagaimana
mungkin penulis berani menyebutkan “kebenaran yang nyata”?
Bukankah ada tendesi di sini? Lagi-lagi novel ini keluar dari ranah
sastra, tetapi tak berhasil keluar sepenuhnya. Karya besar dan
deskripsi yang bagus telah tercoreng oleh sepatah kalimat di
sampul depan tersebut.
3|RN