Professional Documents
Culture Documents
Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari,
kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah
Proses Fisiologis
• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting: bukaan stomata, laju
transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses
di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut mulai dihambat: baik secara
fisik maupun kimia, menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)
abstraks:
Dari hasil penelitian pada umur 21 Hari Setelah Tanam (HST) didapat bahwa
pengaruh cahaya terhadap tinggi tanaman yang terbaik adalah perlakuan cahaya biru
(p3) dengan rerata 6,1075 cm. Sedangkan hasil rerata yang terbaik terhadap jumlah
daun tanaman sawi keriting adalah perlakuan cahaya merah (p1) dengan rerata 3,915
helai.
Sedangkan dari hasil penelitian pada umur 28 Hari Setelah Tanam (HST) didapatkan
bahwa pengaruh cahaya terhadap tinggi tanaman yang terbaik adalah perlakuan
cahaya biru (p3) dengan rerata 6,1575 cm. Sedangkan hasil rerata yang terbaik
terhadap jumlah daun tanaman sawi keriting adalah perlakuan cahaya merah (p1)
dengan rerata 4,125 helai.
Untuk frekuensi umur tanaman didapatkan bahwa tanaman yang ditanam dengan
perlakuan cahaya jingga (p2) dan cahaya ungu (p4), paling cepat mengalami
kematian. Sedangkan untuk umur panen tanaman sawi keriting ini lebih cepat dari
pada umur panen pada keadaan normalnya.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat, jenis sayuran ini mempunyai prospek yang baik untuk
dikembangkan karena mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi. Keadaan alam
Indonesia memungkinkan dilakukannya pembudidayaan berbagai jenis tanaman
sayuran, baik yang lokal maupun yang berasal dari luar negeri. Hal tersebut
menyebabkan Indonesia ditinjau dari aspek klimatologis sangat potensial dalam usaha
bisnis sayur-sayuran (Haryanto, 2003).
Menurut Rukmana (1994), produksi tanaman sayuran di Indonesia serta luas panen
sawi dan petsai mencapai 45.886 Ha, dengan produksi 322.164 Ton dan rerata
produksi sayuran per hektar 89,82 Kwintal. Sedangkan produksi petani tanaman sawi
di Kalimantan Barat sampai dengan tahun 2006 adalah 5657 Ton dari luas panen 2271
hektar dan produktivitas rerata 2,49 Ton per hektar (Dinas Tanaman Pangan
Kalimantan Barat, 2006).
Menurut Haryanto (2003), tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berudara
panas maupun berudara dingin sehingga dapat dibudidayakan di daerah dataran tinggi
maupun dataran rendah.meskipun begitu tanaman sawi akan lebih baik jika ditanam
didataran tinggi. Berhubung selama pertumbuhannya tanaman sawi memerlukan suhu
yang rendah, maka akan lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab.
Tanaman ini tidak senang pada air yang menggenang dengan demikian, tanaman ini
cocok bila ditanam pada akhir musim penghujan.
Matahari merupakan faktor utama diantara faktor iklim yang lain. Tidak hanya
sebagai sumber energi primer tetapi karena bepengaruh terhadap keadaan faktor-
faktor yang lain seperti suhu, kelembaban dan angin (Sugito, 1994).
Menurut Endah (2002), perlakuan penyinaran berhubungan dengan jenis tanaman
menurut panjang hari. Jenis tanaman hari panjang dan tanaman hari pendek
dirangsang pembungaannya dengan perlakuan penyinaran. Perlakuan penyinaran
dilakukan dengan menggunakan lampu neon dengan intensitas cahaya berkisar 70 –
200 lux. Jadi penanaman yang dilakukan tanpa menggunakan sinar matahari dapat
dilakukan dengan mengganti sumber cahaya matahari dengan menggunakan cahaya
buatan seperti cahaya lampu, sehingga penanaman suatu tanaman diharapkan dapat
dilakukan diluar musim tanamnya.
B. Masalah Penelitian
Dalam siklus hidupnya setiap tanaman memerlukan cahaya matahari yang berperan
dalam fotosintesis. Peranan utama cahaya matahari dalam fotosintesis antara lain
sebagai sumber energi, sebagai pengangkut elektron untuk membentuk reduktan
dalam bentuk NADPH, dan berperan dalam reduksi CO2 menjadi C6H12O6 (Ariffin,
1989).
Menurut Fitter dan Hay (1992), secara fisiologis cahaya mempunyai pengaruh baik
langsung maupun tidak langsung. Pengaruhnya pada metabolisme secara langsung
melalui fotosintesis, serta secara tidak langsung melalui pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, keduanya sebagai akibat respon metabolik yang langsung
dan lebih kompleks oleh pengendalian morfogenesis.
Cahaya yang berperanan dalam fotosintesis jika dilihat dari sifat gelombangnya
adalah cahaya yang masuk dalam ukuran PAR (Photocintetic Active Radiation) atau
yang biasanya dikenal dengan cahaya tampak (vicible light). PAR ini hanya
menduduki 45 persen dari total radiasi matahari dan hanya radiasi dengan panjang 0,4
– 0,7 mikron yang aktif digunakan dalam proses fotosintesis (Sugito, 1994).
Menurut Endah (2002), perlakuan penyinaran terhadap tanaman hari panjang berbeda
dengan tanaman hari pendek. Pada tanaman hari panjang rekayasa pembungaan dapat
dilakukan dengan menambah lamanya penyinaran sekitar 4-6 jam sehari atau
disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
Menurut Ariffin (1989), radiasi matahari terdiri dari radiasi ultra violet, cahaya
tampak dan infra merah. Spektrum dari radiasi cahaya tampak terdiri dari berbagai
jenis warna, namun karena cahaya yang datang dari matahari itu berjalan dengan
berputar-putar maka terjadilah pembauran warna, akibatnya yang terlihat adalah
warna putih, adapun warna yang terkandung dalam cahaya tampak diantaranya
disajikan pada tabel berikut ini.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan warna cahaya lampu
terhadap pertumbuhan tanaman sawi keriting (Brassica juncea L.), selain itu juga
untuk mengetahui umur panen tanaman sawi keriting (Brassica juncea L.) apakah
lebih cepat, tetap ataukah lebih lama dari umur panen normal sawi keriting pada
umumnya.