Professional Documents
Culture Documents
contoh periodisasi menggunakan urutan dinasti adalah yang terjadi di Cina, yaitu:
2. Kronologi Sejarah
Kronologi sejarah merupakan urutan peristiwa sejarah yang terjadi. Ada tahapan-tahapan yang
mengantarkan peristiwa itu terjadi. Berbagai kronologi yang ada dalam sejarah, misalnya kronologi
lahirnya kerajaan, keraton, pembrontakan, perang, dan lain-lain. Misalnya, kronologi terbentuknya
Kasunanan Surakarta seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:
Tahun 1558 M1558 M
Ki Ageng Pemanahan dihadiahi Hutan Mentaok wilayah yang dinamakan Mataram yang masih kosong
oleh Sultan Pajang atas jasanya mengalahkan Arya Penangsang. Ki Ageng Pemanahan adalah putra Ki
Ageng Ngenis atau cucu Ki Ageng Selo tokoh ulama besar dari Selo kabupaten Grobogan.
1577 M
Ki Ageng Pemanahan membangun istananya di Pasargede atau Kotagede. Selama menjadi penguasa
Mataram ia tetap setia pada Sultan Pajang.
1584 M
Beliau meninggal dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Kotagede. Sultan Pajang kemudian
mengangkat Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan sebagai penguasa baru di Mataram. Sutawijaya juga
disebut Ngabei Loring Pasar karena rumahnya di sebelah utara pasar. Berbeda dengan ayahnya,
Sutawijaya tidak mau tunduk pada Sultan Pajang. Ia ingin memiliki daerah kekuasaan sendiri bahkan
ingin menjadi raja di seluruh Pulau Jawa.
1588 M
Mataram menjadi kerajaan dengan Sutawijaya sebagai Sultan bergelar Senapati Ingalaga Sayidin
Panatagama. Artinya Panglima Perang dan Ulama Pengatur Kehidupan Beragama. dengan wilayah
pemerintahan seluruh jawa.
1601 M
Panembahan Senapati wafat dan digantikan putranya, Mas Jolang yang kemudian dikenal sebagai
Panembahan Seda ing Krapyak.
1613 M
Mas Jolang wafat kemudian digantikan oleh Pangeran Arya Martapura. Tetapi karena sering sakit
kemudian digantikan oleh kakaknya Raden Mas Rangsang yang bergelar Sultan Agung Senapati
Ingalaga Abdurrahman dan juga terkenal dengan sebutan Prabu Pandita Hanyakrakusuma. Pada masa
Sultan Agung kerajaan Mataram mengalami puncak perkembangan pada kehidupan politik, militer,
kesenian, kesusastraan, dan keagamaan. Ilmu pengetahuan seperti hukum, filsafat, dan astronomi juga
dipelajari.
1645 M
Sultan Agung wafat dan digantikan putranya Amangkurat I. Setelah wafatnya Sultan Agung, kerajaan
Mataram mengalami kemunduran.
1726 M
Keraton Surakarta Hadiningrat dipimpin oleh seorang raja, bernama Sri Susuhunan Paku Buwono II ( PB
II ). Pada saat pemerintahan beliaulah terjadi pertentangan dengan Pengeran Mangkunegoro, dan
akhirnya pangeran dibuang ke Sri Lanka dan Afrika Selatan. Apa yang terjadi dengan Sang Pangeran
tersebut ternyata membuahkan dendam terhadap putranya Sang Pangeran, Raden Mas Sahid.
1740 M
Terjadi pemberontakan oleh kaum keturunan Cina, dan pemberontak berhasil menguasai keraton
Kartasura, pasukan keraton dan PB II melarikan diri ke Ponorogo. Dengan meminta bantuan VOC,
pemberontak berhasil dikalahkan.
1745 M
Beliau memerintahkan untuk mencari daerah baru yang bisa dijadikan Pusat pemerintahannya yang baru.
Pada akhirnya dipilihlah daerah dusun Sala (Solo), daerah tersebut teletak di sebelah barat sungai paling
panjang di pulau jawa yaitu Bengawan Solo, dan pada akhirnya nama daerah tersebut diganti menjadi
Surakarta Hadiningrat.
1746 M
1749 M
Paku Buwono II wafat, dan kedudukannya digantikan oleh putranya dengan gelar Paku Buwono III (PB
III).
1755 M
Dilaksanakan Perjanjian Gianti yang membagi Kerajaan Mataram menjadi dua, Kesultanan Yogyakarta
dengan raja bergelar Sultan Hamengku Buwono dan Kesunanan Surakarta dengan raja bergelar Paku
Buwana
1757 M
Diadakan perjanjian di Salatiga yang melahirkan ketetapan bahwa Raden Mas Sahid berhak untuk
menduduki jabatan Adipadi di Mangkunegaran, dengan gelar Mangkunegaran I. Dengan kata lain,
Surakarta juga dibagi menjadi dua bagian yaitu daerah Kasunanan Surakarta dan daerah Mangkunegaran.