You are on page 1of 7

KARBOHIDRAT

Karbohidrat atau dikenal juga sebagai sakarida merupakan senyawa yang jiak ndihidrolisis akan
menghasilkan senyawa aldehid (mengandung gugus keton) dan senyawa ketosa (mengandung
gugus keton).Secara umum, rumus molekul dari karbohidrat yaitu (CH2O)n.

Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam
tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan
energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh
untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta
juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja.

Berdasarkan gugus fungsinya KH dikelompokkan menjadi:

• Aldosa, adalah KH yang memiliki gugus fungsi aldehid pada atom C terminal CH=O

• Ketosa adalah KH yang memiliki gugus fungsi keton pada

atom C kedua =O

Berikut adalah struktur dari kedua gugus fungsi tersebut:


Didalam organisme, karbohidrat memiliki berbagai peranan, diantaranya:
Simpanan energi, bahan bakar dan senyawa antarametabolisme Pati, glikogen; dgn cepat dpt
diubah mjd glukosa
Bagian dr kerangka struktural pembentuk RNA danDNA; gula ribosa dan deoksiribosa
Elemen struktural pd dinding sel tanaman, bakteri & eksoskleleton Arthropoda; polisakarida
Identitas sel; berikatan dgn protein atau lipid
Berfunsi dlm proses pengenalan antar sel (cell-cell recognition); oligosakarida.

Stereoisomer
Steroeisomer yaitu pengaturan 3D atom-atom dalam molekul yang merupakan bayangan kaca
antara satu dengan yang lain.
Senyawa yang memiliki atom C asimetris atau atom C yang mengikat 4 gugus yang berbeda
akan memiliki isomer optik / stereoisomer/ enantiomer.
Secara umum, hubungan antara isomer optik dengan C asimetris dapat dirumuskan: 2. dengan n
(banyaknya jumlah atomC asimetris). Contoh; gliseral dehid memilki satu atom C asimetris,
maka isomer optiknya yaitu 2 = 2.

Isomer optik ini bisa dinyatakan dengan konfigurasi D dan konfigurasi L, Jika memutar bidang
polarisasi ke kanan = dextrorotatory (D) dan Jika memutar bidang polarisasi ke kiri =
levorotatory (L). Aturan mengenai D dan L ini yaitu:
Atom karbon diberi nomor 1 dari ujung rantai karbon dekat gugus fungsi
Simbol D atau L ditentukan dari posisi atom C asimetris yang terjauh dari gugus fungsi terserbut
(aldehid atau keton)
Bentuk D – gliseraldehid merupakan bentuk yang memiliki peranan penting dalam biologi.
Kabohidrat yang memilki konfigurasi D, dan berbeda hanya pada salah satu atom C asimetris
nya saja dinamakan epimer. Contohnya yaitu D – Glukosa dan D – Galaktosa
D – Glukosa

D – Galaktosa

Stereoisomer yang bukan merupakan bayangan cerminnya disebut diastereoisomer, contohnya


D-triosa dan D-eritrosa.

Klasifikasi Karbohidrat
Berdasar kompleksitasnya, dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu
1. Monosakarida; karbohidrat tunggal
2. Oligosakarida; karbohidrat yg tersusun dr beberapa(6 - 8) monosakarida
3. Polisakarida; karbohidrat yang tersusun dari lebih dari 10 monosakarida

Monosaka rida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari 1 gugus cincin.
Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel tubuh manusia adalah glukosa,
fruktosa dan galaktosa.
Glukosa di dalam industri pangan lebih dikenal sebagai dekstrosa atau
juga gula anggur. Di alam, glukosa banyak terkandung di dalam buah-buahan,
sayuran dan juga sirup jagung.
Fruktosa dikenal juga sebagai gula buah dan merupakan gula dengan rasa yang paling manis.
Di alam fruktosa banyak terkandung di dalam madu (bersama dengan glukosa), dan juga
terkandung diberbagai macam buah-buahan.
Sedangkan galaktosa merupakan karbohidrat hasil proses pencernaan laktosa sehingga tidak
terdapat di alam secara bebas.
Selain sebagai molekul tunggal, monosakarida juga akan berfungsi sebagai molekul dasar
bagi pembentukan senyawa karbohidrat kompleks pati (starch).atau selulosa.
Oligosakarida
Olisakarida adalah KH yang jika dihidrolisis menghasilkan 2 -8 gugus monosakarida.
Contoh:
Maltotriose glukosa + glukosa + glukosa
Kelompok oligosakarida ini diantaranya juga termasuk disakarida.
Disakarida merupakan jenis karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh manusia di dalam
kehidupan sehari-hari. Setiap molekul disakarida akan terbentuk dari gabungan 2 molekul
monosakarida. Contoh disakarida yang umum digunakan dalam konsumsi sehari-hari adalah
sukrosa yang terbentuk dari gabungan 1 molekul glukosa dan fruktosa dan juga laktosa yang
terbentuk dari gabungan 1 moleku glukosa & galaktosa. Di dalam produk pangan, sukrosa
merupakan pembentuk hampir 99% dari gula pasir atau gula meja (table sugar) yang biasa
digunakan dalam konsumsi sehari-hari sedangkan laktosa merupakan karbohidrat yang
banyak terdapat di dalam susu sapi dengan konsentrasi 6.8 gr / 100 ml.

P olysakarida
Polisakarida adalah KH yang jika dihidrolisis menghasilkan lebih dari 6 gugus monosakarida.
Contohnya yaitu: Glikogen, Amilum, Selulosa dan Dextrin.
Berdasarkan fungsinya polisakarida dibagi menjadi polisakarida sebagai bahan bakar
(glikogen dan amilim) dan polisdakarida sebagai struktural (dextran, kitin dan selulosa).
Glikogen
Glikogen merupakan salah satu bentuk simpanan energi di dalam tubuh yang dapat
dihasilkan melalui konsumsi karbohidrat dalam sehari-hari dan merupakan salah satu sumber
energi utama yang digunakan oleh tubuh pada saat berolahraga.
Di dalam tubuh glikogen akan tersimpan di dalam hati dan otot. Kapasitas penyimpanan
glikogen di dalam tubuh sangat terbatas yaitu hanya sekitar 350-500
gram atau dapat menyediakan energi sebesar 1.200-2.000 kkal. Namun kapasitas
penyimpanannya ini dapat ditingkatkan dengan cara memperbesar konsumsi
karbohidrat dan mengurangi konsumsi lemak atau dikenal dengan istilah carbohydrate
loading dan penting dilakukan bagi atlet terutama yang menekuni cabang olahraga bersifat
endurans (endurance) seperti maraton atau juga sepakbola.
Sekitar 67% dari simpanan glikogen yang terdapat di dalam tubuh akan tersimpan di dalam
otot dan sisanya akan tersimpan di dalam hati. Di dalam otot, glikogen merupakan simpanan
energi utama yang mampu membentuk hampir 2% dari total massa otot.
Amilum (pati)
Pati merupakan simpanan energi di dalam sel-sel tumbuhan berbentuk butiran-butiran
kecil mikroskopik dengan berdiameter berkisar antara 5-50 nm. Struktur pati terdiri dari α-
amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer glukosa rantai panjang
yang tidak bercabang sedangkan amilopektin merupakan polimer glukosa dengan susunan
yang bercabang-cabang. Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi
dalam produk pangan dimana produk pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi
akan semakin mudah untuk dicerna.
Di alam, pati akan banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung, biji-bijian seperti
kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung di dalam berbagai jenis umbi-
umbian seperti singkong, kentang atau ubi.
Kitin
Kitin merupakan polimer dari N-asetil – D- glukosamin yang digabungkan oleh ikatan β.
Kitin terdapat [pada cangkang kulit luar insekta.
Dextran
Dextran merupakan polimer dari glukosa, dimana masing-masing residu glukosa dihibun
gkan dengan ikatan α 1-6. dextan juga memilki rantai cabang yang dibentuk khusus dengan
ikatan α 1-2, α 1-3 atau α 1-4 tergantung pada spesies bakteri yang menggunakan dextran
sebagai sumber casdangan makanannya.
Selulosa
Seulosa merupakan suatu senyawa homopolisakarida yang linier, berbentuk seperti rambut,
dan tidak larit dalam air. Selain itu, merupakan polosakarida ekstraseluler pada dinding sel
tumbuhan tinggi, mikroorganisme dan permukaan luar membran sel hewan.
Unit pembentuk selulosa adalah D- glukosa dengan ikatan β 1-4.

Identifikasi Karbihidrat
Pemisahan dan identifikasi karbohidrat dapat dilakukan dengan teknik kromatografi, akan
tetapi terdapat sejumlah test-test kualitatif yang dapat dilakukan diantaranya :
1. Uji Molish
Uji ini merupakan uji yang paling umum untuk pengetesan adanya karbohidrat dan
senyawa organik lainnya. Pada uji ini asam sulfat pekat berfungsi untuk menghidrolisis
ikatan glikosidik, menghasilkan monosakarida yang akan didehidrasi menjadi furfural
dan turunanya. Furfural mengalami sulfonasi dengan alpha naftol yang akan
menghasilkan cincin warna ungu kompleks (merah-ungu), yang menunjukan adanya
karbohidrat.
2. Uji Benedict
Uji ini digunakan untuk pengetesan adanya gula pereduksi. Hasil tes ini memberikan
endapan warna hijau, kuning, atau merah jingga yang memberikan perkiraaan
semikualitatif adanya sejumlah gula yang mereduksi.
3. Uji Barfoed
Uji ini digunakan untuk membedakan monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
Barfoed merupakan pereaksi yang bersifat asam lemah dan hanya direduksi oleh
monosakarida. Disakarida akan dapat dihidrolisis sehingga bereaksi positif dengan
pemanasan yang lebih lama. Dengan kata lain untuk membedakan monosakarida,
disakarida, polisakarida tergantung berapa lama pemanasan sampai terbentuk endapan
tembaga oksida yang berwarna merah bata.
4. Uji Bial
Uji ini digunakan untuk menguji adanya gula pentosa. Pemanasan pentosa dengan HCL
pekat akan menghasilkan furfural yang berkondensasi dengan orcinol dan ion feri . Hasil
pemanasan akan menghasilkan warna biru-hijau yang menunjukan adanya gula pentosa.
5. Uji Selliwanof
Uji ini digunakan untuk menguji adanya gugus keton. Ketosa akan didehidrasi lebih cepat
dari aldosa. Furfural akan berkondensasi dengan recorcinol (1,3- dihidroksi benzena)
yang akan memberikan warna merah kompleks (merah-cherry).
6. Uji Iodium
Uji ini digunakan untuk menguji adanya polisakarida. Pembentukan warna biru
menunjukan adanya pati, warna merah menunjukan adanya glikogen atau eritrodekstrin.

Referensi
Suhara, 2009. Dasar – Dasar Biokomia. Prima Press : Bandung.

You might also like