Professional Documents
Culture Documents
Pimpinan Pusat
Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Periode 2010-2012
Editor
Dzulfikar Ahmad Tawalla
M. Arif Hidayatulloh
Marjuansyah
Indra Jaya Sikumbang
Desain Cover
Surya Sarana Grafika
Penerbit
Pimpinan Pusat
Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Jl. KHA. Dahlan No. 103 Yogyakarta
Telp./Fax. 0274-411293
Jl. Menteng Raya No. 62 Jakarta
Telp./Fax. 021-3103940
email. sekretariat@ipm.or.id
web. www.ipm.or.id
PENGANTAR
KETUA UMUM PIMPINAN PUSAT
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
2010-2012
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
iii
hasil dari Muktamar XVII yang ditetapkan tidak dapat
diaplikasikan dilapangan.
Kita semua berharap semua keputusan Muktamar
dapat ditaati dan dilaksanakan disemua jenjang
struktur pimpinan Ikatan Pelajar Muhammadiyah
(Ranting, Cabang, Daerah, Wilayah maupun Pusat).
Memasuki usia emas ke-50 IPM memiliki beban berat
sebagai central ideology dan perkaderan di Persyarikatan
Muhammadiyah, maka kebijakan yang ditelurkan
haruslah menjadi pijakan dalam melakukan berbagi
agenda gerakan.
Semoga dengan terbitnya Tanfidz Muktamar IPM
XVII menjadi pijakan gerakan yang matang untuk
melakukan terobosan tafsir gerakan disemua ranah
strutural dalam rangka menjawab tantangan zaman.
Nuun Wal Qalami Wamaa Yasthuruun.
Wassalamu’alaikum Wr Wb.
TANFIDZ MUKTAMAR
iv Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
DAFTAR ISI
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
v
TANFIDZ MUKTAMAR
vi Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
1
TANFIDZ MUKTAMAR
2 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
KEPUTUSAN INDUK MUKTAMAR XVII
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
TAHUN 2010
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama :
Laporan Pertanggungjawaban Pimpinan Pusat
Ikatan Pelajar Muhammadiyah periode Muktamar
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
3
XVI (2008-2010)
Kedua :
Progress Report dan Pandangan Umum Pimpinan
Wilayah Ikatan Pelajar Muhamamdiyah se-
Indonesia
Ketiga :
Mengesahkan Anggota Sidang Komisi A, B, C
Muktamar XVII Ikatan Pelajar Muhamamdiyah
Keempat :
Mengesahkan Hasil Pembahasan Sidang Komisi
Muktamar XVII Ikatan Pelajar Muhamamdiyah,
yaitu
Komisi A : Muqoddimah, Kepribadian, dan Janji
Pelajar
Komisi B : AD, ART, dan Rekomendasi
Komisi C : Gerakan Pelajar Kreatif, Arah Strategis,
Agenda Aksi
Kelima :
Mengesahkan Hasil Pemilihan Ketua Umum
dan Formatur Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar
Muhamamdiyah periode 2010-2012, yaitu:
Ketua Umum : Slamet Nur Achmad Effendy
Formatur :
Infa Wilindiya
Zulfikar Ahmad Tawalla
Nasrullah
Putra Batu bara
Sedek Bahta
Dede Kurniasih
Danik Eka
Agus Suroyo
TANFIDZ MUKTAMAR
4 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
Keenam :
Keputusan ini berlaku sejak ditetapkannya
Ditetapkan di :
Gedung Dakwah Muhammadiyah Bantul
Pada : 8 Juli 2010
Pukul : 00.30
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
5
TANFIDZ MUKTAMAR
6 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
7
TANFIDZ MUKTAMAR
8 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
TANFIDZ MUKTAMAR XVII
IKATAN PELAJAR MUHAMAMDIYAH
TANFIDZ MUKTAMAR
10 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
MUQODDIMAH
ANGGARAN DASAR IKATAN PELAJAR
MUHAMMADIYAH
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
11
ُ ْ ُ َ ً َّ َ َُ ْ َ ُ َ ْ َ َ َّ ُ َ َ ْ َ ُ َ َّ ح
هلل
ِ أشهد أن ال إِهل إِال اهلل و أشهد أن ممدا رسول ا
ً ْ ُ َ َّ ًّ َّ َّ َ ُ َ ً ْ َ ْ َ ًّ َ ُ ْ َ
اإلسالمِ ِدينا وبِمحم ٍد ن ِبيا ورسوال ِ ِهلل ربا وب
ِ ر ِضيت بِا
“Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan saya
bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah. Saya rela Allah
Tuhan saya, Islam adalah agama saya, dan Muhammad
adalah nabi dan rasul saya.”
TANFIDZ MUKTAMAR
12 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
Agama Islam adalah agama Allah yang dibawa
sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW dan
diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk
mendapatkan hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Karena itu, Muhammad sebagai nabi dan rasul
terakhir sekaligus sebagai penyempurna agama-agama
sebelumnya. Dengan beliaulah kita harus mencontoh
perilakunya.
Dengan semangat itulah IPM berkeyakinan mampu
menjadi sebuah organisasi yang selalu melakukan
amar makruf nahi munkar. Sebuah amaliyah yang
selalu dilakukan oleh Muhammadiyah sebagai induk
IPM. Amar makruf nahi mungkar tersebut didorong
oleh firman Allah dalam Al-Qur’an
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
13
perjuangannya, yaitu pelajar. Karena itu, tuntutan
terhadap IPM untuk benar-benar berjuang dan
berpihak pada pelajar pun memiliki landasan utama
sebagaimana yang termaktub dalam ayat suci Al-
Qur’an:
TANFIDZ MUKTAMAR
14 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
“dan hendaklah takut kepada Alloh orang-orang yang
seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak
yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada
Alloh dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar” (QS An-Nisa : 9)
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
15
untukmu. dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadilah : 11)
TANFIDZ MUKTAMAR
16 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu
kaum sehingga kaum itu sendirilah yang akan merubah
keadaan yang ada pada diri mereka”. (QS. Ar-Ra’d ayat 11).
Melakukan suatu perubahan diharuskan adanya
kebersamaan dalam ikatan tanpa memandang salah
satu pihak. Sehingga semua elemen ikatan mempunyai
kesempatan yang sama untuk menjadi aktor dan
melakukan perubahan. Hal itu sesuai dengan Al
Qur’an :
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
17
“Sesungguhnya Allah menyruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kabajikan, memberi kepada kaum kerabat dan
allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia member pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran”. (Q.S. An – Nahl ayat 90)
TANFIDZ MUKTAMAR
18 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
Dalam perjalanannya IPM berubah menjadi IRM
(Ikatan Remaja Muhammadiyah). IRM adalah nama
lain dari IPM yang memiliki filosofi gerakan yang
tidak berbeda dengan IPM. Hanya saja IRM memiliki
jangkauan yang lebih luas yakni remaja. IRM dengan
garapan yang luas tersebut mempunyai tantangan
yang berat karena tanggung jawab moral yang semakin
besar. Gerakan IRM senantiasa dituntut untuk dapat
menjawab persoalan-persoalan keremajaan yang
semakin kompleks di tengah dinamika masyarakat
yang selalu mengalami perubahan.
Dinamika gerakan terus terjadi membuat Ikatan
Remaja Muhammadiyah mengubah diri kembali
menjadi Ikatan Pelajar Muhamamdiyah (IPM).
Perubahan ini tidak hanya perubaan huruf “P”
menjadi “R”. Dalam perubahan ini ada semangat
untuk membebaskan pelajar dari berbagai tekanan dan
penindasan dari berbagai kalangan.
Hal ini karena karena IRM (pada waktu itu)
masih melihat fenomena pelajar yang terus dijadikan
obyek kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak adil,
banyaknya penindasan-penindasan terhadap pejar itu
sendiri, dan masih banyak pelajar yang sampai sekarang
terpasung hak-haknya untuk mengembangan bakat,
ketrampilan serta keilmuan. Selain itu orang masih
meragukan bahwa sebenarnya pelajar mampu menjadi
subyek dalam setiap perubahan positif. Dalam hal
inilah urgensi untuk kembali kepada pelajar, sehingga
gerakan IPM bisa fokus dari, oleh, dan untuk pelajar.
Atas dasar di atas, dirumuskanlah nilai-nilai dasar
Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai berikut:
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
19
1. Nilai Ketauhidan
Tauhid dimaknai sebagai sebuah keyakinan
bahwa hanya Allah swt. yang berhak disembah,
dimintai pertolongan, dan manjadi tujuan umat
Islam. Apa yang dilakukan oleh manusia baik
secara individu maupun kolektif (organisasi) tiada
lain adalah upaya untuk mendekatkan kepada-
Nya dan hanya untuk mendapat ridho-Nya.
Agama Islam yang menjadi agama yang
diterima di sisi Allah. Islam yang dimaksud adalah
Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin yang
membawa kebenaran, keadilan, kesejahteraan,
dan ketentraman bagi seluruh umat manusia
yang bersumber dari Al-Qur’an dan as-Sunnah.
Artinya, Islam yang dihadirkan oleh IPM adalah
Islam yang sesuai dengan konteks zaman yang
selalu berubah-ubah dari satu masa ke masa
selanjutnya.
2. Nilai Keilmuan
Nilai ini menunjukkan bahwa IPM memiliki
perhatian serius terhadap ilmu secara luas, artinya
dalam setiap gerakan IPM selalu mempunyai
landasan keilmuan yang jelas, tidak mengkhayal
atau sekedar asumsi kosong tanpa data sedikitpun.
Lebih khusus lagi dalam Ilmu pengetahuan,
dengan ilmu pengetahuan kita akan mengetahui
dunia secara luas, tidak hanya sebagian saja.
Karena dari waktu ke waktu, ilmu pengetahuan
akan terus berkembang dan berubah. IPM
berkeyakinan, ilmu pengetahuan adalah jendela
dunia.
TANFIDZ MUKTAMAR
20 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
3. Nilai Kekaderan
Sebagai organisasi kader Muhammadiyah, nilai ini
menjadi konsekuensi tersendiri bahwa IPM harus
berjuang untuk mewujudkan kader anak Panah
Muhammadiyah di lingkungan pelajar. Kader-
kader yang militan dalam berjuang juga memiliki
daya kritis dalam menghadapi realita sosial.
4. Nilai Kemandirian
Nilai ini ingin mewujudkan kader-kader IPM yang
memiliki jiwa yang independen dan memiliki
ketrampilan pada bidang tertentu (skill) sebagai
bentuk kemandirian personal dan gerakan tanpa
tergantung pada pihak lain.
Nilai Keadilan
5.
Sebagai organisasi yang berbasis pelajar, maka IPM
berkewajiban melakukan pembelaan terhadap
hak-hak pelajar. Dalam menjalankan kewajibannya
IPM kemudian harus mempunyai nilai keadilan,
nilai keadilan adalah suatu perwujudan kondisi
kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang.
Selain itu IPM tidak bisa lepas dari masyarakat
sekitarnya, IPM harus peduli dan berinteraksi
dengan masyarakat. Hal ini penting karena tidak
ada transformasi dalam proses advokasi tanpa
adanya keikutsertaan serta kepedulian terhadap
masyarakat yang ada.
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
21
IPM maka disusunlah Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Aturan
dan panduan ini merupakan aturan yang harus
dilaksanakan selama tidak bertentangan dengan dasar
hukum yang lebih kuat yaitu Al-qur’an dan As-Sunnah,
sebagaimana firman Allah swt
TANFIDZ MUKTAMAR
22 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
KEPRIBADIAN
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
23
atas dasar takwa dan mengharap keridhaan Allah
semata. Dengan ini diharapkan dapat membentuk
pelajar muslim yang berkahlak mulia, berilmu,
dan terampil sehingga terwujud masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya di kalangan pelajar.
TANFIDZ MUKTAMAR
24 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
Akhirnya diputuskanlah perubahan nama lkatan
Pelajar Muhammadiyah menjadi lkatan Remaja
Muhammadiyah. Keputusan nama oleh PP IRM
ini tertuang dalam SK PP IPM yang selanjutnya
disahkan oleh PP Muhammadiyah tanggal 18
November 1992 M.
Perubahan IPM berubah nama menjadi
IRM yang ditetapkan dengan Surat Keputusan
Pimpinan Pusat Ikatan Remaja Muhammadiyah
No. VI/PP.IRM/1992 tertanggal 24 Rabiul
Akhir 1413 H, bertepatan dengan tanggal 22
Oktober 1992 dan disahkan oleh Pimpinan Pusat
Muhammadiyah melalui Surat Keputusan No. 53/
SK/IV.13/1.b/1992 tertanggal 22 Jumadil awal
1413 H bertepatan dengan tanggal 18 Nopember
1992.
Pada perkembangan selanjutnya, setelah
runtuhnya rezim Orde Baru dengan mundurnya
Soeharto sebagai presiden RI kedua, gejolak untuk
mengembalikan nama dari IRM menjadi IPM
kembali hidup pada Muktamar XII di Jakarta tahun
2000. Pada setiap permusyawaratan muktamar
sekanjutnya pun, dialektika pengembalian nama
terus bergulir seperti ”bola liar” tanpa titik terang.
Barulah titik terang itu sedikit demi sedikit
muncul pada Muktamar XV IRM di Medan tahun
2006. Pada Muktamar kali ini dibentuk ”Tim
Eksistensi IRM” guna mengkaji basis massa IRM
yang nantinya akan berakibat pada kemungkinan
perubahan nama.
Di tengah-tengah periode ini pula, PP
Muhammadiyah mendukung adanya keputusan
perubahan nama itu dengan mengeluarkan SK
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
25
nomenklatur tentang perubahan nama dari Ikatan
Remaja Muhammadiyah menjadi Ikatan Pelajar
Muhammadiyah.
Keputusan perubahan nama tertuang dalam
Surat Keputusan PP Muhammadiyah No. 60/
KEP/I.0/B/2007 tanggal 07 Jumadal Awwal
1428 H bertepatan dengan tertanggal 24 Mei 2007
M. SK ini merupakan dasar hukum perubahan
nama IRM menjadi IPM. Walaupun demikian
masih banyak perdebatan tentang perubahan ini
di struktur IRM sampai tingkat bawah. Akhirnya
untuk menengahi hal tersebut secara de facto IRM
berubah menjadi IPM pada tanggal 28 Oktober
2008 M pada saat Muktamar XVI IRM di Solo.
TANFIDZ MUKTAMAR
26 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
Muhammadiyah yaitu sebuah organisasi
yang diberi keleluasaan dalam mengelola
rumah tangganya sendiri tanpa campur
tangan dan intervensi.
e. IPM adalah organisasi independen yaitu
organisasi mandiri yang berada dalam
bingkai kebebasan dan kemerdekaan untuk
menentukan sikap dalam berpihak hanya
kepada kebenaran.
f. IPM sebagai gerakan advokasi pelajar.
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
27
lain tanpa dakwah, Islam tidak akan berarti
dan bermakna dalam realitas kehidupan.
IPM menegaskan dirinya sebagai
gerakan dakwah Islam untuk ambil bagian
dalam proses reformasi atau pembaharuan
umat. Dakwah Islam IPM adalah dakwah
amar makruf nahi munkar yang dipahami
sebagai proses; Pertama, pembebasan
manusia (liberasi) dari perilaku negatif
dan kebiasaan buruk. dan kedua, pelibatan
manusia (emansipasi dan transformasi)
secara aktif dalam pembangunan kehidupan
yang positif pada segala aspek.
Secara institusional, IPM adalah media
para kadernya untuk berdakwah. Sehingga
dakwah IPM adalah dakwah yang memiliki;
Pertama, subyek yaitu kader-kader organisasi
yang terdiri dari para pelajar muslim yang
concern dan memiliki komitmen perjuangan.
Dan kedua, yaitu obyek, yakni sasaran
dakwah IPM yang terdiri atas komunitas
pelajar dengan pribadi-pribadi pelajar
sebagai sasaran pokok.
Dalam dakwah IPM, landasan utamanya
adalah semangat tauhid. Semangat tauhid
artinya bahwa misi perjuangan dakwah IPM
adalah menegakkan nilai-nilai Islam seperti
yang telah difirmankan oleh Allah SWT.
TANFIDZ MUKTAMAR
28 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
penyiapan kader-kader untuk terlibat dalam
aktifitas kemanusiaan dan kemasyarakatan
yang lebih luas dari lingkup IPM. Dan satu
pertimbangan yang tidak bisa dipungkiri
bahwa IPM merupakan organisasi otonom
Muhammadiyah dan berfungsi menjaga
proses kaderisasi di Muhammadiyah. ltu
artinya IPM sebagai lembaga kaderisasi
Muhammadiyah. Fungsi pertama dan fungsi
kedua IPM sebagai gerakan kader yang
tersebut tadi secara sistematik dapat diurai
sebagai berikut:
1. Fungsi Kader Persyarikatan
IPM merupakan organisasi kader
bagi Muhammadiyah maka IPM
berfungsi sebagai lembaga kaderisasi
yang out-putnya adalah kader-kader
persyarikatan baik sebagai pimpinan
maupun pemegang amal usaha di
masa yang akan datang. Untuk itu
dalam melakukan fungsi tersebut
yang perlu diperhatikan dalam proses
kaderisasinya adalah:
a. Corak pengkaderan IPM adalah
“Paradigma Kritis Transformatif”,
yaitu kaderisasi yang menekankan
pada aspek penanaman ideologi
yang berbasis pada ilmu dan
akhlak.
b. Pengembangan Paradigma kritis
tersebut bermuara kepada lahirnya
trilogi pembaharuan IPM (jihad,
ijtihad, dan mujahadah) yaitu etos
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
29
kerja, etos intelektual dan etos
spiritual.
2. Fungsi Kader Umat dan Bangsa
Komitmen IPM terhadap proses
transformasi masyarakat, bangsa dan
negara terwujud dari sumbangan
IPM berupa kader-kader yang siap
melakukan artikulasi konstruktif dalam
rangka pembaharuan dan pembangunan
masyarakat, bangsa dan negara. Untuk
itu maka:
a. Corak rekruitmen kader IPM harus
terbuka (inklusif) terhadap berbagai
latar belakang dan potensi pelajar.
b. Dikembangkan pengkaderan-
pengkaderan altenatif untuk
mengakomodir pluralitas kader
dan mengalokasikan kader tersebut
pada posisi-posisi yang meluas.
TANFIDZ MUKTAMAR
30 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
dimiliki oleh setiap kader. Sehingga, gerakan
keilmuan IPM tidak terjebak pada diskursus
keilmuan yang dibangun atas dasar nalar
instrumental, serba-bebas, serba-boleh
(anarkisme), maupun perspektif keilmuan
yang terpisah jauh dari nilai-nilai ilahiyah/
ketuhanan.
Poinnya, karakter keilmuan IPM
mengharuskan kadernya untuk memiliki
sifat-sifat ilmu, yaitu: kritis (Q.S. Al Isra: 36),
terbuka menerima kebenaran dari manapun
datangnya (Q.S. Az-Zumar: 18), serta
senantiasa menggunakan daya nalar (Q.S.
Yunus: 10). Sifat kritis dan penggunaan daya
nalar tersebut pada akhirnya akan melahirkan
kreatifitas pada diri seorang kader.
Pokok pikiran tersebut sekaligus
sebagai dasar keilmuan IPM yang mencakup
rumusan berikut:
1. Pandangan keilmuan IPM memandang
pengetahuan sebagai kesatuan hidup
yang hanya dapat tercapai dengan sikap
krtis dan terbuka dengan menggunakan
akal sehat.
2. Pandangan keilmuan IPM mendasarkan
akal sebagai kebutuhan dasar hidup
manusia.
3. Pandangan keilmuan IPM memandang
logika sebagai pendidikan tertinggi bagi
akal manusia yang hanya akan dicapai
jika manusia menyerah kepada petunjuk
Allah.
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
31
d.
IPM Sebagai Organisasi Otonom
Muhammadiyah di Kalangan Pelajar
Eksistensi IPM sebagai gerakan dakwah dan
kader adalah untuk mendukung gerakan
dakwah Muhammadiyah. Dengan kata
lain IPM menjadi bagian dalam dakwah
Muhammadiyah dengan ruang lingkup
yang lebih terbatas, dalam hal ini IPM
concern pada pelajar. Sebagai perpanjangan
tangan Muhammadiyah dilingkungan
pelajar, prinsip-prinsip gerakan IPM harus
sama dengan prinsip-prinsip gerakan
Muhammadiyah, yaitu menegakkan dan
menjunjung tinggi agama lslam demi
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya.
Pada sisi yang lain IPM adalah
sebuah organisasi yang otonom artinya
terpisah secara kelembagaan dengan
Muhammadiyah. Sebagai organisasi otonom,
IPM memiliki hak dan kewajiban untuk
mengelola rumah tangganya sendiri dalam
binaan Muhammadiyah.
Untuk memadukan antara realitas
primordial IPM yaitu sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari dakwah
Muhammadiyah dan IPM sebagai organisasi
otonom Muhammadiyah, maka dapat
rumuskan pemahaman sebagai berikut:
1. IPM selama menjadi organisasi
otonom Muhammadiyah berkewajiban
untuk menjalankan misi dakwah
Muhammadiyah dikalangan pelajar
TANFIDZ MUKTAMAR
32 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
dan. remaja
2. Sifat otonom IPM atas Muhammadiyah
dapat dipahami sebagai sifat
kemandirian dalam bersikap, bertindak,
dan mengambil kebijakan selama hal-
hal tersebut tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip dasar ikatan dan
persyarikatan.
e.
IPM Sebagai Organisasi Independen di
Kalangan Pelajar
Manusia dilahirkan di muka bumi ini
dengan membawa sifat dasar merdeka/
bebas. Kemerdekaan atau kebebasan
manusia tersebut merupakan modal
untuk mencapai kemuliaan dan derajat
tertinggi sebagai manusia. Kemerdekaan/
kebebasan berarti manusia terbebas dari
faktor-faktor dan pengaruh-pengaruh di
luar dirinya yang menyebabkan dia tidak
leluasa untuk menentukan keberpihakannya
kepada sesuatu yang diyakininya sebagai
kebenaran. Sehingga dapat dinyatakan
bahwa sifat kemandirian IPM berada dalam
frame kebebasan dan kemerdekaan untuk
menentukan sikap dalam berpihak hanya
kepada kebenaran.
Kemandirian IPM secara organisatoris
berimplikasi kepada sikap percaya diri untuk
bebas melakukan kebijakan dan aktifitas apa saja
yang dapat menghantarkan kepada cita-cita dan
tujuan perjuangan. Dengan mempertimbangkan
pandangan tersebut maka:
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
33
1. IPM bukan organisasi yang menjadi
bawahan organisasi manapun
2. IPM bebas melakukan interaksi dan
kerja sama dengan organisasi, lembaga,
instansi dan institusi manapun dengan
sebuah komitmen yaitu kerjasama dan
interaksi yang saling membangun dan
menguntungkan. Dan IPM menolak
tegas komitmen yang bertujuan
merusak prinsip-prinsip dasar Ikatan
dan membawa IPM kepada aliansi yang
bersifat organisatoris yang permanen
sehingga dapat mengikat gerakan
IPM secara kelembagaan.
3. Interaksi dan kerjasama organisatoris
yang di bangun IPM dengan organisasi,
lembaga, institusi dan instasi manapun
tidak mengurangi kritisisme IPM,
karena watak perjuangan IPM berkaitan
dengan pola-pola hubungan eksternal
adalah kritis, konstruktif, dan korektif.
TANFIDZ MUKTAMAR
34 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
lainnnya). Dengan demikian maka IPM
memiliki tugas sebagai berikut :
1. Menghilangkan hegemoni pemerintah
terhadap pelajar
2. Mendorong otonomi pelajar untuk
demokrasi
3. Pelajar dapat berperan dalam kegiatan
sosial di lingkungannya
4. Kader IPM dapat posisi strategis di Muh
dan Pemerintah
5. Menjadikan kader IPM peduli lingkungan,
menjaga dan melindungi alam
6. Menguasai media yang ada untuk
berpihak kepada pelajar
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
35
JANJI PELAJAR MUHAMMADIYAH
َُ ْ َ ُ َ َّ حُ َ َّ ً َ ُ ْ لا َّ َ َْ ُ َ َْ
ِ أشهد أن ال ِإ َهل ِإال اهلل َوأشهد أن ممدا رسو
هلل
ً ًّ َّ َ ُ َ ً ْ َ ْ َ ًّ َ ُ ْ َ
ح َّم ٍد ن ِبيا َّو َر ُس ْوالاإلسالمِ ِدينا وبِم
ِ ِهلل ربا وب
ِ ر ِضيت بِا
TANFIDZ MUKTAMAR
36 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
GERAKAN PELAJAR KREATIF
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
37
sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan yang
lebih baik tersebut.
Demikian juga pada Muktamar XVII di Yogyakarta,
IPM selalu melakukan analisis dengan segala persoalan
yang ada, guna menjawab sebuah persoalan tersebut.
Bukan berarti Gerakan Kritis Transformatif yang
telah di deklarasikan sebelumnya sudah tidak relevan
lagi dalam menjawab persoalan saat ini, akan tetapi
bagaimana Gerakan Kritis Transformatif dapat di
implementasikan lebih riil di lapangan, tidak terkesan
kaku dan kuno sehingga mudah diterima dikalangan
basis massa IPM, yaitu pelajar saat ini. Dimana para
pelajar saat ini hidup di tengah gencarnya arus
globalisasi dengan segala bentuk kemajuan zaman
yang ada, persaingan yang kompetitif dan pemanfaatan
teknologi maupun informasi yang serba canggih,
menuntut mereka untuk dapat bersaing di zamannya
dan selektif dalam melakukan sebuah pilihan hidup
mereka sebagai seorang pelajar. Oleh karena itu, pada
Muktamar XVII di Yogyakarta kali ini, IPM kembali
mendeklarasikan diri sebagai Gerakan Pelajar Kreatif
(GPK) sebagai jawaban terhadap persoalan yang
dihadapi saat ini.
Melalui Gerakan Pelajar Kreatif inilah, IPM
kembali menguatkan diri dan mensinergikan ketiga
dimensi Iman, Ilmu, dan Amal dalam menjalankan
gerakan dakwahnya di kalangan pelajar. Bagaimana
IPM dapat melakukan Penyadaran, Pemberdayaan dan
Pembelaan sebagai trilogi gerakan IRM yang pernah di
deklarasikan kala itu, kemudian menciptakan sebuah
karakter pelajar yang tidak hanya memiliki keshalehan
ritual semata tanpa memiliki ilmu dan pengamalannya
dalam kehidupan sehari-hari, atau seorang pelajar yang
TANFIDZ MUKTAMAR
38 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
shaleh dan berilmu, akan tetapi tidak mengamalkannya
dengan melakukan sebuah perubahan. Melainkan
bagaimana IPM dapat melahirkan para pelajar yang
shaleh secara ritual dengan keimanannya yang kuat,
memiliki ilmu dalam menjalankan rasa keimanannya
tersebut, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan
sosial kemasyarakatan sebagai wujud penyempurnaan
nilai keimanan dan pemahamannya terhadap ilmu
untuk melakukan sebuah perubahan. Sehingga spirit
Gerakan Kritis Transformatif yang sebelumnya pernah
dideklarasikan oleh IRM/IPM, insya Allah dapat di
implementasikan dengan baik dengan terciptanya
para agen-agen perubahan (agent of change) di kalangan
pelajar dan tercipta pula para pelopor gerakan kritis
transformatif itu sendiri di kalangan pelajar.
Metode
Metode yang dipakai dalam Gerakan Pelajar
Kreatif IPM ini adalah Metode Perencanaan strategis
(Strategic Planning). Perencanaan strategis adalah proses
yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan
sebuah metode, cara atau arahan, serta mengambil
keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya
(termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk
mencapai sebuah tujuan. Berbagai teknik analisis dapat
digunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST
(Political, Economic, Social, Technological), STEER (Socio-
cultural, Technological, Economic, Ecological, Regulatory)
atau SMART (Specific, Measurable, Actual, Realistic, Time
Bound).
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
39
Tujuan
Gerakan Pelajar Kreatif memiliki tujuan, agar:
A. IPM menjadikan pelajar generasi Qur’ani
Maksudnya adalah IPM mampu menjadi wadah
bagi pimpinan dan anggota untuk belajar
membaca, mengkaji, dan mengamalkan Al Qur’an
secara berjamaah, lalu mengkampanyekan budaya
cinta Qur’an ke seluruh pelajar di Indonesia.
B. IPM menjadi gerakan populis
maksudnya adalah agar IPM mampu diterima
oleh semua kalangan, khususnya Pelajar di
seluruh Indonesia.
C. IPM mampu memfasilitasi minat dan bakat pelajar
Maksudnya adalah IPM mampu mefasilitasi
kebutuhan minat dan bakat pelajar dalam bentuk
kominitas-komunitas.
D. IPM sebagai wadah pembela pelajar
Maksudnya adalah agar IPM dapat mejadi referensi
bagi semua pihak tentang masalah pendidikan
dan memperjuangkan hak-hak pelajar.
E. IPM sebagai penggerak pengarus utamaan gender
dikalangan pelajar
Maksudnya adalah agar IPM mampu menjadi
garda terdepan dalam memperjuangkan
persamaan akses pelajar putri dan difabel di
sekolah dan masyarakat.
TANFIDZ MUKTAMAR
40 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
ARAH STRATEGI GERAKAN PELAJAR KREATIF
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
41
4. Membangun kesadaran pentingnya meningkatkan
Iman dan Islam sebagai upaya penguatan rohaniah
dan membentengi dari kekufuran.
5. Membentuk pusat kajian ke-Islam-an di berbagai
struktur IPM
TANFIDZ MUKTAMAR
42 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
2. Meningkatkan kapasitas pimpinan
3. IPM harus berpartisipasi dalam kegiatan
masyarakat
4. Memperluas jaringan dan mitra kerja
5. Meningkatkan kesadaran pimpinan terhadap
media
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
43
D. Rumah advokasi pelajar Indonesia
IPM sebagai pelopor gerakan advokasi pelajar.
Adalah jargon yang sudah tak asing lagi bagi seluruh
kader IPM. Tak ayal lagi, IPM yang berlokus gerakan
pelajar harus mempunyai jargon ini karena tuntunan
jaman yang ada sekarang. Tuntutan keadaan yang ada,
karena peraturan yang dibuat oleh pemerintah tidak
lagi berpihak kepada pelajar sebagai harapan bangsa.
Birokrasi pemerintah di bidang pendidikan yang
berbelit dan tidak efisien, reformasi birokrasi yang tak
kunjung ada hasil, sehingga semakin membuat pelajar
terpuruk dan terjebak dengan sikap individualis
dan cenderung buta terhadap keadaan sosial
disekelilingnya. Maka, jargon IPM sebagai gerakan
advokasi pelajar inilah yang kemudian menjadi sebuah
pintu baru dan memberikan pencerahan terhadap
dunia pendidikan. Sejalan dengan hal itu, maka IPM
harus :
1. mendorong kebijakan yang pro pelajar
2. mengembangkan budaya kritis di tengah-tengah
pelajar
TANFIDZ MUKTAMAR
44 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
pelajar akan media baik itu cetak (beberapa koran,
tabloid & majalah) atau elektronik (tontonan sinetron)
di negara ini cenderung menambah bias pemahaman
masyarakat akan gender. Pemahaman dalam agama
Islam berserta beberapa stakeholder terkait dalam
kaitan ini yang masih bersifat tradisionalpun memiliki
andil dalam penambah bias-an pemahaman tentang
gender.
Pembahasan Gender disini lebih cenderung
kepada penambahan pengetahuan masyarakat kepada
persamaan akses untuk semua kalangan. Untuk itu
IPM diharapkan mampu :
1. membangun penyadaran paradigma
pengarusutamaan gender kepada pelajar
2. mengubah perilaku masyarakat untuk memilih
tontonan yang baik, serta mendapatkan akses
(kesempatan) yang sama (equal access)
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
45
AGENDA AKSI
Ikatan Pelajar Muhammadiyah
TANFIDZ MUKTAMAR
46 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
b. Mewujudkan pelajar yang mahir dalam
membaca Al Qur’an.
c. Menghidupkan nuansa Qur’ani di kalangan
pelajar.
3. Target :
a. Terwujudnya tradisi membaca dan mengkaji
AlQur’an
b. Terwujudnya pelajar yang mahir dalam
membaca Al Qur’an
c. Terwujudnya perilaku yang berdasarkan
ajaran Al Qur’an
4. Bentuk Aksi :
a. Membudayakan membaca dan mengkaji Al
Qur’an di kalangan pelajar.
b. Membudayakan membaca Al Qur’an
sebelum proses KBM dimulai.
c. Komunitas kajian Al Qur’an
d. Aksi riil makna Al Qur’an, contoh : Bakti Sosial
Al Maa’uun, Mengkampanyekan Kebiasaan
Membaca Qur’an, pakaian syar’i, dll.
5. Waktu:
Waktu untuk mengevaluasi gerakan ini adalah
setelah 4 semester
6. Sasaran Peserta :
Seluruh pimpinan dan anggota dalam semua
struktur di IPM dan seluruh pelajar muslim.
7. Penyelenggara :
Pimpinan IPM/Komunitas pelajar setempat
8. Motode dan Teknik Pengelolaan :
a. Semua aksi yang dilakukan haruslah
berdasarkan metode partisipatoris, artinya
semua pihak adalah sama dan belajar
bersama untuk memperoleh tujuan bersama
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
47
yang sudah ditentukan.
b. Input : Materi, Fasilitator, Sumber Daya
manusia
c. Output : SDM dalam membaca dan mengkaji
Al Qur’an, Fasilitator.
d. Indikator Keberhasilan
Kuantitas : Pelajar Muhammadiyah di
level pimpinan mampu membaca Al Qur’an
dengan baik. Seluruh pelajar memahami isi
kandungan Al Qur’an
Kualitas : dapat membaca dengan lancar
sesuai tajwid dan makhroj, memahami
kandungan dan mengamalkan Al Qur’an
e. Alat verifikasi : materi, peserta
9. Penutup
Gerakan cinta Al Qur’an ini merupakan wadah
bagi kader di dalam mempelajari bacaan dan
kandungan Al Qur’an. Sehingga diharapkan
dengan gerakan ini seluruh kader dan pelajar
Muhammadiyah menjadikan Al Qur’an sebagai
bacaan sehari-hari dan mengkajinya secara
menyeluruh dan berjamaah.
TANFIDZ MUKTAMAR
48 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
2. Tujuan :
a. Mewujudkan tradisi membaca dan menulis
di kalangan pelajar
b. Mewujudkan pelajar yang kritis terhadap
media, sehingga dapat memilih media massa
yang baik
c. Mewujudkan pelajar yang dapat membuat
media-media alternatif sebagai tuntunan
pelajar.
3. Target :
a. Terwujudnya tradisi membaca dan menulis
sebagai ciri khas pelajar
b. Terwujudnya pelajar yang kritis terhadap
media
c. Terwujudnya media-media alternatif
4. Bentuk Aksi :
Bentuk aksi dapat disesuaikan dengan budaya dan
lingkungan di tingkat pimpinan IPM setempat.
Misalnya:
a. Pelatihan yang merangsang pelajar untuk
membaca dan menulis seperti pelatihan
Jurnalistik, pelatihan membaca cepat,
pelatihan debat, TOT, dll
b. Review buku
c. Workshop dan pembuatan film dokumenter
d. Interkoneksi network
e. bentuk aksi lain.
5. Waktu:
Waktu untuk mengevaluasi gerakan ini adalah
selama 4 semester
6. Sasaran Peserta :
Seluruh anggota dan pimpinan IPM di semua
struktur di IPM
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
49
7. Penyelenggara :
Pimpinan IPM/Komunitas IPM setempat
8. Motode dan Teknik Pengelolaan :
a. Semua aksi yang dilakukan haruslah
berdasarkan metode partisipatoris, artinya
semua pihak adalah sama dan belajar
bersama untuk memperoleh tujuan bersama
yang sudah ditentukan.
b. Input : Tim Materi, Fasilitator, Sumber Daya
manusia
c. Output : Fasilitator, Layanan TOT, Majalah,
Mading, Website, blog, iklan layanan
masyarakat, release dan Capacity building
d. Indikator Keberhasilan
Kuantitas : Produk (ex. film) terdistribusi
hingga 100 sekolah Muhammadiyah
Kualitas : Produk (ex. film) mampu
menyampaikan pesan dan nilai-nilai
perjuangan IPM
e. Alat verifikasi : Fisik secara produk (ex. Ada
VCD/DVD Filmnya, dan bedah Filmnya)
9. Penutup
Gerakan iqra’ dan kesadaran media ini merupakan
awal untuk mencapai Gerakan Pelajar Kreatif
sebagaimana yang dijadikan jargon IPM. Logika
sederhanya, bagaimana pelajar bisa kreatif,
sedangkan input pengetahuan yang dia miliki tidak
ada. Selain itu, IPM yang mempunyai semangat
qolam (pena) yang tercipta dalam lambang dan
slogannya tentu harus bisa membudayakan
tradisi baca dan tulis, karena jika tidak slogan dan
lambang diatas hanyalah hiasan dinding semata,
tanpa ada pengamalannya.
TANFIDZ MUKTAMAR
50 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
C. Gerakan Sekolah Kreatif (GSK)
1. Pengertian :
Sekolah Kreatif merupakan suatu proses
pendidikan yang disusun secara terpadu meliputi
penyadaran, pemberdayaan, dan pembelaan
terhadap kader IPM. Walaupun demikian sekolah
Kreatif tidak seperti sekolah pada umumnya,
dalam sekolah Kreatif dikembangkan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sekolah
Kreatif adalah sekolah tanpa tekanan seperti Ujian
Nasional (UN), tetapi menumbuhkan kreatifitas.
2. Tujuan :
a. IPM dapat memfasilitasi potensi-potensi
pelajar tidak hanya dalam hal akademik akan
tetapi kreatifitas dan lainnya
b. Terwujudnya pendidikan yang humanis dan
berkeadilan.
3. Target :
a. Adanya kelompok-kelompok kreatif yang
dapat menampung potensi-potensi pelajar
b. Adanya sebuah proses pendidikan yang
humanis dan berkeadilan
4. Bentuk Aksi :
a. Kunjungan ke tempat-tempat yang sudah
membuat sekolah alternatif
b. Workshop atau Diskusi tentang sekolah
alternatif
c. Membuat Sekolah Alternatif seperti
1) Komunitas kreatif,
2) Community base on hobby, minat dan
bakat.
3) Community Organizer
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
51
4) Pendampingan ekstra kulikuler
5) dan jika memungkinkan membuat
lembaga paket yang setingkat sekolah.
d. Pembuatan modul sekolah alternatif
5. Waktu :
Agenda ini dievaluasi setelah 4 semester berjalan
6. Sasaran Peserta :
Peserta adalah Pimpinan tingkat daerah sampai
ranting, anggota IPM dan seluruh pelajar.
7. Penyelenggara :
Pimpinan IPM di semua struktur terutama PW
dan PD
8. Materi-Materi :
Materi-materi sesuai dengan modul yang dibuat
9. Metode dan Teknik Pengelolaan :
a. Input : Pimpinan, fasilitator, anggota, data
tentang pendidikan, pembicara
b. Output : modul, komunitas, pendampingan
c. Indikator Keberhasilan :
Kuantitas
Setiap pimpinan daerah memiliki 1 sekolah
alternatif
Modul terdistribusi
Kualitas
Modul sesuai dengan kebutuhan pelajar
Prestasi dari sekolah alternatif yang ada
d. Alat Verifikasi :
Materi, sertifikat perlombaan, modul,
kurikulum.
10. Penutup :
Gerakan Sekolah kreatif merupakan sekolah
alternatif, sehingga asas belajar sambil bermain,
dan belajar dengan mengerjakan merupakan asas
TANFIDZ MUKTAMAR
52 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
penting bagi sekolah Kreatif. Dengan sekolah
Kreatif diharapkan muncul kader-kader yang
tidak hanya unggul dalam kognitif, tapi semua
aspek terpenuhi.
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
53
b. Memperjuangkan aspirasi dan hak-hak
pelajar
c. Menumbuhkan Budaya Kritik dikalangan
pelajar
3. Target :
a. Lahirnya kebijakan-kebijakan yang pro akan
pelajar
b. Tumbuhnya budaya kritik di kalangan
pelajar
4. Bentuk Aksi :
a. Pembentukan komunitas advokasi
b. Diskusi isu-isu berkenaan dengan pelajar
maupun diskusi umum.
c. Kajian undang-undang yang menyangkut
pelajar
d. Seminar, Public Hearing, Audiensi
e. Pelatihan Advokasi
f. Pembuatan media-media advokasi (baik
cetak maupun elektronik)
g. Konferensi Pers
h. Posko pengaduan pelajar
5. Waktu :
Gerakan ini dievaluasi setelah 4 (empat) semester
6. Sasaran Peserta :
Sasaran gerakan ini adalah anggota dan pimpinan
IPM di semua struktur
7. Penyelenggara :
Pimpinan IPM di semua struktur
8. Metode dan Teknik Pengelolaan :
a. Input : Ahli kebijakan pelajar, fasilitator,
pimpinan, Data Base, Kebijakan Pemerintah
b. Output : Fasilitator, Layanan TOT, website,
blog, iklan layanan masyarakat, Jurnal
TANFIDZ MUKTAMAR
54 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
Advokasi, Kartun/komik advokasi, Posko
pengaduan pelajar
c. Indikator Keberhasilan :
Kuantitas:
1) Peserta pelatihan atau diskusi minimal
20
2) Minimal ada 2 media advokasi yang
terbit
3) Media terdistribusi minimal 25% dari
sekolah yang ada
Kualitas:
1) Terbentuk komunitas advokasi
2) Media yang diterbitkan menjadi rujukan
dalam advokasi
3) Tersusunnya database
4) Adanya posko pengaduan
d. Alat Verifikasi :
1) Daftar peserta
2) Media yang dibuat
3) Daftar komunitas
9. Penutup :
Gerakan Adokasi Pelajar bukanlah tujuan, namun
sebagai salah satu upaya (instrumen) IPM untuk
mengajak pelajar di seluruh Idonesia menuntut
(sadar) hak-haknya. Harapan dengan adanya
GAP ini, dapat memudahkan pelajar dalam
mengaspirasikan suara serta memudahkan
jalan menuntut hak-haknya. Selanjutnya
dengan gerakan pelajar ini diharapkan dapat
memantapkan peran pelajar sebagai salah satu
elemen untuk mengawal kebijakan baik dari
pemerintah, maupun sekolah. Pelajar tidak lagi
sebagai objek kebijakan, sehingga cita-cita menjadi
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
55
pelajar Indonesia yang mandiri dan berdaulat
dapat terwujud di seluruh Nusantara.
TANFIDZ MUKTAMAR
56 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
5. Waktu :
Gerakan ini dapat dievaluasi setelah 2 (dua) semester
dengansemester evaluasi berkiala setiap 2
6. Sasaran Peserta :
Peserta adalah anggota dan Pimpinan Ikatan
Pelajar Muhamamdiyah di semua struktur
7. Penyelenggara :
Penyelenggara adalah pimpinan IPM, atau
lembaga IPM, atau komunitas IPM
8. Materi-Materi :
Materi-materi menyesuaikan modul yang sudah
dibuat
9. Metode dan Teknik Pengelolaan :
a. Input : Fasilitator, peserta, pemateri, media.
b. Output : kampanye, terbangunnya kemitraan
dengan lembaga terkait, modul, fasilitator,
lembaga yang menangani equal acces
c. Indikator Keberhasilan :
Kuantitas
1. Peserta mencapai 20 orang
2. Modul terdistribusi sampai tingkatan
paling bawah
Kualitas
1) Peserta memiliki kemampuan memfasilitasi
2) Modul dapat diterapkan
3) Bekerjasama dengan lembaga diluar
IPM
d. Alat Verifikasi :
1) Daftar peserta pelatihan
2) Modul
3) MoU dengan lembaga
10. Penutup :
Dalam melakukan aktifitas gerakan maupun
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
57
sosial selayaknya semua pihak saling bekerjasama
tanpa perlu dibeda-bedakan antara satu dengan
lainnya.
F. Gerakan Wirausaha
1. Pengertian :
Gerakan wirausaha merupakan gerakan yang
dicetuskan untuk mengasah kemandirian pelajar
dan organisasi terutama dalam hal financial.
Enterpreneurship merupakan asas gerakan ini,
sehingga organisasi tidak hanya berhenti pada
donatur dan dana pemerintah.
2. Tujuan :
a. Memberikan modal keilmuan mengenai
enterpreneurship
b. Pengembangan kegiatan inovatif yang
berorientasi pada kemandirian wirausaha
pelajar
3. Target :
Menumbuhkembangkan mental kemandirian
berwirausaha serta memfasilitasi pelajar untuk
berkreatif dalam rangka pengembangan unit
usaha pelajar
4. Bentuk Aksi :
a. Mengadakan pelatihan-pelatihan
enterprenership
b. Membentuk unit-unit usaha mandiri yang
bisa membantu keuangan pimpinan pada
setiap levelnya, seperti: koperasi pelajar,
bimbel (bimbingan belajar)
c. Terciptanya kelompok-kelompok usaha
perorangan yang dikelola secara mandiri dan
dimonitoring oleh lembaga usaha pelajar
TANFIDZ MUKTAMAR
58 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
d. Membangun jejaring IPM dengan lembaga-
lembaga lain yang tidak mengikat
5. Sasaran :
PR IPM sampai PP IPM.
6. Penyelenggara:
PR IPM sampai PP IPM.
7. Metode dan Teknik Pengelolaan :
a. Input : Pimpinan, materi, narasumber, buku,
anggota
b. Output : Unit usaha, MOU dengan lembaga
lain, kemandirian
c. Indikator Keberhasilan :
Kuantitas
1) Setiap struktur memiliki 1 unit usaha
2) Setiap struktur memiliki jaringan usaha
3) Setiap struktur melakukan minimal
MoU dengan 1 lembaga lain
Kualitas
1) Unit usaha selalu laba
2) Jaringan usaha terus bergerak
d. Alat Verifikasi :
1) Makalah diskusi, SK unit usaha, daftar
pengurus unit usaha, MoU,
8. Penutup :
Kemandirian sangat terkait dengan independensi,
semakin mandiri sesorang dan organisasi
akan berimplikasi pada kemerdekaan dalam
memutuskan sesuatu, tanpa harus terintervensi
oleh pihak luar.
TANFIDZ MUKTAMAR
Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
59
TANFIDZ MUKTAMAR
60 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN
RUMAH TANGGA
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
TANFIDZ MUKTAMAR
62 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
ANGGARAN DASAR
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama dan Tempat Kedudukan
1. Organisasi ini bernama Ikatan Pelajar
Muhammadiyah disingkat IPM, yang didirikan
di Surakarta pada tanggal 5 Shafar 1381 Hijriyah
bertepatan dengan tanggal 18 Juli 1961 Miladiyah.
2. Ikatan Pelajar Muhammadiyah berkedudukan di
Pimpinan Pusat.
BAB II
ASAS, IDENTITAS, LAMBANG, DAN SEMBOYAN
Pasal 2
Asas
Ikatan Pelajar Muhammadiyah berasaskan Islam
Pasal 3
Identitas
Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah Organisasi
Otonom Muhammadiyah, merupakan gerakan Islam,
dakwah amar makruf nahi munkar di kalangan pelajar,
berakidah Islam dan bersumber pada Al-Qur‘an dan
As-Sunnah.
Pasal 5
Semboyan
IPM bersemboyan
َ َ َْ
َوالقل ِم َو َماي َ ْس ُط ُر ْون,ن
Nuun Walqolami Wamaa Yasthuruun
yang berarti : Nuun, demi pena dan apa yang
dituliskannya.
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA USAHA
Pasal 6
Maksud dan Tujuan
Terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak
mulia, dan terampil dalam rangka menegakkan dan
menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
TANFIDZ MUKTAMAR
64 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
Pasal 7
Usaha
1. Menanamkan kesadaran beragama Islam,
memperteguh iman, menertibkan peribadatan
dan mempertinggi akhlak karimah.
2. Mempergiat dan memperdalam pemahaman
agama Islam untuk mendapatkan kemurnian dan
kebenaran-Nya.
3. Memperdalam, memajukan, dan meningkatkan
ilmu pengetahuan,teknologi, sosial dan budaya.
4. Membimbing, membina, dan menggerakkan
anggota guna meningkatkan fungsi dan peran
IPM sebagai kader persyarikatan, umat, dan
bangsa dalam menunjang pembanguan manusia
seutuhnya menuju masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
5. Segala usaha yang tidak menyalahi ajaran Islam
dengan mengindahkan hukum dan falsafah yang
berlaku.
BAB IV
BASIS MASSA
Pasal 8
Basis Massa
Basis massa Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah
pelajar.
Pasal 9
Pengertian Pelajar
Pelajar adalah kelas sosial yang menuntut ilmu secara
terus menerus serta memiliki hak dan kewajiban dalam
bidang pendidikan.
Pasal 10
Anggota
Anggota IPM adalah:
1. Pelajar muslim yang belajar di sekolah
Muhammadiyah maupun non muhammadiyah
setingkat SMP dan atau SMA.
2. Pelajar muslim yang berusia 12 tahun sampai 21
tahun yang mendaftar sebagai anggota Ikatan
Pelajar Muhammadiyah.
3. Mereka yang pernah menjadi anggota sebagaimana
ketentuan ayat 1 dan 2, yang diperlukan oleh
organisasi dengan usia maksimal 24 tahun.
4. Anggota sebagaimana tersebut dalam ayat 3
di atas yang karena terpilih menjadi pimpinan
bisa melanjutkan keanggotaannya sampai masa
jabatannya selesai.
Pasal 11
Kader
Kader IPM adalah anggota yang telah mengikuti
perkaderan serta mampu dan pernah menjadi
penggerak inti ikatan.
Pasal 12
Simpatisan
Simpatisan adalah mereka yang menyetujui maksud
dan tujuan IPM tetapi tidak memenuhi syarat sebagai
anggota.
TANFIDZ MUKTAMAR
66 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
BAB VI
SUSUNAN, PEMBENTUKAN, PENETAPAN,
PELEBURAN, DAN PEMEKARAN, ORGANISASI
Pasal 13
Susunan Organisasi
1. Ranting adalah kesatuan anggota-anggota
dalam satu sekolah atau madrasah atau pondok
pesantren atau desa/kelurahan atau panti asuhan
yang sesuai dengan pasal 10.
2. Cabang adalah kesatuan ranting-ranting di tingkat
Kecamatan.
3. Daerah adalah kesatuan cabang-cabang di tingkat
Kabupaten/Kota.
4. Wilayah adalah kesatuan daerah-daerah di tingkat
Provinsi.
5. Pusat adalah kesatuan wilayah-wilayah dalam
negara.
Pasal 14
Penetapan Organisasi
1. Penetapan Wilayah dan Daerah dengan ketentuan
luas lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan
Pusat.
2. Penetapan Cabang dengan ketentuan luas
lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan
Wilayah.
3. Penetapan Ranting dengan ketentuan luas
lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan Daerah.
BAB VII
PIMPINAN
Pasal 16
Pimpinan Pusat
1. Pimpinan Pusat adalah pimpinan tertinggi yang
memimpin IPM secara keseluruhan.
2. Pimpinan Pusat dipilih dan ditetapkan dalam
Muktamar dengan surat keputusan Pimpinan
Pusat IPM.
3. Perubahan dan penambahan personil (Reshuffle)
Pimpinan Pusat menjadi wewenang Pimpinan
Pusat dilaksanakan dalam pleno pimpinan
yang menjamin adanya peningkatan efisiensi
dan penyegaran jalannya kepemimpinan dan
ditetapkan dengan surat keputusan.
Pasal 17
Pimpinan Wilayah
1. Pimpinan Wilayah adalah pimpinan dalam
wilayah dan melaksanakan kepemimpinan di
wilayahnya.
2. Pimpinan Wilayah dipilih dan ditetapkan dalam
Musyawarah Wilayah dengan surat keputusan
Pimpinan Pusat.
3. Pimpinan Wilayah adalah wakil Pimpinan Pusat
di wilayahnya.
TANFIDZ MUKTAMAR
68 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
4. Perubahan dan penambahan personal (Reshuffle)
Pimpinan Wilayah menjadi wewenang Pimpinan
Wilayah dilaksanakan dalam pleno pimpinan
yang menjamin adanya peningkatan efisiensi
dan penyegaran jalannya kepemimpinan dan
ditetapkan dengan surat keputusan Pimpinan
Pusat.
Pasal 18
Pimpinan Daerah
1. Pimpinan Daerah adalah pimpinan dalam daerah
dan melaksanakan kepemimpinan di daerahnya.
2. Pimpinan Daerah dipilih dan ditetapkan dalam
Musyawarah Daerah dengan surat keputusan
Pimpinan Wilayah.
3. Pimpinan Daerah karena jabatannya adalah
menjadi wakil Pimpinan Wilayah di daerahnya.
4. Perubahan dan penambahan personal (Reshuffle)
Pimpinan Daerah menjadi wewenang Pimpinan
Daerah dilaksanakan dalam pleno pimpinan
yang menjamin adanya peningkatan efisiensi
dan penyegaran jalannya kepemimpinan dan
ditetapkan dengan surat keputusan Pimpinan
Wilayah.
Pasal 19
Pimpinan Cabang
1. Pimpinan Cabang adalah pimpinan dalam cabang
dan melaksanakan kepemimpinan di Cabangnya.
2. Pimpinan Cabang dipilih dan ditetapkan dalam
Musyawarah Cabang dengan surat keputusan
Pimpinan Daerah.
Pasal 20
Pimpinan Ranting
1. Pimpinan Ranting adalah pimpinan dalam ranting
dan melaksanakan kepemimpinan di rantingnya.
2. Pimpinan Ranting dipilih dan ditetapkan dalam
Musyawarah Ranting dengan surat keputusan
pimpinan di atasnya.
3. Pimpinan Ranting karena jabatannya adalah
menjadi wakil Pimpinan Cabang di rantingnya.
4. Penambahan dan perubahan personal (Reshuffle)
Pimpinan Ranting menjadi wewenang Pimpinan
Ranting dilaksanakan dalam pleno pimpinan
yang menjamin adanya peningkatan efisiensi
dan penyegaran jalannya kepemimpinan dan
ditetapkan dengan surat keputusan pimpinan di
atasnya.
Pasal 21
Pemilihan Pimpinan
1. Pemilihan Pimpinan dilakukan secara langsung
dan memilih formatur atas dasar keputusan
musyawarah masing-masing.
TANFIDZ MUKTAMAR
70 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
2. Syarat anggota pimpinan dan cara pemilihan
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 22
Pergantian Pimpinan
1. Pimpinan IPM yang telah habis masa jabatannya,
tidak lagi menjalankan tugas dan fungsinya.
2. Serah terima jabatan dilakukan pada saat
pergantian Ketua Umum yang baru.
3. Setiap pergantian Pimpinan IPM harus menjamin
adanya peningkatan efisiensi dan penyegaran
jalannya kepemimpinan dengan memasukkan
tenaga kader.
Pasal 23
Masa Jabatan Pimpinan
1. Masa jabatan Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah,
Pimpinan Daerah, dan Pimpinan Cabang selama
2 tahun. Sedangkan Pimpinan Ranting selama 1
tahun.
2. Masa jabatan terhitung mulai dari terpilihnya
Ketua Umum yang dilakukan pada saat
permusyawaratan tertinggi di masing-masing
struktur.
3. Jabatan Ketua Umum di setiap level struktur
dijabat maksimal satu kali masa jabatan.
4. Jabatan anggota pimpinan di setiap level struktur
maksimal selama dua kali periode secara berturut-
turut.
Pasal 25
Ketentuan Luar Biasa
Dalam hal luar biasa yang terjadi berkenaan dengan
ketentuan pada pasal 16 sampai dengan pasal 24 di
atas, Pimpinan Pusat dapat mengambil keputusan lain.
BAB VIII
LEMBAGA IPM
Pasal 26
Lembaga IPM
1. Pimpinan IPM dapat membentuk lembaga IPM.
2. Lembaga IPM adalah badan pembantu pimpinan
yang melaksanakan hal-hal yang tidak dapat
ditangani langsung oleh pimpinan dalam hal
pelaksanaan dan pengembangan operasional
program.
3. Hal-hal lain mengenai lembaga IPM diatur dalam
aturan Pimpinan IPM.
TANFIDZ MUKTAMAR
72 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
BAB IX
PERMUSYAWARATAN
Pasal 27
Muktamar
1. Muktamar adalah permusyawaratan tertinggi
dalam ikatan yang diselenggarakan oleh dan atas
tanggung jawab Pimpinan Pusat.
2. Muktamar diselenggarakan setiap 2 (dua) tahun
sekali.
Pasal 28
Muktamar Luar Biasa
(MLB)
1. Muktamar Luar Biasa adalah Muktamar yang
diselenggarakan apabila keberadaan ikatan dalam
bahaya dan atau terancam dibubarkan, yang
Konpiwil tidak berwenang untuk memutuskan
dan tidak dapat ditangguhkan sampai Muktamar
berikutnya.
2. Muktamar Luar Biasa diadakan oleh Pimpinan
Pusat atas Keputusan Konpiwil.
Pasal 29
Konferensi Pimpinan Wilayah
(Konpiwil)
1. Konferensi Pimpinan Wilayah adalah
permusyaratan tertinggi ikatan setelah Muktamar
yang diselenggarakan oleh dan atas tanggung
jawab Pimpinan Pusat.
2. Konferensi Pimpinan Wilayah diselenggarakan
sekurang-kurangnya sekali dalam satu periode.
Pasal 31
Konferensi Pimpinan Daerah
(Konpida)
1. Konferensi Pimpinan Daerah adalah
permusyawaratan tertinggi tingkat wilayah setelah
Musyawarah Wilayah yang diselenggarakan oleh
dan atas tanggungjawab Pimpinan Wilayah.
2. Konferensi Pimpinan daerah diselenggarakan
sekurang-kurangnya sekali dalam satu priode.
Pasal 32
Musyawarah Daerah
(Musda)
1. Musyawarah Daerah adalah permusyaratan
tertinggi di tingkat daerah yang diselenggarakan
oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Daerah.
2. Musyawarah daerah diselenggarakan setiap 2
(dua) tahun sekali.
Pasal 33
Konferensi Pimpinan Cabang
(Konpicab)
1. Konferensi Pimpinan Cabang adalah
permusyawaratan tertinggi di tingkat daerah
TANFIDZ MUKTAMAR
74 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
setelah Musda, yang diselenggarakan oleh dan
atas tanggung jawab Pimpinan Daerah.
2. Konferensi Pimpinan Cabang diselenggarakan
sekurang-kurangnya sekali dalam satu periode.
Pasal 34
Musyawarah Cabang
(Muscab)
1. Musyawarah Cabang adalah permusyawaratan
tertinggi di tingkat Cabang yang diselenggarakan
oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Cabang.
2. Musyawarah Cabang diselenggarkan setiap 2
(dua) tahun sekali.
Pasal 35
Konferensi Pimpinan Ranting
(Konpiran)
1. Konferensi Pimpinan Ranting adalah
permusyawarata tertinggi ditingkat ranting
setelah Musran, yang diselenggarakan oleh dan
atas tanggung jawab Pimpinan Cabang.
2. Konferensi Pimpinan Ranting diselenggarakan
sekurang-kurangnya sekali dalam satu periode.
Pasal 36
Musyawarah Ranting
(Musran)
1. Musyawarah Ranting adalah permusyawaratan
tertinggi di tingkat ranting yang diselenggarakan
oleh dan atas tanggungjawab Pimpinan Ranting.
2. Musyawarah Ranting di selenggarakan setiap 1
(satu) tahun sekali.
Pasal 38
Tanfidz
1. Tanfidz adalah pernyataan berlakunya keputusan
setiap permusyawratan (Muktamar, Konpiwil,
Muswil, Konpida, Musda, Konpicab, Muscab,
Konpiran, dan Musran) dan rapat pleno yang ada
di IPM.
TANFIDZ MUKTAMAR
76 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
2. Keputusan Muktamar dan Konferensi Pimpinan
Wilayah dan rapat berlaku sejak ditanfidzkan
oleh Pimpinan Pusat dan diberitahukan kepada
Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
3. Keputusan Muswil, Konpida, Musda, Konpicab,
Muscab, Konpiran, dan Musran, serta rapat
berlaku setelah ditanfidzkan oleh pimpinan
masing-masing tingkatan setelah mendapat
pengesahan dari pimpinan di atasnya dan
diberitahukan kepada pimpinan Muhammadiyah
di masing-masing tingkatan.
4. Tanfidz bersifat redaksional, mempertimbangkan
kemaslahatan dan tidak bertentangan dengan
Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga
IPM.
BAB X
RAPAT
Pasal 39
Rapat dibedakan menjadi dua jenis: Rapat Pimpinan
dan Rapat Kerja.
BAB XI
KEUANGAN DAN KEKAYAAN
Pasal 40
Pengertian
Keuangan dan Kekayaan IPM adalah semua harta
benda yang diperoleh dari sumber yang sah dan halal
serta digunakan untuk kepentingan pelaksanaan
organisasi.
Pasal 42
Pengolalan dan Pengawasan
Ketentuan mengenai pengelolaan dan pengawasan
keuangan dan kekayaan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
BAB XII
LAPORAN
Pasal 43
Laporan
Pimpinan IPM semua tingkatan wajib membuat
laporan perkembangan organisasi, laporan
pertanggungjawaban, laporan kebijakan dan keuangan
disampaikan kepada permusyawaratan masing-
masing tingkatan.
BAB XIII
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 44
Anggaran Rumah Tangga
1. Anggaran Rumah Tangga menjelaskan Anggaran
Dasar dan mengatur segala sesuatu yang belum
TANFIDZ MUKTAMAR
78 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
diatur dalam Anggaran Dasar ini.
2. Anggaran Rumah Tangga disahkan oleh
Muktamar.
BAB XIV
PEMBUBARAN
Pasal 45
Pembubaran
1. Pembubaran dan atau perubahan konstitusi Ikatan
Pelajar Muhammadiyah menjadi wewenang
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muktamar IPM,
dan Muktamar Luar Biasa IPM.
2. Pembubaran IPM ditetapkan oleh Tanwir atau
Muktamar Muhammadiyah atas usulan PP
Muhammadiyah.
3. Sesudah Ikatan Pelajar Muhammadiyah
bubar, segala hak miliknya menjadi hak milik
Muhammadiyah.
BAB XV
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 46
Perubahan Anggaran Dasar
1. Anggaran Dasar hanya dapat diubah di forum
Muktamar dan Muktamar Luar Biasa
2. Perubahan Anggaran Dasar dinyatakan sah
apabila diputuskan oleh sekurang-kurangnya atas
persetujuan 2/3 jumlah peserta penuh Muktamar
yang hadir.
3. Rencana perubahan Anggaran Dasar diusulkan
oleh Konpiwil dan harus sudah tercantum dalam
acara Muktamar.
Pasal 47
Penutup
1. Anggaran Dasar ini disusun sebagai
penyempurnaan dan pengganti Anggaran Dasar
sebelumnya, disahkan pada tanggal 07 Juli 2010
dalam Muktamar Ikatan Pelajar Muhammadiyah
XVII di D.I. Yogyakarta dan dinyatakan berlaku
sejak ditanfidzkan.
2. Setelah Anggaran Dasar ini ditetapkan, maka
Anggaran Dasar sebelumnya dinyatakan tidak
berlaku lagi.
TANFIDZ MUKTAMAR
80 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pasal 1
Keberadaan Organisasi
Ikatan Pelajar Muhammadiyah berdiri pada tanggal
5 Shafar 1381 Hijriyah, bertepatan dengan tanggal
18 Juli 1961 Miladiyah dalam Konferensi Pemuda
Muhammadiyah di Surakarta. Pernah mengalami
perubahan menjadi IRM pada tanggal 22 Jumadilula
1413 Hijriyah yang bertepatan pada tanggal 18
November 1992 Miladiyah dan kini kembali lagi
menjadi IPM pada tanggal 28 Syawal 1429 Hijriyah
yang bertepatan pada tanggal 28 Oktober 2008 pada
Muktamar di Surakarta.
Pasal 2
Kedudukan Pimpinan Pusat
Pimpinan Pusat IPM berkedudukan di Yogyakarta.
Sedangkan penyelenggaraan aktivitasnya berada di
dua kantor yaitu di Yogyakarta dan Jakarta.
Pasal 3
Lambang
1. Lambang Ikatan Pelajar Muhamadiyah
sebagaimana tersebut dalam Anggaran Dasar
adalah sebagai berikut :
TANFIDZ MUKTAMAR
82 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
dakwah Islam karena IPM mengemban
tugas sebagai pelopor, pelangsung dan
penyempurna amal usaha Muhammadiyah.
Pasal 4
Bendera
1. Bendera Ikatan Pelajar Muhamadiyah berbentuk
persegi panjang berukuran panjang berbanding
lebarnya dua berbanding tiga berwarna dasar
kuning, di bagian tengah bergambar lambang
Ikatan Pelajar Muhammadiyah dengan tulisan
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH font
Arial berwarna merah di bawahnya, seperti
berikut :
Pasal 5
Pengajuan Menjadi Anggota
1. Pengajuan menjadi anggota diajukan secara
tertulis kepada Pimpinan Ranting atau cabang
atau Daerah.
Pasal 6
Kewajiban dan Hak Anggota
1. Setiap anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah
wajib untuk:
a. Setia pada perjuangan IPM.
b. Taat pada keputusan dan peraturan IPM.
c. Menjaga nama baik IPM, dan menjadi teladan
utama sebagai pelajar muslim.
d. Turut mendukung kebijakan dan amal
perjuangan IPM.
e. Membayar Uang Pangkal dan Iuran Anggota
yang ditetapkan oleh Pimpinan Pusat IPM.
2. Hak Anggota:
a. Memiliki kartu tanda anggota IPM.
b. Memberikan saran dan menyatakan pendapat
demi kebaikan organisasi.
c. Mendapatkan pengkaderan dari IPM.
d. Berhak memilih dan dipilih dalam
permusyawaratan pada level pimpinannya
TANFIDZ MUKTAMAR
84 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
Pasal 7
Kewajiban dan Hak Kader
1. Kewajiban Kader:
a. Setia pada perjuangan IPM.
b. Taat pada keputusan dan peraturan IPM.
c. Menegakkan dan menjunjung nama baik
IPM dan Muhammadiyah.
d. Menjadi teladan yang utama sebagai pelajar
muslim.
e. Turut mendukung dan melaksanakan
kebijakan dan amal perjuangan IPM.
f. Menjadi penggerak dalam melaksanakan
kebijakan dan amal perjuangan IPM.
2. Hak Kader:
a. Menyatakan pendapat didalam dan di luar
permusyawaratan.
b. Memilih dan dipilih didalam permusyawaratan
pada level kepemimpinannya
c. Mendapatkan pembinaan secara terus
menerus dari IPM.
Pasal 8
Pemberhentian Anggota
1. Anggota berhenti karena:
a. Meninggal Dunia.
b. Meminta berhenti atas kehendak sendiri.
c. Diberhentikan atas persetujuan Pimpinan di
atasnya
d. Menurut pasal 10 ayat 2 AD, yang sudah
habis masa keanggotaannya.
2. Bagi anggota yang usianya lebih dari 24 tahun
tetapi masih aktif menjabat sebagai pimpinan IPM
dapat melangsungkan kepemimpinannya hingga
Pasal 9
Susunan Organisasi
Susunan Organisasi terdiri dari:
1. Ranting
2. Cabang
3. Daerah
4. Wilayah
5. Pusat
Pasal 10
Ranting
1. Ranting adalah kesatuan anggota di sekolah atau
madrasah atau pondok pesantren atau masjid/
mushalla atau panti asuhan atau desa atau
kelurahan yang berfungsi melakukan pembinaan
dan pemberdayaan anggota.
TANFIDZ MUKTAMAR
86 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
2. Syarat pendirian Ranting sekurang-kurangnya
mempunyai:
a. Pengajian pimpinan secara rutin sekurang-
kurangnya dua dalam sebulan
b. Pengajian umum secara rutin sekurang-
kurangnya dua dalam sebulan
c. Memiliki sekolah atau masjid/mushalla
sebagai pusat kegiatan
d. Pimpnan ranting terdiri atas sekurang-
kurangnya 10 orang
3. Pengesahan pendirian Ranting dan ketentuan luas
lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan Daerah
dengan surat keputusan.
4. Pembina IPM di sekolah Muhammadiyah tingkat
SMP/sederajat dan atau SMU/sederajat adalah
Kepala Sekolah atau orang yang ditunjuk oleh
Kepala Sekolah.
5. Pembina IPM di ranting non sekolah adalah
Pimpinan Ranting Muhammadiyah/Ketua Panti
Asuhan.
6. Syarat Pembina IPM Ranting adalah alumni IPM
dan atau Angkatan Muda Muhammadiyah.
Pasal 11
Cabang
1. Cabang didirikan atas rekomendasi Pimpinan
Cabang Muhammadiyah dan atau Musyawarah
Cabang IPM kemudian disahkan oleh Pimpinan
Wilayah IPM dengan Surat Keputusan.
2. Surat Keputusan sebagaimana yang dimaksud
dalam ayat 1 di atas ditembuskan kepada PD, dan
PP IPM serta Pimpinan Cabang Muhammadiyah
setempat.
Pasal 12
Daerah
1. Daerah didirikan atas rekomendasi Pimpinan
Daerah Muhammadiyah dan atau Musyawarah
Daerah IPM kemudian disahkan oleh Pimpinan
Pusat IPM dengan Surat Keputusan.
2. Surat Keputusan sebagaimana yang dimaksud
dalam ayat 1 di atas ditembuskan kepada PW
IPM, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM),
dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM)
setempat.
3. Daerah adalah kesatuan Cabang di tingkat
Kabupaten/Kota yang berfungsi:
a. Melakukan pembinaan, pemberdayaan, dan
TANFIDZ MUKTAMAR
88 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
koordinasi Cabang dan atau ranting
b. Perencanaan program dan kegiatan
4. Syarat pendirian Daerah sekurang-kurangnya
mempunyai:
a. Pengajian pimpinan secara rutin sekurang-
kurangnya dua kali dalam sebulan
b. Pengajian umum secara rutin tingkat Daerah
sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan
c. Pembahasan masalah agama dan
pengembangan pemikiran Islam
d. Pelatihan kader Pimpinan tingkat Daerah
5. Daerah membawahi Cabang dan Ranting.
Pasal 13
Wilayah
1. Wilayah didirikan atas rekomendasi Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah dan atau Musyawarah
Wilayah IPM kemudian disahkan oleh Pimpinan
Pusat IPM dengan Surat Keputusan.
2. Surat Keputusan sebagaimana yang dimaksud
dalam ayat 1 diterbitkan oleh PP IPM, dan
ditembuskan kepada Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah (PWM) setempat, dan Pimpinan
Pusat Muhammadiyah.
3. Wilayah adalah kesatuan daerah di tingkat
provinsi yang terdiri atas sekurang-kurangnya 3
(tiga) Daerah yang berfungsi
a. Membina dan berkoordinasi dengan Daerah
b. Marencanakan program dan kegiatan
4. Syarat pendirian Wilayah sekurang-kurangnya
mempunyai:
a. 3 (tiga) Pimpinan Daerah
b. Pengajian pimpinan secara rutin sekurang-
Pasal 14
Pusat
1. Pusat ditetapkan berdasarkan Keputusan
Muktamar.
2. Pusat membawahi Wilayah, Daerah, Cabang, dan
Ranting.
Pasal 15
Sifat Kepemimpinan
Kepemimpinan IPM bersifat kolektif-kolegial. Artinya,
dalam melaksanakan dan memutuskan segala sesuatu
dilakukan secara bersama-sama dengan penuh
pertimbangan.
Pasal 16
Susunan Pimpinan
Susunan Pimpinan terdiri dari :
1. Pimpinan Pusat
2. Pimpinan Wilayah
3. Pimpinan Daerah
4. Pimpinan Cabang
5. Pimpinan Ranting
TANFIDZ MUKTAMAR
90 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
Pasal 17
Pimpinan Pusat
1. Pimpinan Pusat menentukan kebijakan IPM
berdasarkan keputusan Muktamar dan Konferensi
Pimpinan Wilayah serta pedoman atau petunjuk
Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
2. Pimpinan pusat mentanfidzkan permusyawaratan
tingkat pusat, memimpin dan mengawasi
pelaksanaan kebijakan IPM.
3. Untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
Pimpinan Pusat membuat pedoman kerja dan
pembagian tugas serta wewenang antar anggota
Pimpinan Pusat.
4. Dalam melaksanakan kebijakan ekstern yang
menyangkut masalah penting, Pimpinan Pusat
berkewajiban konsultasi dengan Pimpinan Pusat
Muhammadiyah.
5. Pimpinan Pusat dapat membentuk perwakilan yang
wewenang dan kedudukannya ditentukan dalam
rapat pleno PP atas dasar ketentuan Muktamar.
6. Personal pimpinan Pusat harus berdomisili di
Yogyakarta dan atau Jakarta
Pasal 18
Pimpinan Wilayah
1. Pimpinan Wilayah menentukan kebijakan
IPM dalam wilayahnya berdasarkan garis
kebijakan pimpinan di atasnya dan keputusan
permusyawaratan wilayah.
2. Pimpinan Wilayah mentanfidzkan keputusan-
keputusan permusyawaratan wilayah, memimpin
dan mengawasi pelaksanaan kebijakannya.
Pasal 19
Pimpinan Daerah
1. Pimpinan Daerah menentukan kebijakan
IPM dalam daerahnya berdasarkan garis
kebijakan pimpinan di atasnya dan keputusan
permusyawaratan daerah.
2. Pimpinan Daerah mentanfidzkan keputusan-
keputusan permusyawaratan daerah, memimpin,
dan mengawasi pelaksanaan kebijakannya.
3. Pimpinan Daerah memimpin dan mengawasi
pelaksanaan kebijakan atau instruksi Pimpinan
TANFIDZ MUKTAMAR
92 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
Pusat dan Pimpinan Wilayah.
4. Untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
Pimpinan Daerah membuat pedoman kerja dan
pembagian tugas serta wewenang antar personal
Pimpinan Daerah atas dasar pedoman kerja yang
dibuat oleh PP IPM.
5. Pimpinan Daerah membimbing dan meningkatkan
amal usaha atau kegiatan cabang dan atau ranting
dalam daerahnya.
6. Dalam melaksanakan kebijaksanaan ekstern yang
menyangkut masalah penting, Pimpinan Daerah
berkewajiban berkonsultasi dengan Pimpinan
Daerah Muhammadiyah.
7. Personal Pimpinan Daerah berdomisili di tempat
kedudukan Pimpinan Daerah, dan apabila tidak
demikian maka harus mendapatkan persetujuan
dalam permusyawaratan tingkat Daerah.
Pasal 20
Pimpinan Cabang
1. Pimpinan Cabang menentukan kebijakan
IPM dalam cabangnya berdasarkan garis
kebijakan pimpinan di atasnya dan keputusan
permusyawaratan cabang.
2. Pimpinan Cabang mentanfidzkan keputusan-
keputusan permusyawaratan cabang, memimpin
dan mengawasi pelaksanaan kebijakannya.
3. Pimpinan Cabang memimpin dan mengawasi
pelaksanaan kebijakan/instruksi Pimpinan Pusat,
Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Daerah.
4. Untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
Pimpinan Cabang membuat pedoman kerja
dan pembagian tugas wewenang antar personal
Pasal 21
Pimpinan Ranting
1. Pimpinan Ranting menentukan kebijakan IPM
dalam rantingnya berdasarkan garis kebijakan
pimpinan di atasnya dan keputusan musyawarah
ranting.
2. Pimpinan Ranting mentanfidzkan keputusan-
keputusan permusyawaratan ranting, memimpin
dan mengawasi pelaksanaan kebijakannya.
3. Pimpinan Ranting memimpin dan mengawasi
pelaksanaan kebijakan/instruksi Pimpinan
Pusat, Pimpinan wilayah, Pimpinan Daerah, dan
Pimpinan Cabang.
4. Untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
Pimpinan Ranting membuat pedoman kerja
dan pembagian tugas wewenang antar personal
Pimpinan Ranting atas dasar pedoman kerja yang
dibuat oleh PP IPM.
TANFIDZ MUKTAMAR
94 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
5. Pimpinan Ranting membimbing anggota dalam
amalan kemasyarakatan dan hidup beragama,
meningkatkan kesadaran berorganisasi dan
beragama serta menyalurkan aktivitas dalam
amal usaha IPM sesuai bakat, minat, dan
kemampuannya.
6. Dalam melaksanakan kebijakan ekstern yang
menyangkut masalah penting, Pimpinan Ranting
berkewajiban berkonsultasi dengan kepala
sekolah/Pimpinan Ranting Muhammadiyah/
Pengelola Panti Asuhan.
7. Pimpinan Ranting di perguruan Muhammadiyah
tingkat SMP/sederajat dan atau SMA/sederajat
dibina oleh kepala sekolah dan atau yang dimandati
oleh kepala sekolah untuk membantunya dalam
upaya menggerakan IPM ranting di sekolah yang
bersangkutan.
8. Pimpinan Ranting yang berkedudukan di luar
sekolah Muhammadiyah, pembinaan dilakukan
oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah/
Pengelola Panti Asuhan.
Pasal 22
Pemilihan Pimpinan
1. Pemilihan Pimpinan dilakukan dengan memilih
Ketua Umum dan Formatur.
2. Pemilihan Ketua Umum dan formatur dilakukan
secara langsung.
3. Pedoman tata tertib pemilihan Pimpinan dibuat
oleh Pimpinan setingkatnya, sesuai dengan hasil
keputusan musyawarah.
4. Untuk pemilihan pimpinan dibentuk panitia
pemilihan:
Pasal 23
Pergantian Pimpinan
1. Pergantian Pimpinan Pusat, Wilayah, Daerah,
Cabang, dan Ranting disesuaikan dengan
pergantian pimpinan seperti yang dimaksud
dalam pasal 22 Anggaran Dasar.
2. Pimpinan IPM yang telah habis masa jabatannya,
tidak dapat menjalankan tugas dan fungsinya
TANFIDZ MUKTAMAR
96 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
3. Setiap pergantian pimpinan IPM harus menjamin
adanya peningkatan kualitas kepemimpinan.
Pasal 24
Batas Umur Pimpinan
Batas maksimal umur :
1. Pimpinan Pusat IPM adalah 24 tahun berjalan
pada saat Muktamar.
2. Pimpinan Wilayah IPM adalah maksimal 24 tahun
berjalan pada saat Muswil.
3. Pimpinan Daerah IPM adalah 22 tahun berjalan
pada saat Musyda.
4. Pimpinan Cabang IPM adalah 20 tahun berjalan
pada saat Muscab.
5. Pimpinan Ranting IPM adalah 18 tahun berjalan
pada saat Musran.
Pasal 25
Pemberhentian Personal Pimpinan
1. Personal Pimpinan dinyatakan berhenti karena:
a. Meninggal dunia.
b. Meminta berhenti atas kehendak sendiri.
c. Diberhentikan.
2. Personal pimpinan diberhentikan oleh pimpinan
bersangkutan.
3. Peronal pimpinan diberhentikan karena:
a. Melakukan tindakan yang bertentangan
dengan prinsip-prinsip dasar perjuangan IPM.
b. Melakukan tindakan yang merugikan dan
merusak nama baik organisasi.
c. Melakukan tindak pidana dan terbukti
kesalahannya di depan pengadilan.
Pasal 26
Pedoman Kerja
Untuk ketertiban jalannya pimpinan, maka Pimpinan
Pusat IPM membuat pedoman umum kerja.
Pasal 27
Susunan Jabatan
1. Susunan jabatan Pimpinan IPM disusun oleh
Ketua Umum dan formatur IPM yang terpilih
dalam tiap tingkat permusyawaratan IPM.
2. Susunan jabatan pimpinan IPM terdiri dari Ketua
Umum, Ketua bidang, Sekretaris Umum, Sekretaris
Bidang, Bendahara Umum, dan Anggota Bidang.
Pasal 28
Bidang–Bidang
Bidang wajib di Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah
Bidang Perkaderan, Bidang Kajian dan Dakwah Islam
(KDI), dan Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP).
Pasal 29
Lembaga IPM
1. Pimpinan IPM dapat membentuk lembaga IPM.
2. Lembaga IPM adalah badan pembantu pimpinan
yang melaksanakan hal-hal yang tidak dapat
TANFIDZ MUKTAMAR
98 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
ditangani langsung oleh pimpinan dalam hal
pelaksanaan dan pengembangan operasional
program.
3. Batas wewenang dan kedudukan lembaga IPM
seperti yang dimaksud ayat 1 di atas ditentukan
dalam surat keputusan pimpinan yang bersangkutan.
4. Lembaga IPM bertanggung jawab kepada
Pimpinan IPM yang bersangkutan.
5. Personal lembaga IPM direkrut dari anggota IPM,
simpatisan atau pelajar muslim lain yang dianggap
dapat mengemban amanah lembaga dan diberi
tanggung jawab oleh masing-masing pimpinan.
6. Pimpinan IPM dapat membubarkan lembaga IPM
atau merubah susunan anggota pengurusnya.
7. Pimpinan IPM membuat kaidah umum lembaga
IPM yang disyahkan dalam permusyawaratan di
tingkatannya.
8. Pimpinan IPM berhak dan berkewajiban
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
lembaga khusus di tingkatan yang bersangkutan.
Pasal 30
Muktamar
1. Muktamar diselenggarakan atas undangan
Pimpinan Pusat.
2. Undangan, acara dan materi muktamar minimal
telah sampai kepada yang bersangkutan dua (2)
bulan sebelumnya.
3. Muktamar dinyatakan sah apabila dihadiri peserta
muktamar dengan tidak memandang jumlah
yang hadir, asalkan undangan secara sah sudah
disampaikan kepada yang bersangkutan.
4. Peserta Muktamar terdiri dari :
TANFIDZ MUKTAMAR
100 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
f. Rekomendasi.
8. Ketentuan tata tertib Muktamar diatur oleh
Pimpinan Pusat dan disahkan dalam Konpiwil.
9. Keputusan Muktamar mulai berlaku setelah
ditanfidzkan oleh Pimpinan Pusat sampai diubah
atau dicabut kembali oleh Muktamar berikutnya.
10. Selambat-lambatnya sebulan setelah Muktamar
Pimpinan Pusat harus mentanfidzkan hasil
keputusan Muktamar dan menyampaikannya
pada pimpinan pusat Muhammadiyah, Pimpinan
Wilayah IPM, dan Pimpinan Daerah IPM se-
Indonesia
11. Pada waktu berlangsungnya Muktamar dapat
diselenggarakan acara atau kegiatan pendukung
yang tidak mengganggu jalannya Muktamar.
12. Pimpinan Pusat bertanggung jawab atas
penyelenggaraan Muktamar.
Pasal 31
Muktamar Luar Biasa
(MLB)
1. Muktamar Luar Biasa diselenggarakan atas
undangan Pimpinan Pusat berdasarkan desakan
50% + 1 dari jumlah Pimpinan Wilayah.
2. Muktamar Luar Biasa dinyatakan sah apabila
dihadiri Peserta Muktamar Luar Biasa dengan
tidak memandang jumlah yang hadir asalkan
undangan secara sah telah disampaikan kepada
yang bersangkutan.
3. Peserta Muktamar Luar Biasa terdiri dari:
a. Peserta Penuh:
1) Ketua Umum Pimpinan Pusat dan
anggota pimpinan pusat yang terpilih
TANFIDZ MUKTAMAR
102 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
Pasal 32
Konferensi Pimpinan Wilayah
(Konpiwil)
1. Konferensi Pimpinan Wilayah diselenggarakan
atas undangan Pimpinan Pusat.
2. Undangan, acara, dan materi Konferensi
Pimpinan Wilayah minimal sampai kepada
yang bersangkutan 1 (satu) bulan sebelum acara
konpiwil diselenggarakan.
3. Konferensi Pimpinan Wilayah dinyatakan sah
apabila dihadiri peserta Konferensi Pimpinan
Wilayah dengan tanpa memandang jumlah
yang hadir, asalkan undangan secara sah sudah
disampaikan kepada yang bersangkutan.
4. Peserta Konferensi Pimpinan Wilayah terdiri dari:
a. Peserta Penuh:
1) Ketua Umum Pimpinan Pusat dan
anggota Pimpinan Pusat yang terpilih
sebagai formatur pada Muktamar
sebelumnya.
2) Ketua Umum Pimpinan Wilayah atau
yang mewakilinya dan utusan Pimpinan
Wilayah masing-masing 4 orang.
b. Peserta Peninjau:
1) Personil Pimpinan Pusat yang tidak
menjadi peserta Konpiwil.
2) Mereka yang diundang oleh Pimpinan
Pusat secara sah.
5. Setiap peserta penuh Konferensi Pimpinan
Wilayah berhak atas satu suara
6. Isi dan susunan acara Konferensi Pimpinan
Wilayah ditetapkan oleh Pimpinan Pusat.
7. Acara pokok dalam Konferensi Pimpinan Wilayah.
TANFIDZ MUKTAMAR
104 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
(pertama), seperti Panitia pemilihan, Tata
Tertib, Panitia Muktamar, dll.
14. Pimpinan Pusat bertanggung jawab atas
penyelenggraan Konferensi Pimpinan Wilayah.
Pasal 33
Musyawarah Wilayah
(Muswil)
1. Musyawarah wilayah diselenggarakan atas
undangan Pimpinan Wilayah.
2. Muswil diselenggarakan sekurang-kurangnya 4
bulan setelah akhir periode kepemimpinan PP IPM
dan dikeluarkannya keputusan induk muktamar
3. Undangan, acara dan materi musyawarah wilayah
minimal sampai kepada yang bersangkutan
sebulan sebelumnya.
4. Musyawarah Wilayah dinyatakan sah apabila
dihadiri oleh Peserta Musyawarah Wilayah
dengan tidak memandang jumlah yang hadir,
asalkan undangan secara sah sudah disampaikan
kepada yang bersangkutan.
5. Peserta Muswil terdiri dari:
a. Peserta Penuh :
1. Ketua Umum Pimpinan Wilayah dan
anggota Pimpinan Wilayah yang terpilih
sebagai formatur pada Musyawarah
Wilayah sebelumnya.
2. Ketua Umum Pimpinan Daerah atau
yang mewakili dan 4 orang utusan
Pimpinan Daerah.
3. Utusan Pimpinan Cabang masing-
masing 3 orang.
TANFIDZ MUKTAMAR
106 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
keputusan Musyawarah Wilayah kepada
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah setempat
sebagai pemberitahuan dan kepada Pimpinan
Pusat untuk mendapat pengesahan.
12. Apabila sampai dua minggu sesudah penyerahan
hasil Musyawarah Wilayah tersebut belum ada
jawaban dari Pimpinan Pusat, maka keputusan
tersebut dianggap sah.
13. Pada waktu berlangsungnya Musyawarah
Wilayah dapat diselenggarakan acara atau
kegiatan pendukung yang tidak mengganggu
jalannya Musyawarah Wilayah.
14. Pimpinan Wilayah bertanggung jawab atas
penyelenggaraan Musyawarah Wilayah.
Pasal 34
Konferensi Pimpinan Daerah
(Konpida)
1. Konferensi Pimpinan Daerah diselenggarakan
atas undangan Pimpinan Wilayah.
2. Undangan, acara dan materi Konferensi
Pimpinan Daerah minimal sampai kepada yang
bersangkutan sebulan sebelumnya.
3. Konferensi Pimpinan Daerah dinyatakan sah
apabila dihadiri peserta Konferensi Pimpinan
Daerah dengan tidak memandang jumlah yang
hadir, asalkan undangan secara sah sudah
disampaikan kepada yang bersangkutan.
4. Peserta Konferensi Pimpinan Daerah terdiri dari:
a. Peserta Penuh :
1) Ketua Umum Pimpinan Wilayah
dan anggota Pimpinan Wilayah yang
terpilih sebagai untuk formatur pada
TANFIDZ MUKTAMAR
108 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
menyampaikan hasil keputusan Konferensi
Pimpinan Daerah kepada Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah setempat sebagai pemberitahuan
dan kepada Pimpinan Pusat IPM untuk mendapat
pengesahan.
12. Apabila sampai dua minggu sesudah penyerahan
hasil keputusan Konferensi Pimpinan Daerah
tersebut belum ada jawaban dari Pimpinan Pusat,
maka keputusan tersebut dianggap sah.
13. Pada waktu berlangsungnya Konferensi Pimpinan
Daerah dapat diselenggakan acara atau kegiatan
pendukung yang tidak mengganggu jalannya
Konferensi Pimpinan Daerah.
15. Agenda Pokok Konpida Pra Muswil:
a. Pembacaan dan penetapan tertib Konpida
dan Muswil
b. Pembacaan hasil kerja Konpida sebelumnya
(pertama), seperti Panitia pemilihan, Tata
Tertib, Panitia Muswil, dll.
14. Pimpinan Wilayah bertanggung jawab atas
penyelenggaraan Konferensi Pimpinan Daerah.
Pasal 35
Musyawarah Daerah
(Musda)
1. Musyawarah Daerah diselenggarakan atas
undangan Pimpinan Daerah.
2. Musda diselenggarakan sekurang-kurangnya 4
bulan setelah akhir periode kepemimpinan PW IPM
dan dikeluarkannya keputusan induk muswil.
3. Undangan, acara, dan materi Musyawarah Daerah
minimal sampai kepada yang bersangkutan
sebulan sebelumnya.
TANFIDZ MUKTAMAR
110 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
instruksi Pimpinan di tingkat atasnya.
4) Keuangan.
b. Penyusunan Program Kerja IPM periode
berikutnya.
c. Pemilihan Pimpinan Daerah.
d. Masalah IPM yang urgen dalam Daerahnya.
e. Rekomendasi.
9. Ketentuan tata tertib Musyawarah Daerah diatur
oleh Pimpinan Daerah.
10. Keputusan Musyawarah Daerah mulai berlaku
setelah ditanfidzkan oleh Pimpinan Daerah sampai
diubah atau dicabut kembali oleh Musyawarah
Daerah berikutnya.
11. Selambat-lambatnya sebulan setelah Musda
Pimpinan Daerah harus menyampaikan hasil
keputusan Musda kepada Pimpinan Daerah
Muhammadiyah setempat sebagai pemberitahuan
dan kepada pimpinan wilayah IPM untuk
mendapatkan pengesahan dengan tembusan
kepada Pimpinan Pusat.
12. Apabila sampai sebulan sesudah penyerahan hasil
Musyawarah Daerah tersebut belum ada jawaban
dari Pimpinan Wilayah, maka keputusan tersebut
dianggap sah.
13. Pada waktu berlangsungnya Musyawarah Daerah
dapat diselenggarakan acara atau kegiatan
pendukung yang tidak mengganggu jalannya
Musyawarah Daerah.
14. Pimpinan Daerah bertanggung jawab atas
penyelenggaraan Musyawarah Daerah.
TANFIDZ MUKTAMAR
112 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
b. Masalah urgen yang tidak dapat
ditangguhkan sampai Musda.
c. Masalah yang oleh Musda diserahkan kepada
Konferensi Pimpinan Cabang.
d. Evaluasi gerak organisasi dan pelaksanaan
program
e. Mempersiapkan acara-acara Musda
berikutnya.
8. Ketentuan tata tertib Konferensi Pimpinan Cabang
ditentukan oleh Pimpinan Daerah dan disahkan
dalam rapat pleno Konferensi Pimpinan Cabang.
9. Keputusan Konferensi Pimpinan Cabang mulai
berlaku setelah ditanfidzkan oleh Pimpinan
Daerah.
10. Selambat–lambatnya sebulan setelah Konferensi
Pimpinan Cabang, Pimpinan Daerah harus
menyampaikan hasil keputusan Konferensi
Pimpinan Cabang kepada Pimpinan Daerah
Muhammadiyah setempat sebagai pemberitahuan
dan kepada Pimpinan Wilayah IPM untuk
mendapatkan pengesahan dengan tembusan
kepada Pimpinan Pusat.
11. Apabila sampai sebulan sesudah penyerahan hasil
keputusan Konferensi Pimpinan Cabang tersebut
belum ada jawaban dari Pimpinan Wilayah, maka
keputusan tersebut dianggap sah.
12. Pada waktu berlangsungnya Konferensi Pimpinan
Cabang dapat diselenggarakan acara pendukung
atau kegiatan pendukung yang tidak mengganggu
jalannya Konferensi Pimpinan Cabang.
13. Agenda Pokok Konpicab Pra Musda:
a. Pembacaan dan penetapan tata tertib
Konpicab dan Musda
Pasal 37
Musyawarah Cabang
(Muscab)
1. Musyawarah Cabang diselenggarakan atas
undangan Pimpinan Cabang.
2. Muscab diselenggarakan sekurang-kurangnya 4
bulan setelah akhir periode kepemimpinan PD
IPM dan dikeluarkannya keputusan induk Musda.
3. Undangan, acara dan materi Musyawarah Cabang
minimal sampai kepada yang bersangkutan dua
minggu sebelumnya.
4. Musyawarah Cabang dinyatakan sah apabila
dihadiri oleh peserta Musyawarah Cabang dengan
tidak memandang jumlah yang hadir, asalkan
undangan sudah disampaikan secara sah kepada
yang bersangkutan.
5. Musyawarah Cabang dihadiri oleh :
a. Peserta Penuh :
1. Personal Pimpinan Cabang
2. Ketua Umum Pimpinan Ranting atau
yang mewakili
3. Utusan Pimpinan Ranting yang
jumlahnya disesuaikan dengan
kebutuhan
b. Peserta Peninjau:
Peninjau adalah mereka yang diundang oleh
Pimpinan Cabang
TANFIDZ MUKTAMAR
114 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
6. Setiap Peserta Penuh Musyawarah Cabang berhak
satu suara.
7. Isi dan Susunan Musyawarah Cabang ditetapkan
oleh Pimpinan Cabang dan disahkan dalam pleno
Musyawarah Cabang.
8. Acara Pokok dalam Musyawarah Cabang :
a. Laporan Pertanggungjawaban Pimpinan
Cabang :
1) Kebijakan Pimpinan Cabang.
2) Organisasi dan Administrasi.
3) Pelaksanaan keputusan Musyawarah
Cabang dan instruksi Pimpinan di
atasnya.
4) Keuangan.
b. Penyusunan program IPM periode berikutnya.
c. Pemilihan Pimpinan Cabang.
d. Masalah IPM yang urgen di cabangnya.
e. Rekomendasi.
9. Ketentuan tata tertib Musyawarah Cabang diatur
oleh Pimpinan Cabang dan disahkan dalam
sidang pleno Musyawarah Cabang.
10. Keputusan Musyawarah Cabang mulai berlaku
setelah ditanfidzkan oleh Pimpinan Cabang
sampai diubah atau dicabut oleh Musyawarah
Cabang berikutnya.
11. Selambat–lambatnya sebulan setelah Musyawarah
Cabang, Pimpinan Cabang harus menyampaikan
hasil keputusan Musyawarah Cabang kepada
Pimpinan Cabang Muhammadiyah setempat
sebagai pemberitahuan dan kepada pimpinan
Daerah IPM untuk mendapatkan pengesahan
dengan tembusan kepada Pimpinan Wilayah.
Pasal 38
Konpiran
1. Konferensi Pimpinan Ranting diselenggakan atas
undangan Pimpinan Cabang.
2. Undangan, acara, dan materi Konferensi
Pimpinan Ranting minimal sampai kepada yang
bersangkutan sebulan sebelumnya.
3. Konferensi Pimpinan Ranting dinyatakan sah
apabila dihadiri oleh Peserta Konferensi Pimpinan
Ranting dengan tidak memandang jumlah
yang hadir, asalkan undangan secara sah sudah
disampaikan kepada yang bersangkutan.
4. Peserta Konferensi Pimpinan Ranting terdiri dari:
a. Peserta Penuh :
1) Ketua Umum Pimpinan Cabang dan
anggota Pimpinan Cabang yang terpilih
sebagai formatur dalam Musyawarah
Cabang sebelumnya.
2) Ketua Umum Pimpinan Ranting atau
yang mewakili dan 4 orang utusan
Pimpinan Ranting.
TANFIDZ MUKTAMAR
116 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
b. Peserta Peninjau :
1) Pimpinan Cabang yang tidak menjadi
peserta Konferensi Pimpinan Ranting.
2) Mereka yang diundang oleh Pimpinan
Cabang.
5. Setiap peserta penuh Konferensi Pimpinan
Ranting berhak atas satu suara.
6. Isi dan susunan acara Konferensi Pimpinan
Ranting ditetapkan oleh Pimpinan Cabang.
7. Acara Pokok Konferensi Pimpinan Ranting:
a. Laporan Kebjijakan Pimpinan Cabang
b. Masalah urgen yang tidak dapat
ditangguhkan sampai Muscab.
c. Masalah yang oleh Muscab diserahkan
kepada Konferensi Pimpinan Ranting.
d. Evaluasi gerak organisasi dan pelaksanaan
program
e. Mempersiapkan acara-acara Muscab
berikutnya.
8. Ketentuan tata tertib Konferensi Pimpinan Ranting
ditentukan oleh Pimpinan Cabang dan disahkan
dalam rapat pleno Konferensi Pimpinan Ranting.
9. Keputusan Konferensi Pimpinan Ranting mulai
berlaku setelah ditanfidzkan oleh Pimpinan
Cabang.
10. Selambat–lambatnya sebulan setelah Konferensi
Pimpinan Ranting, Pimpinan Cabang harus
menyampaikan hasil keputusan Konferensi
Pimpinan Ranting kepada Pimpinan Cabang
Muhammadiyah setempat sebagai pemberitahuan
dan kepada Pimpinan Daerah IPM untuk
mendapatkan pengesahan dengan tembusan
kepada Pimpinan Pusat.
Pasal 39
(Musran)
1. Musyawarah Ranting diselenggarakan atas
undangan Pimpinan Ranting.
2. Undangan, acara, dan materi Musyawarah Ranting
minimal sampai kepada yang bersangkutan
seminggu sebelumnya.
3. Musyawarah Ranting dinyatakan sah apabila
dihadiri oleh Peserta Musyawarah Ranting
dengan tidak memandang jumlah yang hadir,
asalkan undangan secara sah disampaikan kepada
yang bersangkutan.
4. Peserta Musyawarah Ranting terdiri dari:
a. Peserta Penuh :
1. Personal Pimpinan Ranting.
TANFIDZ MUKTAMAR
118 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
2. Seluruh anggota Ranting atau wakil–
wakil anggota sesuai kebijakan
Pimpinan Ranting.
b. Peserta Peninjau :
Mereka yang diundang oleh Pimpinan Ranting.
5. Setiap peserta Penuh Musyawarah Ranting berhak
atas satu suara.
6. Isi dan susunan acara Musyawarah Ranting
ditetapkan oleh Pimpinan Ranting.
7. Acara Pokok dalam Musyawarah Ranting :
a. Laporan Pertanggungjawaban Pimpinan
Ranting.
1) Kebijakan Pimpinan Ranting.
2) Organisasi dan administrasi.
3) Pelaksanaan keputusan Muktamar,
keputusan Musyawarah dan kebijakan
pimpinan di atasnya serta keputusan
Musyawarah Ranting sebelumnya.
4) Keuangan
b. Penyusunan Program Kerja IPM periode
berikutnya.
c. Pemilihan Pimpinan Ranting.
d. Masalah IPM yang urgen di Wilayah
Rantingnya.
e. Rekomendasi.
8. Ketentuan tata tertib Musyawarah Ranting diatur
oleh Pimpinan Ranting dan disahkan dalam
sidang pleno Musyawarah Ranting.
9. Keputusan Musyawarah Ranting mulai berlaku
setelah ditanfidzkan oleh Pimpinan Ranting
sampai diubah atau dicabut oleh Musyawarah
Ranting berikutnya.
Pasal 40
Keputusan Musyawarah
1. Keputusan Musyawarah diusahakan dengan
mufakat.
2. Apabila keputusan dilakukan dengan pemungutan
suara, maka keputusan diambil dengan suara
terbanyak.
3. Pemungutan suara atas seseorang atau masalah
yang penting dapat dilakukan secara tertulis atau
secara langsung.
4. Apabila dalam pemungutan suara terdapat suara
yang sama banyak, maka pemungutan suara
dapat diulangi dengan terlebih dahulu memberi
kesempatan kepada masing–masing pihak untuk
TANFIDZ MUKTAMAR
120 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
menambah penjelasan, apabila setelah tiga kali
hasil pemungutannya masih tetap sama, atau
tidak memenuhi syarat untuk pengambilan
keputusan, maka persoalannya dibekukan atau
diserahkan kepada Pimpinan di atasnya atau
Pimpinan Muhammadiyah yang setingkat atau
kepada Kepala Sekolah.
Pasal 41
Rapat Pimpinan
1. Rapat pimpinan adalah rapat dalam IPM di
tingkat Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang, dan
Ranting yang diselenggarakan oleh dan atas
tanggungjawab Pimpinan bersangkutan.
2. Rapat pimpinan membicarakan masalah
kebijakan, program, dan lainnya.
3. Rapat pleno diperluas adalah bagian dari Rapat
Pimpinan.
4. Rapat pleno diperluas adalah rapat pimpinan IPM
ditambah dengan pimpinan di tingkat bawahnya
untuk membahas masalah-masalah mendesak.
5. Ketentuan lain mengenai rapat pimpinan diatur
dalam pedoman umum.
Pasal 42
Rapat Kerja
1. Rapat kerja adalah rapat yang diadakan
untuk membicarakan pelaksanaan keputusan
Musyawarah pimpinan yang bersangkutan yang
menyangkut program dan kegiatan organisasi
atau amal usaha.
2. Ketentuan mengenai rapat kerja ini diatur dalam
pedoman umum.
Pasal 44
Keuangan
1. Uang pangkal dan Iuran Anggota besarnya
ditetapkan oleh Pimpinan Daerah.
2. Pengelolaan/penarikan keuangan akan diatur
dalam peraturan khusus yang dibuat oleh
Pimpinan Daerah masing-masing.
3. Distribusi Uang Pangkal dan Iuran Anggota
adalah sebagai berikut:
a. 40 % untuk Pimpinan Ranting
b. 30 % untuk Pimpinan Cabang
c. 20 % untuk Pimpinan Daerah
d. 10 % untuk Pimpinan Wilayah
4. Setiap tahun Pimpinan IPM masing-masing
tingkat mengadakan perhitungan, pemeriksaan
kas dan hak milik serta melaporkannya kepada
permusyawaratan yang bersangkutan.
5. Musyawarah memeriksa pertanggungjawaban
keuangan IPM dengan membentuk tim verifikasi/
pemeriksaan keuangan.
TANFIDZ MUKTAMAR
122 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
6. Perorangan, badan-badan, lembaga-lembaga,
organisasi-organisasi dan sebagainya dapat
menjadi donatur IPM dengan tidak mengikat.
7. Laporan keuangan IPM harus didasari pada
prinsip transparansi dan akuntabilitas.
8. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan
keuangan akan diatur dalam pedoman
Administrasi Keuangan dan ditanfidzkan oleh
Pimpinan Pusat IPM.
Pasal 45
Perubahan Anggaran Rumah Tangga
Anggaran Rumah Tangga ini dapat diubah oleh
Muktamar, Muktamar Luar Biasa dan/ atau Konferensi
Pimpinan Wilayah atas persetujuan 2/3 (dua pertiga)
peserta penuh yang hadir.
Pasal 46
Aturan Tambahan
1. IPM Menggunakan tahun Hijriah dimulai 1
Muharram dan berakhir 30 Dzulhijjah sesuai
dengan penanggalan yang dikelauarkan oleh PP
Muhammadiyah.
2. Pedoman Adminsitrasi IPM diatur oleh Pimpinan
Pusat.
3. Hal-hal dalam peraturan Anggaran Rumah Tangga
ini yang memerlukan peraturan pelaksanaan,
diatur lebih lanjut dengan peraturan yang dibuat
oleh Pimpinan Pusat.
4. Segala ketentuan yang bertentangan dengan
Anggaran Rumah Tangga ini dinyatakan tidak
berlaku lagi.
TANFIDZ MUKTAMAR
124 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
STRUKTUR PIMPINAN
Ikatan Pelajar Muhammadiyah
STRUKTUR
PIMPINAN PUSAT IPM
Ketua Umum
Ketua Organisasi
Ketua Perkaderan
Ketua Kajian dan Dakwah Islam (KDI)
Ketua Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP)
Ketua Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga (ASBO)
Ketua Advokasi
Ketua Ipmawati
Ketua Hubungan Luar Negeri dan Antar Lembaga
(HUBLA)
Sekretaris Jenderal
Sekretaris Organisasi
Sekretaris Perkaderan
Sekretaris Kajian dan Dakwah Islam (KDI)
Sekretaris Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP)
Sekretaris Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga
(ASBO)
Bendahara Umum
Bendahara
Bendahara
Anggota
Anggota Organisasi
Anggota Perkaderan
Anggota Kajian dan Dakwah Islam (KDI)
Anggota Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP)
Anggota Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga (ASBO)
Anggota Advokasi
Anggota Ipmawati
Anggota Hubungan Luar Negeri dan Antar Lembaga
(HUBLA)
STRUKTUR
PIMPINAN WILAYAH IPM
Ketua Umum
Ketua Organisasi
Ketua Perkaderan
Ketua Kajian dan Dakwah Islam (KDI)
Ketua Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP)
Ketua Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga (ASBO)
Ketua Advokasi
Ketua Ipmawati
TANFIDZ MUKTAMAR
126 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
Sekretaris Umum
Sekretaris Organisasi
Sekretaris Perkaderan
Sekretaris Kajian dan Dakwah Islam (KDI)
Sekretaris Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP)
Sekretaris Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga
(ASBO)
Sekretaris Advokasi
Sekretaris Ipmawati
Bendahara Umum
Bendahara
Bendahara
Anggota
Anggota Organisasi
Anggota Perkaderan
Anggota Kajian dan Dakwah Islam (KDI)
Anggota Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP)
Anggota Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga (ASBO)
Anggota Advokasi
Anggota Ipmawati
STRUKTUR
PIMPINAN DAERAH IPM
Ketua Umum
Ketua Organisasi
Ketua Perkaderan
Ketua Kajian dan Dakwah Islam (KDI)
Ketua Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP)
Ketua Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga (ASBO)
Ketua Advokasi
Ketua Ipmawati
Bendahara Umum
Bendahara
Bendahara
Anggota
Anggota Organisasi
Anggota Perkaderan
Anggota Kajian dan Dakwah Islam (KDI)
Anggota Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP)
Anggota Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga (ASBO)
Anggota Advokasi
Anggota Ipmawati
STRUKTUR
PIMPINAN CABANG IPM
Ketua Umum
Ketua Perkaderan
Ketua Kajian dan Dakwah Islam (KDI)
Ketua Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP)
Ketua Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga (ASBO)
Ketua Advokasi
Ketua Ipmawati
TANFIDZ MUKTAMAR
128 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
Sekretaris Umum
Sekretaris Perkaderan
Sekretaris Kajian dan Dakwah Islam (KDI)
Sekretaris Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP)
Sekretaris Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga
(ASBO)
Sekretaris Advokasi
Sekretaris Ipmawati
Bendahara Umum
Bendahara
Bendahara
Anggota
Anggota Perkaderan
Anggota Kajian dan Dakwah Islam (KDI)
Anggota Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP)
Anggota Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga (ASBO)
Anggota Advokasi
Anggota Ipmawati
STRUKTUR
PIMPINAN RANTING IPM
Ketua Umum
Ketua Perkaderan
Ketua Kajian dan Dakwah Islam (KDI)
Ketua Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP)
Ketua Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga (ASBO)
Ketua Advokasi
Ketua Kewirausahaan
Ketua Ipmawati
Bendahara Umum
Bendahara
Bendahara
Anggota
Anggota Perkaderan
Anggota Kajian dan Dakwah Islam (KDI)
Anggota Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP)
Anggota Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga (ASBO)
Anggota Advokasi
Anggota Kewirausahaan
Anggota Ipmawati
KETERANGAN :
1. Struktur IPM bersifat desentralisasi. Artinya,
setelah posisi Ketua Umum dan Sekretaris Umum
tidak ada wakil Ketua dan Wakil Sekretaris,
tetapi langsung Ketua dan Sekretaris Bidang yang
bekerja sesuai dengan job bidangnya masing-
masing.
2. Jabatan Sekretaris Jenderal (Sekjen) khusus untuk
Pimpinan Pusat IPM.
TANFIDZ MUKTAMAR
130 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
3. Untuk Bidang Organisasi hanya ada pada struktur
PP, PW, dan PD IPM. Sedangkan di tingkat PR
dan PC IPM tidak ada.
4. Bidang Kewirausahaan hanya ada di struktur
Ranting (PR IPM). Sedangkan untuk struktur
diatasnya bisa dilakukan atas koordinasi tim
bendahara dengan cara membentuk Lembaga
Kewirausahaan/ekonomi yang langsung dibawah
koordinasi tim bendahara. Untuk koordinasi
Bidang Kewirausahaan Ranting dengan struktur
diatasnya langsung ke bidang keuangan (tim
bendahara)
5. Sesuai dengan ART IPM, bidang wajib yang ada
di struktur Ranting adalah Perkaderan, KDI, dan
PIP
B. HIRARKI KEBIJAKAN
1. PP IPM
a. Penentu kebijakan organisasi secara nasional
b. Melakukan koordinasi dengan PW IPM se-
Indonesia
c. Melakukan kerja-kerja dalam lingkup
menggagas nilai-nilai baru dan penguatan
kapasitas kader IPM secara nasional
2. PW IPM
a. Menerjemahkan kebijakan-kebijkan
Muktamar atau kebijakan yang telah
TANFIDZ MUKTAMAR
132 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
diputuskan oleh PP IPM di tingkat
wilayahnya
b. Mensosialisasikan keputusan-keputusan
PP IPM atau keputusan bersama di tingkat
nasional
c. Mengatur kebijakan-kebijakan strategis
dalam lingkup kewilayahannya
d. Melakukan koordinasi dengan PP IPM dan
konsolidasi dengan PD IPM-nya
e. Melakukan kerja-kerja konkrit di tingkat
wilayahnya sebagai upaya pengembangan
jaringan dan penguatan kapasiats organisasi
maupun para kadernya.
3. PD IPM
a. Motor penggerak IPM secara daerah
b. Melakukan aksi-aksi riil yang telah menjadi
keputusan Muktamar dan keputusan
musyawarah di atasnya
c. Selalu berkoordinasi dengan PW IPM dan
konsolidasi dengan PC IPM atau PR IPM di
tingkat daerahnya
4. PC IPM
a. Melakukan aksi-aksi riil yang telah menjadi
keputusan Muktamar dan keputusan
musyawarah di atasnya
b. Melaksanakan kegiatan – kegiatan yang
langsung tertuju dan bermanfaat pada
sekolah dan kalangan pelajar
c. Selalu berkoordinasi dengan PD IPM dan
konsolidasi dengan PR IPM di tingkat
daerahnya
NO RANAH INDIKATOR
1 Kepemimpinan 1. Visi tentang IPM yang
ideal
2. Mampu membangun
kesadaran kolektif
3. Memproduksi wacana-
wacana gerakan
TANFIDZ MUKTAMAR
134 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
4. Mampu menggerakkan
aktor dan struktur
5. Mampu
mengartikulasikan
kepentingan basis
gerakan
6. Mampu membangun
jaringan eksternal
2 Kaderisasi 1. Ada Taruna Melati atau
kegiatan kaderisasi
pendukung yang sesuai
SPI
2. Ada kegiatan follow up
Kaderisasi
3. Pendampingan yang
berkelanjutan
4. Munculnya komunitas-
komunitas hasil
perkaderan sebagai basis
gerakan
3 Program kerja 1. Adanya program-
program di setiap bidang
sebagai penerjemahan gkt
dan gpk
2. Adanya follow up dari
program
3. Adanya komunitas-
komunitas pasca
pelaksanaan program
4. Ada kegiatan rutin di
masing-masing bidang
D. KEBIJAKAN BIDANG-BIDANG
1. Bidang Kepemimpinan
Bidang ini diarahkan berupa terciptanya
kepemimpinan (Leadership) yang kuat dan
progresif menuju gerakan IPM yang transformatif.
Hal tersebut meliputi pengelolaan kepemimpinan
dan manajemen serta penataan mekanisme dan
sistem kepemimpinan dan manajemen.
a. Mengawal orientasi ikatan
b. Optimalisasi kinerja dan partisipasi ikatan
c. Optimalisasi peran lembaga kepemimpinan
d. Penguatan komunikasi eksternal
TANFIDZ MUKTAMAR
136 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
3. Bidang Keuangan
Bidang ini memiliki program:
a. Penataan administrasi keuangan IPM
b. Optimalisasi penggalian, pengelolaan, dan
pemanfaatan dana organisasi
c. Pengembangan spirit kekayaan dan
kewirausahaan dengan inovasi lembaga
usaha penopang dana organisasi
4. Bidang Organisasi
Bidang ini diarahkan pada penguatan organisasi
(struktur, suprastruktur, dan infastruktur) guna
mewujudkan gerakan transformatif. Karena itu,
bidang ini memiliki program:
a. Penelitian dan potensi organisasi
b. Konsolidasi dan penataan tata kelola organisasi
c. Pengembangan dan penguatan fungsi
struktur organisasi
5. Bidang Perkaderan
Bidang ini diarahkan pada penguatan karakter kader
inti ikatan dalam rangka menumbuhkembangkan
semangat yang terorganisir serta jiwa militansi
pada setiap kader. Karena itu, bidang ini memiliki
program:
a. Massifikasi rekruitmen kader
b. Mentoring dan pendampingan sebagai
upaya penjagaan nilai-nilai kaderisasi pada
kader inti gerakan (mentoring/pengawasan and
penjagaan kader)
c. Peningkatan kapasitas pada setiap kader inti
ikatan
TANFIDZ MUKTAMAR
138 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
8. Bidang Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga
(ASBO)
Bidang ini diarahkan pada pengembangan minat
dan bakat serta apresiasi terhadap seni untuk
terbentuknya pelajar kreatif. Karena itu, bidang
ini memiliki program:
a. Pengembangan kajian budaya
b. Melestarikan seni dan budaya lokal
c. Menguatkan gerakan “Sastra Masuk Sekolah”
d. Membudayakan oleh raga di kalangan pelajar
9. Bidang Advokasi
Bidang ini diarahkan pada penyadaran,
pendampingan, dan pembelaan terhadap hak-hak
pelajar. Karena itu, bidang ini memiliki program:
a. Identifikasi persoalan-persoalan dan
kebijakan-kebijakan publik yang tidak
berpihak pada hak-hak pelajar.
b. Melakukan kerja-kerja
penyadaran,pemberdayaan dan pembelaan
TANFIDZ MUKTAMAR
140 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
REKOMENDASI MUKTAMAR XVII
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
TANFIDZ MUKTAMAR
142 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
Yogyakarta dan Jakarta.
20. Mendesak PP IPM khususnya bidang KDI untuk
menyelesaikan buku al-islam.
21. Mentanfidzkan hasil muktamar selambat-
lambatnya 1 bulan setelah muktamar.
B. KEPADA PP MUHAMMADIYAH
1. Pogram beasiswa bagi kader IPM yang aktif dan
berprestasi
2. Menentukan Pembina IPM di Ranting Sekolah
Muhammadiyah yang berasal dari alumni IPM
atau kader Angkatan Muda Mushammadiyah
3. Mengetatkan kembali proses pembuatan KTAM
di tubuh persyarikatan
4. Menjaga jarak terhadap semua partai politik dan
ormas yang berafiliasi kepada partai politik.
5. Mengawal bersama PP IPM tentang kebijakan
Iuran Anggota dan Uang Pangkal di Sekolah
Muhammadiyah sampai PD IPM se-Indonesia
6. Memberikan akses seluas-luasnya kepada
Angkatan Muda Muhammadiyah untuk masuk
dalam kepemimpinan Muhammadiyah dan Amal
Usaha .
7. Mendesak kepada Muhammadiyah khususnya
majelis dikdasmen agar kepala sekolah
Muhammadiyah dan amal usaha Muhammadiyah
adalah orang muhammadiyah dan peduli
terhadap IPM
8. Mendesak pada pengurus muhammadiyah dari
tingkat PP sampai PR untuk mengarahkan putra-
putrinya ke dalam IPM
TANFIDZ MUKTAMAR
144 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
2. Mendorong penghentian kekerasan pada TKI
Indonesia yang ada di Malaysia, Saudi Arabia dan
Negara – Negara tujuan TKI
3. Mendorong kebijakan internasional tentang
Penyelamatan Lingkungan (Global Warming)
4. Mendorong kebijakan yang berpihak kepada
buruh migrant yang terdapat di perusahaan
multi- internasional dan Negara – Negara maju
seperti Amerika Serikat, Finlandia, dan lain – lain
5. Mendorong kebijakan bersama untuk lebih
memperhatikan kasus - kasus Trafficking dan
kesepakatan mengenai MDG’s (Millennium
Development Goals)1
6. Mendorong kebijakan bersama demi terjadinya
perdamaian di negara Palestina, dan negara lain
yang rentan terhadap konflik antar etnis dan
kelompok tertentu.
1 Sasaran Pembangunan Millennium (bahasa Inggris : Millennium
Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs)
adalah delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun
2015 merupakan tantangan tantangan utama dalam pembangunan
diseluruh dunia. Tantangan-tantangan ini sendiri diambil dari se-
luruh tindakan dan target yang dijabarkan dalam Deklarasi Milen-
ium yang diadopsi oleh 189 negara dan ditandatangani oleh 147 ke-
pala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000
Pada September 2000, Pemerintah Indonesia, bersama-sama
dengan 189 negara lain, berkumpul untuk menghadiri Pertemuan
Puncak Milenium di New York dan menandatangani Deklarasi Mile-
nium. Deklarasi berisi sebagai komitmen negara masing-masing dan
komunitas internasional untuk mencapai 8 buah sasaran pembangu-
nan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan terukur
untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Penandatanga-
nan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin
dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang
menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk meny-
elesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender
pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita
hingga 2/3 , dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang
tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.
Senandung Perjuangan
Cipt. Baskoro Tri Caroko
TANFIDZ MUKTAMAR
146 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
Tuhan beri petunjuk-Mu
Jalan kemenagan ummat Islam
Berilah kami kekuatan
Amalkan Al Qur’an dalam kehidupan.
Senandung Ukhuwah
Renungan Kader
Cipt. Ahmad Aris Muryasani
TANFIDZ MUKTAMAR
148 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
Janji Kader
Cipt. M. Izzul Muslimin
Mari Mengaji
Cipt. Juniardi Firdaus/Hepia Restu
Sujud
Lirik: Thoif
Art: Juniardi Firdaus & Fadilah a.z
Di keheningan malam
Kubersujud dihadapanmu oh Tuhan
Ku memohon petunjukMu
Dalam hidupku yang fana ini
Dunia yang penuh liku
Banyak menggoda ke jalan kealfaan
Ku alfa padaMu
Khilafkan dosaku ikuti kemana angin pergi
kepadaMu kuserahkan diri
kepangkuanMu ku berharap ampunan
semoga doaku sampai padaMu
hingga segala dosaku kan hilang
TANFIDZ MUKTAMAR
150 Ikatan Pelajar Muhammadiyah XVII
Sang Surya
Cipt. H. Djarnawi Hadikusumo
152
PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
PERIODE 2010-2012
153
latif_ajronmoeslem@yahoo.
154
29. Anggota PIP Latif Ajron 0857 2907 3123 Jogja
com
30. Anggota PIP Asep Purwo Yudi Utomo inspirate_pyu@yahoo.com 0856 4766 6088 Jogja
31. Anggota Advokasi Haris Firman Maulana Sangadji haris_adjib@ymail.com 021 9168 8993 Jakarta
32. Anggota Advokasi Ari Nurrohman kang_ary89@yahoo.com 0857 6940 0003 Jakarta
33. Anggota ASBO Minten Ayu Larasati hijaudewi@yahoo.com 0856 4210 5120 Jogja
ahmadfatoni45@yahoo.
34. Anggota Hubla Ahmat Fathoni 0856 5893 0881 Jakarta
co.id
dzar_albanna945@yahoo.
35. Anggota Hubla Dzar Al-Banna 0853 3702 2225 Jogja
co.id
36. Anggota Hubla Asep Luqman loekman.asep@yahoo.com 0856 9501 8532 Jakarta
37. Anggota Ipmawati Yanu Milanti yanumilanti@gmail.com 0818 0406 2575 Jogja
rahmad_adamipm@yahoo.
155
Jl. Letjend. Soeprapto No. 64 Lt. III yudhi_irmmania@
8. PW IPM Bengkulu R. Yudhi Tofani 081271910874 9
156
Bengkulu 38222 yahoo.co.id
Jl. Mentok SMPN. 5 No. 110 RT. 05/03
9. PW IPM Bangka Belitung Kel. Keramat Pangkal Pinang Bangka Situn 0812 7397 163 1
331334
Jl. Kapten Tendean No. 7 Durian Payung
ahmadfatoni45@
10. PW IPM Lampung Bandar Lampung 35116 Fax. 0721 Ahmad Fathoni 0856 5893 0881 14
yahoo.co.id
242117
Jl. Kramat Raya No. 49 Jakarta Pusat Vedro
11. PW IPM DKI Jakarta 0856 1350 751 7
10450 Fernandes
Jl. Ibnu Kholdun III/59, Pisangan,
12. PW IPM Banten Rifky 0856 9148 1793 2
Ciputat, Tangerang 15419
faliq.mubarak@
Kompleks Masjid Nujahidin, Jl. Sancang gmail.com
13. PW IPM Jawa Barat Faliq Mubarok 0813 2288 7769 22
No.6 Bandung 40262 pwipmjabar@
157
sulsel@yahoo.com
Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 No. 38
158
27. PW IPM Sulawesi Selatan A. Yani 0852 5552 5770 25 sangkhalil@gmail.
Makasar 90425, Fax: 0411586018
com
PW IPM Sulawesi Jl. KH. Ahmad Dahlan No.10 Kel. Bende
28. Basyir 0813 4164 1541 4
Tenggara Kendari, Sulawese Tenggara 93231
Jl. Sultan Baabulah No. 9 Lt. 2 (Depan
29. PW IPM Maluku Muhajir Bahta 0852 4329 6095 5
Masjid Raya Al Fatah)Ambon 97126
Lt. II Pusdam Kampung Makassar barat
30. PW IPM Maluku Utara Sahril H. Gani 0852 4006 5560 5
Maluku Utara
Jl. Gelatik 1 No.71 Heledulaa Utara Kota dsegeli@yahoo.
31. PW IPM Gorontalo Poppy H 0852 4088 7510 1
Gorontalo com
Jl. Gerilyawan No.49 Abepura Jayapura
32. PW IPM Papua Yoilos Rafly R 0852 5413 7326 10
99351
dengan ini mengajukan permohonan Kartu Tanda Anggota (KTA) Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
Bersama ini kami sertakan/kirimkan uang sebagai kelengkapan administrasi sebesar Rp. 10.000,-
dan ongkos kirim (bagi yang dikirim).
( ________________ ) ( ________________ )
Pas foto
ukuran 3 x 4
berwarna
Informasi: Widya (085 6287 2449)
Widia_imuteindia@yahoo.com/widia_89@ipm.or.id