Professional Documents
Culture Documents
Oleh
SUMANTRI
NIM. 815313318
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ SEMARANG
2009.2
LAPORAN HASIL PERBAIKAN
D engan ilmu kehidupan m enjadi m udah, dengan seni kehidupan m enjadi halus,dengan
agam a hidup m enjadi terarah dan berm akna.
( Prof. D r. H . A . M ukti A li )
K em enangan yang paling indah ialah yang bisa m enaklukkan hati sendiri.
( La Fontaine )
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan pemantapan kemampuan profesional ini telah
terselesaikan dengan baik
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional pada program studi S1 PGSD Universitas Terbuka
UPBJJ Semarang.
Laporan penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu eksakta dengan judul Upaya
Guru Untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kompetensi Dasar
Organ Pernafasan Manusia di Kelas Va SDN Muarareja 02 Kecamatan Tegal Barat Kota
Tegal pada Semester I Tahun 2009/2010 dan noneksakta dengan judul Upaya Guru Untuk
Meningkatkan Hasil Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kompetensi Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia di Kelas Va SDN Muarareja 02 Kecamatan Tegal
Barat Kota Tegal pada Semester I Tahun 2009/2010.
Laporan penelitian ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. PVM Sunaryo, M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional pada program studi S1 PGSD
Universitas Terbuka UPBJJ Semarang.
2. Ibu Wiwik Katariningsih, S.Pd. selaku teman sejawat yang banyak membantu
sebagai pengamat.
3. Rekan-rekan guru SDN Muarareja 02 Tegal, yang banyak memberikan
masukan pada penulis dalam menyusun laporan penelitian tindakan kelas ini.
Penyusunan laporan penelitian tindakan kelas ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di
masa mendatang.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan penelitian tindakan kelas ini dapat
memberikan manfaat kepada pembaca khususnya bagi para pendidik.
Halaman
Halaman
PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian.
Penelitian tindakan kelas sangat besar manfaatnya bagi peneliti, guru, siswa
maupun sekolah di mana tempat penelitian dilaksanakan :
1. Bagi Guru
a. Membantu pendidik memperbaiki proses pembelajaran yang
diampunya agar diperoleh pembelajaran yang efektif.
b. Meningkatkan kepercayaan diri dalam menganalisis kinerja guru
dan menemukan kekuatan dan kekurangan pada pembelajaran serta
mencari solusinya.
c. Meningkatkan profesionalisme guru dalam meneliti dan
memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
d. Mendapat kesempatan untuk berkembang dalam IPTEK dan
menerapkan ketrampilan yang dikuasainya karena guru berperan
sebagai perencana sekaligus pelaku pembelajaran.
2. Bagi Siswa
Manfaat PTK ini juga bermanfaat bagi siswa yaitu dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi yang diterima dan diperoleh hasil belajar
yang diharapkan masyarakat.
3. Bagi Sekolah
Manfaat PTK bagi sekolah sangat besar andilnya karena dapat
mengembangkan kemajuan sekolah karena didukung oleh guru-guru yang
mempunyai kapabilitas yang baik dalam PTK.
B A B II
KAJIAN PUSTAKA
Peneliti dalam menyusun laporan banyak merajuk dari buku-buku pustaka yang
berkaitan erat dalam pembelajaran. Hal-hal yang terkandung dalam bab ini antara lain :
A. Subjek Penelitian
Hari
No. Siklus Tempat Waktu
Tanggal
1. Siklus I
Setelah rencana perbaikan pembelajaran siklus I ( RPP I ) disetujui oleh
Pembimbing, penulis meminta ijin kepada Guru Kelas Va untuk melakukan
perbaikan pembelajaran. Untuk mengumpulkan data saat melakukan kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus I, penulis meminta bantuan rekan sejawat yaitu
Ibu Wiwik Katariningsih, S.Pd. sebagai pengamat. Dan untuk menyamakan
persepsi, peneliti dan pengamat membicarakan aspek-aspek perbaikan yang
perlu diperhatikan. Dalam pelaksanaannya, rekan sejawat sebagai pengamat
duduk di belakang dan mengamati seluruh jalannya kegiatan perbaikan
pembelajaran. Untuk mencatat informasi mengenai penampilan kegiatan
perbaikan pembelajaran ini, pengamat mengisi lembar observasi atau lembar
penilaian.
Secara umum prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran berjalan
melalui tahap-tahap kegiatan awal ( apersepsi ), kegiatan inti, dan kegiatan
akhir. Secara khusus, kegiatan perbaikan pembelajaran dilakukan melalui
serentetan aktivitas yang tercantum dalam kegiatan inti pada RPP I.
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I, penulis melakukan
aktivitas-aktivitas sebagai berikut :
1. Secara klasikal guru menjelaskan secara cermat dan tidak tergesa-gesa
mengenai bagian-bagian organ pernapasan manusia menggunakan media
power point ( 15 menit )
Bagian-bagian organ pernapasan manusia antara lain :
a. hidung,
b. tenggorokan,
c. paru-paru.
2. Secara klasikal guru menjelaskan secara cermat dan tidak tergesa-gesa
mengenai fungsi organ pernapasan manusia menggunakan media power
point ( 15 menit )
a. Rambut hidung dan selaput lendir berfungsi menyaring udara yang
masuk agar bebas dari debu dan kuman.
b. Bulu-bulu halus pada tenggorokan berfungsi menyaring udara dari
kotoran yang masih dapat lolos ke tenggorokan.
3. Secara klasikal siswa dan guru mengadakan tanya jawab mengenai Organ
Pernafasan Manusia.( 10 menit ).
4. Secara klasikal siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan isi materi
pelajaran ( 5 menit )
Kesimpulan :
a. 1. hidung, 2. tenggorokan, 3. paru-paru.
b. Rambut hidung dan selaput lendir berfungsi menyaring udara yang
masuk agar bebas dari debu dan kuman.
c. Bulu-bulu halus pada tenggorokan berfungsi menyaring udara dari
kotoran yang masih dapat lolos ke tenggorokan.
d. Alveolus adalah gelembung yang sangat tipis di dalam paru-paru
yang diselimuti pembuluh kapiler darah.
e. Di dalam Alveolus terjadi proses pertukaran gas 02 dan CO2
Pada akhir kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I penulis
melaksanakan evaluasi. Ternyata hasil evaluasi dari kegiatan perbaikan
pembelajaran siklus I tersebut belum memuaskan, walaupun ada peningkatan
yang cukup berarti dibandingkan dengan hasil evaluai pra siklus.
Pada evaluasi pembelajaran pra siklus diperoleh data siswa mendapat
nilai < 75 ada 20 siswa atau sekitar 62,5 % dari 32 siswa, sedangkan yang
mendapat nilai > 75 ada 12 siswa atau sekitar 37,5 %, sedangkan pada evaluasi
pembelajaran siklus I diperoleh data siswa mendapat nilai < 75 ada 9 siswa
atau sekitar 28,12 % dari 32 siswa, sedangkan yang mendapat nilai > 75 ada 23
siswa atau sekitar 71,88 %.
Karena hasil evaluasi dari kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I
masih kurang memuaskan, maka penulis berdiskusi dengan rekan sejawat yang
melakukan pengamatan saat penulis melaksanakan kegiatan perbaikan
pembelajaran siklus I. Dari hasil pengamatan rekan sejawat diperoleh
penyebab kekurang-berhasilan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I,
antara lain :
1. Penyampaian materi masih tergesa-gesa.
2. Saat menampilkan gambar melalui media power point seharusnya tidak
cepat berganti dengan menampilkan gambar yang lain, siswa diberi kesem-
patan mengamati gambar dengan teliti.
3. Pelaksanaan tanya jawab tentang materi pelajaran tidak merata pada seluruh
siswa.
4. Siswa tidak diberi kesempatan membaca ulang hasil kesimpulan materi
pelajaran.
2. Siklus II
Karena hasil perbaikan pembelajaran siklus I belum memuaskan, maka
penulis menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II ( RPP II ). Setelah
rencana perbaikan pembelajaran siklus II ( RPP II ) disetujui oleh Pembimbing,
penulis meminta ijin kepada Guru Kelas Va untuk melakukan perbaikan
pembelajaran siklus II. Untuk mengumpulkan data saat melakukan kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus II, sekali lagi penulis meminta bantuan rekan
sejawat yaitu Ibu Wiwik Katariningsih, S.Pd. sebagai pengamat. Dan untuk
menyamakan persepsi, peneliti dan pengamat membicarakan aspek-aspek
perbaikan yang perlu diperhatikan. Dalam pelaksanaannya, rekan sejawat
sebagai pengamat duduk di belakang dan mengamati seluruh jalannya kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus II. Untuk mencatat informasi mengenai
penampilan kegiatan perbaikan pembelajaran ini, pengamat mengisi lembar
observasi atau lembar penilaian.
Secara umum prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran berjalan
melalui tahap-tahap kegiatan awal ( apersepsi ), kegiatan inti, dan kegiatan
akhir. Secara khusus, kegiatan perbaikan pembelajaran dilakukan melalui
serentetan aktifitas yang tercantum dalam kegiatan inti pada RPP II.
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, penulis melakukan
aktifitas-aktifitas sebagai berikut :
1. Secara klasikal guru menjelaskan secara cermat dan tidak tergesa-gesa
mengenai bagian-bagian organ pernapasan manusia menggunakan media
power point hingga siswa paham betul ( 15 menit )
Bagian-bagian organ pernapasan manusia antara lain :
a. hidung,
b. tenggorokan,
c. paru-paru.
2. Secara klasikal guru menjelaskan secara cermat dan tidak tergesa-gesa
mengenai fungsi organ pernapasan manusia menggunakan media power
point hingga siswa paham betul ( 15 menit )
a. Rambut hidung dan selaput lendir berfungsi menyaring udara yang
masuk agar bebas dari debu dan kuman.
b. Bulu-bulu halus pada tenggorokan berfungsi menyaring udara dari
kotoran yang masih dapat lolos ke tenggorokan.
3. Secara klasikal siswa dan guru mengadakan tanya jawab mengenai Organ
Pernafasan Manusia, hingga seluruh siswa memperoleh giliran ( 10 menit ).
4. Secara klasikal siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan isi materi
pelajaran dan siswa diberi kesempatan membaca kembali hasil kesimpulan
tersebut ( 5 menit )
Kesimpulan :
a. 1. hidung, 2. tenggorokan, 3. paru-paru.
b. Rambut hidung dan selaput lendir berfungsi menyaring udara yang
masuk agar bebas dari debu dan kuman.
c. Bulu-bulu halus pada tenggorokan berfungsi menyaring udara dari
kotoran yang masih dapat lolos ke tenggorokan.
d. Alveolus adalah gelembung yang sangat tipis di dalam paru-paru
yang diselimuti pembuluh kapiler darah.
e. Di dalam Alveolus terjadi proses pertukaran gas 02 dan CO2
Pada akhir kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II penulis
melaksanakan evaluasi. Ternyata hasil evaluasi dari kegiatan perbaikan
pembelajaran siklus II tersebut sangat memuaskan, walaupun ada 3 orang
siswa yang memperoleh nilai < 75..
Pada evaluasi pembelajaran siklus I diperoleh data siswa mendapat nilai
< 75 ada 9 siswa atau sekitar 28,12 % dari 32 siswa, sedangkan yang mendapat
nilai > 75 ada 23 siswa atau sekitar 71,88 %, sedangkan pada evaluasi
perbaikan pembelajaran siklus II diperoleh data siswa yang mendapat nilai
< 75 ada 3 siswa atau sekitar 9,38 % dari 32 siswa, sedangkan yang mendapat
nilai > 75 ada 29 siswa atau sekitar 90,62 %,
Karena hasil evaluasi dari kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II
sangat memuaskan, maka penulis berdiskusi dengan rekan sejawat yang mela-
kukan pengamatan saat penulis melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran
siklus II. Dari hasil pengamatan rekan sejawat diperoleh hasil pengamatan
kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II, sebagai berikut :
1. Penyampaian materi tidak tergesa-gesa sehingga mudah dipahami siswa.
2. Penggunaan media pembelajaran menarik sehingga membuat siswa konsen-
trasi pada pelajaran.
3. Pelaksanaan tanya jawab tentang materi pelajaran sudah merata pada
seluruh siswa.
4. Siswa membaca ulang hasil kesimpulan materi pelajaran sebelum
pelaksanaan evaluasi.
Setelah berdiskusi dengan rekan sejawat dan dosen pembimbing,
diputuskan bahwa kegiatan perbaikan pembelajaran dinyatakan selesai dengan
catatan untuk 2 siswa yang memperoleh nilai < 75 diberikan PR soal
perbaikan, sedangkan 30 siswa lainnya diberikan PR soal pengayaan.
B A B IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
NILAI BANYAKNYA
NO fX PERSENTASE
(X) ANAK
1. 65 5 325 15,62 %
2. 70 4 280 12,50 %
3. 75 6 450 18,75 %
4. 80 7 560 21,87 %
5. 85 4 340 12,50 %
6. 90 3 270 9,38 %
7. 95 3 285 9,38 %
Jumlah 32 2510 100 %
Sebaran nilai hasil tes formatif perbaikan pembelajaran IPA siklus I dapat
tergambar dalam grafik berikut ini.
Gambar 1
Hasil ulangan akhir perbaikan pembelajaran IPA siklus I
10
9
Banyaknya Siswa
8
7
6
5
4
3
2
1
65 70 75 80 85 90 95
Nilai yang diperoleh
Keterangan = Nilai yang < 75 ada 9 siswa = 28,12 %
Nilai yang > 75 ada 23 siswa = 71,88 %
Dilihat dari data dapat dikumpulkan sebagai berikut :
Hasil belajar siswa terlihat meningkat dari hasil belajar prasiklus
dibandingkan dengan hasil belajar perbaikan pembelajaran siklus I .Pada
evaluasi pembelajaran pra siklus diperoleh data siswa mendapat nilai
< 75 ada 20 siswa atau sekitar 62,5 % dari 32 siswa, sedangkan yang
mendapat nilai > 75 ada 12 siswa atau sekitar 37,5 %, sedangkan pada
evaluasi pembelajaran siklus I diperoleh data siswa mendapat nilai
< 75 ada 9 siswa atau sekitar 28,12 % dari 32 siswa, sedangkan yang
mendapat nilai > 75 ada 23 siswa atau sekitar 71,88 %. Peningkatan
persentase ketuntasan hasil belajar dari pra-siklus ke siklus I dapat dilihat
dalam Tabel 3.
Tabel 3
Rekapitulasi Perkembangan Hasil Belajar dari pra siklus ke siklus I.
a. Deskripsi Temuan
Pelaksanaan tiap-tiap aktivitas perbaikan pembelajaran yang
menjadi pusat perhatian dalam observasi yang dilakukan oleh pengamat
dapat dideskripsikan sebagai berikut :
1). Penyampaian materi pelajaran.
Guru dalam menyampaikan materi pelajaran menggunakan media
power point yang dipancarkan pada layar proyektor melalui LCD.
Pada saat menampilkan gambar, guru masih kurang cermat menjelas-
kannya pada siswa walaupun siswa sangat tertarik dengan penampilan
gambar-gambar tersebut. Sebelum siswa memahami hubungan gambar
dengan materi pelajaran, guru sudah menampilkan gambar yang lain
sehingga bagi beberapa siswa yang lambat daya cerna pada gambar
tersebut mengalami kesulitan pula mencerna materi pelajaran.
2). Pemanfaatan media pembelajaran.
Penggunaan media power point yang diproyeksikan pada layar lebar
memang menarik perhatian siswa. Tetapi saat menampilkan gambar
melalui media power point seharusnya tidak cepat berganti dengan
menampilkan gambar yang lain, siswa diberi kesempatan mengamati
gambar dengan teliti.
3). Pengaktifan siswa dalam tanya jawab.
Guru terfokus pada kegiatan menampilkan gambar, sehingga pelaksa-
naan tanya jawab tentang materi pelajaran tidak merata pada seluruh
siswa. Terlebih lagi jika yang belum bertanya jawab adalah siswa yang
lambat daya cernanya.
4). Pemanfaatan kesimpulan materi pelajaran.
Siswa tidak diberi kesempatan membaca ulang hasil kesimpulan materi
pelajaran, padahal jika kesempatan itu diberikan akan lebih memper-
mudah siswa mencerna materi pelajaran secara keseluruhan.
2. Siklus II
a. Pengolahan Data
Kesimpulan :
Tabel 4
Jumlah : 1 3
Keterangan :
1 = Kurang Sekali
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5. = Baik Sekali
Hasil belajar siswa dalam perbaikan pembelajaran siklus II dicantumkan
dalam Tabel 5.
Tabel 5
NILAI BANYAKNYA
NO FX PERSENTASE
(X) ANAK
1. 70 3 210 9,38 %
2. 75 3 225 9,38 %
3. 80 4 320 12,50 %
4. 85 10 850 31,25 %
5. 90 5 450 15,62 %
6. 95 6 570 18,75 %
7. 100 1 100 3,12 %
Jumlah 32 2725 100 %
Sebaran nilai hasil tes formatif siklus II tergambar dalam grafik berikut ini.
Gambar 2
Hasil ulangan akhir pembelajaran siklus II
10
9
8
Banyaknya Siswa
7
6
5
4
3
2
1
70 75 80 85 90 95 100
Nilai yang diperoleh
a. Deskripsi Temuan
2. Siklus II.
Hasil pelaksanaan aktivitas perbaikan pembelajaran pada siklus II,
cukup memuaskan dan ada peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan
hasil pembelajaran siklus I. Ini terlihat dari hasil rata-rata tes formatif siklus I
yang hanya 7,84 sedangkan rata-rata tes formatif pada siklus II mencapai. 8,51
Hasil pelaksanaan aktivitas perbaikan pembelajaran pada siklus II
secara rinci adalah sebagai berikut :
a. Penyampaian materi pelajaran : mendapat nilai 5 pada skala 1–5
b. Pemanfaatan media pembelajaran : mendapat nilai 5 pada skala 1–5
c. Pengaktifan siswa dalam tanya jawab : mendapat nilai 5 pada skala 1–5
d. Pemanfaatan kesimpulan materi pelajaran: mendapat nilai 4 pada skala 1–5
e. Nilai rata-rata pelaksanaan aktivitas perbaikan pembelajaran pada siklus I
adalah : ( 1 x 4 ) + ( 3 x 5 ) = 19 : 4 = 4,75.
Berikut ini teori yang mendukung pelaksanaan aktivitas perbaikan
pembelajaran pada siklus II :
a. Penyampaian materi pelajaran
Kegiatan pembelajaran merupakan bentuk komunikasi antara
guru dengan siswa, siswa dengan siswa, yang dalam pelaksanaannya
tidak lepas dengan penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. Sesuai
dengan landasan teori yang telah dibahas pada bagian kajian pustaka
bahwa bahasa yang digunakan dalam komunikasi pembelajaran
merupakan faktor yang ikut menentukan keberhasilan proses pembela-
jaran. Komunikasi verbal dalam bentuk penggunaan bahasa yang efektif
menentukan kualitas pembelajaran pembelajaran (Yuli Setyowati; 2000)
Penulis merasa teori di atas telah sepenuhnya dilaksanakan saat
melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II. Terlebih saat
menampilkan gambar melalui media power point, penulis sambil
menjelaskan secara jelas maksud gambar tersebut. Sehingga bagi siswa
yang daya cernanya kurang akan merasa terbantu mencerna maksud
gambar tersebut ke dalam materi pembelajaran. Sehingga prestasi
belajar mereka meningkat.
b. Pemanfaatan media pembelajaran
Miarso ( 1980 ) menegaskan bahwa media pembelajaran adalah
sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan anak didik sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Penulis merasa teori di atas telah sepenuhnya dilaksanakan saat
melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II. Terlebih saat
menampilkan gambar melalui media power point, penulis tidak tergesa-
gesa mengganti gambar yang satu dengan yang lain sebelum seluruh
siswa benar-benar memahami materi pelajaran yang ditampilkan melalui
gambar tersebut. Bagi beberapa siswa yang lambat berpikirnya,
pergantian gambar yang tidak waktunya membuat mereka kesulitan
mencerna materi pelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang
menarik, tepat, dan memadai, sehingga semua siswa dapat melihatnya
tentu akan meningkat prestasi belajar siswa.
c. Pengaktifan siswa dalam tanya jawab.
Metode tanya jawab sebagai suatu cara menyajikan materi
pelajaran harus digunakan bersama-sama dengan metode lain, misalnya
metode ceramah, kerja kelompok, demonstrasi, dan drill. Metode ini
wajar penggunaannya apabila guru ingin mengetahui penguasaan siswa
terhadap materi yang telah disajikannya. Selain situasi di atas, metode
tanya jawab wajar pula digunakan untuk menyelingi pembicaraan
( ceramah ) dalam rangka menyemangatkan pelajar supaya tidak terjadi
penyimpangan perhatian. Kecuali situasi-situasi tersebut di atas, metode
tanya jawab baik juga digunakan untuk memimpin pengamatan para
siswa. Dalam suatu pengamatan ada kalanya siswa kehilangan pedoman
untuk menentukan proses atau bagian penting yang harus diamati.
Tanya jawab seringkali mengurangi kekeliruan atau ketidaktentuan arah
pengamatan.
Penulis teliti melakukan tanya jawab dengan siswa saat
melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II sehingga merata kepada
seluruh siswa, terutama siswa yang lambat cara berfikirnya. Bagi siswa
yang pasif, kegiatan guru bertanya jawab dengan mereka dapat
membangkitkan keberanian mereka untuk berbicara, mengeluarkan
pendapat, dan keberanian bertanya ketika mereka menemui kesulitan
dalam belajar. Kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa, siswa
dengan siswa, bila dilaksanakan secara teratur dan terarah akan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
d. Pemanfaatan kesimpulan materi pelajaran.
Menyimpulkan materi pembelajaran yang baru diajarkan sangat
penting manfatnya bagi siswa. Pada saat siswa menyimpulkan kembali
materi pelajaran maka terjadi lagi proses pembelajaran. Kebiasaan
memberikan kesempatan pada siswa untuk menyimpulkan materi
pelajaran berarti melatih mereka untuk selalu mencatat hal-hal penting.
Bagi siswa yang terbiasa mencatat hal-hal penting, tentunya akan
membentuk sikap mereka menjadi manusia yang cerdas, teliti, dan
bertanggungjawab.
Saat melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II, penulis
telah mengajak siswa membuat kesimpulan materi pelajaran, san
memerintahkan mereka untuk membaca ulang kesimpulan tersebut
sebagai upaya mengulang kembali proses pembelajaran. Bagi siswa SD
membiasakan mereka banyak membaca, tentu akan mempermudah
meningkatnya prestasi belajar siswa.
Bila dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kompetensi dasar
“Organ Pernafasan Manusia”, guru membahas materi secara rinci, memanfaatkan
alat peraga dan media pembelajaran yang memadai dan menarik, menjelaskan
materi pelajaran dengan bahasa yang mudah dimengerti siswa, mengaktifkan siswa
melalui tanya jawab, dan membiasakan mereka menulis rangkuman materi
pelajaran, siswa akan menguasai materi dengan baik dan prestasi belajar akan
meningkat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian dengan mengadakan aktivitas-
aktivitas perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Kompetensi Dasar “ Organ Pernafasan Manusia “ di kelas Va SD Negeri
Muarareja 02 Kecamatan Tegal Barat – Kota Tegal, didapati proses pembelajaran
menjadi efektif dan prestasi belajar siswa meningkat.
Aktivitas-aktivitas perbaikan pembelajaran yang penulis lakukan adalah
sebagai berikut :
1. Pada penyajian materi pelajaran penulis menggunakan bahasa yang efektif,
menarik, dan mudah dipahami siswa.
2. Menggunakan media pembelajaran yang memadai, menarik, dan dapat dilihat
oleh semua siswa.
3. Mengadakan tanya jawab tentang materi pelajaran kepada seluruh siswa
terutama siswa yang mengalami kelambatan berfikir.
4. Membiasakan menulis rangkuman materi yang baru selesai diajarkan.
B. Saran
Melihat hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan
kepada rekan-rekan guru agar :
1. Melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dengan cara menyajikan
materi pembelajaran : secara cermat dan tidak tergesa-gesa, menggunakan
bahasa yang mudah dipahami siswa, menggunakan alat peraga/ media
pembelajaran yang memadai dan menarik, mengaktifkan siswa melalui tanya
jawab, serta membiasakan siswa menyimpulkan materi pelajaran.
2. Selalu melakukan penelitian tindakan kelas jika mendapati pembelajaran yang
dilakukan kurang efektif.
3. Selalu berdiskusi dengan sesama guru terutama pada ajang Kelompok Kerja
Guru ( KKG ) untuk menemukan aktivitas-aktivitas perbaikan pembelajaran
yang bisa dilakukan agar proses pembelajaran di kelas menjadi efektif.
BAB I
PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan analisis refleksi diri maka peneliti berdiskusi dengan pengamat
dan rekan-rekan guru SD Negeri Muarareja 02 Tegal. Dari hasil refleksi dan
diskusi itu ditemukan beberapa faktor kekurangefektifan dalam pembelajaran
pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Repunlik sebagai berikut :
1. Penyajian materi tidak menggunakan bahasa yang efektif.
2. Pemanfaatan media pembelajaran kurang memadai.
3. Guru kurang mengadakan tanya jawab dengan siswa
4. Guru tidak mengajak siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran.
Berdasarkan penyebab kekurangefektifan pembelajaran di atas, untuk
membantu siswa Kelas Va SD Negeri Muarareja 02 Kecamatan Tegal Kota Tegal
supaya menguasai materi dengan baik, penulis merumuskan masalah perbaikan
“ Upaya-upaya apakah yang ditempuh guru untuk membantu siswa kelas Va SD
Negeri Muarareja 02 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal dalam pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan pokok bahasan Negara Kesatuan Republik Indonesia
supaya siswa dapat menguasai materi dengan baik ?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam perbaikan pembelajaran yang dilakukan antara lain :
1. Meningkatkan kreatifitas guru dalam memberikan apersepsi yang sesuai dan
menarik.
2. Meningkatkan kreatifitas guru dalam menggunakan media pembelajaran yang
sesuai, memadai, dan menarik agar siswa mudah menerima materi pelajaran
yang diajarkan.
3. Meningkatkan keaktifan yang kreatif siswa serta membangkitkan siswa untuk
mau bertanya agar prestasi siswa meningkat.
D. Manfaat Penelitian.
Penelitian tindakan kelas sangat besar manfaatnya bagi peneliti, guru, siswa
maupun sekolah di mana tempat penelitian dilaksanakan :
1. Bagi Guru
a. Membantu pendidik memperbaiki proses pembelajaran yang
diampunya agar diperoleh pembelajaran yang efektif.
b. Meningkatkan kepercayaan diri dalam menganalisis kinerja guru
dan menemukan kekuatan dan kekurangan pada pembelajaran serta
mencari solusinya.
c. Meningkatkan profesionalisme guru dalam meneliti dan
memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
d. Mendapat kesempatan untuk berkembang dalam IPTEK dan
menerapkan keterampilan yang dikuasainya karena guru berperan
sebagai perencana sekaligus pelaku pembelajaran.
2. Bagi Siswa
Manfaat PTK ini juga bermanfaat bagi siswa yaitu dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi yang diterima dan diperoleh hasil belajar
yang diharapkan masyarakat.
3. Bagi Sekolah
Manfaat PTK bagi sekolah sangat besar andilnya karena dapat
mengembangkan kemajuan sekolah karena didukung oleh guru-guru yang
mempunyai kapabilitas yang baik dalam PTK.
B A B II
KAJIAN PUSTAKA
Peneliti dalam menyusun laporan banyak merajuk dari buku-buku pustaka yang
berkaitan erat dalam pembelajaran. Hal-hal yang terkandung dalam bab ini antara lain :
A. Penggunaan Bahasa Yang Efektif pada Kegiatan Apersepsi.
Dalan setiap kegiatan pembelajaran terjadi proses komunikasi dua arah,
baik antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, maupun antara siswa dengan
siswa. Di sini diperlukan keterampilan berkomunikasi yang efektif, baik
komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal ( Yuli Setyowati, 2000 )
Komunikasi verbal dalam bentuk bahasa yang efektif sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Siswa yang diajak bicara segera
mengerti, paham akan maksud/ pesan yang disampaikan melalui bahasa yang
diucapkan oleh guru. Dalam komunikasi pembelajaran, guru tidak bisa lepas dari
penggunaan bahasa. Di sinilah diperlukan penggunaan bahasa yang efektif baik
berupa bahasa lisan maupun bahasa tulis. Misalnya, saat guru menyajikan materi
pelajaran dalam proses pembelajaran, dengan kepandaiannya menggunakan bahasa
yang efektif, menarik, dan mudah dipahami
Semua ini hanya dapat berjalan dengan baik apabila siswa paham apa yang
diharapkan guru dan disampaikan menggunakan bahasa yang bisa dipahami oleh
siswa. Dengan demikian kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan baik dan
siswa dengan mudah menguasai materi pelajaran jika guru menggunakan bahasa
yang efektif dan menarik. Dengan kata lain, penggunaan bahasa yang efektif dalam
kegiatan pembelajaran menjadi landasan keberhasilan proses pembelajaran
tersebut.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas Va SD Negeri Muarareja 02
Tegal, di mana jumlah siswanya adalah sebagai berikut :
- Kelas I : Laki-laki = 26 orang, perampuan = 23 orang, jumlah 49 orang
- Kelas IIa : Laki-laki = 19 orang, perampuan = 15 orang, jumlah 34 orang
- Kelas IIb : Laki-laki = 17 orang, perampuan = 15 orang, jumlah 32 orang
- Kelas IIIa : Laki-laki = 23 orang, perampuan = 13 orang, jumlah 36 orang
- Kelas IIIb : Laki-laki = 12 orang, perampuan = 27 orang, jumlah 39 orang
- Kelas IVa : Laki-laki = 11 orang, perampuan = 23 orang, jumlah 34 orang
- Kelas IVb : Laki-laki = 9 orang, perampuan = 18 orang, jumlah 27 orang
- Kelas Va : Laki-laki = 18 orang, perampuan = 14 orang, jumlah 32 orang
- Kelas Vb : Laki-laki = 18 orang, perampuan = 18 orang, jumlah 36 orang
- Kelas VI : Laki-laki = 24 orang, perampuan = 24 orang, jumlah 48 orang
- Jumlah : Laki-laki = 177 orang, perampuan = 190 orang, jumlah 367 orang
SD Negeri Muarareja 02 terletak di daerah pantai utara sebelah barat kota
Tegal, yang sebagian besar penduduk dewasa laki-laki adalah buruh nelayan,
sedangkan penduduk dewasa wanita sebagai pedagang ikan kecil-kecilan, dan
buruh industri ikan asin, terasi, kerupuk, atau ikan pilet. Kondisi ini yang
menyebabkan perhatian orangtua terhadap pendidikan anak-anaknya kurang dan
motivasi belajar bagi siswa rendah. Karena kurangnya perhatian kedua orangtua,
anak-anak ini terkesan nakal dan bandel. Di samping itu, fasilitas belajar di sekolah
belum sepenuhnya memadai. Peneliti adalah mahasiswa S1 PGSD Universitas
Terbuka dan Guru mata pelajaran PKn kelas Va, Vb dan VI yang mendapat tugas
tambahan sebagai Kepala Sekolah di SD Negeri Muarareja 02 Kota Tegal dengan
didampingi seorang pengamat Ibu Wiwik Katariningsih, S.Pd. rekan guru SD
Negeri Muarareja 02 Kota Tegal.
B. Deskripsi Perbaikan Per Siklus.
Jadwal pelaksanaa perbaikan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
adalah sebagai berikut :
Hari
No. Siklus Tempat Waktu
Tanggal
Kelas Va SD Negeri Selasa,
1. I 07.00 – 08.10
Muarareja 02 Kota Tegal 03 November 2009
2. II Kelas Va SD Negeri Kamis, 07.00 – 08.10
Muarareja 02 Kota Tegal 05 November 2009
1. Siklus I
Setelah rencana perbaikan pembelajaran siklus I ( RPP I ) disetujui oleh
Pembimbing, penulis meminta ijin kepada Guru Kelas Va untuk melakukan
perbaikan pembelajaran. Untuk mengumpulkan data saat melakukan kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus I, penulis meminta bantuan rekan sejawat yaitu
Ibu Wiwik Katariningsih, S.Pd. sebagai pengamat. Dan untuk menyamakan
persepsi, peneliti dan pengamat membicarakan aspek-aspek perbaikan yang
perlu diperhatikan. Dalam pelaksanaannya, rekan sejawat sebagai pengamat
duduk di belakang dan mengamati seluruh jalannya kegiatan perbaikan
pembelajaran. Untuk mencatat informasi mengenai penampilan kegiatan
perbaikan pembelajaran ini, pengamat mengisi lembar observasi atau lembar
penilaian.
Secara umum prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran berjalan
melalui tahap-tahap kegiatan awal ( apersepsi ), kegiatan inti, dan kegiatan
akhir. Secara khusus, kegiatan perbaikan pembelajaran dilakukan melalui
serentetan aktifitas yang tercantum dalam kegiatan inti pada RPP I.
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I, penulis melakukan
aktifitas-aktifitas sebagai berikut :
1). Secara klasikal guru menjelaskan secara cermat dan tidak tergesa-gesa
dengan memperlihatkan gambar-gambar mengenai keanekaragaman
budaya dan kesenian daerah di Indonesia menggunakan media power
point ( 10 menit )
misalnya : a. Tari Saman dari Aceh
b. Tari Jaipong dari Jakarta
c. Tari Serimpi dari Jawa Tengah
d. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur
e. Tari Pendet dari Bali.
2). Secara klasikal guru menjelaskan secara cermat dan tidak tergesa-gesa
mengenai kesenian daerah serta pulau-pulau yang sempat diakui oleh
negara lain dengan menggunakan media power point ( 10 menit )
Guru menunjukkan gambar kesenian daerah serta pulau-pulau yang
sempat diakui oleh negara lain, yaitu : Tari Reog Ponorogo, Tari Pendet,
Pulau Sipadan, Pulau Ligitan, dan Pulau Ambalat.
3). Secara klasikal siswa dan guru mengadakan tanya jawab mengenai cara
mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
( 15 menit ).
diantaranya : Memperkuat TNI, baik Angkatan Darat, Angkatan Laut,
maupun Angkatan Udara sebagai tulang punggung pertahanan negara
4). Secara klasikal siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan isi materi
pelajaran ( 10 menit )
Kesimpulan :
a. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang kaya.
b. Terdapat keanekaragaman suku, bahasa, adat-istiadat, kesenian
daerah, senjata adat, makanan khas daerah.
c. Terdapat beribu-ribu pulau besar dan kecil.
d. Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan oleh Pengadilan Internasional
resmi menjadi milik negara Malaysia, sedangkan Pulau Ambalat
masih tetap milik negara Indonesia.
e. Adanya perbedaan suku, agama, adat-istiadat, dan bahasa daerah
harus kita anggap sebagai anugerah dari Tuhan YME.
f. Menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah di seluruh Indonesia.
g. Kita merasa sangat bangga karena batik sudah mendunia dan resmi
berasal dari Inonesia, sehingga tidak bisa diakui oleh negara lain.
h. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Pada akhir kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I penulis
melaksanakan evaluasi. Ternyata hasil evaluasi dari kegiatan perbaikan
pembelajaran siklus I tersebut belum memuaskan, walaupun ada peningkatan
yang cukup berarti dibandingkan dengan hasil evaluai pra siklus.
Pada evaluasi pembelajaran pra siklus diperoleh data siswa mendapat
nilai < 75 ada 14 siswa atau sekitar 43,75 % dari 32 siswa, sedangkan yang
mendapat nilai > 75 ada 18 siswa atau sekitar 56,25 %, sedangkan pada
evaluasi pembelajaran siklus I diperoleh data siswa mendapat nilai < 75 ada
8 siswa atau sekitar 25 % dari 32 siswa, sedangkan yang mendapat nilai > 75
ada 24 siswa atau sekitar 75 %.
Karena hasil evaluasi dari kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I
masih kurang memuaskan, maka penulis berdiskusi dengan rekan sejawat yang
melakukan pengamatan saat penulis melaksanakan kegiatan perbaikan
pembelajaran siklus I. Dari hasil pengamatan rekan sejawat diperoleh
penyebab kekurang-berhasilan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I,
antara lain :
1. Penyampaian materi masih tergesa-gesa.
2. Saat menampilkan gambar melalui media power point seharusnya tidak
cepat berganti dengan menampilkan gambar yang lain, siswa diberi
kesempatan mengamati gambar dengan teliti.
3. Pelaksanaan tanya jawab tentang materi pelajaran tidak merata pada seluruh
siswa.
4. Siswa tidak diberi kesempatan membaca ulang hasil kesimpulan materi
pelajaran.
2. Siklus II
Karena hasil perbaikan pembelajaran siklus I belum memuaskan, maka
penulis menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II ( RPP II ). Setelah
rencana perbaikan pembelajaran siklus II ( RPP II ) disetujui oleh Pembimbing,
penulis meminta ijin kepada Guru Kelas Va untuk melakukan perbaikan
pembelajaran siklus II. Untuk mengumpulkan data saat melakukan kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus II, sekali lagi penulis meminta bantuan rekan
sejawat yaitu Ibu Wiwik Katariningsih, S.Pd. sebagai pengamat. Dan untuk
menyamakan persepsi, peneliti dan pengamat membicarakan aspek-aspek
perbaikan yang perlu diperhatikan. Dalam pelaksanaannya, rekan sejawat
sebagai pengamat duduk di belakang dan mengamati seluruh jalannya kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus II. Untuk mencatat informasi mengenai
penampilan kegiatan perbaikan pembelajaran ini, pengamat mengisi lembar
observasi atau lembar penilaian.
Secara umum prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran berjalan
melalui tahap-tahap kegiatan awal ( apersepsi ), kegiatan inti, dan kegiatan
akhir. Secara khusus, kegiatan perbaikan pembelajaran dilakukan melalui
serentetan aktifitas yang tercantum dalam kegiatan inti pada RPP II.
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, penulis melakukan
aktifitas-aktifitas sebagai berikut :
1). Secara klasikal guru menjelaskan secara cermat dan tidak tergesa-gesa
dengan memperlihatkan gambar-gambar mengenai keanekaragaman
budaya dan kesenian daerah di Indonesia menggunakan media power
point hingga siswa paham betul.( 10 menit )
misalnya : a. Tari Saman dari Aceh
b. Tari Jaipong dari Jakarta
c. Tari Serimpi dari Jawa Tengah
d. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur
e. Tari Pendet dari Bali.
2). Secara klasikal guru menjelaskan secara cermat dan tidak tergesa-gesa
mengenai kesenian daerah serta pulau-pulau yang sempat diakui oleh
negara lain dengan menggunakan media power point hingga siswa
paham betul ( 10 menit )
Guru menunjukkan gambar kesenian daerah serta pulau-pulau yang
sempat diakui oleh negara lain, yaitu : Tari Reog Ponorogo, Tari Pendet,
Pulau Sipadan, Pulau Ligitan, dan Pulau Ambalat.
3). Secara klasikal siswa dan guru mengadakan tanya jawab mengenai cara
mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
hingga seluruh siswa memperoleh giliran ( 15 menit ).
diantaranya : Memperkuat TNI, baik Angkatan Darat, Angkatan Laut,
maupun Angkatan Udara sebagai tulang punggung pertahanan negara
4). Secara klasikal siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan isi materi
pelajaran dan siswa diberi kesempatan membaca kembali hasil kesimpul-
an tersebut ( 10 menit )
Kesimpulan :
a. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang kaya.
b. Terdapat keanekaragaman suku, bahasa, adat-istiadat, kesenian
daerah, senjata adat, makanan khas daerah.
c. Terdapat beribu-ribu pulau besar dan kecil.
d. Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan oleh Pengadilan Internasional
resmi menjadi milik negara Malaysia, sedangkan Pulau Ambalat
masih tetap milik negara Indonesia.
e. Adanya perbedaan suku, agama, adat-istiadat, dan bahasa daerah
harus kita anggap sebagai anugerah dari Tuhan YME.
f. Menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah di seluruh Indonesia.
g. Kita merasa sangat bangga karena batik sudah mendunia dan resmi
berasal dari Inonesia, sehingga tidak bisa diakui oleh negara lain.
h. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Pada akhir kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II penulis
melaksanakan evaluasi. Ternyata hasil evaluasi dari kegiatan perbaikan
pembelajaran siklus II tersebut sangat memuaskan, walaupun ada 2 orang
siswa yang memperoleh nilai < 75..
Pada evaluasi pembelajaran siklus I diperoleh data siswa mendapat nilai
< 75 ada 8 siswa atau sekitar 25 % dari 32 siswa, sedangkan yang mendapat
nilai > 75 ada 24 siswa atau sekitar 75 %, sedangkan pada evaluasi perbaikan
pembelajaran siklus II diperoleh data siswa yang mendapat nilai < 75 ada
2 siswa atau sekitar 6,25 % dari 32 siswa, sedangkan yang mendapat nilai
> 75 ada 30 siswa atau sekitar 93,75 %,
Karena hasil evaluasi dari kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II
sangat memuaskan, maka penulis berdiskusi dengan rekan sejawat yang mela-
kukan pengamatan saat penulis melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran
siklus II. Dari hasil pengamatan rekan sejawat diperoleh hasil pengamatan
kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II, sebagai berikut :
1. Penyampaian materi tidak tergesa-gesa sehingga mudah dipahami siswa.
2. Penggunaan media pembelajaran menarik sehingga membuat siswa konsen-
trasi pada pelajaran.
3. Pelaksanaan tanya jawab tentang materi pelajaran sudah merata pada
seluruh siswa.
4. Siswa membaca ulang hasil kesimpulan materi pelajaran sebelum
pelaksanaan evaluasi.
Setelah berdiskusi dengan rekan sejawat dan dosen pembimbing,
diputuskan bahwa kegiatan perbaikan pembelajaran dinyatakan selesai dengan
catatan untuk 2 siswa yang memperoleh nilai < 75 diberikan PR soal
perbaikan, sedangkan 30 siswa lainnya diberikan PR soal pengayaan.
B A B IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Keterangan :
1 = Kurang Sekali
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5. = Baik Sekali
Tabel 6
Tabel hasil tes formatif perbaikan pembelajaran siklus I
NILAI BANYAKNYA
NO FX PERSENTASE
(X) ANAK
1. 65 6 390 18,75 %
2. 70 2 140 6,25 %
3. 75 3 225 59,38 %
4. 80 8 640 25,00 %
5. 85 6 510 18,75 %
6. 90 5 450 15,62 %
7. 95 2 190 6,25 %
Jumlah 32 2545 100 %
Diagram Batang 3
Hasil ulangan akhir pembelajaran siklus I
10
Banyaknya Siswa 9
8
7
6
5
4
3
2
1
65 70 75 80 85 90 95
Nilai yang diperoleh
Tabel 8
Tabel hasil tes formatif perbaikan pembelajaran siklus II
NILAI BANYAKNYA
NO FX PERSENTASE
(X) ANAK
1. 70 2 140 6,25 %
2. 75 3 225 9,38 %
3. 80 4 320 12,50 %
4. 85 8 680 25,00 %
5. 90 7 630 21,87 %
6. 95 5 475 15,62 %
7. 100 3 300 9,38 %
Jumlah 32 2770 100 %
Diagram Batang 4
Hasil ulangan akhir pembelajaran siklus II
10
9
8
Banyaknya Siswa
7
6
5
4
3
2
1
70 75 80 85 90 95 100
Nilai yang diperoleh
a. Deskripsi Temuan
Pelaksanaan tiap-tiap aktivitas perbaikan pembelajaran yang
menjadi pusat perhatian dalam observasi yang dilakukan oleh pengamat
dapat dideskripsikan sebagai berikut :
1). Penyampaian materi pelajaran.
Guru dalam menyampaikan materi pelajaran menggunakan media
power point yang dipancarkan pada layar proyektor melalui LCD.
Pada saat menampilkan gambar, guru dengan cermat menjelaskannya
pada siswa. Siswa sangat tertarik dengan penampilan gambar-gambar
tersebut, sehingga konsentrasi siswa terfokus pada pelajaran.
2). Pemanfaatan media pembelajaran.
Penggunaan media power point yang diproyeksikan pada layar lebar
menarik perhatian siswa, karena gambarnya besar sehingga dapat
dilihat oleh semua siswa dan berwarna sesuai dengan aslinya
3). Pengaktifan siswa dalam tanya jawab.
Guru sambil menampilkan gambar melalui media power point, melaku-
kan tanya jawab tentang materi pelajaran pada seluruh siswa. Terlebih
khusus pada siswa yang lambat daya cernanya.
4). Pemanfaatan kesimpulan materi pelajaran.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca ulang
hasil kesimpulan materi pelajaran, sehingga lebih mempermudah siswa
mencerna materi pelajaran secara keseluruhan.
2. Siklus II.
Hasil pelaksanaan aktivitas perbaikan pembelajaran pada siklus II,
cukup memuaskan dan ada peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan
hasil pembelajaran siklus I. Ini terlihat dari hasil rata-rata tes formatif siklus I
yang hanya 7,95 sedangkan rata-rata tes formatif pada siklus II mencapai. 8,65
Hasil pelaksanaan aktivitas perbaikan pembelajaran pada siklus II
secara rinci adalah sebagai berikut :
a. Penyampaian materi pelajaran : mendapat nilai 5 pada skala 1–5
b. Pemanfaatan media pembelajaran : mendapat nilai 5 pada skala 1–5
c. Pengaktifan siswa dalam tanya jawab : mendapat nilai 5 pada skala 1–5
d. Pemanfaatan kesimpulan materi pelajaran: mendapat nilai 4 pada skala 1–5
e. Nilai rata-rata pelaksanaan aktivitas perbaikan pembelajaran pada siklus I
adalah : ( 1 x 4 ) + ( 3 x 5 ) = 19 : 4 = 4,75.
Berikut ini teori yang mendukung pelaksanaan aktivitas perbaikan
pembelajaran pada siklus II :
a. Penyampaian materi pelajaran
Kegiatan pembelajaran merupakan bentuk komunikasi antara
guru dengan siswa, siswa dengan siswa, yang dalam pelaksanaannya
tidak lepas dengan penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. Sesuai
dengan landasan teori yang telah dibahas pada bagian kajian pustaka
bahwa bahasa yang digunakan dalam komunikasi pembelajaran
merupakan faktor yang ikut menentukan keberhasilan proses pembela-
jaran. Komunikasi verbal dalam bentuk penggunaan bahasa yang efektif
menentukan kualitas pembelajaran pembelajaran (Yuli Setyowati; 2000)
Penulis merasa teori di atas telah sepenuhnya dilaksanakan saat
melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II. Terlebih saat
menampilkan gambar melalui media power point, penulis sambil
menjelaskan secara jelas maksud gambar tersebut. Sehingga bagi siswa
yang daya cernanya kurang akan merasa terbantu mencerna maksud
gambar tersebut ke dalam materi pembelajaran. Sehingga prestasi
belajar mereka meningkat.
b. Pemanfaatan media pembelajaran
Miarso ( 1980 ) menegaskan bahwa media pembelajaran adalah
sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan anak didik sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Penulis merasa teori di atas telah sepenuhnya dilaksanakan saat
melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II. Terlebih saat
menampilkan gambar melalui media power point, penulis tidak tergesa-
gesa mengganti gambar yang satu dengan yang lain sebelum seluruh
siswa benar-benar memahami materi pelajaran yang ditampilkan melalui
gambar tersebut. Bagi beberapa siswa yang lambat berpikirnya,
pergantian gambar yang tidak waktunya membuat mereka kesulitan
mencerna materi pelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang
menarik, tepat, dan memadai, sehingga semua siswa dapat melihatnya
tentu akan meningkat prestasi belajar siswa.
c. Pengaktifan siswa dalam tanya jawab.
Metode tanya jawab sebagai suatu cara menyajikan materi
pelajaran harus digunakan bersama-sama dengan metode lain, misalnya
metode ceramah, kerja kelompok, demonstrasi, dan drill. Metode ini
wajar penggunaannya apabila guru ingin mengetahui penguasaan siswa
terhadap materi yang telah disajikannya. Selain situasi di atas, metode
tanya jawab wajar pula digunakan untuk menyelingi pembicaraan
( ceramah ) dalam rangka menyemangatkan pelajar supaya tidak terjadi
penyimpangan perhatian. Kecuali situasi-situasi tersebut di atas, metode
tanya jawab baik juga digunakan untuk memimpin pengamatan para
siswa. Dalam suatu pengamatan ada kalanya siswa kehilangan pedoman
untuk menentukan proses atau bagian penting yang harus diamati.
Tanya jawab seringkali mengurangi kekeliruan atau ketidaktentuan arah
pengamatan.
Penulis teliti melakukan tanya jawab dengan siswa saat
melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II sehingga merata kepada
seluruh siswa, terutama siswa yang lambat cara berfikirnya. Bagi siswa
yang pasif, kegiatan guru bertanya jawab dengan mereka dapat
membangkitkan keberanian mereka untuk berbicara, mengeluarkan
pendapat, dan keberanian bertanya ketika mereka menemui kesulitan
dalam belajar. Kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa, siswa
dengan siswa, bila dilaksanakan secara teratur dan terarah akan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
d. Pemanfaatan kesimpulan materi pelajaran.
Menyimpulkan materi pembelajaran yang baru diajarkan sangat
penting manfatnya bagi siswa. Pada saat siswa menyimpulkan kembali
materi pelajaran maka terjadi lagi proses pembelajaran. Kebiasaan
memberikan kesempatan pada siswa untuk menyimpulkan materi
pelajaran berarti melatih mereka untuk selalu mencatat hal-hal penting.
Bagi siswa yang terbiasa mencatat hal-hal penting, tentunya akan
membentuk sikap mereka menjadi manusia yang cerdas, teliti, dan
bertanggungjawab.
Saat melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II, penulis
telah mengajak siswa membuat kesimpulan materi pelajaran, san
memerintahkan mereka untuk membaca ulang kesimpulan tersebut
sebagai upaya mengulang kembali proses pembelajaran. Bagi siswa SD
membiasakan mereka banyak membaca, tentu akan mempermudah
meningkatnya prestasi belajar siswa.
Bila dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kompetensi
dasar “Negara Kesatuan Republik Indonesia”, guru membahas materi secara rinci,
memanfaatkan alat peraga dan media pembelajaran yang memadai dan menarik,
menjelaskan materi pelajaran dengan bahasa yang mudah dimengerti siswa,
mengaktifkan siswa melalui tanya jawab, dan membiasakan mereka menulis
rangkuman materi pelajaran, siswa akan menguasai materi dengan baik dan prestasi
belajar akan meningkat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian dengan mengadakan aktivitas-
aktivitas perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Kompetensi Dasar “ Negara Kesatuan Republik Indonesia “ di
kelas Va SD Negeri Muarareja 02 Kecamatan Tegal Barat – Kota Tegal, didapati
proses pembelajaran menjadi efektif dan prestasi belajar siswa meningkat.
Aktivitas-aktivitas perbaikan pembelajaran yang penulis lakukan adalah
sebagai berikut :
1. Pada penyajian materi pelajaran penulis menggunakan bahasa yang efektif,
menarik, dan mudah dipahami siswa.
2. Menggunakan media pembelajaran yang memadai, menarik, dan dapat dilihat
oleh semua siswa.
3. Mengadakan tanya jawab tentang materi pelajaran kepada seluruh siswa
terutama siswa yang mengalami kelambatan berfikir.
4. Membiasakan menulis rangkuman materi yang baru selesai diajarkan.
B. Saran
Melihat hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan
kepada rekan-rekan guru agar :
1. Melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dengan cara menyajikan
materi pembelajaran : secara cermat dan tidak tergesa-gesa, menggunakan
bahasa yang mudah dipahami siswa, menggunakan alat peraga/ media
pembelajaran yang memadai dan menarik, mengaktifkan siswa melalui tanya
jawab, serta membiasakan siswa menyimpulkan materi pelajaran.
2. Selalu melakukan penelitian tindakan kelas jika mendapati pembelajaran yang
dilakukan kurang efektif.
3. Selalu berdiskusi dengan sesama guru terutama pada ajang Kelompok Kerja
Guru ( KKG ) untuk menemukan aktivitas-aktivitas perbaikan pembelajaran
yang bisa dilakukan agar proses pembelajaran di kelas menjadi efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Alipandie & Irmansyah, ( 1984 ), Didaktik Metode Pendidikan Umum, Surabaya, Usaha
Nasional.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, ( 1997 ), Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta, Balai Pustaka.
Wardani, I.G.A.K, dkk, ( 2007 ), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Universitas Terbuka.
Winataputra, U.S, dkk, ( 2008 ), Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Universitas
Terbuka.
Zainul & Mulyana, ( 2007 ), Tes dan Asesmen di SD, Jakarta, Universitas Terbuka.
----- ( 2006 ), Permendiknas No. 22 Th. 2006 Tentang Standar Isi, Jakarta, Depdiknas.
Lampiran 1
Kepada
Kepala UPBJJ – UT – Semarang
di
Semarang
Nama : SUMANTRI
NIM : 815313318
Program Studi : S1 – PGSD
Tempat Mengajar : SD Negeri Muarareja 02 Kota Tegal
Alamat Sekolah : Jl., Brawijaya Gg. Muara 9 Kota Tegal
Telepon : ( 0283 ) 324022
2. Kunci Jawaban
a. 1. hidung, 2. tenggorokan, 3. paru-paru.
b. Rambut hidung dan selaput lendir berfungsi menyaring udara yang masuk agar
bebas dari debu dan kuman.
c. Bulu-bulu halus pada tenggorokan berfungsi menyaring udara dari kotoran
yang masih dapat lolos ke tenggorokan.
d. Alveolus adalah gelembung yang sangat tipis di dalam paru-paru yang
diselimuti pembuluh kapiler darah.
e. Di dalam Alveolus terjadi proses pertukaran gas 02 dan CO2
3. Kriteria Penilaian
- Tiap soal dijawab benar mendapat skor = 2
- Tiap jawaban mendekati benar mendapat skor = 1
- Tiap soal dijawab salah mendapat skor = 0
- Skor maksimal = 10
Skor yang diperoleh
- Nilai akhir = X 100
10
2. Kunci Jawaban
a. 1. hidung, 2. tenggorokan, 3. paru-paru.
b. Rambut hidung dan selaput lendir berfungsi menyaring udara yang masuk agar
bebas dari debu dan kuman.
c. Bulu-bulu halus pada tenggorokan berfungsi menyaring udara dari kotoran
yang masih dapat lolos ke tenggorokan.
d. Alveolus adalah gelembung yang sangat tipis di dalam paru-paru yang
diselimuti pembuluh kapiler darah.
e. Di dalam Alveolus terjadi proses pertukaran gas 02 dan CO2
3. Kriteria Penilaian
- Tiap soal dijawab benar mendapat skor = 2
- Tiap jawaban mendekati benar mendapat skor = 1
- Tiap soal dijawab salah mendapat skor = 0
- Skor maksimal = 10
Skor yang diperoleh
- Nilai akhir = X 100
10
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN AKTIVITAS-AKTIVITAS PERBAIKAN PEMBELAJARAN
( PKP )
SIKLUS I : NONEKSAKTA ( IPA )
Keterangan :
1 = Kurang Sekali
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5. = Baik Sekali
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN AKTIVITAS-AKTIVITAS PERBAIKAN PEMBELAJARAN
( PKP )
SIKLUS I : NONEKSAKTA ( IPA )
Keterangan :
1 = Kurang Sekali
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5. = Baik Sekali
Lampiran 6
DAFTAR NILAI HASIL TES FORMATIF SIKLUS I
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kompetensi Dasar : Organ Pernafasan Manusia
Kelas/ Semester : Va SD Negeri Muarareja 02 Tegal
Hari, Tanggal : Senin, 02 November 2009
Ketuntasan
NO. NAMA SISWA NILAI KET
Tuntas Belum
1. Jaelani 80 √
2. Ade Priyono 80 √
3. Azis Haryadi 85 √
4. Beno Septianto 80 √
5. Deni Pangestu Aji 70 √
6. Deni Setiawan 75 √
7. Dewi Indriani 75 √
8. Dyah Ayu Sulistyowati 90 √
9. Fitania Nurohmah Wandi 85 √
10. Ilham Fauzi 70 √
11. Kartiman 75 √
12. Karisma 65 √
13. Kristianingrum 80 √
14. Nilah Agustin 65 √
15. Noni Ismi Noralita 80 √
16. Putri Ningsih 90 √
17. Sairin 85 √
18. Sintia Novita Sari 95 √
19. Defi Rochani 95 √
20. Abdul Shihab 70 √
21. Achmad Alfarizi 65 √
22. Afiyatussya'adah 75 √
23. Anggyta Putri 80 √
24. Bagas Ulinuha 95 √
25. Candra Santana Pristata 85 √
26. Delia Arfie Safyra 65 √
27. Denis Setiawan 75 √
28. Dwi Banu Prasistio 75 √
29. Eti Hartati 65 √
30. Panji Setiawan 70 √
31. Moh. Malik Abdul Azis 80 √
32. Rochani Cahya Santika 90 √
Rata-Rata : 78,44 23 9
Guru Peneliti
SUMANTRI
NIM. 815313318
Lampiran 7
DAFTAR NILAI HASIL TES FORMATIF SIKLUS II
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kompetensi Dasar : Organ Pernafasan Manusia
Kelas/ Semester : Va SD Negeri Muarareja 02 Tegal
Hari, Tanggal : Rabu, 04 November 2009
Ketuntasan
NO. NAMA SISWA NILAI KET
Tuntas Belum
1. Jaelani 85 √
2. Ade Priyono 90 √
3. Azis Haryadi 95 √
4. Beno Septianto 90 √
5. Deni Pangestu Aji 85 √
6. Deni Setiawan 85 √
7. Dewi Indriani 80 √
8. Dyah Ayu Sulistyowati 95 √
9. Fitania Nurohmah Wandi 95 √
10. Ilham Fauzi 80 √
11. Kartiman 85 √
12. Karisma 70 √
13. Kristianingrum 80 √
14. Nilah Agustin 70 √
15. Noni Ismi Noralita 85 √
16. Putri Ningsih 96 √
17. Sairin 90 √
18. Sintia Novita Sari 96 √
19. Defi Rochani 100 √
20. Abdul Shihab 80 √
21. Achmad Alfarizi 75 √
22. Afiyatussya'adah 90 √
23. Anggyta Putri 90 √
24. Bagas Ulinuha 85 √
25. Candra Santana Pristata 85 √
26. Delia Arfie Safyra 75 √
27. Denis Setiawan 85 √
28. Dwi Banu Prasistio 85 √
29. Eti Hartati 75 √
30. Panji Setiawan 70 √
31. Moh. Malik Abdul Azis 85 √
32. Rochani Cahya Santika 95 √
Rata-Rata : 85,16 29 3
Guru Peneliti
SUMANTRI
NIM. 815313318
Lampiran 8
I. Kompetensi Dasar.
Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI )
II. Hasil Belajar.
1. Siswa memahami kekayaan kebudayaan dan kesenian Indonesia.
2. Siswa memahami cara menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
III. Indikator.
1. Siswa mengidentifikasi minimal 5 kesenian daerah di Indonesia yang terkenal
di mancanegara.
2. Siswa mengidentifikasi kesenian daerah serta pulau-pulau yang sempat diakui
oleh negara lain.
3. Siswa menyebutkan cara-cara yang dapat kita lakukan untuk menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
IV. Tujuan Perbaikan.
1. Memotivasi siswa untuk selalu memperhatikan saat guru memberikan
pelajaran.
2. Mendorong siswa untuk lebih berani menjawab pertanyaan guru.
3. Mendorong siswa untuk berani bertanya kepada guru mengenai materi yang
belum dipahami.
4. Melatih siswa untuk lebih memahami keanekaragaman budaya dan kesenian
daerah di Indonesia.
5. Melatih siswa untuk lebih memahami cara-cara yang dapat ditempuh untuk
mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
V. Langkah Pembelajaran.
A. Kegiatan Awal ( 5 menit ).
1. Guru mengawali pelajaran dengan menampilkan gambar-gambar tarian /
kesenian daerah di Indonesia dengan menggunakan media power point.
2. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang gambar-gambar tersebut,
misalnya :
- Apa nama tarian yang tampak dalam gambar dan berasal dari daerah
manakah ?
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan dalam pembelajaran.
A. Sarana.
- Peta Indonesia
- Laptop dan LCD
- Media power point
B. Sumber Belajar.
1. Buku BSE Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn ) Kelas V, karangan Setiati
Widihastuti, dkk, halaman 9 – 12
VII. Evaluasi.
A. Prosedur.
1. Awal : Ada, sebagai sarana apersepsi menuju materi pelajaran.
2. Proses : Ada, memberikan pertanyaan balikan pada pembahasan materi.
3. Akhir : Ada, memberikan tes formatif.
B. Jenis Tes : Tertulis.
C. Bentuk Tes : Uraian.
D. Alat Tes : 1. Soal Tes
2. Kunci Jawaban
3. Kriteria Penilaian
A. SOAL TES
B. KUNCI JAWABAN
2. Kita merasa sangat bangga karena batik sudah mendunia dan resmi berasal dari
Inonesia, sehingga tidak bisa diakui oleh negara lain.
3.. Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan oleh Pengadilan Internasional resmi menjadi
milik negara Malaysia, sedangkan Pulau Ambalat masih tetap milik negara
Indonesia.
Kita sangat kecewa, tetapi semua itu karena kita tidak menjaga dan memelihara
kedua pulau tersebut, sehingga dihuni oleh nelayan-nelayan Malaysia.
3. Kriteria Penilaian
- Soal no.1 dijawab benar mendapat skor = 5
- Soal no.2 dijawab benar mendapat skor = 2
- Soal no.3 dijawab benar mendapat skor = 4
- Soal no.1 dijawab benar mendapat skor = 4
- Skor maksimal = 15
Skor yang diperoleh
- Nilai akhir = X 100
15
I. Kompetensi Dasar.
Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI )
II. Hasil Belajar.
3. Siswa memahami kekayaan kebudayaan dan kesenian Indonesia.
4. Siswa memahami cara menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
III. Indikator.
4. Siswa mengidentifikasi minimal 5 kesenian daerah di Indonesia yang terkenal
di mancanegara.
5. Siswa mengidentifikasi kesenian daerah serta pulau-pulau yang sempat diakui
oleh negara lain.
6. Siswa menyebutkan cara-cara yang dapat kita lakukan untuk menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
IV. Tujuan Perbaikan.
6. Memotivasi siswa untuk selalu memperhatikan saat guru memberikan
pelajaran.
7. Mendorong siswa untuk lebih berani menjawab pertanyaan guru.
8. Mendorong siswa untuk berani bertanya kepada guru mengenai materi yang
belum dipahami.
9. Melatih siswa untuk lebih memahami keanekaragaman budaya dan kesenian
daerah di Indonesia.
10. Melatih siswa untuk lebih memahami cara-cara yang dapat ditempuh untuk
mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
V. Langkah Pembelajaran.
A. Kegiatan Awal ( 5 menit ).
1. Guru mengawali pelajaran dengan menampilkan gambar-gambar tarian /
kesenian daerah di Indonesia dengan menggunakan media power point.
2. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang gambar-gambar tersebut,
misalnya :
- Apa nama tarian yang tampak dalam gambar dan berasal dari daerah
manakah ?
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan dalam pembelajaran.
A. Sarana.
- Peta Indonesia
- Laptop dan LCD
- Media power point
B. Sumber Belajar.
1. Buku BSE Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn ) Kelas V, karangan Setiati
Widihastuti, dkk, halaman 9 – 12
VII. Evaluasi.
A. Prosedur.
1. Awal : Ada, sebagai sarana apersepsi menuju materi pelajaran.
2. Proses : Ada, memberikan pertanyaan balikan pada pembahasan materi.
3. Akhir : Ada, memberikan tes formatif.
B. Jenis Tes : Tertulis.
C. Bentuk Tes : Uraian.
D. Alat Tes : 1. Soal Tes
2. Kunci Jawaban
3. Kriteria Penilaian
A. SOAL TES
B. KUNCI JAWABAN
3. Kriteria Penilaian
- Soal no.1 dijawab benar mendapat skor = 5
- Soal no.2 dijawab benar mendapat skor = 2
- Soal no.3 dijawab benar mendapat skor = 4
- Soal no.1 dijawab benar mendapat skor = 4
- Skor maksimal = 15
Skor yang diperoleh
- Nilai akhir = X 100
15
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN AKTIVITAS-AKTIVITAS PERBAIKAN PEMBELAJARAN
( PKP )
SIKLUS I : NONEKSAKTA ( PKn )
Keterangan :
1 = Kurang Sekali
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5. = Baik Sekali
Lampiran 11
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN AKTIVITAS-AKTIVITAS PERBAIKAN PEMBELAJARAN
( PKP )
SIKLUS I : NONEKSAKTA ( PKn )
Keterangan :
1 = Kurang Sekali
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5. = Baik Sekali
Lampiran 12
DAFTAR NILAI HASIL TES FORMATIF SIKLUS I
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kompetensi Dasar : Negara Kesatuan Repiblik Indonesia
Kelas/ Semester : Va SD Negeri Muarareja 02 Tegal
Hari, Tanggal : Selasa, 03 November 2009
Ketuntasan
NO. NAMA SISWA NILAI KET
Tuntas Belum
1. Jaelani 80 √
2. Ade Priyono 85 √
3. Azis Haryadi 90 √
4. Beno Septianto 85 √
5. Deni Pangestu Aji 75 √
6. Deni Setiawan 75 √
7. Dewi Indriani 75 √
8. Dyah Ayu Sulistyowati 90 √
9. Fitania Nurohmah Wandi 85 √
10. Ilham Fauzi 70 √
11. Kartiman 80 √
12. Karisma 65 √
13. Kristianingrum 80 √
14. Nilah Agustin 65 √
15. Noni Ismi Noralita 80 √
16. Putri Ningsih 90 √
17. Sairin 85 √
18. Sintia Novita Sari 95 √
19. Defi Rochani 95 √
20. Abdul Shihab 70 √
21. Achmad Alfarizi 65 √
22. Afiyatussya'adah 80 √
23. Anggyta Putri 80 √
24. Bagas Ulinuha 90 √
25. Candra Santana Pristata 85 √
26. Delia Arfie Safyra 65 √
27. Denis Setiawan 80 √
28. Dwi Banu Prasistio 80 √
29. Eti Hartati 65 √
30. Panji Setiawan 65 √
31. Moh. Malik Abdul Azis 85 √
32. Rochani Cahya Santika 90 √
Rata-Rata : 79,53 24 8
Guru Peneliti
SUMANTRI
NIM. 815313318
Lampiran 13
DAFTAR NILAI HASIL TES FORMATIF SIKLUS II
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kompetensi Dasar : Negara Kesatuan Repiblik Indonesia
Kelas/ Semester : Va SD Negeri Muarareja 02 Tegal
Hari, Tanggal : Kamis, 05 November 2009
Ketuntasan
NO. NAMA SISWA NILAI KET
Tuntas Belum
1. Jaelani 85 √
2. Ade Priyono 90 √
3. Azis Haryadi 95 √
4. Beno Septianto 90 √
5. Deni Pangestu Aji 85 √
6. Deni Setiawan 85 √
7. Dewi Indriani 80 √
8. Dyah Ayu Sulistyowati 95 √
9. Fitania Nurohmah Wandi 95 √
10. Ilham Fauzi 80 √
11. Kartiman 85 √
12. Karisma 70 √
13. Kristianingrum 85 √
14. Nilah Agustin 70 √
15. Noni Ismi Noralita 85 √
16. Putri Ningsih 95 √
17. Sairin 90 √
18. Sintia Novita Sari 100 √
19. Defi Rochani 100 √
20. Abdul Shihab 80 √
21. Achmad Alfarizi 75 √
22. Afiyatussya'adah 90 √
23. Anggyta Putri 90 √
24. Bagas Ulinuha 100 √
25. Candra Santana Pristata 90 √
26. Delia Arfie Safyra 75 √
27. Denis Setiawan 85 √
28. Dwi Banu Prasistio 85 √
29. Eti Hartati 80 √
30. Panji Setiawan 75 √
31. Moh. Malik Abdul Azis 90 √
32. Rochani Cahya Santika 95 √
Rata-Rata : 86,56 30 2
Guru Peneliti
SUMANTRI
NIM. 815313318