Professional Documents
Culture Documents
LISTRIK
Puji syukur ke hadirat Allah SWT bahwasanya bahan ajar ini telah
Bahan ajar terdiri dari penjelasan teori yang dibagi dalam enam
dalam menbagi ilmunya kepada peserta diklat. Bahan ajar ini tidak
lakukan. Amin.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Gambar v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Deskripsi Singkat 1
D. Tujuan Pembelajaran 2
1. Kompetensi Dasar 2
2. Indikator Keberhasilan 2
F. Petunjuk Belajar 4
D. Rangkuman 13
E. Latihan 14
ii
A. Ketentuan Umum Syarat-syarat Teknik Khusus Meter
kWh 15
D. Rangkuman 29
E. Latihan 30
D. Rangkuman 51
E. Latihan 51
BAB VI PENUTUP 78
A. Kesimpulan 78
B. Implikasi 79
C. Tindak Lanjut 80
DAFTAR PUSTAKA 81
LAMPIRAN 1 82
iii
BIODATA PENULIS 83
iv
DAFTAR GAMBAR
Daya Apparent 6
waktu 7
kumparan arus 9
elemen 10
elemen 10
v
Gambar 2.11. Transformator Sekunder Diisolasi dari Jarigan
Primernya 12
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.9. Batas Suhu dan Frekuensi Referensi untuk arus dasar
kurang dari 30 A 44
Rotor 50
kWh 62
vii
Tabel 5.4. Batas Kesalahan yang Diijinkan untuk Meter kWh Kelas
2 65
Tabel 5.5. Batas Kesalahan yang Diijinkan untuk Meter kWh Kelas
0,5; 1; dan 2 73
Tabel 5.6. Arus Dasar untuk Meter kWh Kelas 0,5; 1; dan 2 76
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pelatihan kemetrologian.
B. Deskripri Singkat
1
C. Manfaat Modul Bagi Peserta
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
2. Indikator Keberhasilan
kWh
2
d. Mempraktekkan pengujian meter kWh
1. Materi Pokok
a. Energi Listrik
b. Meter kWh
3
F. Petunjuk Belajar
4
BAB II
ENERGI LISTRIK
Indikator Keberhasilan :
Peserta diharapkan mampu menjelaskan daya dan energi listrik.
Peserta diharapkan mampu menjelaskan teori pengukuran energi listrik.
Peserta diharapkan mampu menjelaskan jaringan meter listrik
besaran turunan dari Daya listrik, maka Daya adalah besaran dasar
WATT = P
VAR = Q
Daya Reaktif)
VA = S
5
Perhatikan gambar di bawah ini, yaitu gambar segitiga daya dari
Gambar 2.1. Vektor Hubungan Daya Reaktif, Daya Aktif, dan Daya Apparent
Gambar 2.2. Vektor Hubungan Daya Reaktif(Lagging) , Daya Aktif, dan Daya
Apparent
Gambar 2.3. Vektor Hubungan Daya Reaktif(Leading) , Daya Aktif, dan Daya
Apparent
6
Karena Energy Listrik merupakan perkalian antara Daya dan waktu,
maka Vektor Daya listrik juga dapat dianggap vector Energy listrik
Gambar 2.4. Vektor Hubungan Daya Reaktif, Daya Aktif, dan Daya Apparent yang
Maka dari gambar diatas dijelaskan bahwa kWh meter ; kVarh meter
dan kVA meter adalah alat ukur yang dapat mengukur energy listrik.
Pada umumnya kWh meter adalah alat ukur yang paling banyak
balik :
Arus
Tegangan
7
COS adalah faktor daya pada kWh meter dan SIN adalah factor
elemen Arus. Garis tebal menyatakan alur (flow) dari beban (Arus)
Daya (P) yang terukur oleh meter kWh adalah perkalian antara
P = U x I x COS
Gambar 2.5. kWh METER / KVArh METER 3 FASA 4 KAWAT dengan 3 pasang
8
Gambar 2.6. Diagram kawat 3 kumparan tegangan dan 3 kumparan arus
Cos T3 )
persamaan menjadi ;
P=3xIxU x Cos
9
Q=IxU x 3 x Sin atau Q = 3 x I x U x Sin
1. 1 phasa 2 kawat
10
Gambar 2.9. Skema Diagram 1 phasa 2 kawat
merah).
2. 1 phasa 3 kawat
11
Gambar 2.11. Transformator Sekunder Diisolasi dari Jarigan Primernya
konsumen industri.
12
Gambar 2.13. Skema Diagram 3 phasa 4 kawat 2,5 elemen
sebagai ground.
D. Rangkuman
jaringan listrik ada dimana salah satu jenis metoda yang tidak
13
E. Latihan
masingnya !
14
BAB III
METER kWh
Indikator Keberhasilan :
Peserta diharapkan mampu menjelaskan ketentuan umum syarat-syarat teknis
khusus meter kWh.
Peserta diharapkan mampu menjelaskan elemen meter kWh.
Peserta diharapkan mampu menjelaskan klasifikasi meter kWh.
Meter kWh adalah alat ukur integrasi yang digunakan untuk mengukur
dan mengukur arus, daya reaktif, dan sejenisnya yang diberikan kepada
meliputi :
15
kWh dari jenis elektro mekanis dengan cara kerja prinsip
elemen tersebut
ketelitian 0,5% dari energi yang diukur pada kondisi acuan dan
ukur tertentu
ukur tertentu
16
elemen rem dan yang mengoperasikan alat hitung/register
10. Arus dasar, Idasar adalah nilai arus yang dijadikan dasar untuk
11. Arus maksimum, Imaks adalah nilai arus tertinggi yang diizinkan
kesalahan maksimum
15. Suhu acuan adalah suhu sekitar yang ditentukan untuk kondisi
acuan
17
16. Kedudukan vertikal meter adalah kedudukan meter yang
standar
20. Gerak tanpa beban adalah gerakan rotor meter yang sama
21. Gerak mula adalah gerakan rotor meter yang dibebani arus
sangat kecil.
18
Gambar 3.1. Gambar dan Skema Elemen Meter kWh
1. Elemen penggerak
19
Jika pada kumparan ini dialiri arus (ada beban), maka
2. Elemen putar
20
Elemen putar ini berupa piringan yang bentuknya terdapat lekukan-
3. Elemen pengerem
penggerak
21
Gambar 3.5. Elemen Pengerem
4. Elemen penghitung
Pada bagian ini juga terdapat rol angka yang tersusun secara
berderet
22
Gambar 3.7. Elemen Penghitung dengan Desimal
5. Terminal
Terminal Arus
Terminal Tegangan
agar alat ukur tersebut mengukur energi listrik dengan benar. Alat
23
Penyetel Beban Rendah (Pergeseran Cincin Penghalang Flux)
Piring)
24
dan kumparan arus dan akhirnya terbaca pada register
mekanik.
3. Pemakaian Fasa
4. Pemakaian Transformator
25
Meter kWh pemasangan langsung (tanpa transformator)
transformator)
pada terminalnya
6. Penunjukkan register
8. Jenis kotak
26
Meter biasa (dilengkapi terminal pembumian)
9. Sistem Pencatatan
SCADA)
ini biasanya dilakukan oleh kWh meter type elektronik atau kWh
pada kWh meter digital tersebut dapat dibaca ditempat lain dan
data tersebut dapat di down load dan diprint kapan saja dan
27
- Dan lain – lain.
atau juga Switch on-off down load data, silahkan mana yang
Sistem prabayar
Meter kelas 1
Meter kelas 2
Meter kelas 3
kWh meter klas 0.2 s dan 0.5 s ( statis ) biasanya adalah type
28
dari kWh meter tersebut. kWh meter klas 1 bisa berupa kWh
meter digital atau kWh meter mekanik. kWh meter klas 2 dan
kWh.
D. Rangkuman
29
terjadi kerusakan maka akan menyebabkan pengukuran meter kWh
terhubunga secara paralel. Selain hal di atas, meter kWh juga dibagi
E. Latihan
pencatatannya !
30
BAB IV
Indikator Keberhasilan :
Peserta diharapkan mampu menjelaskan metoda perbandingan energi.
Peserta diharapkan mampu menjelaskan metoda Wattmeter dan stopwatch.
Peserta diharapkan mampu menjelaskan metoda pengujian ijin tipe meter kWh.
ukuran (W) atau sebagai jumlah energi yang diukur. Jumlah energi
ini dapat dihitung berdasarkan nilai-nilai yang kita ukur. Ketika alat
E = W - Ws
cara :
31
kWh. Kesalahan meter kWh ditentukan dengan menggunakan
rumus :
= 100%
dimana :
piringannya
( )
= 100%
/
rumus :
1
= 100%
1
dimana :
= =
32
3. Metoda Sinkron (meter pilot)
perlakuan khusus.
mengendalikan pengujian.
pengujian.
= 100%
bawah ini :
33
= 100%
dimana :
rumus :
3600 1000
=
3600 1000
=
dimana :
34
Pada meter kWh 3 phasa 3 kawat dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
3600 1000
=
3
3600 1000
=
3
dimana :
(putaran/meter kWh)
menggunakan rumus :
3600 1000
=
3
35
3600 1000
=
3
dimana :
(putaran/meter kWh)
harus dari sisi yang sama yakni sisi primer atau sisi sekunder.
tegangan).
36
C. Pengujian Ijin Tipe Meter kWh
diabaikan.
acuan dan arus sebesar 0,1 Id, serta faktor daya sama dengan
satu.
37
Dengan tanpa arus pada sirkuit arus, piringan meter tidak boleh
putaran balik
3. Pengujian kebenaran
38
0,1 I b 0,5 ( ind ) ± 1,3 ± 1,5 ± 2,5
pemakai
0,5 ( kap ) ± 1,5 ± 2,5 -
0,2 I b s/d I b
yang seimbang:
4. Pengujian konstanta
39
Pengujian variasi penunjukan yang disebabkan oleh beda
berikut :
acuan berlawanan
1 0,1 I b s/d I
1 0,03 0,05 0,1
maks
Suhu 1)
miring
dengan
arah
I b dan I maks 1 0,3 0,4 0,5
sembaran
tegangan
0,5 I maks 1 0,5 0,7 1,0
± 10%
0,5 Imaks 0,5 0,7 1,0 1,5
40
(ind)
frekuensi ±
5 Induksi
magnetik
Ib 1 1,5 2,0 3,0
dari luar
0,5 mT 2)
6 Bentuk
gelomban
g 10 %
dari
Ib 1 0,5 0,6 0,8
harmonis
ke III pada
arus
3)
n urutan
fasa 0,5 I b
( meter
( muatan fasa 1 2,0 2,0 2,0
fasa
tunggal )
banyak )
8 Medan
0,05 I b 1 0,3 0,5 1,0
magnet
41
dari alat
pelengkap
4)
mekanis
dari alat
penghitun
g 5)
o
Koefisien suhu rata-rata %/ C
meter kelas:
Nilai arus Faktor daya
0,5 1 2
42
langsung
Sambungan
Ib 1 0,3 0,5 1,0
melalui trafo arus
8. Pengujian pelengkap
berikut :
Kelas meter :
Meter kWh
0,5 dan 1 2
43
Meter fasa banyak 3 W dan 12 VA 2 W dan 10 VA
Kelas meter :
Meter kWh
0,5 1 2
Tabel 4.9. Batas Suhu dan Frekuensi Referensi untuk arus dasar
kurang dari 30 A
b. Pengujian suhu
meter.
44
Kumparan 60
c. Pengujian dielektrik
– 1060 mbar).
IEC publikasi 60
45
d. Pengujian tegangan AC
dihubungkan ke rangka.
r.m.s Tegangan :
46
2 kV ( untuk A. Pengujian yang dapat dilakukan
V.
pemakaian normal
47
e. setiap sirkuit tambahan yang
dihubungkan, tegangan
dan tanah
48
Penjelasan tabel di atas :
terpisah.
referensi.
49
Kemampuan Minimum
Penyetelan Kecepatan
Alat Faktor
Nilai Arus putaran Rotor ( untuk meter
Penyetel Daya
kelas ) :
0,5 1 2
Elemen
0,5 I maks 1 ±2 ±2 ±4
pengerem
Beban
0,05 I b 1 ±2 ±2 ±4
Rendah
0,5
0,5 I b ±1 ±1 -
Sudut (ind)
Fasa 0,5
0,5 I maks - - ±1
(ind)
Rotor
Catatan :
50
referensi tegangan pada alat pengubah fasa sesuai
D. Rangkuman
E. Latihan
51
1. Sebutkan jenis-jenis pengujian yang menggunakan metoda
perbandingan energi !
52
BAB V
Indikator Keberhasilan :
Peserta mampu mempraktekkan meter kWh metoda perbandingan pulsa
Peserta mampu mempraktekkan meter kWh metoda meter pilot
Peserta mampu mempraktekkan meter kWh secara otomatis
Peserta mampu mempraktekkan meter kWh menggunakan Metrotec
1. Tujuan
adalah :
53
3. Notasi
4. Persiapan Pengujian
pengujian
ke standar Nasional/Internasional
konstanta putar dan kelas dari meter kWh yang akan diuji.
54
f) Hubungan arus secara seri dan tegangan secara parallel.
5. Pelaksanaan Pengujian
tegangan referensi
factor daya = 1
selama 30 menit.
teknisnya.
dengan membebani
Tegangan acuan
55
% Id untuk meter kWh
kelas
Meter lainnya
Faktor daya = 1
6. Perhitungan
56
b) Perhitungan kesalahan penunjukan meter kWh (E)
= 100%
0,5 1 2
Tabel 5.2. Batas Kesalahan Yang Diijinkan Untuk Meter kWh 1 Phasa
57
b) 1 ( satu ) buah tanda jaminan JP 8 pada satu buah baud
Catatan :
1. Tujuan
2. Acuan
3. Ruang Lingkup
58
Petunjuk ini digunakan sebagai petunjuk untuk menera Meter
adalah :
penghubung.
5. Notasi
59
V = Satuan tegangan (volt).
(%).
Er = Kesalahan rata
6. Persiapan Pengujian
pengujian.
Nasional/Internasional.
60
e) Lepaskan hubungan antara kumparan arus dan kumparan
7. Pelaksanaan Pengujian
Ib.
tegangan referensi
61
arus dasar dan
factor daya = 1
selama 30 menit.
teknisnya.
membebani
Tegangan acuan
Arus sebesar
kelas
0,5 1 2
kWh
Faktor daya = 1
62
n) Atur posisi dan sensivitas ‘Scanning Head’ pada meter
pilot.
pada indeks
t) Pengujian selesai.
8. Perhitungan
= 100%
63
=
3
9. Pembubuhan Tanda Tera
kWh.
Catatan :
1. Tujuan
64
3. Batas Kesalahan Maksimum Yang Diizinkan ( sesuai dengan
Batas Kesalahan
Maksimum yang
No. Nilai arus Faktor daya
diizinkan
Meter Kelas 2
1 O,5 Id 1 3,5%
2 Id 1 2,5%
4 Imaks 1 2,5%
5 O,5 Id 1 2,5%
Tabel 5.4. Batas Kesalahan yang Diijinkan untuk Meter kWh Kelas 2
4. Persiapan pengujian
65
b) Penyambungan kawat disesuaikan dengan jenis meter
Arus masuk.
Tegangan ( phasa 1 )
Arus keluar.
meter kWh.
menerus.
66
a) Jalankan program WINKWH dengan cara klik short cut
67
d) Pada tampilan tersebut di atas, masukkan data meter
Tanggal pengujian
Nomor seri
MPE (%) pada : Full Load, Ind Load, dan Low Load
Tegangan referensi
Temperatur .
Nama petugas
Interface port
Dst.
68
e) Setelah data yang kita masukkan sudah lengkap, klik
SAVE SETUP,
6. Pelaksanaan Pengujian
100 Ampere.
69
load ( Vref ) dengan membaca penunjukan tegangan pada
meter standar ).
standar ).
ECU ).
70
s) Untk menampilkan layar report, klik menu pulldown
t) Pengujian selesai.
minimum.
1. Tujuan
2. Acuan
71
c) Surat Direktur Metrologi Nomor Met 1036/449/1992
3. Ruang Lingkup
batas-batas :
60 Ampere.
adalah :
Kabel-kabel penghubung.
Cerapan pengujian.
5. Notasi
72
V = Satuan tegangan ( volt ).
Er = Kesalahan rata ( % ).
Batas Kesalahan
Nilai Arus Faktor
No.
Yang Diizinkan ( % )
Daya
0,5 1 2
Tabel 5.5. Batas Kesalahan yang Diijinkan untuk Meter kWh Kelas 0,5; 1;
dan 2
7. Persiapan Pengujian
pengujian yaitu:
Pemilik :
73
Meter kWh :
Kelas :
Tipe :
No. seri :
Konstanta putar :
Tegangan :
Ib ( Imaks ) :
Frekuensi :
PT : arus
tegangan
Internasional.
gambar di bawah).
PLN.
74
f) Tentukan nilai arus sesuai dengan beban yang diinginkan
%Ib).
8. Pelaksanaan Pengujian
tegangan referensi
selama 30 menit.
teknisnya.
75
tegangan yang diberikan sebesar 110 % dari tegangan
dengan membebani :
Tegangan acuan
Arus sebesar :
0,5 1 2
Tabel 5.6. Arus Dasar untuk Meter kWh Kelas 0,5; 1; dan 2
9. Perhitungan
76
a) Tentukan nilai simpangan tanda hitam terhadap indeks
( 1 1) ( 2 2)
= 100%
2 2
c) Untuk memudahkan dalam penggunaan cerapan, formula
( 1 1)
2
= 2 100%
2
Dimana :
1 1
=
2
d) Kesalahan penunjukan rata-rata (Er)
=
3
10. Pembubuhan Tanda Tera
kWh.
Catatan :
77
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
78
Pada bahasan pengujian ini dibagi menjadi tiga jenis pengujian,
stopwatch; dan pengujian ijin tipe meter kWh. Khusus pengujian ijin
Bagian bab terakhir diisi oleh petunjuk praktikum meter kWh, yaitu:
B. Implikasi
79
elektromagnetik karena bahasan ini merupakan salah satu faktor
C. Tindak Lanjut
energi listrik (meter kWh) tidak cukup, akan tetapi perlu dilakukan
meter kWh.
website.
80
DAFTAR PUSTAKA
1987.
81
LAMPIRAN 1
Model :
CERAPAN PENGUJIAN BALAI DIKLAT METROLOGI
METER kWh
1 PHASA
Metode Meter Pilot
Pemilik :
Alamat :
Data Pengujian
Merek dan Buatan : Kelas :
Model / Tipe : : Frekuensi :
No. Seri : Berlaku sampai :
I dasar / Imaks : Ratio ( CT x PT ) :
Tegangan Nominal : Tanggal Pengujian :
Konstanta Putar :
Pemanasan Awal
Dibebani 100 % Id dan Tegangan Nominal serta Faktor Daya = 1 , selama 30 menit.
Pengujian Konstanta *)
Hitung perbandingan putaran antara piringan dan register (alat hitung )
Hasilnya harus sesuai dengan nilai konstanta yang tertera pada plat pengenal. . Sah/Batal *
Pengujian Tanpa Beban Arus ( Pengujian Beban Kosong )
Dibebani 110 % Tegangan Nominal, tanpa beban Arus dan Faktor Daya = 1
Putaran piringan harus kurang dari 1 putaran Sah/Batal *
Pengujian Arus Mula
Dibebani arus sesuai dengan 0,5 % Id, 100 % Tegangan nominal dan Factor Daya = 1
Putaran piringan harus lebih dari 1 putaran Sah/Batal *
Putaran Piringan
Putaran Tegang Arus Cos Kesalahan E rata2 BKD
an % Id Meter Meter penunjuka % %
(Volt) kWh Pilot n
(skala) (skala)
%
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=((5)- (8) (9)
(6))): (6)
100 1
100 0,5
10 1
5 1
Catatan :
*) Pengujian konstanta dapat digantikan dengan pengujian register dengan cara membandingkan penunjukan
register dan standar menggunakan periode waktu yang lama.
PETUGAS KETERANGAN
No Nama Kelompok
82
BIODATA
83