You are on page 1of 35

TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena hanya dengan rahmat dan
karuniaNya lah kami dapat menyelesaikan menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing pada
mata kuliah Teknologi Perbenihan III.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak tertentu yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah yang berjudul ”Pengolahan Benih Padi”.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi orang-orang yang membacanya dan
bagi kami pada khususnya. Kami pun mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun sehingga pada akhirnya akan tercipta sebuah makalah yang berkualitas.

Jatinangor, September 2010

Penulis

1
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengolahan benih merupakan upaya sangat strategis dalam rangka mendukung
peningkatan produksi benih padi. Konstribusi penanganan pasca panen terhadap
peningkatan produksi padi dapat tercermin dari penurunan kehilangan hasil dan
tercapainya mutu benih sesuai persyaratan mutu.
Dalam penanganan pengolahan benih salah satu permasalahan yang sering dihadapi
adalah masih kurangnya kesadaran dan pemahaman petani terhadap penanganan pasca
panen yang baik sebagai contoh, masih tingginya kehilangan hasil dan rendahnya mutu.
Untuk mengatasi masalah ini maka perlu dilakukan pengolahan benih agar dapat
menekan kehilangan hasil dan mempertahankan mutu hasil gabah/ beras dan
jagung.benih padi.

1.2. Identifikasi Masalah


Mengacu pada latar belakang masalah di atas dalam makalah ini maka dapat
difokuskan pada masalah :
1. Bagaimana tahapan- tahapan pengolahan benih padi ?
2. Mengapa perlu mengetahui cara-cara pengolahan benih padi ?
3. Alat atau mesin apa saja yang digunakan dalam pengolahan benih padi?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini untuk memberikan panduan kepada para mahasiswa
lainnya agar dapat memahami dan melakukan cara- cara pengolahan benih padi sehingga
dapat menekan tingkat kehilangan hasil dan memproduksi benih sesuai persyaratan mutu.

1.4. Metodologi Penulisan


Dalam mendapatkan data yang dibutuhkan, penulis melakukan library research,
dengan mengumpulkan data berupa buku, berita, dan website yang memiliki hubungan
dengan masalah yang dibahas.

2
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

1.5. Sistematika Penulisan


Untuk memperoleh suatu pembahasan yang teratur dan sistematis maka dalam
membahas dan menguraikan pokok-pokok materi, makalah ini penulis membagi dalam
tiga bab yang sistematikanya sebagai berikut:
BAB I : Pada bab ini penyusun mengemukakan latar belakang permasalahan, pokok
permasalahan, tujuan, serta sistematika penulisan makalah ini.
BAB II : Pada bab ini akan diulas mengenai botani tanaman padi dan pengolahan
benih.
BAB III : Pada bab ini, penyusun mengemukakan secara menyeluruh tentang
pengolahan benih padi .
BAB IV : Pada bab terakhir ini penyusun menyimpulkan pembahasan dari makalah
ini.

3
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Botani Tanaman Padi


Menurut Grist (1960), tanaman padi diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophytae
dengan subdivisio Angiospermae, digolongkan ke dalam kelas Monocotyledonae, ordo
Poales dengan famili Graminae dengan genus Oryza Linn dan nama spesies Oryza sativa
L.
 Akar
Pertumbuhan akar pada padi dimulai dari proses perkecambahan benih. Akar
yang pertama muncul yaitu akar tunggang kemudian setelah 5-6 hari akan tumbuh akar
serabut. Akar ini hanya dapat menembus lapisan tanah bagian atas/ lapisan olah tanah
yaitu berkisar antara 10-12 cm. Pada umur 30 hari setelah tanam, akar akan dapat
menembus hingga kedalaman 18 cm dan pada umur 50 hari akar sudah mulai dapat
menembus lapisan tanah di bawahnya (sub soil) yaitu berkisar 25 cm (AAK, 1990). Akar
adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah.
Akar tanaman padi dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Akar tunggang
Akar ini merupakan akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah kemudian akan
muncul calon akar maupun calon batang. Calon akar mengalami pertumbuhan ke arah
bawah sehingga akan terbentuk akar tunggang.
2. Akar serabut/akar adventif
Akar serabut muncul setelah terbentuknya akar tunggang yaitu 5-6 hari setelah
berkecambah.
3. Akar rambut
Akar ini merupakan bagian yang keluar dari akar tunggang dan akar serabut. Akar ini
merupakan saluran pada kulit akar yang berada di luar dan berperan penting dalam
penyerepan air maupun zat-zat makanan.
4. Akar tajuk
Akar ini merupakan akar yang terbentuk dari ruas batang terendah. (AAK, 1990).
 Daun

4
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

Daun padi mula-mula muncul pada saat perkecambahan dan dinamakan coleoptil.
Coleptile keluar dari benih yang disebar dan akan memanjang terus sampai ke permukaan
air. Setelah coleoptile membuka, maka akan diikuti dengan keluarnya daun pertama, daun
kedua dan seterusnya hingga mencapai puncak yang disebut daun bendera. Sedangkan
daun terpanjang biasanya terdapat pada daun ketiga. Daun bendera merupakan daun yang
lebih pendek daripada daun yang di bawahnya, namun lebih lebar daripada daun
sebelumnya (Grist, 1960). Daun tanaman padi tumbuh pada batang dengan susunan yang
berselang-seling, satu daun pada tiap buku. Pertumbuhan daun yang satu dengan daun
berikutnya (daun baru) mempunyai selang waktu 7 hari dan kemudian akan muncul daun
baru lainnya. Tiap daun terdiri atas :
1. Helaian daun merupakan bagian yang menempel pada buku melalui pelepah daun dan
bentuknya memanjang seperti pita.
2. Pelepah daun merupakan bagian yang membungkus ruas di atasnya dan helaian daun
ruas berikutnya.
3. Telinga daun (auricle) terletak pada dua sisi pangkal helaian daun.
4. Lidah daun (ligula) yaitu struktur segitiga tipis yang terletak pada perbatasan antara
helaian daun dan upih tepat di atas telinga daun.
5. Daun bendera adalah daun teratas dan biasanya terletak di bawah malai. (Suharno,
2005).
 Batang
Batang tanaman padi mempunyai batang yang beruas-ruas panjang, memiliki
rongga dan berbentuk bulat. Rangkaian ruas-ruas pada batang padi mempunyai panjang
yang berbeda-beda, ruas batang bawah pendek dan semakin ke atas ruas batang akan
semakin panjang. Ruas pertama dari atas merupakan ruas terpanjang. Diantara ruas
batang padi terdapat buku dan tiap-tiap buku duduk sehelai daun. Batang baru akan
muncul pada ketiak daun, yang semula berupa kuncup kemudian mengalami
pertumbuhan, yang pada akhirnya menjadi batang baru. Batang baru dapat disebut batang
sekunder (kedua), apabila batang tersebut terletak pada buku terbawah (AAK, 1990).
 Bunga
Bunga padi merupakan bunga telanjang yang mempunyai satu bakal buah, 6 buah
benang sari serta dua tangkai putik. Bakal buah mengandung air (cairan) untuk kebutuhan

5
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

lodicula, warnanya keunguan atau ungu tua. Lodicula merupakan daun mahkota yang
telah berubah bentuk dan berfungsi mengatur pembukaan bunga. Benang sari terdiri dari
tangkai sari, kepala sari dan kandung serbuk. Tangkai sari tipis dan pendek, sedangkan
pada kepala sari terletak kandung serbuk yang berisi tepung sari (pollen) (AAK, 1990).
Bunga padi secara keseluruhan disebut malai. Malai terdiri dari 8 – 10 buku yang
menghasilkan cabang – cabang primer selanjutnya menghasilkan cabang – cabang
sekunder. Dari buku pangkal malai akan muncul hanya satu cabang primer, tetapi dalam
keadaan tertentu buku tersebut dapat menghasilkan 2 – 3 cabang primer. Jumlah cabang
setiap malai berkisar antara 15 - 20 buah dan setiap malai bisa mencapai 100 - 120 bunga
(Tobing dkk, 1995).

 Gabah
Gabah atau buah padi adalah ovary yang telah masak, bersatu dengan lemma dan
palea. Buah ini merupakan hasil penyerbukan dan pembuahan yang mempunyai bagian-
bagian sebagai berikut :
1. Embrio (lembaga)
Bagian ini terletak pada bagian lemma dan di dalamnya terdapat daun lembaga (calon
batang dan calon daun) serta akar lembaga (calon akar).
2. Endosperm
Endosperm merupakan bagian dari buah/biji yang besar. Bagian ini terdiri dari
mengandung zat gula, lemak, zat anorganik dan juga protein.
3. Bekatul
Bagian ini merupakan bagian buah padi yang berwarna coklat. (AAK, 1990).

B. PROSES PENGOLAHAN BENIH


Pengolahan benih adalah semua kegiatan pasca panen sampai benih tersebut siap
dipasarkan. Tujuan pengolahan benih yaitu memperoleh pesentase maksimum benih
tanaman yang murni dengan potensi perkecambahan yang setinggi- tingginya
(dicerminkan oleh Pure Live Seed Percebtage). Selama kegiatan pengolahan, kualitas
benih menjadi lebih baik dengan 2 cara antara lain : memisahkan benih tanaman yang
dimaksud dari benih- benih tanaman lain, biji gulma serta benda- benda mati yang

6
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

mengotori benih dan menghilangkan benih yang berkualitas jelek. Prosedur pengolahan
benih antara lain :
1. Panen
Penentuan saat panen merupakan tahap awal dari kegiatan penanganan pasca
panen. Ketidaktepatan dalam penentuan saat panen dapat mengakibatkan kehilangan hasil
yang tinggi dan mutu rendah. Penentuan saat panen dapat dilakukan berdasarkan
pengamatan yaitu secara visual dan teoritis. Secara teoritis, panen dikerjakan pada saat
masak fisiologis. Pengamatan secara visual dilakukan dengan cara melihat kenampakan
di lahan.

2. Perontokan
Perontokan bertujuan untuk memisahkan benih dari bagian tanaman yang lain :
misal tangkai malai, daging buah, dan kulit buah. Perontokan dapat dilakukan secara
manual ataupun dengan menggunakan mesin perontok Kegiatan perontokan ini dapat
dilakukan secara tradisional (manual) atau menggunakan mesin perontok. Secara
tradisional kegiatan perontokan akan menghasilkan susut tercecer yang relatif besar,
mutu yang kurang baik, dan membutuhkan tenaga yang cukup melelahkan. Mesin
perontok dirancang untuk mampu memperbesar kapasitas kerja, meningkatkan effisiensi
kerja, mengurangi kehilangan hasil dan memperoleh mutu hasil yang baik. Bagian-
bagian mesin perontok benih antara lain :
a. Feeder yang merupakan lubang tempat memasukkan hasil panen yang akan dirontok.
b. Beater T/A : drum bergigi yang dapat berputar untuk merontokkan benih.
c. Concave T/A : drum di luar beater dan berfungsi untuk merobek kulit buah sehingga
benih dapat keluar.
d. Fan (kipas angin) : berfungsi untuk menghembuskan kotoran benih.
e. Tempat penampung benih yang telah dirontok.
f. Discharge : lubang untuk membuang sisa kotoran yang relatif ringan.
Pemilihan metode perontokan yang digunakan dapat didasarkan pada salah satu
perkembangan metode antara lain sebagai berikut:
a. Skala Produksi : Benih yang dipanen dalam jumlah banyak berhubungan dengan

7
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

waktu dan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk perontokan, sehingga setelah benih
dipanen harus segera dirontokkan agar kerusakan benih dapat dihindari.
b. Biaya Tenaga Kerja : Semakin sedikit tenaga kerja yang tersedia, biaya yang
dikeluarkan untuk tenaga kerja tersebut semakin tinggi
c. Sarana dan Prasarana : Tidak semua penangkar benih atau produksi benih memiliki
sarana dan prasarana yang memadai
d. Modal : Modal dibutuhkan untuk melengkapi sarana dan prasarana dalam membantu
mempercepat proses perontokkan
e. Kerusakan : Benih tidak selalu harus dipanen pada saat masak fisiologis. Ada banyak
penangkar benih yang memanen benih pada saat masak morfologis, karena lebih mudah
ditengarai dan untuk menentukan saat masak fisiologis dibutuhkan keahlian khusus dan
peralatan laboratorium sehingga harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
f. Sifat Benih : Pemilihan metode perontokan harus sesuai dengan struktur benih agar
kerusakan akibat proses perontokan dapat dicegah.

3. Pembersihan
Proses pemisahan benda asing ini dilakukan secara bertahap. Prinsip pembersihan
benih yaitu pembersihan yang dikehendaki dari benda- benda lain yang tidak
dikehendaki, dilakukan berdasarkan sifat- sifat fisik yang berbeda antara benih yang tidak
dikehendaki, prinsipnya sifat- sifat fisik yang berbeda dideteksi oleh proses mekanis atau
elektrik. Sifat- sifat fisik yang digunakan antara lain : ukuran , panjang, lebar, ketebalan,
bobot, tekstur permukaan, warna, dan sifat- sifat elektrik. Benda- benda lain yang tidak
dikehendaki antara lain : pembuangan benda mati, biji gulma, benih tanaman lain /
kultivar lain, serta benih rusak baik lebih besar atau lebih kecil dari benih yang dimaksud.
Tahapan-tahapan kegiatan tersebut adalah:
a. Precleaning
Setelah perontokan/ekstraksi dapat terjadi benih tercampur dengan benda asing yang
relatif besar. Dikhawatirkan benda asing tersebut dapat mengganggu kerja mesin yang
akan digunakan dalam proses selanjutnya, antara lain dapat menyumbat/menutup
conveyor atau saringan. Oleh karena itu, pada tahap ini yang dipisahkan hanyalah benda

8
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

asing yang berukuran relatif lebih besar daripada ukuran benih. Proses ini biasanya
disebut sebagai Scalping. Dengan demikian, apabila berdasarkan pengamatan tidak
tampak adanya materi/benda asing yang relatif lebih besar, maka proses ini tidak perlu
dilakukan.
b. Basic Cleaning
Mesin yang digunakan dalam tahap ini secara prinsip adalah sama dengan mesin yang
digunakan dalam tahap precleaning, akan tetapi saringan yang ada berukuran lebih halus.
Pelaksanaan tahapan ini bertujuan untuk memisahkan materi yang masih tercampur
dengan benih setelah proses precleaning.
c. Post Cleaning
Tahapan kegiatan ini dilakukan apabila setelah proses basic cleaning masih terdapat
benda asing yang memiliki ukuran dan bentuk yang sama dengan benih, sehingga tidak
dapat dipisahkan melalui tahapan kegiatan basic cleaning. Dengan demikian diperlukan
mesin yang dapat digunakan untuk memisahkan materi tersebut dari benih, misalnya
pemisahan yang dilakukan berdasarkan warna, berat jenis benih serta ukuran secara lebih
teliti. Proses ini biasa disebut sebagai proses separation and grading. Apabila benih
selesai diproses hingga tahap ini, maka akan memiliki persentase kemurnian benih yang
sangat tinggi dan hal ini hanya dilakukan pada kelas-kelas benih tertentu saja, misalnya
kelas breeder seed, foundation seed, dan stock seed atau kelas benih exstantion seed pada
varietas yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

4. Pengeringan
Pengeringan benih dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kadar air benih
sampai pada taraf yang aman untuk penyimpanan dan mempertahankan presentase
viabilitas benih terutama yang berada di daerah bersuhu dan kelembaban tinggi.
Pengeringan benih dapat terjadi sebelum benih tersebut dipanen. Hal ini terjadi bila
kemasakan benih terjadi pada saat cuaca panas/musim kemarau. Benih bersifat
hygroskopis, sehingga jika benih
diletakan di dalam ruangan dengan RH rendah, maka benih akan kehilangan air. Tetapi
sebaliknya, jika benih diletakan dalam ruangan dengan RH tinggi, maka kadar air benih
akan bertambah atau meningkat. Selain bersifat hygroskopis, benih juga selalu ingin

9
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

berada dalam kondisi equilibrium dengan kondisi sekitarnya. Benih juga bersifat seperti
spon yaitu dapat menyimpan air yang diserap sampai seimbang dengan keadaan di
sekitarnya. Pengeringan benih merupakan proses perpindahan air dari dalam benih
kepermukaan benih, dan kemudian air yang berada dipermukaan benih akan diuapkan
jika RH ruangan lebih rendah. Pengeringan benih dapat dilakukan dengan cara menjemur
benih secara langsung, dengan memperhatikan kondisi ventilasi dan mencegah terjadinya
pemanasan yang berlebih. Selama proses pengeringan benih harus dibalik-balik agar
tidak terjadi pemanasan yang berlebih dibagian bawah.

5. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan tindakan untuk mempertahankan agar tetap dalam
keadaan baik dalam jangka waktu tertentu. Kesalahan dalam melakukan penyimpanan
dapat mengakibatkan terjadinya respirasi, tumbuhnya jamur, dan serangan serangga,
binatang mengerat dan kutu beras yang dapat menurunkan mutu benih.

BAB III
PEMBAHASAN

A. PROSES PENGOLAHAN BENIH PADI


Padi yang telah dipanen masih ada beberapa tahap perlakukan agar siap
digunakan sebagai benih. Perlakuan tersebut antara lain perontokan, pengeringan,
pengolahan, serta penyimpanan. Proses pengolahan benih merupakan proses yang cukup
kritis. Jika saat di lahan, orientasi produksi maksimal merupakan tujuan utama, maka
pada proses pengolahan benih, orientasi mutu maksimal merupakan prioritasnya. Jika
produksi di lapang harus lulus standar lapang maka proses pengolahan benih pun harus
lulus standar laboratorium. Benih yang telah kering dan bersih dikemas dalam karung
atau kemasan siap salur dan kemudian disimpan di dalam ruang penyimpanan. Ruang
penyimpan benih diusahakan mempunyai ventilasi yang baik agar kualitas benih dapat
terjaga. Lama penyimpangan benih hendaknya memperhatikan masa berlakunya label
benih. Masa berlakunya label benih padi 6 bulan sejak selesainya pengujian dan paling
lama 9 bulan setelah tanggal panen. Sebelum disimpan, pada umumnya benih diberi

10
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

berbagai perlakuan pelapisan benih (seed coating),kemudian benih-benih tersebut akan


diuji dengan berbagai peralatan modern.
1. Penentuan Saat Panen
Penentuan saat panen merupakan tahap awal dari kegiatan penanganan pasca
panen padi. Ketidaktepatan dalam penentuan saat panen dapat mengakibatkan
kehilangan hasil yang tinggi dan mutu gabah/beras yang rendah. Penentuan saat panen
dapat dilakukan berdasarkan pengamatan, antara lain :
 Pengamatan Visual
Pengamatan visual dilakukan dengan cara melihat kenampakan padi pada
hamparan lahan sawah. Berdasarkan kenampakan visual, umur panen optimal padi
dicapai apabila 90 sampai 95 % butir gabah pada malai padi sudah berwarna kuning atau
kuning keemasan. Padi yang dipanen pada kondisi tersebut akan menghasilkan gabah
ber-kualitas baik sehingga menghasil-kan rendemen giling yang tinggi.
 Pengamatan Teoritis
Pengamatan teoritis dilakukan dengan melihat deskripsi varietas padi dan
mengukur kadar air dengan moisture tester. Berdasarkan deskripsi varietas padi, umur
panen padi yang tepat adalah 30 sampai 35 hari setelah berbunga merata atau antara 135
sampai 145 hari setelah tanam. Berdasarkan kadar air, umur panen optimum dicapai
setelah kadar air gabah mencapai 22 – 23 % pada musim kemarau, dan antara 24 – 26 %
pada musim penghujan (Damardjati, 1974; Damardjati et al, 1981).

2. Pemanenan
Pemanenan padi harus dilakukan pada umur panen yang tepat, menggunakan alat
dan mesin panen yang memenuhi persyaratan teknis, kesehatan, ekonomi dan ergonomis,
serta menerapkan sistem panen yang tepat. Ketidaktepatan dalam melakukan pemanenan
padi dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang tinggi dan mutu hasil yang rendah.
Pada tahap ini, kehilangan hasil dapat mencapai 9,52 % apabila pemanen padi dilakukan
secara tidak tepat.
 Umur Panen Padi
Umur panen adalah kondisi dimana tanaman sudah mencapai masak optimum dan
siap untuk diambil hasilnya. Waktu panen yang tepat ditandai   dari kondisi pertanaman

11
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

90-95 % bulir sudah memasuki fase masak fisiologis (kuning jerami) dan bulir padi pada
pangkal malai sudah mengeras, serta kadar air gabah 22 – 26 % yang diukur dengan
moisture tester Untuk pertanaman padi tanam pindah, vigor optimal dicapai pada umur
30-42 hari setelah bunga  merata bagi pertanaman padi musim hujan (MH), dan 28-36
hari setelah berbunga merata bagi pertanaman musim kemarau (MK).
 Alat dan Mesin Pemanen Padi
Alat dan mesin yang digunakan untuk memanen padi harus sesuai dengan jenis
varietas padi yang akan dipanen. Pada saat ini, alat dan mesin untuk memanen padi telah
berkembang mengikuti berkembangnya varietas baru yang dihasilkan. Alat pemanen padi
telah berkembang dari ani-ani menjadi sabit biasa kemudian menjadi sabit bergerigi
dengan bahan baja yang sangat tajam dan terakhir telah diintroduksikan reaper, stripper
dan combine harvester. Berikut ini adalah cara-cara pemanen padi :
a. Cara Pemanenan Padi dengan Ani-ani.
Ani-ani merupakan alat panen padi yang terbuat dari bambu diameter 10 – 20
mm, panjang ± 10 cm dan pisau baja tebal 1,5 – 3 mm. Ani-ani dianjurkan digunakan
untuk memotong padi varietas lokal yang berpostur tinggi. Pemanenan padi dengan ani-
ani dilakukan dengan cara sebagai berikut :
o Tekan mata pisau pada malai padi yang akan dipotong.
o Tempatkan malai diantara jari telunjuk dan jari manis tangan kanan.
o Dengan kedua jari tersebut tarik malai padi ke arah pisau, sehingga malai ter-potong.
o Kumpulkan di tangan kiri atau masukkan kedalam keranjang.
b. Cara Pemanen Padi dengan Sabit
Sabit merupakan alat panen manual untuk memotong padi secara cepat. Sabit
terdiri 2 jenis yaitu sabit biasa dan sabit bergerigi. Sabit biasa/ bergerigi pada umumnya
digunakan untuk memotong padi varietas unggul baru yang berpostur pendek seperti IR-
64 dan Cisadane. Penggunaan sabit bergerigi sangat dianjur-kan karena dapat menekan
kehilangan hasil sebesar 3 % (Damardjati et al, 1989; Nugraha et al, 1990). Spesifikasi
sabit bergerigi yaitu:
o Gagang terbuat dari kayu bulat diameter ± 2 cm dan panjang 15 cm.
o Mata pisau terbuat dari baja keras yang satu sisinya bergerigi antara 12 – 16 gerigi
sepanjang 1 inci.

12
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

Pemotongan padi dengan sabit dapat dilakukan dengan cara potong atas, potong
tengah dan potong bawah tergantung cara perontokan. Pemotongan dengan cara potong
bawah dilakukan bila perontokan dengan cara dibanting/digebot atau meng gunakan
pedal thresher. Pemotongan dengan cara potong atas atau tengah dilakukan bila
perontokan menggunakan power thresher. Berikut ini cara panen padi dengan sabit
biasa/bergerigi:
o Pegang rumpun padi yang akan dipotong dengan tangan kiri, kira-kira 1/3 bagian
tinggi tanaman.
o Tempatkan mata sabit pada bagian batang bawah atau tengah atau atas tanaman
(tergantung cara perontokan) dan tarik pisau tersebut dengan tangan kanan hingga
jerami terputus.
c. Cara Pemanenan Padi dengan Reaper
Reaper merupakan mesin pemanen untuk memotong padi sangat cepat. Prinsip
kerjanya mirip dengan cara kerja orang panen menggunakan sabit. Mesin ini sewaktu
bergerak maju akan menerjang dan memotong tegakan tanaman dan menjatuhkan atau
merobohkan tanaman tersebut kearah samping mesin reaper dan ada pula yang mengikat
tanaman yang terpotong menjadi seperti berbentuk sapu lidi ukuran besar. Pada saat ini
terdapat 3 jenis tipe mesin reaper yaitu reaper 3 row, reaper 4 row dan reaper 5 row.
Bagian komponen mesin reaper adalah sebagai berikut :
o Kerangka utama terdiri dari pegangan kemudi yang terbuat dari pipa baja dengan
diameter ± 32 mm, dilengkapi dengan tuas kopling, tuas pengatur kecepatan, tuas
kopling pisau pemotong yang merupakan kawat baja.
o Unit transmisi tenaga merupakan rangkaian gigi transmisi yang terbuat dari baja keras
dengan jumlah gigi dan diameter bermacam-macam sesuai de-ngan tenaga dan
kecepatan putar yang diinginkan.
o Unit pisau pemotong terletak dalam rangka pisau pemotong yang terbuat dari pipa
besi, besi strip, besi lembaran yang ukurannya bermacam-macam.
o Pisau pemotong merupakan rangkaian mata pisau berbentuk segitiga yang
panjangnya 120 cm.
o Unit roda dapat diganti-ganti antara roda karet dan roda besi/keranjang.
o Motor penggerak bensin 3 HP – 2200 RPM.

13
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

Penggunaan reaper di-anjurkan pada daerah-daerah yang kekurangan tenaga kerja


dan dioperasikan di lahan dengan kondisi baik (tidak tergenang, tidak berlumpur dan
tidak becek). Menurut hasil penelitian, penggunaan reaper dapat menekan kehilangan
hasil sebesar 6,1 %. Berikut ini cara pengoperasian mesin reaper :
o Sebelum mengoperasikan mesin reaper, terlebih dahulu potong/panen padi dengan
sabit pada ke 4 sudut petakan sawah dengan ukuran ± 2 m x 2 m sebagai tempat
berputarnya mesin reaper.
o Sebelum mesin dihidupkan, arahkan mesin pada tanaman padi yang akan dipanen.
Pemanenan dimulai dari sisi sebelah kanan petakan.
o Pemotongan dilakukan sekaligus untuk 2 atau 4 baris tanaman dan akan terlempar
satu tertumpuk di sebelah kanan mesin tersebut.
o Pemanenan dilakukan dengan cara berkeliling dan selesai di tengah petakan.
d. Cara Pemanenan padi dengan Reaper Binder
Reaper binder merupakan jenis mesin reaper untuk memotong padi dengan cepat
dan mengikat tanaman yang terpotong menjadi seperti berbentuk sapu lidi ukuran besar.
Bagian komponen mesin reaper binder adalah sebagai berikut :
o Kerangka utama yang terdiri dari pegangan kemudi yang terbuat dari pipa baja
dengan diameter ± 32 mm, dilengkapi dengan tuas kopling pisau pemotong yang
merupakan kawat baja terserot.
o Unit transmisi tenaga merupakan rangkaian gigi transmisi yang terbuat dari baja keras
dengan jumlah gigi dan diameter bermacam-macam sesuai dengan reduksi tenaga dan
kecepatan putar yang diinginkan.
o Unit pisau pemotong merupakan rangkaian mata pisau mata pisau berbentuk segitiga
yang panjangnya antara 40-60 cm.
o Pisau pengikat terbuat dari besi plat baja, kawat baja, dan besi bulat yang ukurannya
bermacam-macam.
o Unit pengikat ini dilengkapi dengan tali yang terbuat dari yute berbentuk gulungan.
o Unit roda dapat diganti-ganti antara roda karet dan roda besi/keranjang.
o Motor penggerak bensin 3 HP – 2200 RPM.

Berikut ini cara pengoperasian mesin reaper binder :


14
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

o Sebelum mengoperasikan mesin pemanen, terlebih dahulu potong / panen padi


dengan sabit pada ke 4 sudut petakan sawah dengan ukuran ± 2 m x 2 m sebagai
tempat berputarnya mesin stripper.
o Sebelum mesin dihidupkan, arahkan mesin pada tanaman padi yang akan dipanen.
Pemanenan dilakukan mulai dari sisi sebelah kanan petakan.
o Pemotongan dilakukan sekaligus untuk 1 atau 2 baris tanaman sekaligus dan akan
terlempar ke sisi kanan alat, sebelum terlempar, batang jerami yang sudah terpotong
diikat dengan tali pengikat melalui mekanisme pengikat pada mesin tersebut.
o Pemanenan dilakukan dengan cara berkeliling dan selesai di tengah petakan.
 Sistem Panen
Sistem panen harus dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. Pemanenan dilakukan dengan sistem beregu/kelompok.
b. Pemanenan dan perontokan di-lakukan oleh kelompok pemanen.
c. Jumlah pemanen antara 5 – 7 orang yang dilengkapi dengan 1 unit pedal thresher atau
15 – 20 orang yang dilengkapi 1 unit power thresher.

2. Penumpukan dan Pengumpulan


Penumpukan dan pengumpulan merupakan tahap penanganan pasca panen setelah
padi dipanen. Ketidaktepatan dalam penumpukan dan pengumpulan padi dapat
mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup tinggi. Untuk menghindari atau mengurangi
terjadinya kehilangan hasil sebaiknya pada waktu penumpukan dan pengangkutan padi
menggunakan alas. Penggunaan alas dan wadah pada saat penumpukan dan
pengangkutan dapat menekan kehilangan hasil antara 0,94 – 2,36 %.

3. Perontokan
Kegiatan perontokan padi dilakukan setelah kegiatan panen menggunakan sabit
atau alat mesin panen (reaper). Pada tahap ini, kehilangan hasil akibat ketidaktepatan
dalam melakukan perontokan dapat mencapai lebih dari 5 %. Kegiatan perontokan ini
dapat dilakukan secara tradisional (manual) atau menggunakan mesin perontok. Secara
tradisional kegiatan perontokan akan menghasilkan susut tercecer yang relatif besar,

15
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

mutu gabah yang kurang baik, dan membutuhkan tenaga yang cukup melelahkan. Mesin
perontok dirancang untuk mampu memperbesar kapasitas kerja, meningkatkan effisiensi
kerja, mengurangi kehilangan hasil dan memperoleh mutu hasil gabah yang baik.
Bermacam – macam jenis dan merk mesin perontok padi dapat dijumpai di Indonesia,
mulai dari yang mempunyai kapasitas kecil, sedang, hingga kapasitas besar. Cara
perontokan padi telah mengalami perkembangan dari cara digebot menjadi menggunakan
pedal thresher dan power thresher.
 Perontokan padi dengan cara digebot
Gebotan merupakan alat perontok padi tradisionil yang masih banyak digunakan
petani. Bagian komponen alat gebotan terdiri dari:
a. Rak perontok yang terbuat dari bambu/kayu dengan 4 kaki berdiri di atas tanah, dapat
dipindah-pindah.
b. Meja rak perontok terbuat dari belahan bambu/kayu membujur atau melintang dengan
jarak renggang 1 – 2 cm.
c. Di bagian belakang, samping kanan dan kiri diberi dinding penutup dari tikar bambu,
plastik lembaran atau terpal sedangkan bagian depan terbuka.

Berikut ini cara perontokan padi dengan alat gebot :


a. Malai padi diambil secukupnya lalu dipukulkan/digebot pada meja rak perontok ± 5
kali dan hasil rontokannya akan jatuh di terpal yang ada di bawah meja rak perontok.
b. Hasil rontokan berupa gabah kemudian dikumpulkan.
 Perontokan padi dengan pedal thresher
Pedal thresher merupakan alat perontok padi dengan konstruksi sederhana dan
digerakan menggunakan tenaga manusia. Thresher jenis pedal ini mempunyai konstruksi
sederhana, dapat dibuat sendiri oleh petani dan cukup dioperasikan oleh satu orang serta
mudah dijinjing ketengah lapangan/ sawah. Thresher jenis pedal ini tidak dikategorikan
sebagai ”Mekanis” karena menggunakan mesin penggerak (bensin/ diesel). Kelebihan
alat ini dibandingkan dengan alat gebot adalah mampu menghemat tenaga dan waktu,
mudah diperasikan dan mengurangi kehilangan hasil (susut tercecer), kapasitas kerja 75 –
100 kg per jam dan cukup dioperasikan oleh 1 orang. Bagian komponen pedal thresher
terdiri dari :

16
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

a. Kerangka utama terbuat dari kayu kaso atau pipa besi dengan ukuran keseluruhan unit
bervariasi, biasanya 120 cm x 120 cm.
b. Silinder perontok terbuat dari lepengan papan berjajar berkeli-ling membentuk
silinder dengan diameter 36 – 38 cm dan lebar 42 – 45 cm. Di sisi kiri dan kanan
ditutup dengan pipa bulat setebal 2 – 3 cm. Pada lempengan papan tersebut
ditancapkan gigi perontok yang terbuat dari kawat baja berbentuk huruf V terbalik.
Ukuran lempengan kayu, tebal 10 – 15 mm, lebar 90 mm dengan jarak antar
lempengan 15 mm. Tinggi perontok ± 50 mm dengan lebar kaki-kaki sebesar 25 mm
dengan jarak antar gigi 40 mm. Jumlah gigi perontok pada satu lempengan 10 buah
dan jumlah lempengan papan 12 buah. Cara pemasangan gigi perontok 20 mm diberi
bantalan ball bearing yang posisinya duduk pada rangka utama.
c. Unit transmisi tenaga melalui rantai sepeda dan spocket yang prinsip kerjanya sama
seperti mesin jahit.
d. Tutup penahan gabah terbuat dari lembaran plastik atau terpal dengan ukuran > 0 cm
x 40 cm x 35 cm. Bagian ini dapat dilepas dari kerangka utama.
Penggunaan pedal thresher dalam perontokan dapat menekan kehilangan hasil
padi sekitar 2,5 %. Berikut ini cara perontokan padi dengan pedal thresher :
a. Pedal perontok diinjak dengan kaki naik turun.
b. Putaran poros pemutar memutar silinder perontok.
c. Putaran silinder perontok yang memiliki gigi perontok dimanfaatkan dengan
memukul gabah yang menempel pada jerami sampai rontok.
d. Arah putaran perontok berlawanan dengan posisi operator (men-jauh dari
operator).
 Perontokan padi dengan power thresher
Power thresher merupakan mesin perontok yang menggunakan sumber tenaga
penggerak enjin. Power Thresher ini dapat dipakai untuk merontok biji-bijian (padi,
jagung dan kedelai) dan dilengkapi dengan pengayak sehingga biji – bijian yang
dihasilkan relatif bersih. Kelebihan mesin perontok ini dibandingkan dengan alat
perontok lainnya adalah kapasitas kerja lebih besar dan efisiensi kerja lebih tinggi.
Spesifikasi Power Thresher antara lain :
a. Tenaga penggerak : Mesin diesel atau bensin 5,5 HP s/d 6 HP

17
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

b. Berat keseluruhan : 110 kg


c. Panjang X Lebar X Tinggi (cm) : 1325 X 965 X 1213
d. Kapasitas kerja : 500 hingga 600 kg per jam (Padi), 350 hingga 450 kg per jam
(Kedelai), dan 700 hingga 1000 kg per jam (Jagung)
e. Kecepatan putar silinder : 600 rpm (Padi), 600 – 650 rpm (Kedelai), 650 – 700 rpm
(Jagung)
f. Kebutuhan tenaga : 3 sampai 4 orang
g. Kebutuhan bahan bakar : 0,9 liter per jam bensin 1,0 liter per jam solar
Bagian komponen power thresher terdiri dari:
a. Kerangka utama terbuat dari besi siku, uk. 40 mm x 40 mm x 4 mm dan plat
lembaran baja lunak tebal 1 – 3 mm, merupakan kedudukan komponen lainnya.
b. Silinder perontok terbuat dari besi strip dengan diameter berjajar berkeliling
membentuk silinder dengan diameter 30 – 40 cm dan lebar 40 – 60 cm. Di sisi kiri
dan kanan ditutup dengan lembaran bulat tebal 2 – 3 mm. Pada besi strip yang
melintang tersebut terpasang gigi perontok yang terbuat dari besi as baja 10 mm,
panjang 50 – 60 mm diperkuat dengan mur. Jumlah gigi perontok 30 – 88 buah.
Diameter poros perontok 25 mm, pada kedua ujung poros diberi bantalan ball bearing
yang posisinya duduk pada kerangka utama.
c. Dalam ruang silinder terdapat sirip pembawa, saringan perontok dan pelat pendorong
jerami. Sirip pembawa terletak di bagian atas silinder perontok, terletak menempel
pada tutup atas perontok. Sirip ini mengarah ke pintu pengeluaran jerami di sebelah
belakang mesin perontok. Terbuat dari plat lembaran dengan tebal 1 – 2 mm. Jaringan
perontok terletak di sebelah bawah silinder perontok, terbuat dari kawat baja atau besi
baja 0,6 – 8 mm bersusun menjajar, membentuk setengah lingkaran, jarak antar besi
baja adalah 18 – 20 mm dan jarak antara ujung gigi perontok dan jaringan minimal 15
mm. Pelat pendorong jerami terpasang pada silinder perontok yang tak terpasang gigi
perontok. Bagian ini terbuat dari besi plat tebal 2 – 3 mm denngan ukuran 15 – 15
mm.
d. Ayakan terletak di sebelah bawah saringan perontok, ukuran ayakan 45 mm x 390
mm, terbuat dari plat lembaran tebal 1,5 – 2 mm. Ayakan terdiri dari 2 tingkat.

18
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

Bagian atas berlubang-lubang dengan ukuran 13 mm x 13 mm dan bagian bawah rata.


Ayakan ini bergerak maju mundur dan naik turun melalui sitem as nocken.
e. Kipas angin terbuat dari plastik dengan jumlah daun kipas 5 – 7 buah.
f. Unit transmisi tenaga, melalui puller dan V belt dari motor penggerak silinder
perontok, kipas angin dan gerakan ayakan type V belt yang digunakan adalah tipe B.
Putaran silinder perontok untuk merontokan padi adalah 500 – 600 RPM.

Penggunaan power thresher dalam perontokan dapat menekan kehilangan hasil


padi sekitar 3 %. Berikut ini cara perontokan padi dengan power thresher :
a. Pemotongan tangkai pendek disarankan untuk merontok dengan mesin perontok tipe
“throw in” dimana semua bagian yang akan dirontok masuk ke dalam ruang perontok.
b. Pemotongan tangkai panjang disarankan untuk merontok secara manual denngan alat
atau mesin yang mempunyai tipe “Hold on” dimana tangki jerami dipegang, hanya
bagian ujung padi yang ada butirannya ditekankan kepada alat perontok.
c. Setelah mesin dihidupkan, atur putaran silinder perontok sesuai dengan yang
diinginkan untuk merontok padi
d. Putaran silinder perontok akan mengisap jerami padi yang di masukkan dari pintu
pemasukkan.
e. Jerami akan berputar-putar di dalam ruang perontok, tergesek terpukul dan terbawa
oleh gigi perontok dan sirip pembwa menuju pintu pengeluaran jerami.
f. Butiran padi yang rontok dari jerami akan jatuh melalui saringan perontok, sedang
jerami akan terdorong oleh plat pendorong ke pintu pengeluaran jerami.
g. Butiran padi, potongan jerami dan kotoran yang lolos dari saringan perontok akan
jatuh ke ayakan dengan bergoyang dan juga terhembus oleh kipas angin.
h. Butiran hampa atau benda-benda ringan lainnya akan tertiup terbuang melalui pintu
pengeluaran kotoran ringan.
i. Benda yang lebih besar dari butiran padi akan terpisah melalui ayakan yang
berlubang, sedangkan butir padi akan jatuh dan tertampung pada pintu pengeluaran
padi bernas.

4. Pembersihan

19
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

Pembersihan dilakukan untuk memisahkan dan mengeluarkan     kotoran dan biji


hampa sehingga diperoleh ukuran dan berat biji yang seragam. Kegiatan ini dilakukan
dengan langkah sebagai berikut :
1. Dilakukan secara manual jika  jumlah bahan sedikit.
2. Apabila bahan dalam jumlah yang besar dilakukan dengan menggunakan mesin :
blower, separator, dan gravity table separator.
3. Peralatan yang digunakan sebaiknya yang berfungsi baik.
4. Bersihkan alat tersebut setiap kali akan digunakan.
5. Gunakan kemasan/karung baru dan pasang label atau keterangan diluar dan dalam
kemasan.
6. Petugas pengawas benih tanaman pangan setempat diminta untuk mengambil contoh
guna pengujian laboratorium.

5. Pengeringan
Pengeringan merupakan proses penurunan kadar air gabah sampai mencapai nilai
tertentu sehingga siap untuk diolah/digiling atau aman untuk disimpan dalam waktu yang
lama. Kehilangan hasil akibat ketidaktepatan dalam melakukan proses pengeringan dapat
mencapai 2,13 %. Pada saat ini cara pengeringan padi telah berkembang dari cara
penjemuran menjadi pengering buatan.
 Pengeringan Padi dengan Cara Penjemuran
Penjemuran merupakan proses pengeringan gabah basah dengan memanfaatkan
panas sinar matahari. Untuk mencegah bercampurnya kotoran, kehilangan butiran gabah,
memudahkan pengumpulan gabah dan menghasilkan penyebaran panas yang merata,
maka penjemuran harus dilakukan dengan menggunakan alas. Penggunaan alas untuk
penjemuran telah berkembang dari anyaman bambu kemudian menjadi lembaran
plastik/terpal dan terakhir lantai dari semen/beton. Berikut ini cara penjemuran gabah
basah.
a. Cara penjemuran dengan lantai jemur
Dari berbagai alas penjemuran tersebut, lantai dari semen merupakan alas
penjemuran terbaik. Permukaan lantai dapat dibuat rata atau bergelombang. Lantai
jemur rata pembuatannya lebih mudah dan murah, namun tidak dapat mengalirkan air

20
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

hujan secara cepat bahkan adakalanya menyebabkan genangan air yang dapat
merusakkan gabah. Lantai jemur bergelombang lebih di-anjurkan, karena dapat meng-
alirkan sisa air hujan dengan cepat. Berikut ini cara penjemuran dengan lantai jemur :
o Jemur gabah di atas lantai jemur dengan ketebalan 5 cm – 7 cm untuk musim
kemarau dan 1 cm – 5 cm untuk musim penghujan.
o Lakukan pembalikan setiap 1 – 2 jam atau 4 – 6 kali dalam sehari dengan
menggunakan garuk dari kayu.
o Waktu penjemuran : pagi jam 08.00 – jam 11.00, siang jam 14.00 – 17.00 dan
tempering time jam 11.00 – jam 14.00.
o Lakukan pengumpulan dengan garuk, sekop dan sapu.

b. Cara penjemuran dengan alas terpal/plastik


Alas terpal/plastik dapat juga dipakai untuk alas penjemuran. Beberapa
keuntungan penggunaan alas terpal/plastik adalah :
o Memudahkan pengumpulan untuk pengarungan gabah pada akhir penjemuran.
o Memudahkan penyelamatan gabah bila pada waktu penjemuran hujan turun secara
tiba-tiba.
o Dapat mengurangi tenaga kerja buruh di lapangan.

Berikut cara penjemuran dengan alas terpal/plastik :


o Jemur gabah di atas alas terpal/plastik dengan ke-tebalan 5 – 7 cm untuk musim
kemarau atau 1 – 5 cm untuk musim peng-hujan.
o Lakukan pembalikan secara teratur setiap 1 – 2 jam sekali atau 4 – 6 kali dalam
sehari. Pembalikan di-anjurkan tanpa menggunakan garuk karena dapat
mengakibatkan alas sobek.
o Waktu penjemuran : pagi jam 08.00 – jam 11.00, siang jam 14.00 – 17.00, dan
tempering time jam 11.00 – jam 14.00.
o Lakukan pengumpulan de-ngan cara langsung digulung.
 Pengeringan Padi dengan Pengering Buatan

21
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

Pengeringan buatan merupakan alternatif cara pengeringan padi bila penjemuran


dengan matahari tidak dapat dilakukan. Secara garis besar pengeringan buatan dibagi
atas 3 bentuk, yaitu tumpukan datar (Flat Bed), Sirkulasi (Recirculation Batch) dan
kontinyu (Continuous-Flow Dryer).
a. Flat Bed Dryer
Flat Bed Dryer merupakan mesin pengering yang terdiri dari:
o Kotak pengering terbuat dari plat lembaran, ber-bentuk kotak persegi panjang dengan
ukuran bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Pada kira-kira bagian kotak terdapat
sekat/lantai yang berlubang terbuat dari plat baja lembaran, terbagi menjadi 2 ruangan,
atas dan bawah.
o Blower/kipas dan kompor panas terletak di sebelah luar kotak pengering, dihubungkan
dengan cerobong.
o Kompor pemanas memakai bahan bakar minyak tanah.
Pengeringan dengan meng-gunakan Flat Bed Dryer dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
o Padi yang akan dikeringkan di tempatkan pada kotak pengering.
o Api dari sumber panas akan dihembuskan ke bagian/ ruangan bawah dari kotak
pegering oleh blower yang digerakkan motor peng-gerak.
o Udara panas naik ke ruang atau kotak pengering yang berisi padi melalui sekat yang
berlubang.
o Udara panas akan me-nurunkan kadar air padi.
b. Continuous Flow Dryer
Continuous Flow Dryer merupakan mesin pengering dengan bagian komponen
mesin yeng terdiri dari kotak pengering, komponen pemanas seperti kompor, kipas /
blower, motor penggerak, dan screw conveyor discharge. Ruangan plenum terletak di
bagian tengah butiran padi yang akan dikeringkan. Tingi kotak pengering 3 – 5 m.
Bagian ini terbuat dari plat baja lembaran dan tebalnya 2 – 3 mm.
Pengeringan dengan continuous flow dryer dilakukan dengan cara sebagai berikut :
o Cara kerja sama dengan drier lainnya, namun padi yang akan dikeringkan diaduk
posisinya oleh screw conveyor.

22
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

o Alat ini terdiri dari kotak pengering vertikal, pemanas dan dilengkapi dengan screw
conveyor dischange.
o Gabah yang akan dikeringkan dimasukan pada bagian atas kotak pengering. Udara
pemanas dihembuskan pada salah satu sisi kotak pengering dan keluar lewat sisi yang
lain.
o Pada saat pengeringan gabah terus turun ke bawah dan dikeluarkan pada bagian
bawah “Screw Conveyor Dischange” yang terletak pada bagian bawah kotak
pengering. Besarnya kecepatan keluarnya gabah dapat diatur.

6. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan tindakan untuk mempertahankan agar tetap dalam
keadaan baik dalam jangka waktu tertentu. Benih yang layak disimpan adalah benih
dengan daya tumbuh awal sekitar 90 % dan KA 10- 12 %. Kesalahan dalam melakukan
penyimpanan dapat mengakibatkan terjadinya respirasi, tumbuhnya jamur, dan serangan
serangga, binatang mengerat dan kutu beras yang dapat menurunkan mutu gabah/beras.
Cara penyimpanan benih dapat dilakukan dengan :
 Penyimpanan benih dengan Sistem Curah
Penyimpanan gabah dengan sistem curah dapat dilakukan dengan menggunakan
silo. Silo merupakan tempat menyimpan gabah/beras dengan kapasitas yang sangat
besar. Bentuk dan bagian komponen silo adalah sebagai berikut :
a. Silo biasanya berbentuk silinder atau kotak segieempat yang terbuat dari plat
lembaran atau papan.
b. Silo dilengkapi dengan sistem aerasi, pengering dan elevator.
c. Sistem aerasi terdiri dari kipas-kipas angin aksial dengan lubang saluran pemasukan
dan pengeluaran pada dinding silo.
d. Pengering terdiri sumber pe-manas/kompor dan kipas penghembus.
e. Elevator biasanya berbentuk mangkuk yang berjalan terbuat dari sabuk karet atau
kulit serta plat lembaran.

Penyimpanan benih dengan silo dilakukan dengan cara sebagai berkut :

23
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

a. Benih yang disimpan dialirkan melalui bagian atas silo dengan menggunakan
elevator, dan dicurahkan ke dalam silo.
b. Ke dalam tumpukan benuh tersebut dialirkan udara panas yang dihasilkan oleh
kompor pemanas dan kipas yang terletak di bagian bawah silo.
c. Kondisi benih dipertahankan dengan mengatur suhu udara panas dan aerasi.
 Penyimpanan benih dengan Kemasan/Wadah
Penyimpanan gabah dengan kemasan dapat dilakukan dengan menggunakan
karung. Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan gabah
dengan karung adalah :
a. Karung harus dapat melindungi produk dari kerusakan dalam pengangkutan dan atau
penyimpanan.
b. Karung tidak boleh mengakibatkan kerusakan atau pencemaran oleh bahan kemasan
dan tidak membawa OPT.
c. Karung harus kuat, dapat menahan beban tumpukan dan melindungi fisik dan tahan
terhadap goncangan serta dapat mempertahankan keseragaman. Karung harus diberi
label berupa tulisan yang dapat menjelaskan tentang produk yang dikemas.

BAB IV
KESIMPULAN
Padi yang telah dipanen masih ada beberapa tahap perlakukan agar siap digunakan
sebagai benih. Perlakuan tersebut antara lain perontokan, pengeringan, pengolahan, serta
penyimpanan.
Perontokan adalah pemisahan benih dari bagian tanaman yang
lain. Dalam kompetensi ini dibahas juga tentang persiapan, dan
perawatan sebelum dan selama proses perontokan. Berbagai
pertimbangan dibahas untuk menentukan metoda perontokan, dalam
perontokan dapat dilakukan secara manual seperti: dengan tangan,
tongkat pemukul, dan hewan sedangkan dengan mesin seperti:
standard thresher dan plot thresher.

Pengeringan benih dilakukan agar dapat mengurangi kadar air benih


sampai taraf yang aman untuk penyimpanan dan mempertahankan
presentase viabilitas benih. Dalam pengeringan benih harus dipertahankan

24
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

kondisi udara di sekitarnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam


pengeringan adalah waktu, metoda, dan sistem pengeringan, kebutuhan
energi, sumber panas. Pengeringan dapat menggunakan peralatan dengan
berbagai macam suhu.

Pembersihan benih adalah pemisahan benda asing yang tercampur


dengan benih selama proses perontokan maupun pengeringan sehingga
diperoleh kemurnian benih yang tinggi. Dalam pembersihan benih dibahas
mengenai tahapan pemisahan dan metoda pembersihan. Dalam metoda
pembersihan dibahas mengenai: screen claning, pembersihan benih dengan
aliran udara, berdasarkan panjang (cleaning by length seperation), dan
berdasarkan berat jenis dan sifat permukaan
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :

JURNAL :
Juknis Perontokan Mekanis dan Semi Mekanis, Petunjuk Teknis Perontokan Padi Dengan
Cara Mekanis dan Semi Mekanis, Direktorat Penanganan Pasca Panen. (Diakses pada
tanggal 12 September 2010 jam 14.30).
Penentuan Umur Panen dan Sistem Panen, Sumber: Sigit Nugraha, Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.
Keterlambatan Perontokan Padi, Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia.
Sumber: Sigit Nugraha, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

SITUS INTERNET :
Teknik produksi Benih Padi. Sumber     : Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi, Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan. (Diakses pada tanggal 12
September 2010 jam 14.30).
http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_6._TEKNIK_PRODUKSI_BENIH_PADI
(Diakses pada tanggal 12 September 2010 jam 14.30).
http://www.pustaka-deptan.go.id/bppi/lengkap/bpp08040.pdf. (Diakses pada tanggal 12
September 2010 jam 14.30).

25
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

http://balitsereal.litbang.deptan.go.id/ind/bjagung/duasatu.pdf. (Diakses pada tanggal 12


September 2010 jam 14.30).
http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/lip50125.pdf. (Diakses pada tanggal 12
September 2010 jam 14.30).
http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/wr283064.pdf. (Diakses pada tanggal 12
September 2010 jam 14.30).
http://www.pustaka-deptan.go.id/bppi/lengkap/bpp08042.pdf. (Diakses pada tanggal 12
September 2010 jam 14.30).
http://sulsel.litbang.deptan.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=142:teknik-produksi-benih-
padi&catid=48:panduanpetunjuk-teknis-leaflet&Itemid=53. (Diakses pada tanggal 12
September 2010 jam 14.30).
http://www.pustaka-deptan.go.id/bppi/lengkap/bpp09034.pdf. (Diakses pada tanggal 12
September 2010 jam 14.30).

LAMPIRAN GAMBAR
Alat Panen Ani-ani Pemotongan padi dengan sabit Reaper

Panen Padi dengan reaper Panen dengan reaper binder Penumpukan dengan alas

Perontokan dengan cara gebot Perontokan: pedal thresher power thresher

26
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

Perontokan : power thresher Pengeringan dengan lantai jemur Flat bed dryer

Pengeringan dengan continuous flow dryer Penyimpanan gabah dengan silo

Mesin Pengupas Kulit Gabah Mesin Penyos Pengemasan dan penyimpanan

27
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

LEMBAR KOREKSI
PENGOLAHAN BENIH PADI
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Pembangunan Pertanian Semester
Ganjil (V)

Di Susun Oleh :
Kelompok 1

Ovin Syaiful 150110080001


Angel Rebecca Sesylia 150110080009
Nopa Nopiyani 1501100800
Luvy Agustin 150110080036

Agroteknologi A

Fakultas Pertanian

28
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

Universitas Padjadjaran
2010

STRATEGI Proses pembersihan benih ini dapat dilakukan melalui beberapa metode
sebagai berikut :
a. Screen cleaning
Dalam metode ini, pemisahan materi yang tercampur dengan benih dilakukan dengan
menggunakan ayakan (screen) yang dibuat dari lempeng logam atau kawat dengan
ukuran dan bentuk lubang yang berbeda-beda (bulat, lonjong, persegi empat, dan segi
tiga) tergantung pada benih yang akan diproses.
Pada pemilihan ayakan yang akan digunakan, perlu diperhatikan ukuran dan bentuk
lubang ayakan yang harus lebih kecil daripada ukuran benih yang akan dibersihkan.
Dengan demikian, benda asing yang berukuran lebih kecil daripada benih akan dapat
lolos ayakan, sedangkan benih akan tertinggal di ayakan. Adapun ayakan yang digunakan
dalam pemisahan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a). Berdasarkan jenis benda asing
Berdasarkan jenis benda asing, ayakan dapat dibedakan sebagai berikut : Metal (zinc,
brass, stainless steel), Wire mesh (gauze), Wood, biasa digunakan untuk buah dan umbi.
Sementara, untuk benih yang mudah rusak, apabila digunakan ayakan dari metal atau
wire mesh, harus dilapisi terlebih dahulu dengan karet untuk mencegah kerusakan benih.
b). Berdasarkan bentuk
Berdasarkan bentuk, ayakan dapat dibedakan sebagai berikut : Datar dan Lengkung
c). Berdasarkan lubang
Berdasarkan lubang, ayakan dapat dibedakan sebagai berikut : Persegi (square), Bulat
(round), Lonjong (oblong), Segi Tiga (triangular)
Pada mesin cleaning, ayakan yang digunakan adalah lebih dari satu dan bersusun,
sehingga dapat digunakan untuk memisahkan berbagai macam bentuk dan ukuran benda
asing yang tercampur benih.

29
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

Pembersihan benih dengan aliran udara


Metoda ini merupakan metode tradisional yang telah lama digunakan di Indonesia.
Metoda ini dilakukan menggunakan nyiru dengan hembusan udara (angin) untuk
membuang benda asing yang relatif ringan. Di samping itu dapat dilakukan pula dengan
cara menjatuhkan benih dari ketinggian tertentu di tempat terbuka, sehingga pada waktu
benih jatuh asing yang ringan akan terbawa oleh aliran angin. Dari dasar pemikiran
tersebut, maka kemudian diciptakan peralatan yang lebih praktis, antara lain sebagai
berikut:
a. Winnower machine
Winnower merupakan alat pembersih benih yang paling sederhana. Secara prinsip, alat
ini bekerja dengan menggunakan aliran udara yang berasal dari blower, untuk
memisahkan benda asing-benda asing yang ringan/halus, misalnya potongan bagian
tanaman atau debu yang halus. Sementara benda asing yang relatif berat tidak dapat
dipisahkan dengan alat ini. Dengan demikian alat ini hanya dapat digunakan sampai pada
tahapan basic cleaning.
Meskipun demikian, untuk benih kelas tertentu pembersihan benih dengan alat ini
dipandang cukup memadai
b. Clipper (the air screen cleaner)
Untuk dapat memisahkan benda asing yang relatif berat dan tidak terbawa oleh udara,
maka dibuatlah clipper. Clipper merupakan suatu alat pembersih benih yang telah
dimodifikasi dan disebut air screen cleaner . Alat ini merupakan alat yang banyak
digunakan untuk membersihkan benih dan dapat digunakan untuk semua jenis benih.
Meskipun demikian apabila diperlukan benih dengan persyaratan tingkat kemurnian yang
lebih tinggi, maka masih diperlukan alat lain. Alat ini dapat digunakan untuk
memisahkan benih berdasarkan ukuran, bentuk, dan berat jenis benih.
Saringan yang digunakan pada alat ini terdiri atas satu set ayakan dengan bentuk lubang
dan ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada bentuk dan ukuran materi yang
tercampur serta bentuk benih yang akan dibersihkan. Sementara, aliran udara yang
dialirkan hanya dapat membuang benda asing materi yang ringan.

30
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

Meskipun demikian, alat ini belum dapat digunakan untuk memisahkan benih
berdasarkan panjang benih. Sehingga masih diperlukan alat lain yang dapat memisahkan
benih berdasarkan panjang benih.
Pada saat menggunakan air screen cleaner ini, ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan antara lain sebagai berikut :
a. Kecepatan aliran udara yang dialirkan kedalam alat.
b. Kombinasi, susunan, dan ukuran saringan yang digunakan.
c. Kecepatan gerakan saringan.
Alat pemisah benih berdasarkan panjang (cleaning by length separetion)
Benih yang dibersihkan dengan air screen cleaner, sering kali masih tercampur dengan
materi yang tidak diinginkan dan harus dipisahkan berdasarkan panjangnya. Oleh karena
itu, dapat digunakan alat antara lain yang berupa clynder separator.
Cylinder separator ini terdiri atas 2 buah silinder yang terbuat dari bahan metal (logam),
terdapat cekungan dengan ukuran tertentu. Adapun cekungan tersebut dinamakan cell
atau identation, yang berfungsi untuk menangkap benda asing yang akan dipisahkan.
Sementara, di sebelah dalam terdapat silinder setengah lingkaran, yang berfungsi untuk
mengumpulkan benih atau benda asing.

Dalam penggunaan alat ini, perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
a. Benih berbentuk bulat (bundar)
Untuk memisahkan benda asing yang tercampur dengan benih yang berbentuk bundar,
maka ukuran cell harus lebih kecil daripada ukuran benih. Dengan demikian, yang
tertangkap dalam cell hanyalah benda asing atau campuran yang akan dibuang
(dipisahkan). Sedangkan benih akan terkumpul dalam silinder yang terdapat
ditengah.
Benih berbentuk lonjong (panjang) Untuk memisahkan benda asing yang tercampur
dengan benih yang berbentuk panjang, maka ukuran cell harus sama atau lebih besar
daripada ukuran benih yang akan dibersihkan. Dengan demikian, hanya benih saja yang
terperangkap, sedangkan materi atau benda asing akan jatuh dan terkumpul di silinder
yang terdapat di tengah.

31
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

Alat pemisah benih berdasarkan berat jenis dan sifat permukaan


Pada waktu memproses benih, kadang-kadang didapati benda asing yang memiliki
ukuran dan bentuk yang hampir sama dengan benih yang akan dipisahkan. Dengan
demikian, untuk memisahkan benda asing tersebut tidak dapat digunakan air screen
cleaner atau intended cylinder separator. Untuk memisahklan benda asing tersebut, harus
digunakan alat yang dapat memisahkan benda asing berdasarkan berat jenis.

Di samping itu, alat ini diharapkan juga dapat memisahkan benih dari beberapa benda
asing sebagai berikut :
a. Benih yang terserang hama
Benih yang terserang hama, biasanya masih mempunyai ukuran yang sama dengan benih
yang sehat. Namun karena endosperm/embrionya telah habis dimakan hama atau rusak,
maka berat jenisnya menjadi lebih ringan.
b. Benih yang terserang cendawan atau busuk
Benih yang terserang cendawan atau mengalami pembusukan, biasanya juga masih
memiliki ukuran yang sama, namun berat jenisnya berbeda
c. Benih hampa
Benih yang hampa, meskipun memiliki ukuran yang sama, namun berat jenisnya lebih
rendah daripada benih yang bernas/padat berisi (plumbness)
d. Partikel-partikel tanah
Partikelir-partikelir tanah, kadang-kadang memiliki ukuran yang sama dengan benih,
namun umumnya memiliki berat jenis yang lebih besar daripada benih.
e. Biji lain
Biji lain, sering kali juga dapat memiliki ukuran yang sama dengan benih yang akan
dibersihkan. Meskipun demikian, jarang yang memiliki berat jenis yang sama. Adapun
alat yang dapat digunakan untuk memisahkan benih dan benda asing berdasarkan berat
jenisnya, antara lain adalah gravity separator. Alat ini terdiri atas lempeng yang
berlubang-lubang dan dapat digerakan (seperti gerakan mengayak). Kemudian, dari
bagian bawah alat tersebut dialirkan udara dengan tekanan tertentu. Sebagai akibat dari
kombinasi kedua gerakan tersebut, maka akan terjadi pemisahan benda asing dari

32
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

benih. Kombinasi kedua gerakan tersebut, akan mendorong benda asing yang mempunyai
berat jenis lebih besar daripada benih, ke arah kanan.

Di samping gravity separator tersebut, sering kali juga digunakan beberapa macam alat
lain yang dapat memisahkan benih ataupun benda asing sebagai berikut :
a. Benih yang mempunyai permukaan tidak teratur/rata dengan benih yang halus.
b. Benih dari potongan tangkai atau kulit benih.
c. Benih yang telah mengalami perubahan warna dengan yang belum.
Adapun beberapa macam alat yang dapat digunakan antara lain adalah sebagai berikut :
a. Spiral separator
Alat ini dapat digunakan untuk memisahkan benih berdasarkan bentuk benih kecepatan
jatuhnya benih. Alat ini terdiri atas satu atau lebih lempengan logam yang berbentuk
spiral pada sumbu yang vartikal. Jika benih dijatuhkan dari atas, maka benih yang
berbentuk bulat akan meluncur ke bawah secara lebih cepat daripada benih atau benda
asing lain yang berbentuk pipih atau yang tidak beraturan. Benih akan meluncur di sekitar
sumbu spiral, sehingga terpisah dari benda asing lain. Hal yang perlu diperhatikan adalah
kecepatan jatuhnya benih sehingga dapat menimbulkan gaya sentripetal yang cukup
besar, dengan demikian dapat memisahkan benih dari benda asing yang tercampur.
Alat ini terdiri atas sabuk/belt dan feeder tempat memasukan benih. Belt yang dibuat dari
kanvas atau karet digerakan dan digetarkan dengan mesin fibrator. Adapun
sudut kemiringan belt dapat diatur, sesuai dengan benih yang akan dibersihkan. Benih
yang berbentuk bulat atau mempunyai permukaan halus dapat bergerak ke bawah/jatuh.
Sedangkan benda asing atau benih yang mempunyai permukaan kasar akan terbawa oleh
belt ke atas. Alat ini biasa digunakan untuk membersihkan benih dari potonganpotongan
cabang/cluster dari benih beet dan benih bunga.
? Magnetic separator (magnetic drum)
Alat ini digunakan untuk memisahkan benih berdasarkan
permukaan kulit benih, atau untuk memisahkan benih yang
memiliki kulit benih yang rusak, karena kerusakan mekanis
atau terserang hama.
Alat ini terdiri atas drum yang bermagnet dan sebuah

33
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

tabung yang berfungsi untuk menebarkan serbuk besi ke


permukaan benih. Apabila kulit benih tidak mengalami
kerusakan, maka tidak ada serbuk besi yang menempel pada
permukaan benih. Sebaliknya, apabila kulit benih rusak/cacat,
maka serbuk besi tersebut akan menempel pada permukaan
kulit. Untuk memudahkan serbuk besi yang melekat pada
permukaan benih, maka benih sering disemprot dengan
cairan. Benih dengan serbuk besi yang banyak, akan melekat
pada drum yang bermagnet, dan sebaliknya benih tanpa
serbuk besi (tidak rusak) akan langsung jatuh ke tempat
penampungan benih yang baik.
Benih yang melekat di permukaan drum (merupakan benih
yang rusak) dilepaskan dari permukaan drum dengan sikat,
dan kemudian benih ini ditampung di tempat yang terpisah.
Adapun hal yang perlu diperhatikan pada waktu
mengoperasikan alat ini adalah pengaturan rotasi dari drum
agar benih berbentuk besi dapat melekat cukup lama pada
drum sebelum dibersihkan dan ditampung dalam satu wadah.
Alat ini selain berfungsi untuk memisahkan benih yang
rusak dengan benih yang baik, dapat juga digunakan untuk
memisahkan beberapa macam benih berikut:
? Benih stellaria (chick weed) dari biji clover dan lucerne
(alfafa)
? Benih cucusta (dodder) dari biji clover dan lucerne (alfafa)
? Benih sinapsis (wild mustard) dari biji kobis

Colour separator
Benih yang telah mengalami proses deteriorasi akan berubah
warnanya. Untuk meningkatkan mutu benih, maka benih yang
telah berubah warna harus dipisahkan dari benih yang belum
mengalami proses deteriorasi (belum berubah warna).

34
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III

Kedua macam benih tersebut memiliki ukuran, bentuk dan


berat jenis yang relatif sama. Untuk memisahkan ke dua benih
tersebut harus digunakan alat yang dapat memisahkan benih
berdasarkan warna benih. Salah satu alat yang dapat digunakan
adalah Colour Separator.
Colour separator bekerja berdasarkan fotosel, yaitu
berdasarkan perbedaan warna antara benih yang telah mengalami
deteriorasi dengan benih standar (benih yang belum
terdeteriorasi). Benih yang memiliki warna lain selain warna
tersebut (warna standar), maka alat ini akan menghembuskan
udara yang menyebabkan benih yang berbeda warna akan
terpental/tersisih dari benih yang memiliki warna yang sama
dengan warna standar pada fotosel.
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

35

You might also like