Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena hanya dengan rahmat dan
karuniaNya lah kami dapat menyelesaikan menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing pada
mata kuliah Teknologi Perbenihan III.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak tertentu yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah yang berjudul ”Pengolahan Benih Padi”.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi orang-orang yang membacanya dan
bagi kami pada khususnya. Kami pun mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun sehingga pada akhirnya akan tercipta sebuah makalah yang berkualitas.
Penulis
1
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
BAB I
PENDAHULUAN
2
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
3
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
Daun padi mula-mula muncul pada saat perkecambahan dan dinamakan coleoptil.
Coleptile keluar dari benih yang disebar dan akan memanjang terus sampai ke permukaan
air. Setelah coleoptile membuka, maka akan diikuti dengan keluarnya daun pertama, daun
kedua dan seterusnya hingga mencapai puncak yang disebut daun bendera. Sedangkan
daun terpanjang biasanya terdapat pada daun ketiga. Daun bendera merupakan daun yang
lebih pendek daripada daun yang di bawahnya, namun lebih lebar daripada daun
sebelumnya (Grist, 1960). Daun tanaman padi tumbuh pada batang dengan susunan yang
berselang-seling, satu daun pada tiap buku. Pertumbuhan daun yang satu dengan daun
berikutnya (daun baru) mempunyai selang waktu 7 hari dan kemudian akan muncul daun
baru lainnya. Tiap daun terdiri atas :
1. Helaian daun merupakan bagian yang menempel pada buku melalui pelepah daun dan
bentuknya memanjang seperti pita.
2. Pelepah daun merupakan bagian yang membungkus ruas di atasnya dan helaian daun
ruas berikutnya.
3. Telinga daun (auricle) terletak pada dua sisi pangkal helaian daun.
4. Lidah daun (ligula) yaitu struktur segitiga tipis yang terletak pada perbatasan antara
helaian daun dan upih tepat di atas telinga daun.
5. Daun bendera adalah daun teratas dan biasanya terletak di bawah malai. (Suharno,
2005).
Batang
Batang tanaman padi mempunyai batang yang beruas-ruas panjang, memiliki
rongga dan berbentuk bulat. Rangkaian ruas-ruas pada batang padi mempunyai panjang
yang berbeda-beda, ruas batang bawah pendek dan semakin ke atas ruas batang akan
semakin panjang. Ruas pertama dari atas merupakan ruas terpanjang. Diantara ruas
batang padi terdapat buku dan tiap-tiap buku duduk sehelai daun. Batang baru akan
muncul pada ketiak daun, yang semula berupa kuncup kemudian mengalami
pertumbuhan, yang pada akhirnya menjadi batang baru. Batang baru dapat disebut batang
sekunder (kedua), apabila batang tersebut terletak pada buku terbawah (AAK, 1990).
Bunga
Bunga padi merupakan bunga telanjang yang mempunyai satu bakal buah, 6 buah
benang sari serta dua tangkai putik. Bakal buah mengandung air (cairan) untuk kebutuhan
5
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
lodicula, warnanya keunguan atau ungu tua. Lodicula merupakan daun mahkota yang
telah berubah bentuk dan berfungsi mengatur pembukaan bunga. Benang sari terdiri dari
tangkai sari, kepala sari dan kandung serbuk. Tangkai sari tipis dan pendek, sedangkan
pada kepala sari terletak kandung serbuk yang berisi tepung sari (pollen) (AAK, 1990).
Bunga padi secara keseluruhan disebut malai. Malai terdiri dari 8 – 10 buku yang
menghasilkan cabang – cabang primer selanjutnya menghasilkan cabang – cabang
sekunder. Dari buku pangkal malai akan muncul hanya satu cabang primer, tetapi dalam
keadaan tertentu buku tersebut dapat menghasilkan 2 – 3 cabang primer. Jumlah cabang
setiap malai berkisar antara 15 - 20 buah dan setiap malai bisa mencapai 100 - 120 bunga
(Tobing dkk, 1995).
Gabah
Gabah atau buah padi adalah ovary yang telah masak, bersatu dengan lemma dan
palea. Buah ini merupakan hasil penyerbukan dan pembuahan yang mempunyai bagian-
bagian sebagai berikut :
1. Embrio (lembaga)
Bagian ini terletak pada bagian lemma dan di dalamnya terdapat daun lembaga (calon
batang dan calon daun) serta akar lembaga (calon akar).
2. Endosperm
Endosperm merupakan bagian dari buah/biji yang besar. Bagian ini terdiri dari
mengandung zat gula, lemak, zat anorganik dan juga protein.
3. Bekatul
Bagian ini merupakan bagian buah padi yang berwarna coklat. (AAK, 1990).
6
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
mengotori benih dan menghilangkan benih yang berkualitas jelek. Prosedur pengolahan
benih antara lain :
1. Panen
Penentuan saat panen merupakan tahap awal dari kegiatan penanganan pasca
panen. Ketidaktepatan dalam penentuan saat panen dapat mengakibatkan kehilangan hasil
yang tinggi dan mutu rendah. Penentuan saat panen dapat dilakukan berdasarkan
pengamatan yaitu secara visual dan teoritis. Secara teoritis, panen dikerjakan pada saat
masak fisiologis. Pengamatan secara visual dilakukan dengan cara melihat kenampakan
di lahan.
2. Perontokan
Perontokan bertujuan untuk memisahkan benih dari bagian tanaman yang lain :
misal tangkai malai, daging buah, dan kulit buah. Perontokan dapat dilakukan secara
manual ataupun dengan menggunakan mesin perontok Kegiatan perontokan ini dapat
dilakukan secara tradisional (manual) atau menggunakan mesin perontok. Secara
tradisional kegiatan perontokan akan menghasilkan susut tercecer yang relatif besar,
mutu yang kurang baik, dan membutuhkan tenaga yang cukup melelahkan. Mesin
perontok dirancang untuk mampu memperbesar kapasitas kerja, meningkatkan effisiensi
kerja, mengurangi kehilangan hasil dan memperoleh mutu hasil yang baik. Bagian-
bagian mesin perontok benih antara lain :
a. Feeder yang merupakan lubang tempat memasukkan hasil panen yang akan dirontok.
b. Beater T/A : drum bergigi yang dapat berputar untuk merontokkan benih.
c. Concave T/A : drum di luar beater dan berfungsi untuk merobek kulit buah sehingga
benih dapat keluar.
d. Fan (kipas angin) : berfungsi untuk menghembuskan kotoran benih.
e. Tempat penampung benih yang telah dirontok.
f. Discharge : lubang untuk membuang sisa kotoran yang relatif ringan.
Pemilihan metode perontokan yang digunakan dapat didasarkan pada salah satu
perkembangan metode antara lain sebagai berikut:
a. Skala Produksi : Benih yang dipanen dalam jumlah banyak berhubungan dengan
7
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
waktu dan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk perontokan, sehingga setelah benih
dipanen harus segera dirontokkan agar kerusakan benih dapat dihindari.
b. Biaya Tenaga Kerja : Semakin sedikit tenaga kerja yang tersedia, biaya yang
dikeluarkan untuk tenaga kerja tersebut semakin tinggi
c. Sarana dan Prasarana : Tidak semua penangkar benih atau produksi benih memiliki
sarana dan prasarana yang memadai
d. Modal : Modal dibutuhkan untuk melengkapi sarana dan prasarana dalam membantu
mempercepat proses perontokkan
e. Kerusakan : Benih tidak selalu harus dipanen pada saat masak fisiologis. Ada banyak
penangkar benih yang memanen benih pada saat masak morfologis, karena lebih mudah
ditengarai dan untuk menentukan saat masak fisiologis dibutuhkan keahlian khusus dan
peralatan laboratorium sehingga harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
f. Sifat Benih : Pemilihan metode perontokan harus sesuai dengan struktur benih agar
kerusakan akibat proses perontokan dapat dicegah.
3. Pembersihan
Proses pemisahan benda asing ini dilakukan secara bertahap. Prinsip pembersihan
benih yaitu pembersihan yang dikehendaki dari benda- benda lain yang tidak
dikehendaki, dilakukan berdasarkan sifat- sifat fisik yang berbeda antara benih yang tidak
dikehendaki, prinsipnya sifat- sifat fisik yang berbeda dideteksi oleh proses mekanis atau
elektrik. Sifat- sifat fisik yang digunakan antara lain : ukuran , panjang, lebar, ketebalan,
bobot, tekstur permukaan, warna, dan sifat- sifat elektrik. Benda- benda lain yang tidak
dikehendaki antara lain : pembuangan benda mati, biji gulma, benih tanaman lain /
kultivar lain, serta benih rusak baik lebih besar atau lebih kecil dari benih yang dimaksud.
Tahapan-tahapan kegiatan tersebut adalah:
a. Precleaning
Setelah perontokan/ekstraksi dapat terjadi benih tercampur dengan benda asing yang
relatif besar. Dikhawatirkan benda asing tersebut dapat mengganggu kerja mesin yang
akan digunakan dalam proses selanjutnya, antara lain dapat menyumbat/menutup
conveyor atau saringan. Oleh karena itu, pada tahap ini yang dipisahkan hanyalah benda
8
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
asing yang berukuran relatif lebih besar daripada ukuran benih. Proses ini biasanya
disebut sebagai Scalping. Dengan demikian, apabila berdasarkan pengamatan tidak
tampak adanya materi/benda asing yang relatif lebih besar, maka proses ini tidak perlu
dilakukan.
b. Basic Cleaning
Mesin yang digunakan dalam tahap ini secara prinsip adalah sama dengan mesin yang
digunakan dalam tahap precleaning, akan tetapi saringan yang ada berukuran lebih halus.
Pelaksanaan tahapan ini bertujuan untuk memisahkan materi yang masih tercampur
dengan benih setelah proses precleaning.
c. Post Cleaning
Tahapan kegiatan ini dilakukan apabila setelah proses basic cleaning masih terdapat
benda asing yang memiliki ukuran dan bentuk yang sama dengan benih, sehingga tidak
dapat dipisahkan melalui tahapan kegiatan basic cleaning. Dengan demikian diperlukan
mesin yang dapat digunakan untuk memisahkan materi tersebut dari benih, misalnya
pemisahan yang dilakukan berdasarkan warna, berat jenis benih serta ukuran secara lebih
teliti. Proses ini biasa disebut sebagai proses separation and grading. Apabila benih
selesai diproses hingga tahap ini, maka akan memiliki persentase kemurnian benih yang
sangat tinggi dan hal ini hanya dilakukan pada kelas-kelas benih tertentu saja, misalnya
kelas breeder seed, foundation seed, dan stock seed atau kelas benih exstantion seed pada
varietas yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
4. Pengeringan
Pengeringan benih dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kadar air benih
sampai pada taraf yang aman untuk penyimpanan dan mempertahankan presentase
viabilitas benih terutama yang berada di daerah bersuhu dan kelembaban tinggi.
Pengeringan benih dapat terjadi sebelum benih tersebut dipanen. Hal ini terjadi bila
kemasakan benih terjadi pada saat cuaca panas/musim kemarau. Benih bersifat
hygroskopis, sehingga jika benih
diletakan di dalam ruangan dengan RH rendah, maka benih akan kehilangan air. Tetapi
sebaliknya, jika benih diletakan dalam ruangan dengan RH tinggi, maka kadar air benih
akan bertambah atau meningkat. Selain bersifat hygroskopis, benih juga selalu ingin
9
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
berada dalam kondisi equilibrium dengan kondisi sekitarnya. Benih juga bersifat seperti
spon yaitu dapat menyimpan air yang diserap sampai seimbang dengan keadaan di
sekitarnya. Pengeringan benih merupakan proses perpindahan air dari dalam benih
kepermukaan benih, dan kemudian air yang berada dipermukaan benih akan diuapkan
jika RH ruangan lebih rendah. Pengeringan benih dapat dilakukan dengan cara menjemur
benih secara langsung, dengan memperhatikan kondisi ventilasi dan mencegah terjadinya
pemanasan yang berlebih. Selama proses pengeringan benih harus dibalik-balik agar
tidak terjadi pemanasan yang berlebih dibagian bawah.
5. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan tindakan untuk mempertahankan agar tetap dalam
keadaan baik dalam jangka waktu tertentu. Kesalahan dalam melakukan penyimpanan
dapat mengakibatkan terjadinya respirasi, tumbuhnya jamur, dan serangan serangga,
binatang mengerat dan kutu beras yang dapat menurunkan mutu benih.
BAB III
PEMBAHASAN
10
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
2. Pemanenan
Pemanenan padi harus dilakukan pada umur panen yang tepat, menggunakan alat
dan mesin panen yang memenuhi persyaratan teknis, kesehatan, ekonomi dan ergonomis,
serta menerapkan sistem panen yang tepat. Ketidaktepatan dalam melakukan pemanenan
padi dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang tinggi dan mutu hasil yang rendah.
Pada tahap ini, kehilangan hasil dapat mencapai 9,52 % apabila pemanen padi dilakukan
secara tidak tepat.
Umur Panen Padi
Umur panen adalah kondisi dimana tanaman sudah mencapai masak optimum dan
siap untuk diambil hasilnya. Waktu panen yang tepat ditandai dari kondisi pertanaman
11
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
90-95 % bulir sudah memasuki fase masak fisiologis (kuning jerami) dan bulir padi pada
pangkal malai sudah mengeras, serta kadar air gabah 22 – 26 % yang diukur dengan
moisture tester Untuk pertanaman padi tanam pindah, vigor optimal dicapai pada umur
30-42 hari setelah bunga merata bagi pertanaman padi musim hujan (MH), dan 28-36
hari setelah berbunga merata bagi pertanaman musim kemarau (MK).
Alat dan Mesin Pemanen Padi
Alat dan mesin yang digunakan untuk memanen padi harus sesuai dengan jenis
varietas padi yang akan dipanen. Pada saat ini, alat dan mesin untuk memanen padi telah
berkembang mengikuti berkembangnya varietas baru yang dihasilkan. Alat pemanen padi
telah berkembang dari ani-ani menjadi sabit biasa kemudian menjadi sabit bergerigi
dengan bahan baja yang sangat tajam dan terakhir telah diintroduksikan reaper, stripper
dan combine harvester. Berikut ini adalah cara-cara pemanen padi :
a. Cara Pemanenan Padi dengan Ani-ani.
Ani-ani merupakan alat panen padi yang terbuat dari bambu diameter 10 – 20
mm, panjang ± 10 cm dan pisau baja tebal 1,5 – 3 mm. Ani-ani dianjurkan digunakan
untuk memotong padi varietas lokal yang berpostur tinggi. Pemanenan padi dengan ani-
ani dilakukan dengan cara sebagai berikut :
o Tekan mata pisau pada malai padi yang akan dipotong.
o Tempatkan malai diantara jari telunjuk dan jari manis tangan kanan.
o Dengan kedua jari tersebut tarik malai padi ke arah pisau, sehingga malai ter-potong.
o Kumpulkan di tangan kiri atau masukkan kedalam keranjang.
b. Cara Pemanen Padi dengan Sabit
Sabit merupakan alat panen manual untuk memotong padi secara cepat. Sabit
terdiri 2 jenis yaitu sabit biasa dan sabit bergerigi. Sabit biasa/ bergerigi pada umumnya
digunakan untuk memotong padi varietas unggul baru yang berpostur pendek seperti IR-
64 dan Cisadane. Penggunaan sabit bergerigi sangat dianjur-kan karena dapat menekan
kehilangan hasil sebesar 3 % (Damardjati et al, 1989; Nugraha et al, 1990). Spesifikasi
sabit bergerigi yaitu:
o Gagang terbuat dari kayu bulat diameter ± 2 cm dan panjang 15 cm.
o Mata pisau terbuat dari baja keras yang satu sisinya bergerigi antara 12 – 16 gerigi
sepanjang 1 inci.
12
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
Pemotongan padi dengan sabit dapat dilakukan dengan cara potong atas, potong
tengah dan potong bawah tergantung cara perontokan. Pemotongan dengan cara potong
bawah dilakukan bila perontokan dengan cara dibanting/digebot atau meng gunakan
pedal thresher. Pemotongan dengan cara potong atas atau tengah dilakukan bila
perontokan menggunakan power thresher. Berikut ini cara panen padi dengan sabit
biasa/bergerigi:
o Pegang rumpun padi yang akan dipotong dengan tangan kiri, kira-kira 1/3 bagian
tinggi tanaman.
o Tempatkan mata sabit pada bagian batang bawah atau tengah atau atas tanaman
(tergantung cara perontokan) dan tarik pisau tersebut dengan tangan kanan hingga
jerami terputus.
c. Cara Pemanenan Padi dengan Reaper
Reaper merupakan mesin pemanen untuk memotong padi sangat cepat. Prinsip
kerjanya mirip dengan cara kerja orang panen menggunakan sabit. Mesin ini sewaktu
bergerak maju akan menerjang dan memotong tegakan tanaman dan menjatuhkan atau
merobohkan tanaman tersebut kearah samping mesin reaper dan ada pula yang mengikat
tanaman yang terpotong menjadi seperti berbentuk sapu lidi ukuran besar. Pada saat ini
terdapat 3 jenis tipe mesin reaper yaitu reaper 3 row, reaper 4 row dan reaper 5 row.
Bagian komponen mesin reaper adalah sebagai berikut :
o Kerangka utama terdiri dari pegangan kemudi yang terbuat dari pipa baja dengan
diameter ± 32 mm, dilengkapi dengan tuas kopling, tuas pengatur kecepatan, tuas
kopling pisau pemotong yang merupakan kawat baja.
o Unit transmisi tenaga merupakan rangkaian gigi transmisi yang terbuat dari baja keras
dengan jumlah gigi dan diameter bermacam-macam sesuai de-ngan tenaga dan
kecepatan putar yang diinginkan.
o Unit pisau pemotong terletak dalam rangka pisau pemotong yang terbuat dari pipa
besi, besi strip, besi lembaran yang ukurannya bermacam-macam.
o Pisau pemotong merupakan rangkaian mata pisau berbentuk segitiga yang
panjangnya 120 cm.
o Unit roda dapat diganti-ganti antara roda karet dan roda besi/keranjang.
o Motor penggerak bensin 3 HP – 2200 RPM.
13
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
3. Perontokan
Kegiatan perontokan padi dilakukan setelah kegiatan panen menggunakan sabit
atau alat mesin panen (reaper). Pada tahap ini, kehilangan hasil akibat ketidaktepatan
dalam melakukan perontokan dapat mencapai lebih dari 5 %. Kegiatan perontokan ini
dapat dilakukan secara tradisional (manual) atau menggunakan mesin perontok. Secara
tradisional kegiatan perontokan akan menghasilkan susut tercecer yang relatif besar,
15
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
mutu gabah yang kurang baik, dan membutuhkan tenaga yang cukup melelahkan. Mesin
perontok dirancang untuk mampu memperbesar kapasitas kerja, meningkatkan effisiensi
kerja, mengurangi kehilangan hasil dan memperoleh mutu hasil gabah yang baik.
Bermacam – macam jenis dan merk mesin perontok padi dapat dijumpai di Indonesia,
mulai dari yang mempunyai kapasitas kecil, sedang, hingga kapasitas besar. Cara
perontokan padi telah mengalami perkembangan dari cara digebot menjadi menggunakan
pedal thresher dan power thresher.
Perontokan padi dengan cara digebot
Gebotan merupakan alat perontok padi tradisionil yang masih banyak digunakan
petani. Bagian komponen alat gebotan terdiri dari:
a. Rak perontok yang terbuat dari bambu/kayu dengan 4 kaki berdiri di atas tanah, dapat
dipindah-pindah.
b. Meja rak perontok terbuat dari belahan bambu/kayu membujur atau melintang dengan
jarak renggang 1 – 2 cm.
c. Di bagian belakang, samping kanan dan kiri diberi dinding penutup dari tikar bambu,
plastik lembaran atau terpal sedangkan bagian depan terbuka.
16
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
a. Kerangka utama terbuat dari kayu kaso atau pipa besi dengan ukuran keseluruhan unit
bervariasi, biasanya 120 cm x 120 cm.
b. Silinder perontok terbuat dari lepengan papan berjajar berkeli-ling membentuk
silinder dengan diameter 36 – 38 cm dan lebar 42 – 45 cm. Di sisi kiri dan kanan
ditutup dengan pipa bulat setebal 2 – 3 cm. Pada lempengan papan tersebut
ditancapkan gigi perontok yang terbuat dari kawat baja berbentuk huruf V terbalik.
Ukuran lempengan kayu, tebal 10 – 15 mm, lebar 90 mm dengan jarak antar
lempengan 15 mm. Tinggi perontok ± 50 mm dengan lebar kaki-kaki sebesar 25 mm
dengan jarak antar gigi 40 mm. Jumlah gigi perontok pada satu lempengan 10 buah
dan jumlah lempengan papan 12 buah. Cara pemasangan gigi perontok 20 mm diberi
bantalan ball bearing yang posisinya duduk pada rangka utama.
c. Unit transmisi tenaga melalui rantai sepeda dan spocket yang prinsip kerjanya sama
seperti mesin jahit.
d. Tutup penahan gabah terbuat dari lembaran plastik atau terpal dengan ukuran > 0 cm
x 40 cm x 35 cm. Bagian ini dapat dilepas dari kerangka utama.
Penggunaan pedal thresher dalam perontokan dapat menekan kehilangan hasil
padi sekitar 2,5 %. Berikut ini cara perontokan padi dengan pedal thresher :
a. Pedal perontok diinjak dengan kaki naik turun.
b. Putaran poros pemutar memutar silinder perontok.
c. Putaran silinder perontok yang memiliki gigi perontok dimanfaatkan dengan
memukul gabah yang menempel pada jerami sampai rontok.
d. Arah putaran perontok berlawanan dengan posisi operator (men-jauh dari
operator).
Perontokan padi dengan power thresher
Power thresher merupakan mesin perontok yang menggunakan sumber tenaga
penggerak enjin. Power Thresher ini dapat dipakai untuk merontok biji-bijian (padi,
jagung dan kedelai) dan dilengkapi dengan pengayak sehingga biji – bijian yang
dihasilkan relatif bersih. Kelebihan mesin perontok ini dibandingkan dengan alat
perontok lainnya adalah kapasitas kerja lebih besar dan efisiensi kerja lebih tinggi.
Spesifikasi Power Thresher antara lain :
a. Tenaga penggerak : Mesin diesel atau bensin 5,5 HP s/d 6 HP
17
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
18
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
4. Pembersihan
19
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
5. Pengeringan
Pengeringan merupakan proses penurunan kadar air gabah sampai mencapai nilai
tertentu sehingga siap untuk diolah/digiling atau aman untuk disimpan dalam waktu yang
lama. Kehilangan hasil akibat ketidaktepatan dalam melakukan proses pengeringan dapat
mencapai 2,13 %. Pada saat ini cara pengeringan padi telah berkembang dari cara
penjemuran menjadi pengering buatan.
Pengeringan Padi dengan Cara Penjemuran
Penjemuran merupakan proses pengeringan gabah basah dengan memanfaatkan
panas sinar matahari. Untuk mencegah bercampurnya kotoran, kehilangan butiran gabah,
memudahkan pengumpulan gabah dan menghasilkan penyebaran panas yang merata,
maka penjemuran harus dilakukan dengan menggunakan alas. Penggunaan alas untuk
penjemuran telah berkembang dari anyaman bambu kemudian menjadi lembaran
plastik/terpal dan terakhir lantai dari semen/beton. Berikut ini cara penjemuran gabah
basah.
a. Cara penjemuran dengan lantai jemur
Dari berbagai alas penjemuran tersebut, lantai dari semen merupakan alas
penjemuran terbaik. Permukaan lantai dapat dibuat rata atau bergelombang. Lantai
jemur rata pembuatannya lebih mudah dan murah, namun tidak dapat mengalirkan air
20
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
hujan secara cepat bahkan adakalanya menyebabkan genangan air yang dapat
merusakkan gabah. Lantai jemur bergelombang lebih di-anjurkan, karena dapat meng-
alirkan sisa air hujan dengan cepat. Berikut ini cara penjemuran dengan lantai jemur :
o Jemur gabah di atas lantai jemur dengan ketebalan 5 cm – 7 cm untuk musim
kemarau dan 1 cm – 5 cm untuk musim penghujan.
o Lakukan pembalikan setiap 1 – 2 jam atau 4 – 6 kali dalam sehari dengan
menggunakan garuk dari kayu.
o Waktu penjemuran : pagi jam 08.00 – jam 11.00, siang jam 14.00 – 17.00 dan
tempering time jam 11.00 – jam 14.00.
o Lakukan pengumpulan dengan garuk, sekop dan sapu.
21
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
22
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
o Alat ini terdiri dari kotak pengering vertikal, pemanas dan dilengkapi dengan screw
conveyor dischange.
o Gabah yang akan dikeringkan dimasukan pada bagian atas kotak pengering. Udara
pemanas dihembuskan pada salah satu sisi kotak pengering dan keluar lewat sisi yang
lain.
o Pada saat pengeringan gabah terus turun ke bawah dan dikeluarkan pada bagian
bawah “Screw Conveyor Dischange” yang terletak pada bagian bawah kotak
pengering. Besarnya kecepatan keluarnya gabah dapat diatur.
6. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan tindakan untuk mempertahankan agar tetap dalam
keadaan baik dalam jangka waktu tertentu. Benih yang layak disimpan adalah benih
dengan daya tumbuh awal sekitar 90 % dan KA 10- 12 %. Kesalahan dalam melakukan
penyimpanan dapat mengakibatkan terjadinya respirasi, tumbuhnya jamur, dan serangan
serangga, binatang mengerat dan kutu beras yang dapat menurunkan mutu gabah/beras.
Cara penyimpanan benih dapat dilakukan dengan :
Penyimpanan benih dengan Sistem Curah
Penyimpanan gabah dengan sistem curah dapat dilakukan dengan menggunakan
silo. Silo merupakan tempat menyimpan gabah/beras dengan kapasitas yang sangat
besar. Bentuk dan bagian komponen silo adalah sebagai berikut :
a. Silo biasanya berbentuk silinder atau kotak segieempat yang terbuat dari plat
lembaran atau papan.
b. Silo dilengkapi dengan sistem aerasi, pengering dan elevator.
c. Sistem aerasi terdiri dari kipas-kipas angin aksial dengan lubang saluran pemasukan
dan pengeluaran pada dinding silo.
d. Pengering terdiri sumber pe-manas/kompor dan kipas penghembus.
e. Elevator biasanya berbentuk mangkuk yang berjalan terbuat dari sabuk karet atau
kulit serta plat lembaran.
23
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
a. Benih yang disimpan dialirkan melalui bagian atas silo dengan menggunakan
elevator, dan dicurahkan ke dalam silo.
b. Ke dalam tumpukan benuh tersebut dialirkan udara panas yang dihasilkan oleh
kompor pemanas dan kipas yang terletak di bagian bawah silo.
c. Kondisi benih dipertahankan dengan mengatur suhu udara panas dan aerasi.
Penyimpanan benih dengan Kemasan/Wadah
Penyimpanan gabah dengan kemasan dapat dilakukan dengan menggunakan
karung. Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan gabah
dengan karung adalah :
a. Karung harus dapat melindungi produk dari kerusakan dalam pengangkutan dan atau
penyimpanan.
b. Karung tidak boleh mengakibatkan kerusakan atau pencemaran oleh bahan kemasan
dan tidak membawa OPT.
c. Karung harus kuat, dapat menahan beban tumpukan dan melindungi fisik dan tahan
terhadap goncangan serta dapat mempertahankan keseragaman. Karung harus diberi
label berupa tulisan yang dapat menjelaskan tentang produk yang dikemas.
BAB IV
KESIMPULAN
Padi yang telah dipanen masih ada beberapa tahap perlakukan agar siap digunakan
sebagai benih. Perlakuan tersebut antara lain perontokan, pengeringan, pengolahan, serta
penyimpanan.
Perontokan adalah pemisahan benih dari bagian tanaman yang
lain. Dalam kompetensi ini dibahas juga tentang persiapan, dan
perawatan sebelum dan selama proses perontokan. Berbagai
pertimbangan dibahas untuk menentukan metoda perontokan, dalam
perontokan dapat dilakukan secara manual seperti: dengan tangan,
tongkat pemukul, dan hewan sedangkan dengan mesin seperti:
standard thresher dan plot thresher.
24
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
JURNAL :
Juknis Perontokan Mekanis dan Semi Mekanis, Petunjuk Teknis Perontokan Padi Dengan
Cara Mekanis dan Semi Mekanis, Direktorat Penanganan Pasca Panen. (Diakses pada
tanggal 12 September 2010 jam 14.30).
Penentuan Umur Panen dan Sistem Panen, Sumber: Sigit Nugraha, Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.
Keterlambatan Perontokan Padi, Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia.
Sumber: Sigit Nugraha, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.
SITUS INTERNET :
Teknik produksi Benih Padi. Sumber : Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi, Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan. (Diakses pada tanggal 12
September 2010 jam 14.30).
http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_6._TEKNIK_PRODUKSI_BENIH_PADI
(Diakses pada tanggal 12 September 2010 jam 14.30).
http://www.pustaka-deptan.go.id/bppi/lengkap/bpp08040.pdf. (Diakses pada tanggal 12
September 2010 jam 14.30).
25
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
LAMPIRAN GAMBAR
Alat Panen Ani-ani Pemotongan padi dengan sabit Reaper
Panen Padi dengan reaper Panen dengan reaper binder Penumpukan dengan alas
26
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
Perontokan : power thresher Pengeringan dengan lantai jemur Flat bed dryer
27
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
LEMBAR KOREKSI
PENGOLAHAN BENIH PADI
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Pembangunan Pertanian Semester
Ganjil (V)
Di Susun Oleh :
Kelompok 1
Agroteknologi A
Fakultas Pertanian
28
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
Universitas Padjadjaran
2010
STRATEGI Proses pembersihan benih ini dapat dilakukan melalui beberapa metode
sebagai berikut :
a. Screen cleaning
Dalam metode ini, pemisahan materi yang tercampur dengan benih dilakukan dengan
menggunakan ayakan (screen) yang dibuat dari lempeng logam atau kawat dengan
ukuran dan bentuk lubang yang berbeda-beda (bulat, lonjong, persegi empat, dan segi
tiga) tergantung pada benih yang akan diproses.
Pada pemilihan ayakan yang akan digunakan, perlu diperhatikan ukuran dan bentuk
lubang ayakan yang harus lebih kecil daripada ukuran benih yang akan dibersihkan.
Dengan demikian, benda asing yang berukuran lebih kecil daripada benih akan dapat
lolos ayakan, sedangkan benih akan tertinggal di ayakan. Adapun ayakan yang digunakan
dalam pemisahan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a). Berdasarkan jenis benda asing
Berdasarkan jenis benda asing, ayakan dapat dibedakan sebagai berikut : Metal (zinc,
brass, stainless steel), Wire mesh (gauze), Wood, biasa digunakan untuk buah dan umbi.
Sementara, untuk benih yang mudah rusak, apabila digunakan ayakan dari metal atau
wire mesh, harus dilapisi terlebih dahulu dengan karet untuk mencegah kerusakan benih.
b). Berdasarkan bentuk
Berdasarkan bentuk, ayakan dapat dibedakan sebagai berikut : Datar dan Lengkung
c). Berdasarkan lubang
Berdasarkan lubang, ayakan dapat dibedakan sebagai berikut : Persegi (square), Bulat
(round), Lonjong (oblong), Segi Tiga (triangular)
Pada mesin cleaning, ayakan yang digunakan adalah lebih dari satu dan bersusun,
sehingga dapat digunakan untuk memisahkan berbagai macam bentuk dan ukuran benda
asing yang tercampur benih.
29
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
30
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
Meskipun demikian, alat ini belum dapat digunakan untuk memisahkan benih
berdasarkan panjang benih. Sehingga masih diperlukan alat lain yang dapat memisahkan
benih berdasarkan panjang benih.
Pada saat menggunakan air screen cleaner ini, ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan antara lain sebagai berikut :
a. Kecepatan aliran udara yang dialirkan kedalam alat.
b. Kombinasi, susunan, dan ukuran saringan yang digunakan.
c. Kecepatan gerakan saringan.
Alat pemisah benih berdasarkan panjang (cleaning by length separetion)
Benih yang dibersihkan dengan air screen cleaner, sering kali masih tercampur dengan
materi yang tidak diinginkan dan harus dipisahkan berdasarkan panjangnya. Oleh karena
itu, dapat digunakan alat antara lain yang berupa clynder separator.
Cylinder separator ini terdiri atas 2 buah silinder yang terbuat dari bahan metal (logam),
terdapat cekungan dengan ukuran tertentu. Adapun cekungan tersebut dinamakan cell
atau identation, yang berfungsi untuk menangkap benda asing yang akan dipisahkan.
Sementara, di sebelah dalam terdapat silinder setengah lingkaran, yang berfungsi untuk
mengumpulkan benih atau benda asing.
Dalam penggunaan alat ini, perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
a. Benih berbentuk bulat (bundar)
Untuk memisahkan benda asing yang tercampur dengan benih yang berbentuk bundar,
maka ukuran cell harus lebih kecil daripada ukuran benih. Dengan demikian, yang
tertangkap dalam cell hanyalah benda asing atau campuran yang akan dibuang
(dipisahkan). Sedangkan benih akan terkumpul dalam silinder yang terdapat
ditengah.
Benih berbentuk lonjong (panjang) Untuk memisahkan benda asing yang tercampur
dengan benih yang berbentuk panjang, maka ukuran cell harus sama atau lebih besar
daripada ukuran benih yang akan dibersihkan. Dengan demikian, hanya benih saja yang
terperangkap, sedangkan materi atau benda asing akan jatuh dan terkumpul di silinder
yang terdapat di tengah.
31
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
Di samping itu, alat ini diharapkan juga dapat memisahkan benih dari beberapa benda
asing sebagai berikut :
a. Benih yang terserang hama
Benih yang terserang hama, biasanya masih mempunyai ukuran yang sama dengan benih
yang sehat. Namun karena endosperm/embrionya telah habis dimakan hama atau rusak,
maka berat jenisnya menjadi lebih ringan.
b. Benih yang terserang cendawan atau busuk
Benih yang terserang cendawan atau mengalami pembusukan, biasanya juga masih
memiliki ukuran yang sama, namun berat jenisnya berbeda
c. Benih hampa
Benih yang hampa, meskipun memiliki ukuran yang sama, namun berat jenisnya lebih
rendah daripada benih yang bernas/padat berisi (plumbness)
d. Partikel-partikel tanah
Partikelir-partikelir tanah, kadang-kadang memiliki ukuran yang sama dengan benih,
namun umumnya memiliki berat jenis yang lebih besar daripada benih.
e. Biji lain
Biji lain, sering kali juga dapat memiliki ukuran yang sama dengan benih yang akan
dibersihkan. Meskipun demikian, jarang yang memiliki berat jenis yang sama. Adapun
alat yang dapat digunakan untuk memisahkan benih dan benda asing berdasarkan berat
jenisnya, antara lain adalah gravity separator. Alat ini terdiri atas lempeng yang
berlubang-lubang dan dapat digerakan (seperti gerakan mengayak). Kemudian, dari
bagian bawah alat tersebut dialirkan udara dengan tekanan tertentu. Sebagai akibat dari
kombinasi kedua gerakan tersebut, maka akan terjadi pemisahan benda asing dari
32
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
benih. Kombinasi kedua gerakan tersebut, akan mendorong benda asing yang mempunyai
berat jenis lebih besar daripada benih, ke arah kanan.
Di samping gravity separator tersebut, sering kali juga digunakan beberapa macam alat
lain yang dapat memisahkan benih ataupun benda asing sebagai berikut :
a. Benih yang mempunyai permukaan tidak teratur/rata dengan benih yang halus.
b. Benih dari potongan tangkai atau kulit benih.
c. Benih yang telah mengalami perubahan warna dengan yang belum.
Adapun beberapa macam alat yang dapat digunakan antara lain adalah sebagai berikut :
a. Spiral separator
Alat ini dapat digunakan untuk memisahkan benih berdasarkan bentuk benih kecepatan
jatuhnya benih. Alat ini terdiri atas satu atau lebih lempengan logam yang berbentuk
spiral pada sumbu yang vartikal. Jika benih dijatuhkan dari atas, maka benih yang
berbentuk bulat akan meluncur ke bawah secara lebih cepat daripada benih atau benda
asing lain yang berbentuk pipih atau yang tidak beraturan. Benih akan meluncur di sekitar
sumbu spiral, sehingga terpisah dari benda asing lain. Hal yang perlu diperhatikan adalah
kecepatan jatuhnya benih sehingga dapat menimbulkan gaya sentripetal yang cukup
besar, dengan demikian dapat memisahkan benih dari benda asing yang tercampur.
Alat ini terdiri atas sabuk/belt dan feeder tempat memasukan benih. Belt yang dibuat dari
kanvas atau karet digerakan dan digetarkan dengan mesin fibrator. Adapun
sudut kemiringan belt dapat diatur, sesuai dengan benih yang akan dibersihkan. Benih
yang berbentuk bulat atau mempunyai permukaan halus dapat bergerak ke bawah/jatuh.
Sedangkan benda asing atau benih yang mempunyai permukaan kasar akan terbawa oleh
belt ke atas. Alat ini biasa digunakan untuk membersihkan benih dari potonganpotongan
cabang/cluster dari benih beet dan benih bunga.
? Magnetic separator (magnetic drum)
Alat ini digunakan untuk memisahkan benih berdasarkan
permukaan kulit benih, atau untuk memisahkan benih yang
memiliki kulit benih yang rusak, karena kerusakan mekanis
atau terserang hama.
Alat ini terdiri atas drum yang bermagnet dan sebuah
33
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
Colour separator
Benih yang telah mengalami proses deteriorasi akan berubah
warnanya. Untuk meningkatkan mutu benih, maka benih yang
telah berubah warna harus dipisahkan dari benih yang belum
mengalami proses deteriorasi (belum berubah warna).
34
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PERBENIHAN III
35