Professional Documents
Culture Documents
1
Sampel dalam penelitian geologi
berdasarkan lokasi pengambilannya
Tujuan Analisis
Analisis yang akan dilakukan misal : penentuan umur, atau
misal : paleontologi Interpretasi lingkungan/fasies
Preparasi
Makrofosil Mikrofosil
Determinasi
Deskripsi litologi dibuat berdasarkan satu dan beberapa singkapan. Deskripsi litologi
dapat direkam secara sistematik, dengan garis besar sebagai berikut :
9. Sifat kontak
a. Tajam atau gradasional, dengan deskrisi dan dimensi gradasi
b. Seluruh kenampakan yang berkaitan dengan kemungkinan hubungan ketidakselarasan
c. Suatu atau beberapa kriteria yang digunakan dalam menentukan kontak di lapangan
Tujuan Analisis
Analisis yang akan dilakukan misal : penentuan umur, atau
misal : paleontologi Interpretasi lingkungan/fasies
Preparasi
Makrofosil Mikrofosil
Determinasi
Identifikasi secara lebih teliti di kamp atau laboratorium, dengan bantuan alat
(mikroskop), melengkapi deskripsi jika ada yang masih belum lengkap, atau untuk
bahan diskusi.
Komposisi mineral atau fosil yang penting sebaiknya dideterminasi di laboratorium.
Karena alasan itulah, fosil pada batuan sedimen dan piroklastik dikoleksi.
Beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam mengkoleksi fosil atau sampel
batuan yang mengandung fosil :
Dalam sekuen batuan sedimen klastik non gampingan lapisan mengandung fosil-
fosil seperti moluska, echinodermata dan foraminifera besar . Fosil mungkin
terdapat pada konkrersi gampingan. Permukaan singkapan yang lapuk bergalur
tidak beraturan dan fosil yang terawetkan baik terdapat dalam relif..
Dalam sekuen batugamping, batupasir dan batulanau gampingan, fosil seperti alga,
molluska, coral, echinodermata, brachiopoda & foraminifera membentuk akumulasi
relief yang masif (bioherm) or lapisan tipis, kaya akan fosil. Fosil dari invertebtara
yang mengapung atau berenang seperti ammonit & foraminifera, serta hewan
bersel tipis seperti trilobit akan membentuk lapisan lanau & fissile atau
batugamping berlapis tebal , sebaliknya graptolit umum dijumpai pada laminasi
lanau atau batugamping yang dapat di pisahkan dengan mudah sepanjang bidang
perlapisan.
Sisa vertebtara terestrial seringkali dijumpai pada deposit lakustrin non marin,
fluviatil, or delta non marin dalam batuan sedimen dan volkanik. Batuan ini
umumnya berwarna variasi sedikit merah, marun atau abu-abu.
3.4
Pengumpulan Fosil
(Collecting Fossils)
5) Fosil dari sedimen Tersier & Kuarter dapat dibedakan dari spesimen moderen
karena lebih berat dan pada kenyataannya fosil ini tidak berbau ketika dibakar.
6) Untuk makrofosil, jika fosil telah lepas, sebaiknya dibungkus tebal menggunakan
kertas halus, tetapi jika dijumpai dalam singkapan sebaiknya diambil secara hati-
hati dari matriksnya.
Jika fosil dijumpai dalam matriks keras, fosil sebaiknya dikoleksi dengan matriksnya,
karena agak sukar memisahkannya dan melindunginya selama ditransport.
Mikrofosil berukuran besar (larger microfossils) dapat dilihat dengan mata tanpa alat
bantu dan dapat diidentifikasi dengan perkiraan menggunakan kaca pembesar.
Contoh : foraminifera besar (fusulinids, nummulites, dan orbitoids), ostracoda, dan
conodonta besar. Fosil ini biasa dijumpai pada batugamping, lanau (shales) dan
rijang (baik berlapis dan nodular), tetapi fosil ini juga dijumpai pada batupasir. Jika
batuan klastik getas, foraminifera besar akan terkonsentrasi dalam lapisan
gampingan yang tersemenkan keras atau konkresi.
3.6
Pengumpulan Fosil
(Collecting Fossils)
Mikrofosil yang lebih kecil berukuran antara dapat diamati dengan kaca
pembesar hingga dengan menggunakan mikroskop. Mikrofosil yang umum
dijumpai adalah spora, polen, foraminifera kecil, radiolaria, conodonta dan
diatom.
Untuk fosil yang tidak dapat diamati dengan kaca pembesar, biasanya kita
mengumpulkan sampel batuan, yaitu : lanau, batulempung, serpih, batukapur
(chalks), and batuan silikaan atau tufan yang getas. Sampel ini dicuci dan disaring
di laboratorium, dan mokroskop binokuler digunakan untuk mengambil fosil dari
material klastik lainnya. Bongkah sampel batugamping tidak getas dan lanau
gampingan dapat dikoleksi untuk conodonta, diatom & radiolaria.
Adapun fosil non gampingan dipisahkan dari batuan dalam larutan asam. Spora
& polen mikroskopis dapat dipisahkan dengan metoda ini; fosil ini umum
dijumpai pada lanau (karbonan) segar, abu-abu gelap dan batugamping.
Foraminifera akan terlarutkan lebih cepat are leached quite rapidly pada batuan
poros; therefore apick, mattock, or some other entrenching tool must be used to
cut down to fresh (typically gray) rock. Lanau dengan kerak gypsiferous biasanya
tidak mengandung mikrofosil gampingan.
3.7
Biogeonoses Thanacoenoses
atau
Biocoenoses pengendapan oleh
permukaan air
organisma yang tertransport setelah organisma mati
kemudian mati di suatu tempat
oleh pengaruh arus
Kandungan fosil adalah fosil yang terdapat dalam batuan yang seumur
(kontemporer)dengan pengendapan lapisan batuan.
3.8
Fosil yang dipakai dalam studi Paleontologi haruslah bukan Displaced Fossil,
atau fosil yang sudah berpindah tempat.
Displaced Fossil
atau
Fosil yang sudah berpindah tempat
Tujuan Analisis
Analisis yang akan dilakukan misal : penentuan umur, atau
misal : paleontologi Interpretasi lingkungan/fasies
Preparasi
Makrofosil Mikrofosil
Determinasi
Tujuan Analisis
Analisis yang akan dilakukan misal : penentuan umur, atau
misal : paleontologi Interpretasi lingkungan/fasies
Preparasi
Makrofosil Mikrofosil
Determinasi
Penyajian Data
Metoda Analisa :
1. Analisa kualitatif : hanya mencatat suatu takson ada atau tidak
2. Analis semikuantitatif : mencatat hasil pengamatan dalam interval tertentu &
direpresentasikan dengan simbol tertentu
misal : 1-3 jarang = r, 4-10 sedikit (f), 11-25 banyak (c), >25 melimpah (a)
3. Analisa kuantitatif : semua semua keberadaan fosil diidentifikasi & masing-
masing takson dihitung jumlahnya.
Perhitungan bisa dilakukan secara absolut (dihitung jumlah riilnya atau
menggunakan teknik hitungan 300 (sampel dibagi-bagi sampai kira-kita
jumlahnya 300 & jumlah inilah yang dihitung. Selanjutnya jumlah tersebut
dikalikan lagi dengan jumlah pembagian tadi). Untuk sampel dengan fosil yang
melimpah, ada cara/teknik yang bisa digunakan dalam menghitung jumlah fosil
misal : membagi sampel dengan microspliter atau dengan menggunakan tray
yang ada grid-nya.
Penentuan macam analisa mana yang dipakai tergantung dari tujuan kita
menganalisa sampel tersebut. Bila hanya untuk menentukan umur maka analisa
bisa secara kualitataif, tetapi bila kita ingin juga menentukan lingkungan
pengendapan maka setidaknya analisa harus semi-kuantitatif. Untuk keperluan
tertentu, misalnya studi event stratigraphy & sikuen stratigrafi, maka cara terbaik
adalah analisis kuantitatif.
5.2
Contoh metoda penentuan umur batuan
berdasarkan kandungan makrofosil
Kapur
Trias
Carbon
Silur
Kambrium Tersier
Ordovisium Jura
Perm
Devon Kenozoikum
Mesozoikum
Paleozoikum
6.2