Professional Documents
Culture Documents
dibentuk dan disimpan oleh tumbuhan, yaitu tentang struktur kimia, biosintetis,
perubahan dan metabolism, penyebaran secara alami dan fungsi biologis dari
adalah segala jenis zat kimia atau nutrienyang diturunkan dari sumber tumbuhan,
pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki
efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagi
tidak akan mengakibatkan penyakit defisiensi, paling tidak, tidak dalam jangka
sekunder yang mempunyai aktivitas biologis yang ada dalam tumbuhan . Metode
yang digunakan dalam penapisan fitokimia harus selektif, sederhana, cepat serta
Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala
jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk
yang lebih sempit. Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa
yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh,
tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif
bagi pencegahan penyakit. Karenanya, zat-zat ini berbeda dengan apa yang
bukanlah suatu kebutuhan bagi metabolisme normal, dan ketiadaan zat-zat ini
tidak akan mengakibatkan penyakit defisiensi, paling tidak, tidak dalam jangka
tanaman dan chemical sama dengan zat kimia berarti zat kimia yang terdapat
pada tanaman. Senyawa fitokimia tidak termasuk kedalam zat gizi karena bukan
berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral maupun air. Jadi apakah
fitokimia itu? Setiap tumbuhan atau tanaman mengandung sejenis zat yang
disebut fito kimia, merupakan zat kimia alami yang terdapat di dalam tumbuhan
dan dapat memberikan rasa, aroma atau warna pada tumbuhan itu. Sampai saat
ini sudah sekitar 30.000 jenis fitokimia yang ditemukan dan sekitar 10.000
Pada tahun – tahun terakhir ini fitokimia atau kimia tumbuhan telah
organic bahan alam dan biokimia tumbuhan, serta berkaitan erat dengan
keduanya. Bidang perhatiaanya ialah aneka ragam senyawa organic yang dibentuk
biologisnya.
sebagai berikut :
1. Fitokimia karotenoid
kuning-jingga seperti wortel, labu kuning, sayuran berwarna hijau seperti brokoli
dan buah-buahan berwarna merah dan kuning jingga seperti pepaya, mangga,
tomat, nenas semangka arbei dll. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa zat
karotenoid dapat mencegah kanker, sebagai anti oksidan dan dapat meningkatkan
2. Fitokimia fitosterol
5% dari fitosterol yang dapat diserap oleh usus dari makanan kiat. Penelitian
3. Fitokimia saponin
4. Fitokimia glukosinolat
brokoli. Jika sayuran dimasak dapat menurunkan kadar glukosinolat sebesar 30-
5. Fitokimia polifenol
seperti salada dan pada gandum dll. Penelitian pada hewan dan manusia
menunjukkan polifenol dapat mengatur kadar gula darah, sebagai anti kanker,
antioksidan, anti mikroba, anti inflamasi. Termasuk polifenol adalah asam fenol
dan flavonoid.
6. Fitokimia inhibitor protease
pada biji-bijian dan sereal seperti padi-padian, gandum dsb, yang dapat
membantu kerja enzim dalam system pencernaan manusia. Dapat sebagai anti
7. Fitokimia monoterpen
8. Fitokimia fitoestrogen
seperti tempe, tahu dan susu kedelei. Memiliki aktifitas seperti hormon
Menurut para ahli isoflavonoid akan menempel pada sel tumor sehingga sel
kanker tidak mendapatkan zat gizi yang diperlukan. Bersifat sebagai anti kanker,
rendah menderita kanker payudara dari pada orang yang mengkonsumsi daging.
saponin, asam fitat dan inhibitotr protease. Khasiat lain dari isoflavonoid yang
sangat cocok untuk wanita menopause dan laki-laki berumur karena dapat
(kolesterol baik).
9. Fitokimia sulfida
bawang merah dan bawang daun. Senyawa fitokimia aktif pada bawang putih
adalah dialil sulfida (allicin). Menurut peneliti sulfida bekerja sebagai anti
kanker, anti oksidan, anti mikroba, meningkatkan daya tahan, anti radang,
sebagai anti oksidan yang dapat mengikat zat karsinogen dan mengatur kadar
gula darah.
b.Penggunaan Fitokimia
1. Umum
meskipun cara ini sudah jelas penting dalam semua telaah kimia dan biokimia,
penggunaannya dalam lingkungan biologi yang lebih ketat baru dalam dua
dasawarsa terakhir ini saja. Dalam disiplin ilmu yang tampaknya jauh dari
masalah tertentu. Tidak dapat diragukan lagi, cara fitokimia ini akan makin
dapat diragukan lagi ialah pada penentuan struktur, asal-usul biosintesis, dan
ragam kerja hormon tumbuhan alam. Sebagai hasil kerjasama yang terus menerus
telah dikenal lima golongan pengatur tumbuh: auksin, sitokinin, absisin, giberclin,
dan etilena. Cara deteksi yang berbeda-beda pada KGC, KLT, dan KKt dibahas
kemudian sebagai berikut: auksin (h. 250), sitokinin (h. 257), absisin (h. 138), dan
giberelin (h. 145). Salah satu segi istimewa pada hormon golongan giberelin ialah
besarnya jumlah struktur yang di ketahui (lebih dari 60), dan rupanya semuanya
mempunyai jangka sifat pengatur tumbuh yang scrupa. Kcbutuhan akan cara yang
tepat untuk mendeteks;. dan membedakan giberelin yang satu dari yang lainnya
lebih terinci terdapat dalam buku umum mengenai cara isolasi senyawa pengatur
tumbuh yang disunting oleh Hillman (1978). Persyaratan yang diperlukan untuk
analisis hormon yang teliti telah dibahas dengan kritis oleh Reeve dan Crozier
(1980). Suatu tinjauan ulang yang baik sekali mengenai cara terbaru, ter-masuk
3. Patologi tumbuhan
atau sifat kimia dari fitotoksin (hasil sintesis mikroba yang terbentuk dalam
tumbuhan tingkat tinggi bila tumbuhan tersebut diserang bacteria atau fungi)
dan fitoeleksin (hasil metabolism tumbuhan tingkat tinggi yang dibentuk sebagai
berlainan terlibat dalam kedua hal tersebut. Fitotoksin yang paling dikenal ialah
likomarasmin dan asam fusarat, yaitu turunan asam amino yang merupakan
senyawa pelayu pada tomat. Toksin lain yang telah diisolasi ialah glikopep-tida,
isoflavonoid (pisatin dari Pisum sativum), asetilena (asam wieron dari Vicia faba),
atau senyawa fenol (orkinol dari Orchis militaris). Identifikasi isoflavonoid dan
asetilena clipaparkan berturut-turut dalam bab 2 dan bab 5, dan suatu prosedur
fenol, seperti floridzin dalam apel dan tanin dalam frambus. Cara identifikasi
4. Ekologi tumbuhan
Masalah analitik pada kedua bidang tersebut sulit karena jumlah bahan biologi
nasib senyawa sekunder pada peristiwa pemakanan daun oleh serangga diperlukan
tersebut; telaah demikian itu sering kali rumit dan makan banyak waktu.
sebagai penarik atau penolak makan, mempunyai pengaruh hormon pada serangga,
senyawa yang dikeluarkan oleh suatu tumbuhan dari akar atuu daun-nya untuk
berupa terpena atsiri (misalnya sineol) atau asam fenolat sederhana, bergantung
pada ekstrak daun utuh, pelepasan senyawa dari daun, dan juga cuplikan tanah.
alam atau buatan. Telaah fitokimia mungkin diperlukan untuk melacak nasib
5. Paleobotani
fosil, namun tak dapat disangsikan lagi bahwa peranannya akan meningkat,
darat. Beberapa hasil fitokimia yang telah dicapai sekarang antara lain
identifikasi pigmen klorofil yang telah terurai sebagian dalam endapan lignit yang
(Chaloner dan Allen, 1970). Eahan dinding tepung sari (polenin) dari tumbuhan
fosil telah ditelaah juga dengan berhasil (Shaw, 1970), dan pada penguraian
menghasilkan asam lemak dan asam fenolat yang dapat dikenali. Idcntifikasi
terpena dalam damar fosil dan batu ambar fosil telah menghasilkan juga data
baru yang sangat menarik perhatian dari segi filogenetik (Thomas, 1970). Peng-
gunaan cara fitokimia pada paleobotani telah ditinjau ulang baru-baru ini olch
Niklas (1980).
6. Genetika tumbuhan
karotenoid yang terdapat dalam genotipe warna yang berbeda pada tumbuhan
kebun. Hasilnya telah menunjukkan bahwa pengaruh biokimia gen ini mempunyai
tumbuhan hibrida dan pencntuan asal-usul induknya dengan cara kimia. Fitokimia
pun telah mendapat pengakuan yang meningkat sebagai sarana yang berguna,
7. Sistematika tumbuhan
Salah satu bidang yang paling cepat berkembang dalam fitokimia pada saat
ini ialah disiplin hibrida antara kimia dan taksonomi, yang di-kenal sebagai
Boleh jadi golongan senyawa yang paling bermanfaat untuk telaah yang
demikian itu ialah flavonoid. Telaah mengenai banyak senyawa lain (khususnya
menghasilkan juga inlormasi baru yang berguna untuk taksonomi. Cara yang teliti
itu penting, baik pada penjaringan pendahuluan tumbuhan maupun pada analisis
komponennya yang lebih terinci. Analisis kimia urutan asam amino protein
pada tingkat penggolongan tumbuhan yang lebih tinggi. Telah diperoleh hasil
tumbuhan telah menghasilkan juga data yang penting untuk taksonomi (Jensen
8. Bidang Kesehatan
fito-estrogen sulfid.
Fito-kimia memberikan aroma khas, rasa dan warna tertentu bagi tanaman
dalam berintegrasi dengan lingkungan, dan salah satu yang menyebabkan manusia
tubuh.
dalam bahan pangan. Dan hampir 400.000 jenis tanaman mengandung fito-kimia.
Bagi mereka yang senang atau doyan buah-buahan, sayur-sayuran serta biji-
bijian, dalam seharinya sudah mengkonsumsi sekitar 1,5 gram fito-kimia. Bagi
vegetarian tentu lebih tinggi lagi. Warna yang menarik dari buah-buahan dan
sayuran berasal dari senyawa fito-kimia, juga aroma khas dari teh dan kopi
♥ Bersifat Antikanker
Para ahli percaya bahwa sayur, buah dan biji-bijian dapat mencegah
timbulnya kanker dan menurunkan risiko terjadinya tumor. Setelah diteliti lebih
jauh ternyata komponen yang ada dalam bahan pangan nabati itu adalah vitamin,
Untuk itu salah satu pusat penelitian kanker di Amerika yaitu National
terbukti dapat mencegah timbulnya kanker kolon, payudara dan usus dan
lambung. Isoflavon yang banyak terdapat pada kedelai, ginseng, buah dan sayur
Senyawa fenolik kurkumin dari kunyit dan polifenol katekhin dari teh
diduga dapat menunda menopause pada wanita, juga sangat ampuh dalam
mencegah kanker.
Tripsin inhibitor yang selama ini diduga dapat menurunkan penyerapan
(BBI) merupakan salah satu tripsin inhibitor yang terdapat dalam kedelai, dapat
mencegah terjadinya kanker kolon dan hati. Dilaporkan bahwa hanya BBI yang
dapat mencegah terjadinya kanker dan tidak untuk jenis inhibitor lainnya .
♥ Sebagai Antioksidan
faktor, antara lain adalah kurangnya antioksidan atau kelebihan produksi radikal
bebas. Radikal bebas sebetulnya diproduksi secara fisiologis oleh sel sebagai
jumlahnya atau lebih sedikit, maka kelebihan radikal bebas ini tidak bisa
dinetralkan dan akan berakibat pada kerusakan sel itu sendiri. Kondisi stres
percepatan proses penuaan, dan bisa menimbulkan penyakit jantung, kanker dan
diabetes mellitus.
dikenal sebagai antioksidan tanaman yang sangat superior. Polifenol dari anggur
merah dan flavanol quercentin adalah fito-kimia yang sukses mencegah oksidasi
LDL (low density lipoprotein) dan kolesterol, sehingga dapat mencegah timbulnya
penyakit kronis.
♥ Menurunkan Kolesterol .
Kolesterol rendah merupakan idaman setiap orang, karena kadar
kolesterol darah yang tinggi merupakan salah satu pencetus penyakit jantung.
nyata adalah saponin, fito-sterol, sulfida dan tokotrienol. Bahkan bukan hanya
kolesterol total yang dapat diturunkan, kadar lemak darah juga dapat diturunkan.
peradangan.
obat Indonesia
bahan baku kosmetik telah berlangsung sejak lama dan terus berkembang sampai
sekarang. Banyak obat modern diturunkan dari tumbuhan yang pada awalnya
anti malaria (quinine dan ertemisinin), obat penguat jantung (digoxin), dan obat