You are on page 1of 15

ABSTRAKSI

Dalam era sistem pendidikan seperti sekarang ini, seorang guru dituntut untuk
kreatif dalam menjalankan proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru harus bisa
menjalankan perannya sebagai seorang fasilitator sekaligus motivator bagi para
peserta didik. Untuk itu, sudah seharusnya jika seorang pendidik harus paham
betul mengenai metodologi pengajaran.

Metodologi pengajaran agama adalah suatu pendekatan yang ditempuh secara


sistematis dan ilmiah dalam menyampaikan bahan pengajaran kepada peserta
didik agar mudah difahami, dimengerti, dihayati, dicerna dan diamalkan.1 Karena
dengan metodologi yang benar, proses belajar mengajr akan berjalan secara
efektif dan tepat sasaran.

Dalam memahami sebuah metode, seorang pendidik harus mengerti terlebih


dahulu apa saja ruang lingkup yang terdapat dalam metodologi pengajaran. Ruang
lingkup merupakan luasnya cakupan subyek yang dalam hal ini adalah cakupan
subyek yang terdapat dalam metodologi pengajaran. Secara garis besar ruang
lingkup yang terdapat dalam ranah metodologi pengajaran meliputi :
1. Perencanaan Pengajaran
2. Bahan Pengajaran
3. Startegi Pengajaran
4. Media Pengajaran
5. Evaluasi Pengajaran
Dimana masing-masing ruang lingkup di atas saling terkait dan berhubungan satu
sama lain, di mana ke lima ruang lingkup tersebut saling menlengkapi dan
mendukung keberadaan yang lain.

BAB I
PENDAHULUAN

1
Drs. Masarudin Siregar, Metodologi Pengajaran Agama, IAIN Walisongo, Semarang,
1998, hlm. 13.

1
Pengajaran agama pada berbagai jalur pendidikan adalah merupakan hal yang
penting karena pengajaran agama akan menghasilkan pengetahuna agama
sekaligus menjadikan pengalaman, sehingga akan terwujud dalam diri seseorang,
ilmu, amal dan taqwa, atau dengan kata lain, arah pendidikan agama adalah untuk
membina peserta didik agar menjadi menjadi warga Negara yang baik dan
sekaligus menjadi umat yang taat beragama. Dapat juga dikatakan bahwa arah
pendidikan agama adalah untuk membina manusia beragama yang mampu
melaksanakan ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin
pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupan dalam rangka mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Pengajaran agama sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, merupakan
pendekatan kemanusiaan yang dapat menyentuh hati sanubari, sehingga peserta
didik dalam setiap jenjang pendidikan dapat melaksanakan, menghayati,
memahami dan mengamalkan ajaaran agamanya sebaik mungkin dalam berbagai
aspek kehidupan. Karena itu pendekatan agama dengan berbagai metodologi
pengajaran diharapkan dapat membantu tercapainya tujuan pengajaran agama,
khususnya pengajaran agama Islam.
Dalam perkembangannya, seorang pendidik tentu saja dituntut untuk memahami
berbagai macam metodologi dalam melakukan proses pengajaran, hal ini
dikarenakan keberagaman karakteristik peserta didik yang ada. Dan untuk bisa
memahami metodologi pengajaran, seorang pendidik terlebih dahulu harus
mengetahui ruang lingkup metodologi pengjaran, agar dalam menjalankan suatu
metode dapat efektif dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

BAB II
PEMBAHASAN

2
I. MAKNA RUANG LINGKUP METODOLOGI PENGAJARAN AGAMA

Dalam metodologi pangajaran agama (Islam) terdapat dua pengertian yang


digabungkan menjadi satu. Yakni pengertian metodologi dan pengertian pengajaran
agama (Islam).
Metodelogi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, “Metodos” yang
berarti cara atau jalan, dan “Logos” yang berarti ilmu.
Secara ringkas metodologi adalah ilmu (pembahasan) tentang metode atau metode-
metode. Sedangkan metode itu sendiri merupakan cara yang paling tepat dan cepat
dalam melakukan sesuatu. Sementara itu, pengajaran merupakan usaha
mengantarkan materi (bahan ajar) atau keterampilan kepada pihak yang
membutuhkan. Maka pengajaran agama (Islam) adalah sebuah proses dalam
menyampaikan materi-materi agama Islam yang mampu membentuk manusia-
manusia muslim dan mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mewujudkan
dan merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai khalifah Allah Swt.
Oleh karena itu, metodologi pengajaran agama (Islam) dapat diartikan sebgai ilmu
yang membahas tentang cara yang dapat ditempuh dalam memudahkan pencapaian
tujuan pengajaran agama (Islam).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ruang Lingkup diartikan sebagai luasnya
subjek yang tercakup. Jika dihubungkan dengan pengertian Metodologi Pengajaran
Agama (Islam) maka dapat dikatakan bahwa Ruang Lingkup Metodologi Pengajaran
Agama merupakan luasnya subjek yang tercakup dalam ilmu yang membahas
tentang cara yang dapat ditempuh dalam memudahkan pencapaian tujuan pengajaran
agama (Islam).

II. POKOK-POKOK KAJIAN


Mengajar sebagai suatu proses interaksi edukasi memiliki banyak unsur dan antara
unsur-unsur tersebut saling terkait dan saling pengaruh mempengaruhi antara satu
sama lain. Di antara unsur-unsur tersebut adanya guru, murid, materi pengajaran dan
metode.

3
Jika seorang guru dapat memilih metode yang sesuia dengan idividualisasi murid
diharapkan akan terwujud situasi proses belajar yang kondusif atau situasi belajar
yang menyenangkan. Oleh karena metodologi pengajaran merupakan ilmu
pengetahuan tentang cara-cara atau jalan yang harus ditempuh untuk mencapai
tujuan pengajaran yang telah ditentukan, banyak faktor-faktor yang terkait dan
berhubungan antara satu sama lain, yang disebut sebagai ruang lingkup ruang
lingkup metodologi pengajaran meliputi :
1. Perencanaan Pengajaran
2. Bahan Pengajaran
3. Startegi Pengajaran
4. Media Pengajaran
5. Evaluasi Pengajaran
A. Perencanaan Pengajaran
Perencanaan pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip- prinsip
umum mengajar di dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu interaksi
pengajaran tertentu yang khusus baik yang berlangsung di dalam kelas ataupun di
luar kelas.2 Perencanaan berkenaan dengan proyeksi atau perkiraan guru mengenai
tindakan apa yang akan dilakukannya pada waktu melaksanakan tugas mengajar.
Pembelajaran sendiri merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen-
komponen yang saling berinteraksi dan berintegrasi. Maka atas dasar itu,
perencanaan pengajaran pada hakikatnya merupakan kegiatan mengorganisasi dan
menetapkan komponen-komponen tersebut, yaitu tujuan pengajaran, bahan
pelajaran, metode dan alat, serta penilaian.
Manfaat adanya perencanaan pengajaran yaitu :
1. Karena adanya perencanaan maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan
efektif. Yang dimaksud adalah maka seorang guru bisa memberikan materi
pelajaran dengan baik karena ia harus dapat menghadapi situasi di dalam kelas
secara mantap, tegas dan fleksibel.
2. Karena perencanaan maka seseorang akan tumbuh menjadi seseorang guru
yang baik. Yang di maksud adalah guru membuat persiapan yang baik dan

2
unisri.ac.id/anita/wp-content/uploads/.../perencanaan-pengajaran.rtf

4
adanya pertumbuhan berkat pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus
menerus.
Bagaimana cara untuk mencapai hasil hasil belajar yang efektif yang dijadikan
pedoman dalam setiap kali membuat perencanaan ? Ada 7 aspek persiapan untuk
mencapai tugas yang di sebutkan tadi :
1. Persiapan terhadap situasi
Mancakup : tempat, suasana ruangan kelas, dan lain-lain. Dan situasi umum
harus dimiliki sebelum saudara mengajar di dalam kelas tersebut dengan
pengetahuan saudara dapat membuat ancang- ancang terhadap variabel faktor
masalah dan menghadapi situasi kelas.
2. Persiapan terhadap siswa yang akan dihadapi
Maksud ; Sebelum guru mengajar ia harus mengetahui keadaan siswa tsb atau
dengan kata lain guru harus membuat gambaran yang jelas mengenai keadaan
siswa yang akan dihadapi selain dari pada faktor intern siswa tsb ( laki- laki
dan perempuan) seorang guru harus mengetahui taraf kematangan dan
pengetahuan khusus dari pada siswa tersebut.
3. Persiapan dalam tujuan umum pembelajaran
Yang menyangkut tujuan instruksional apa yang akan dicapai oleh para siswa
harus dimiliki seorang guru mencakup antara lain pengetahuan, kecakapan,
keterampilan atau sikap tertentu yang konkrit yang bisa di ukur dengan alat-
alat evaluasi.
4. Persiapan tentang bahan pelajaran yang akan diajarkan
Dengan adanya pengetahuan yang akan dihadapkan kepada siswa, si guru
memiliki persiapan yang akan di sampaikan kepada siswa yang harus terdapat
batas- batas, luas dan urutan- urutan pengajaran perlu di persiapkan.
5. Persiapan tentang metode- mengajar yang hendak di pakai
a. metode ceramah
b. metode tanya jawab atau diskusi
6. Persiapan dalam penggunaan alat- alat peraga

5
Misal : kapur dan papan tulis, pengahapus paling sedikit di gunakan tetapi
dalam belajar pembelajaran di pergunakan alat pembantu adalah media yang
mempertinggi komunikasi pada saat proses belajar berlangsung.
7. Persiapan dalam jenis teknik evaluasi
Tujuan evaluasi : sampai sejauh mana daya serap terhadap produk bahasan
yang diterapkan

B. Bahan Pengajaran
Bahan pembelajaran adalah isi yang diberikan kepada pelajar pada saat
berlangsungnya proses belajar-mengajar. Melalui bahan pelajaran itu pelajar
diantarkan kepada tujuan pengajaran. Dengan perkataan lain tujuan yang akan
dicapai oleh pelajar dibentuk oleh bahan pelajaran. Bahan pelajaran pada
hakikatnya adalah isi dari mata pelajaran atau bidang studi yang diberikan kepada
siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakan.3
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar
terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa
dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara
terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep,
prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah
memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam
rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan
bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya dituliskan secara
garis besar dalam bentuk “materi pokok”. Menjadi tugas guru untuk menjabarkan
materi pokok tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain itu,
bagaimana cara memanfaatkan bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan
dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru, dan
cara mempelajarinya ditinjau dari pihak murid.
Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar ini, secara umum masalah dimaksud
meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan penyajian,

3
http://mgmpips.wordpress.com/2007/03/02/pengertian-bahan-ajar-materi-pembelajaran/

6
perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran, dan sebagainya. Masalah
lain yang berkenaan dengan bahan ajar adalah memilih sumber di mana bahan ajar
itu didapatkan. Ada kecenderungan sumber bahan ajar dititikberatkan pada buku.
Padahal banyak sumber bahan ajar selain buku yang dapat digunakan. Bukupun
tidak harus satu macam dan tidak harus sering berganti seperti terjadi selama ini.
Berbagai buku dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar.
Termasuk masalah yang sering dihadapi guru berkenaan dengan bahan ajar adalah
guru memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu
sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat,
dan jenis materi bahan ajar yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai oleh siswa. Berkenaan dengan buku sumber sering terjadi setiap ganti
semester atau ganti tahun ganti buku.
Sehubungan dengan itu, perlu disusun rambu-rambu pemilihan dan pemanfaatan
bahan ajar untuk membantu guru agar mampu memilih materi pembelajaran atau
bahan ajar dan memanfaatkannya dengan tepat. Rambu-rambu dimaksud antara
lain berisikan konsep dan prinsip pemilihan materi pembelajaran, penentuan
cakupan, urutan, kriteria dan langkah-langkah pemilihan, perlakuan/pemanfaatan,
serta sumber materi pembelajaran.4
Prinsip pemilihan bahan ajar
1. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan
atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi
dan kompetensi dasar.
2. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi
empat macam.
3. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai
dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.5

C. Strategi Pengajaran
4
www.scribd.com/doc/15168481/MKPAI
5
http://akselerasismptarbak.blogspot.com/2009/04/memilih-bahan-ajar.html

7
1. Pengertian Strategi Pengajaran
Strategi belajar-mengajar, menurut J.R. David dalam Teaching Strategies for
College Class Room (1976) ialah aplan, method, or series of activities designe
to achicves a particular educational goal (P3G, 1980). Menurut pengertian ini
strategi belajar-mengajar meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan
yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Untuk
melaksanakan strategi tertentu diperlukan seperangkat metode pengajaran.
Strategi dapat diartikan sebagai aplan of operation achieving something
“rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu”. Sedangkan metode ialah a way in
achieving something “cara untuk mencapai sesuatu”. Untuk melaksanakan
suatu strategi digunakan seperangkat metode pengajaran tertentu. Dalam
pengertian demikian maka metode pengajaran menjadi salah satu 8ndivi dalam
strategi belajar mengajar. Unsur seperti sumber belajar, kemampuan guru dan
siswa, media pendidikan, materi pengajaran, organisasi adalah: waktu tersedia,
kondisi kelas dan lingkungan merupakan 8ndivi-unsur yang mendukung
strategi belajar-mengajar.
2. Komponen Strategi Belajar-Mengajar
Komponen-komponen tersebut adalah:
a. Tujuan pengajaran
Tujuan pengajaran merupakan acuan yang dipertimbangkan untuk memilih
strategi belajar mengajar.
b. Guru
Masing-masing guru berbeda dalam pengalaman, pengetahuan, kemampuan
menyajikan pelajaran, gaya mengajar, pandangan hidup dan wawasan.
Perbedaan ini mengakibatkan adanya perbedaan dalam pemilihan strategi
belajar mengajar yang digunakan dalam program pengajaran.
c. Peserta didik
Dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik mempunyai latar belakang
yang berbeda-beda, hal ini perlu dipertimbangkan dalam menyusun strategi
belajar mengajar yang tepat
d. Materi pelajaran

8
Materi pelajaran dapat dibedakan antara materi formal (isi pelajaran dalam
buku teks resmi/buku paket di sekolah) dan materi informal (bahan-bahan
pelajaran yang bersumber dari lingkungan sekolah)
e. Metode pengajaran
Ada berbagai metode pengajaran yang perlu dipertimbangkan dalam strategi
belajar mengajar
f. Media pengajaran
Keberhasilan program belajar mengajar tidak tergantung dari canggih atau
tidaknya media yang digunakan, tetapi dari ketepatan dan keefektifan media
yang digunakan.
g. Faktor administrasi dan individu Terdiri dari jadwal pelajaran, kondisi
gedung dan ruang belajar.
3. Jenis-jenis Strategi Belajar-Mengajar
Dalam hal ini dikenal tiga macam strategi belajar mengajar yaitu:
a. Strategi belajar mengajar yang berpusat pada guru
b. Strategi belajar mengajar yang berpusat pada peserta didik
c. Strategi belajar mengajar yang berpusat pada materi pengajaran

Dilihat dari kegiatan pengolahan pesan atau materi, maka strategi belajar
mengajar dibedakan dalam dua jenis, yaitu:
a. Strategi belajar mengajar ekspositori dimana guru mengolah secara tuntas
pesan/materi sebelum disampaikan di kelas sehingga peserta didik tinggal
menerima saja.
b. Strategi belajar mengajar individu atau kuriorstik, dimana peserta didik
mengolah sendiri pesan/materi dengan pengarahan dari guru.

Strategi belajar mengajar dilihat dari cara pengolahan atau memproses pesan
atau materi dibedakan dalam dua jenis yaitu:
a. Strategi belajar mengajar deduksi yaitu pesan diolah mulai dari umum
menuju kepada yang khusus, dari hal-hal yang abstrak kepada hal-hal yang
konkrit.

9
b. Strategi belajar mengajar induksi yaitu pengolahan pesan yang dimulai dari
hal-hal yang khusus menuju ke hal-hal umum, dari peristiwa-peristiwa yang
bersifat individual menuju ke generalisasi.

D. Media Pengajaran
Interaksi antara peserta didik den pendidik akan sangat efektif jika tersedia media
pendukung . Media (medium) yaitu segala sesuatu yang dapat dgunakan untuk
menyalurkan pesan. Pengajaran merupakan proses komunikasi.6

Media dapat membantu pendidik dalam menyalurkan pesan. Semakin baik


medianya, semaikin kecil distorsi/gangguannya dan makin baik pesan itu dterima
oleh peserta didik.
Dalam memilih suatu media, seorang pendidik hendaknya memperhatikan hal-hal
sebagai berikut yaitu:
1. Tujuan pengajaran yang akan dicapai
2. Karakterstik peserta didik
3. Karakteristik media
4. Alokasi waktu
5. Kompatibelitas (sesuai dengan norma)
6. Ketersediaan
7. Biaya
8. Mutu tehnik
9. Artistik

Dalam era informasi saat ini, dimana peserta didik dengan mudah dengan mudah
mendapatkan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
membutuhkan pendidik yang tidak hanya bisa “mengajar”, tetapi dapat
memfungsikan dirinya sebagai fasilitator. Informasi baru yang bertambah dalam
segala aspek materi pembelajaran tidka akan mungkin membuat seorang

6
Chomsin S. Widodo, M.Si. dan Jasmadi, Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis
Kompetensi, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2008, hlm. 38.

10
guru/dosen mampu memfungsikan dirinya sebagai sumber informasi yang
tunggal. Saat ini guru/dosen harus menjadikan dirinya sebagai seorang fasilitator,
yaitu membantu peserta didik dalam proses belajarnya, di mana sekarang ini
seorang peserta didik telah mendapatkan informasi pengetahuan dari segala
bentuk informasi. Hal ini dilakukan agar peserta didik mampu memahami dan
menerapkan pengetahuan yang disajikan.

E. Evaluasi Pengajaran
1. Pengertian Evaluasi Pengajaran
Evaluasi atau penilaian berarti suatu tindakan untuk menentukan nilai sesuatu.
Dalam arti luas evaluasi adalah suatu proses dalam merencanakan, memperoleh
dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-
alternatif keputusan (Mehrens & Lelman, 1978).7
Dalam hubungan dengan pengajaran, Gronlund ( 1975) merumuskan
pengertian evaluasi sebagai “Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis yang
menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan
pengajaran telah dicapai oleh siswa.

Sedangkan Wrightstone dan kawan kawan (1956) mengemukakan rumusan


evaluasi pendidikan ialah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan
siswa ke arah tujuan-tujuan atau nilai yang telah ditetapkan.
Dari ketiga rumusan tersebut di atas ada tiga aspek yang perlu diperhatikan
untuk lebih memahami dengan apa yang dimaksud dengan evaluasi, khususnya
evaluasi pengajaran yaitu :
a. Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. Yang dimaksud
dengan proses sistematis adalah kegiatan yang terencana dan dilaksanakan
secara berkesinambungan. Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan
pada permualaan, selama program pengajaran berlangsung dan pada akhir
program setelah program itu dianggap selesai.

7
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, PT Grasindo, Jakarta, 2002, hlm. 397.

11
b. Di dalam kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data yang
menyangkut obyek yang sedang dievaluasi. Dalam kegiatan pengajaran,
data yang dimaksud dapat berupa perilaku, penampilan, hasil ulangan atau
tugas-tugas pekerjaan rumah, nilai ujian akhir semester dan sebagainya.
Berdasarkan data itulah diambil suatu keputusan sesuai dengan maksud
tujuan evaluasi yang sedang dilaksanakan. Penting untuk diperhatikan di
sini adalah ketepatan keputusan hasil evaluasi sangat bergantung pada
kesahihan atau obyektivitas data yang dilakukan dalam pengambilan
keputusan.
c. Dalam setiap kegiatan evaluasi, terutama evaluasi pengajaran, tidak dapat
dilepaskan dari tujuan-tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Hal ini
karena setiap kegiatan penialan memerlukan suatu kriteria tertentu sebagai
acaun dalam menentukan batas ketercapaian objek yang dinilai. Adapun
tujuan pengajaran merupakan kriteria pokok dalam penilaian.

Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, tujuan pengajaran dan


proses belajar mengajar serta prosedur evaluasi saling berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan satu dari yang lain. Bahan atua materi pangajaran apa yang akan
diajarkan dan metode apa yang akan digunakan sangat bergantung pada tujuan
pengajaran yang telah dirumuskan. Demikian juga bagaimana prosedur
evaluasi harus dilakukan serta bentuk-bentuk tes atau alat evaluasi mana yang
akan dipakai untuk menilai hasil pengajaran tersebut harus dikaitkan dan
mengacu pada bahan dan metode mengajar yang digunakan dan tujuan
pengjaran yang telah dirumuskan.

2. Tujuan Evaluasi
Masalah pertama yang harus dilakukan dalam langkah perencanaan evaluasi
adalah merumuskan tujuan evaluasi yang hendak dicapai dalam suatu proses
pendidikan. Ada lima tujuan utama mengapa kita menilai siswa yaitu :
1. Sebagai perangsang atau dorongan untuk menambah usaha atau semangat
siswa,

12
2. Sebagai umpan balik bagi siswa
3. Sebagai umpan balik bagi guru
4. Memberikan informasi kepada orang tua
5. Informasi untuk seleksi

III. ANALISIS

Dari pokok-pokok kajian di atas yang terdiri dari perencanaan pengajaran, bahan
pengajaran, strategi pengajaran, media pengajaran dan evaluasi pengajaran, dapat
dilihat bahwa antara ruang lingkup yang satu dengan yang lain saling berhubungan.
Dimana jika salah satu ruang lingkup tidak dilaksanakan dan dikuasai dengan baik
maka akan dapat mengganggu efektifitas kegiatan belajar mengajar. Misalnya saja
jika perencanaan pengajaran tidak diimbangi dengan tersedianya bahan pengajaran
yang memadai maka tentu saja proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan
efektif, begitu juga jika setrategi pengajaran tidak didukung dengan media yang
sesuai maka tujuan pembelajaran akan sulit tercapai.

BAB III
PENUTUP

I. KEKSIMPULAN
1. Ruang lingkup metodologi pengajaran agama (Islam) pada dasarnya mengacu
kapada lima hal yaitu :
a. Perencanaan Pengajaran
b. Bahan Pengajaran
c. Startegi Pengajaran
d. Media Pengajaran
e. Evaluasi Pengajaran

13
2. Perencanaan pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip- prinsip
umum mengajar di dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu interaksi
pengajaran tertentu yang khusus baik yang berlangsung di dalam kelas
ataupun di luar kelas.
3. Bahan pembelajaran adalah isi yang diberikan kepada pelajar pada saat
berlangsungnya proses belajar-mengajar. Melalui bahan pelajaran itu pelajar
diantarkan kepada tujuan pengajaran. Dengan perkataan lain tujuan yang akan
dicapai oleh pelajar dibentuk oleh bahan pelajaran.
4. Strategi belajar-mengajar meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan
yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.
5. Interaksi antara peserta didik den pendidik akan sangat efektif jika tersedia
media pendukung . Media (medium) yaitu segala sesuatu yang dapat
dgunakan untuk menyalurkan pesan. Pengajaran merupakan proses
komunikasi.
6. Evaluasi atau penilaian berarti suatu tindakan untuk menentukan nilai
sesuatu. Dalam arti luas evaluasi adalah suatu proses dalam merencanakan,
memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk
membuat alternatif-alternatif keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Siregar Masarudin, Metodologi Pengajaran Agama, IAIN Walisongo, Semarang,


1998.

Widodo Chomsin S., M.Si. dan Jasmadi, Panduan Menyusun Bahan Ajar
Berbasis Kompetensi, PT Elex Media Komputindo, Jakarta: 2008.

Djiwandono Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan, PT Grasindo, Jakarta: 2002.

unisri.ac.id/anita/wp-content/uploads/.../perencanaan-pengajaran.rtf

http://mgmpips.wordpress.com/2007/03/02/pengertian-bahan-ajar-materi-
pembelajaran/

www.scribd.com/doc/15168481/MKPAI

14
http://akselerasismptarbak.blogspot.com/2009/04/memilih-bahan-ajar.html

http://www.scribd.com/doc/2466850/Strategi-Belajar-Mengajar

15

You might also like