You are on page 1of 26

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB II
MINERAL DAN BATUAN BEKU

2.1. Mineral

Mineral adalah suatu zat ( fasa ) padat yang terdiri dari unsur atau
persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses
anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai
penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai
strukturkristal. Selain itu kata mineral juga mempunyai banyak arti, hal ini
tergantung darimana kita meninjaunya. Istilah mineral dalam arti geologi
adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat
padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat
fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-
molekul dari berbagai unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun
dalam suatu pola yang teratur. Keteraturan dari rangkaian atom ini akan
menjadikan mineral mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral pada
umumnya merupakan zat anorganik.
Sebagian dari mineral dapat juga dilihat dalam bentuk amorf, artinya
tidak mempunyai susunan dan bangunan kristal sendiri. Pengenalan atau
determinasi mineral mineral dapat didasarkan atas bebagai sifat dari mineral
mineral tersebut.

Gambar 2.1.
Rock Cycle

Definisi mineral menurut beberapa ahli :


1. L.G. Berry dan B. Mason, 1959

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam


terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas
batas tertentu dan mempunyai atom atom yang tersusun secara teratur.
2. D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara structural homogen
mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang
anorganik.
3. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu atau dalam batas batas dan mempunyai sifat
sifat tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil suatu kehidupan.
Sebagian besar mineral-mineral ini terdapat dalam keadaan padat,
akan tetapi dapat juga berada dalam keadaan setengah padat, gas, ataupun
cair. Mineral-mineral padat itu biasanya terdapat dalam bentuk bentuk kristal,
yang agak setangkup, dan yang pada banyak sisinya dibatasi oleh bidang
bidang datar. Bidang bidang geometric ini memberi bangunan yang tersendiri
sifatnya pada mineral yang bersangkutan. Minyak bumi misalnya adalah
mineral dalam bentuk cair, sedangkan gas bumi adalah mineral dalam bentuk
gas. Sebagian dari mineral dapat juga dilihat dalam bentuk amorf, artinya
tidak mempunyai susunan dan bangunankristal sendiri. Pengenalan atau
dterminasi mineral mineral dapat didasarkan atas bebagai sifat dari mineral
mineral tersebut.
Kebanyakan orang menganggap batuan adalah segala sesuatu yang
keras, sedangkan mineral adalah segala bahan galian atau batu mulia yang
ditambang dan mempunyai nilai ekonomis. Tetapi anggapan tersebut sangat
jauh dari keadaan yang sebenarnya. Batuan dengan sederhana didefinisikan
sebagai agregasi dari satu atau beberapa jenis mineral yang bercampur
menjadi satu, tetapi sifat dasar dari tiap mineral tersebut masih tetap terlihat.
Meskipun kebanyakan batuan tersusun dari bermacam mineral, tetapi hanya
mineral tertentu saja yang umumnya dijumpai dalam jumlah yang dominan,
sehingga materi tersebut dapat bertindak sebagai batuan atau mineral.

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Mineral merupakan benda padat yang terbentuk oleh proses


anorganik. Tiap mineral memiliki susunan atom yang teratur dan komposisi
kimia tertentu, yang memberikan sifat fisik yang spesifik. Untuk menentukan
struktur atom dan komposisi kimia suatu mineral diperlukan test dan
peralatan yang sopistikated. Oleh sebab itu sifat fisik mineral sering
digunakan untuk mendeterminasi suatu mineral. Sifat fisik mineral yang
sering digunakan untuk mendeterminasi suatu mineral antara lain :

2.1.1. Bentuk kristal (form)

Bentuk kristal merupakan kenampakan luar mineral yang


mencerminkan susunan atom yang teratur dari mineral tersebut.
Kadangkala suatu mineral memiliki lingkungan yang memungkinkan
mineral tersebut dapat membentuk individu kristal dengan teratur.
Beberapa kristal seperti mineral kuarsa, dapat mengkristal dengan
bentuk yang teratur, sehingga sangat memudahkan dalam
mendeterminasi kristal tersebut. Sebaliknya kebanyakan mineral
mengkristal dengan bentuk yang tidak beraturan, karena masing-
masing membutuhkan ruangan yang cukup untuk membentuk kristal
yang teratur. Akibatnya kristal-kristal akan saling tumbuh sehingga
tidak membentuk kristal yang sempurna.

2.1.2. Kilap (Luster)

Kilap atau sering disebut kilapan, merupakan kenampakan di


suatu mineral yang ditunjukkan oleh pantulan atau biasan cahaya
yang dikerahkan padanya. Kilap di mineral dapat dibedakan dalam
dua jenis, yaitu :
a. Kilap logam (metallic luster), bila mineral di dalam mempunyai
kilap (kilapan seperti logam). Contoh dari mineral yang
mempunyai kilap logam :

1) Galena 4) Kalkopirit
2) Pirit 5) Grafit

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3) Magnetik 6) Hematit
b. Kilap bukan logam (non metallic luster), terbagi atas beberapa
yaitu :
1) Kilap intan (damantin luster), cemerlang cahaya seperti intan.
2) Kilap Kaca (vitreous luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.
3) Kilap sutera (silky luster), kilap yang menyerupai sutera,
misalnya asbes.
4) Kilap damar (resionous luster), kilap seperti dammar,
misalnya sphaleri.
5) Kilap mutiara (pearly luster), kilap seperti sabun, misalnya
serpentin, nepelin.
6) Kilap tanah, kilap suram seperti tanah lampung dan pada
kaolin, bauksit.
Kilap mineral penting diketahui, karena pada
kenampakan sifat fisik inilah dipakai dalam menentukan
mineral yang diselidikinya. Untuk itu perlu dibiasakan
membedakan kilap mineral satu dengan mineral yang
lainnya walau dijumpai kesulitan karena batas kilap
mineral di satu tempat dengan mineral di tempat lain.

b.1.3. Warna

Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat


dilihat, akan tetapi tidak dapat diandalkan dalam penentuan mineral.
Karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari satu warna, tergantung
keanekaragaman dari komposisi kimia dan pengorotannya. Sebagai
contohnya, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat, agak
kehitaman atau tidak berwarna.

b.1.4. Cerat (Streak)

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Cerat adalah warna mineral dalam bentuk bubuk (diketahui


dengan menggoreskan pada keping porselen). Meskipun warna suatu
mineral dapat bermacam-maca, tetapi ceratnya selalu sama. Jadi
warna cerat lebih merupakan warna asli dari mineral. Cerat dapat juga
membantu untuk membedakan mineral metalik dan non metalik.
Mineral dengan kilap metalik biasanya mempunyai cerat lebih gelap
daripada cerat mineral dengan kilap non metalik.

b.1.5. Kekerasan

Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan


pada suatu mineral dapat ditetapkan dengan membandingkan suatu
urutan mineral tertentu yang biasanya dipakai sebagai standar
kekerasan.
Terhadap goresan, mineral yang mempunyai kekerasan lebih
kecil akan mempunyai berkas pada badan ataupun pada tubuh mineral
tersebut. Standar kekerasan yang dipakai adalah skala kekerasan yang
dibuat oleh ilmuwan dari Jerman yaitu Frieddrich Mohs dan disebut
skala Mohs. skala Mohs yang dimulai dengan Talc dengan kekerasab
1 dan diakhiri Diamond ( intan ) dengan kekerasan 10.
Tingkatan kekerasan ini tidak menunjukkan suatu kekerasan kepstian,
jadi kekerasan 9 ( curondum ) kekerasannya tidak sama dengan 3 kali
kekerasan calsite (3). Dengan kata lain mineral yang mempunyai
kekerasan lebih tinggi dapat menggores mineral yang mempunyai
kekerasan yang lebih rendah dan sebagai pembanding dari skala di
bawah ini diberikan kekerasan dari :
a. Kuku jari : 2,5
b. Ujung logam :3
c. Pisau baja : 5,5
d. Kikir baja : 6,5

Tabel 2.1.
Skala Mohs

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Mineral Skala kekerasan Mohs

Talk 1
Gipsum 2
Kalsit 3
Fluerit 4
Apatit 5
Otheklas 6
Kuarsa 7
Topas 8
Kerendum 9
Intan 10

Hal ini dapat diperoleh apabila mineral digores pada bagian


kasar suatu keping porselen akan timbul atau terbentuk bubuk pada
mineral tersebut kemudian dilihat dari warnanya pada bubuk tersebut.

b.1.6. Belahan (Cleavage)

Belahan adalah kecenderungan mineral untuk pecah melalui


bidang yang rata. Mineral yang mempunyai bidang belah dapat
diketahui dengan menunjukkan adanya bidang yang rata apabila
mineral tersebut dipecahkan. Contoh mineral dengan belahan yang
baik adalah mika. Karena mika mempunyai belahan satu arah, maka
bila mineral tersebut dihancurkan akan membentuk lembaran-
lembaran yang tipis. Mineral dapat mempunyai belahan beberapa
arah, tetapi ada pula mineral yang tidak mempunyai bidang belahan.
Mineral yang mempunyai belahan lebih dari satu arah dikenal dengan
jumlah bidang rata yang ditunjukkan dan sudut yang dibentuk oleh
bidang belahannya.
Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu
membelah diri disebabkan tekanan dari luar atau pemukulan dengan
palu.
a. Belahan dua arah, contohnya : feldsfar
b. Belahan satu arah, contohnya : muskovit
c. Belahan tiga arah, contohnya : halit

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

b.1.7. Pecahan (Fracture)

Pecahan merupakan kenampakan pecahan dari mineral.


Kenampakan ini kebanyakan ditunjukkan oleh mineral yang tidak
mempunyai bidang belahan. Mineral kuarsa menunjukkan
kenampakan seperti pecahan kaca yang disebut konkoidal.
Kebanyakan mineral menunjukkan pecahan tidak rata.

b.1.8. Berat jenis

Berat jenis merupakan angka yang menunjukkan perbandingan


antara berat mineral dengan berat dari volume air. Jika mineral
mempunyai berat 3 kali dari berat air dengan volume yang sama,
maka mineral tersebut mempunyai berat jenis 3. Secara praktis berat
jenis mineral dapat diperkirakan dengan menimbang di tangan. Bila
mineral tersebut terasa berat, seperti beratnya satu contoh batuan,
maka berat jenisnya sekitar 2,5 sampai 3. Mineral logam umumnya
memiliki 3 kali lipatnya. Galena mempunyai berat jenis 7,5 sedangkan
berat jenis emas 24 karat adalah 20. Mineral dengan berat jenis lebih
besar dari 2,89 disebut dengan mineral berat. Mineral berat ini
diperoleh dengan memisahkannya dari mineral ringan dengan
menggunakan cairan berat biasanya dipakai cairan bromoform.
Asosiasi kumpulan mineral berat dapat digunakan untuk mengetahui
sumber material dari sedimen atau batuan sedimen.

b.1.9. Sifat dalam

Adalah sifat mineral bila kita berusaha untuk mematahkan,


memotong, menghancurkan, membengkokkan, atau mengiris. Yang
termasuk dalam sifat dalam ini adalah :
a. Rapuh (britle)
Mudah hancur tetapi bisa dipotong-potong, contohnya kuarsa,
orthoklas, klasit, pirit.
b. Mudah ditempa (meleable)
Dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas.

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

c. Dapat diiris (rectile)


d. Dapat diiris dengan pisau, hasil irisan sangat rapuh, contohnya
gypsum
e. Fleksibel
Mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan dan tanpa patah
dan sesudah bengkok tidak kembali lagi seperti semula,
contohnya talj dan selenit.
f. Elastis
g. Mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan dan tanpa patah
dan dapat kembali lagi seperti semula, contohnya muskovit.

b.1.10. Kemagnetan

Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Contoh


feromagnetik bila mineral dengan mudah tertarik dengan gaya magnet,
seperti magnetik, phisotit. Mineral dengan gaya tolak magnet disebut
diamagnetik dan mineral yang tertarik lemah disebut paramagnetik.

b.1.11. Kelistrikan

Sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi 2 yaitu :


penghantar arus listrik disebut konduktor, yang tidak menghantarkan
arus listrik disebut nonkonduktor. Di dalam prakteknya tidak tegas
sehingga dijumpai yang disebut semikonduktor, yaitu mineral yang
bersifat atau sebagai konduktor pada batas-batas tertentu.

b.1.12. Daya lebur mineral

Yaitu meleburkan mineral apabila dipanaskan, penyelidikan


dilakukan dengan membakar bubuk mineralnya di dalam api. Daya
lebur dinyatakan dalam derajat keleburan.

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Lebih dari 2000 mineral telah diketahui sampai sekarang ini, dan
usaha-usaha untuk mendapatkan mineral-mineral baru terus dilakukan. Dari
jumlah tersebut hanya beberapa yang umum atau sering dijumpai. Mineral-
mineral yang dominan sebagai pembentuk batuan penyusun kerak bumi
disebut mineral pembentuk batuan (Rock Forming Minerals). Selain itu hanya
sekitar 8 unsur yang dominan menyusun mineral-mineral tersebut. Dua unsur
yang paling dominan adalah oksigen dan silikon yang bergabung untuk
menyusun kelompok mineral yang sangat umum yaitu mineral silikat. Setiap
mineral silikat disusun oleh oksigen dan silikon, kecuali kuarsa, ditambah
dengan satu atau lebih unsur lainnya untuk membentuk sifat kelistrikan yang
netral. Setelah mineral silikat, group mineral yang umum adalah mineral
karbonat dengan mineral kalsit merupakan mineral yang paling umum.
Mineral yang umum sebagai pembentuk batuan adalah gipsum dan halit.
Beberapa mineral pembentuk batuan merupakan mineral-mineral yang
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Mineral-mineral tersebut biasanya
merupakan mineral bijih dari logam seperti hematit (besi), sfalerit (seng) dan
galena (timbal). Selain itu group mineral hanya disusun oleh satu unsur saja
yang disebut native mineral seperti emas, platina dan karbon (intan). Perlu
juga dicatat, mineral pembentuk batuan lainnya juga banyak mempunyai nilai
ekonomis tinggi, seperti mineral kuarsa dapat digunakan untuk industri kaca,
mineral kalsit sebagai mineral utama dalam industri semen.
Tabel 2.2.
Kelimpahan dari unsur-unsur dalam kerak bumi
Oxygen (O) 46,6 %
Silicon (Si) 27,7 %
Aluminium (Al) 8,1 %
Iron (Fe) 5,0 %
Calcium (Ca) 3,6 %
Sodium (Na) 2,8 %
Potassium (K) 2,6 %
Magnesium (Mg) 2,1 %
Lainnya 1,5 %

Mineral-mineral Silikat (feldspar) merupakan kelompok mineral yang


sangat dominan. Mineral ini menyusun lebih dari 50% kerak bumi. Kuarsa

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

merupakan mineral yang umum kedua pada kerak benua, hanya disusun oleh
unsur silikon dan oksigen. Setiap group dari mineral silikat mempunyai
struktur silikat yang karakteristik. Struktur dalam dari mineral berhubungan
erat dengan sifat belahan dari mineralnya. Karena ikatan antara silikon dan
oksigen sangat kaut, maka mineral-mineral silikat cenderung untuk membelah
melalui struktur silikon-oksigen daripada memotong struktur tersebut.
Contohnya mika mempunyai struktur lembarang dan cenderung untuk
membelah melalui bidang lembaran yang tipis. Kuarsa yang mempunyai
ikatan silikon-oksigen sangat kuat pada semua arahnya, tidak mempunyai
bidang belahan

Tabel 2.3.
Mineral-mineral silikat yang umum
Mineral Komposisi Kimia Belahan Struktur Silikat
Olivin (Mg,Fe)SiO4 Tidak ada Tetrahedron tunggal
Group Piroksin (Mg,Fe)SiO3 Dua arah saling tegaklurus
Struktur rantai
Group Amfibol (Ca2Mg5)Si8O22(OH)2 Dua arah 60o dan 120o
Rantai ganda
Mika (Muskovit) (Biotit) KAl3Si3O10(OH)2
K(Mg,Fe)3Si3O10(OH)2 Satu arah Lembaran
Feldspar(Ortoklas)(Plagioklas) KalSi3O8 Dua arah saling tegak
lurus lembaran

Kebanyakan mineral-mineral silikat terbentuk ketika cairan magma


mulai mendingin. Proses pendinginan ini dapat terjadi dekat permukaan bumi
atau jauh di bawah permukaan buki dimana tekanan dan temperatur

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

lingkungannya sangat tinggi. Lingkungan pengkristalan dan komposisi kimia


dari magma sangat mempengaruhi macam mineral yang terbentuk. Contoh,
mineral olivin mengkristal pada temperatur tinggi. Sebaliknya kuarsa
mengkristal pada temperatur yang rendah. Beberapa mineral silikat sangat
stabil pada permukaan bumi dan tetap menunjukkan sifat fisiknya pada hasil
pelapukan dari batuan. Mineral silikat lainnya terbentuk pada kondisi tekanan
yang ekstrim yang berasosiasi dengan proses metamorfisme. Setiap mineral
silikat akan mempunyai struktur dan komposisi kimia yang dapat
menunjukkan kondisi pada waktu pembentukkannya.
Macam mineral silikat dapat digolongkan berdasarkan komposisi
kimianya. Mineral silikat ferromagnesian adalah mineral silikat yang
mengandung ion besi dan atau magnesium di dalam struktur mineralnya.
Mineral-mineral silikat yang tidak mengandung ion-ion besi dan magnesium
disebut mineral silikat non ferromagnesian. Mineral-mineral silikat
ferromagnesian dicirikan oleh warnanya yang gelap dan mempunyai berat
jenis antara 3,2 sampai 3,6. Sebaliknya mineral-mineral silikat non
ferromagnesian pada umumnya mempunyai warna terang dan berat jenis rata-
rata 2,7. Perbedaan tersebut terutama disebabkan oleh ada tidaknya unsur besi
di dalam mineral tersebut.
Mineral Silikat Ferromagnesian terbagi menjadi beberapa yaitu olivin
adalah mineral silikat ferromagnesian yang terbentuk pada temperatur tinggi,
berwarna hitam sampai hijau kehitaman, mempunyai kilap gelas dan pecahan
konkoidal. Mineral olivin pada umumnya menunjukkan kenampakan butiran
bentuknya relatif kecil dan bundar. Olivin disusun oleh tetrahedra tunggal
yang diikat bersama oleh campuran ion besi dan magnesium yang merangkai
atom oksigen bersama-sama. Mineral ini tidak mempunyai bidang belahan
karena struktur atomnya membentuk aringan tiga dimensi sehingga tidak
membentuk bidang yang lemah.
Piroksin, berwarna hitam, opak, dengan bidang belahan dua arah
membentuk sudut 90o. Struktur kristalnya disusun oleh rantai tunggal
tertrahedra yang diikat bersama-sama dengan ion-ion besi dan magnesium.
Karena ikatan silikon-oksigen lebih kuat daripada ikatan antara struktur

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

silikat, maka piroksin mudah terbelah sejajar dengan rantai silikat. Piroksin
merupakan salah satu mineral yang dominan dalam batuan beku basalt yang
merupakan batuan yang umum pada kerak samudera.
Hornblende merupakan mineral yang umum dari kelompok amfibol.
Mineral ini umumnya berwarna hijau gelap sampai hitam. Belahannya dua
arah membentuk sudut 60o dan 120o. Di dalam batuan, hornblende berbentuk
prismatik panjang. Bentuk inilah yang umumnya membedakan dengan
piroksin yang umumnya berbentuk prismatik pendek. Hornblende umumnya
dijumpai pada batuan yang menyusun kerak benua.
Biotit merupakan anggota dari mika yang berwarna gelap karena kaya
akan besi. Seperti mineral mika lainnya, biotit disusun oleh struktur lembaran
yang memberikan belahan satu arah. Biotit mempunyai warna hitam
mengkilap yang membedakan dari mineral ferromagnesian lainnya. Seperti
hornblende, biotit juga banyak dijumpai pada batuan penyusun kerak benua,
termasuk batuan beku granit.
Garnet merupakan mineral yang strukturnya mirip olivin yaitu disusun
oleh tetrahedra tunggal yang dirangkai oleh ion-ion logam. Garnet juga
mempunyai kilap kaca, tidak mempunyai bidang belahan dan pecahan
konkoidal. Warna mineral garnet sangat bervariasi, tetapi yang paling umum
adalah coklat sampai merah tua. Garnet umumnya berbentuk kristal yang
prismatik dan umumnya pada batuan metamorf. Garnet yang transparant
sering dijadikan batu mulia.
Mineral Silikat Non Ferromagnesian terbagi menjadi beberapa yaitu
Muskovit adalah jenis mineral mika yang sangat umum. Berwarna terang
dengan kilap seperti mutiara (pearly) dan seperti mineral mika lainnya
belahannya satu arah. Di dalam bataun muskovit sangat mudah dikenali
karena sangat bercahaya.
Feldspar merupakan group mineral yang sangat umum, dapat
terbentuk pada rentang temperatur dan tekanan yang besar. Group mineral
feldspar mempunyai sifat fisik yang sama. Mineral ini mempunyai bidang
belahan dua arah dan membentuk sudut hampir 90o, relatif keras dan kilap

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

bervariasi antara kilap kaca sampai mutiara. Di dalam batuan mineral ini
dikenali dengan bentuknya yang rektangular dan permukaan yang licin.
Struktur mineral feldspar adalah rangkaian tiga dimensi dari atom
oksigen bergabung dengan atom silikon. Seperempat sampai setengah dari
atom silikon tergantikan oleh aton aluminium. Perbedaan valensi antara
aluminium (+3) dan silikon (+4), menyebabkan terjadinya inklusi satu atau
lebih oleh ion-ion seperti potasium (-1), sodium (-1) dan kalsium (+2).
Karena adanya perbedaan inklusi didalam strukturnya, mineral feldspar dapat
dibedakan menjadi 2 macam. Mineral ortoklas merupakan mineral feldspar
dengan ion potasium di dalam struktur kristalnya. Plagioklas feldspar adalah
mineral feldspar dengan ion kalsium dan atau sodium di dalam struktur
kristalnya.
Kuarsa merupakan mineral silikat yang hanya disusun oleh silikon dan
oksigen. Mineral kuarsa juga sering disebut silika karena komposisinya SiO2.
Karena struktur kuarsa mengandung dua atom oksigen untuk tiap atom
silikon, maka tidak dibutuhkan lagi ion positif untuk menjadikan mineral
kuarsa ini netral. Struktur kristal kuarsa membentuk jaringan tiga dimenasi
yang lengkap antara ion oksigen disekitar ion silikon, sehingga membentuk
suatu ikatan yang kuat antara keduanya. Akibatnya kuarsa tidak mempunyai
bidang belahan, sangat keras dan resisten terhadap proses pelapukan. Kuarsa
mempunyai belahan konkoidal. Pada bentuknya yang sempurna kuarsa sangat
jernih, membentuk kristal heksagonal dengan bentuknya piramidal. Warna
mineral kuarsa sangat bervariasi tergantung pada proses pengotoran pada
waktu pembentukannya. Variasi warna ini menyebabkan adanya bermacam
mineral kuarsa. Mineral kuarsa yang umum adalah kuarsa susu (putih), kuarsa
asap (abu-abu), kuarsa ros (pink), ametis (purple) dan kristal batuan (clear).
Lempung adalah terminologi untuk kompleks mineral yang seperti
mika mempunyai struktur lembaran. Mineral lempung pada umumnya
berbutir sangat halus dan hanya dapat dipelajari dengan bantuan mikroskop.
Mineral lempung merupakan hasil dari pelapukan kimia mineral silikat,
sehingga mineral ini sangat dominan menyusun soil yang terdapat pada
permukaan bumi. Salah satu mineral lempung yang sangat umum adalah

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

kaolinit yang sering dimanfaatkan dalam bermacam-macam industri seperti


keramik.
Mineral Non Silikat yang berguna bagi kehidupan manusia terbagi
menjadi beberapa macam yaitu :
1. Oksida Hematit
2. Magnetit
3. Korondum Fe2O3
4. Fe3O4
5. Al2O3 Bijih besi
6. Bijih besi
7. Abrasive
8. Sulfida Galena
9. Sfalerit
10. Firit
11. Kalkofirit PbS
12. ZnS
13. FeS2
14. CuFeS2 Bijih umbal
15. Bijih seng
16. Bijih tembaga
17. Sulfat Gipsum
18. Anhidrit CaSO4.2H2O
19. CaSO4 Untuk perekat
20. Halida Halit
21. Fluorit NaCl
22. CaF2
23. Karbonat Kalsit
24. Dolomit
25. Malasit CaCO3
26. CaMg(CO3)2
27. Cu(OH)2CO3
28. Bijih tembaga

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

29. Tembaga
30. Intan
31. Sulfur
32. Grafit Au
33. Cu
Selain itu, untuk menentukan komposisi di mineral cukup
mempergunakan indeks warnanya dari mineral. Yaitu :
1. Mineral felsik
Mineral yang berwarna terang atau mineral yang memiliki unsur
asam, contohnya :
a. Kuarsa
b. Miscovit
c. Orthoklas
d. Plagioklas

2. Mineral Mafik
Mineral yang berwarna gelap atau mineral yang memiliki unsur
basa, contohnya :
a. Olivin
b. Piroksin
c. Amphibol
d. Biotit

2.2. Batuan Beku

Batuan beku merupakan batuan yang terjadi dari pembekuan larutan


silica cair dan pijar, yang kita kenal dengan nama magma. Karena tidak
adanya kesepakatan dari para ahli dalam mengklasifikasikan batuan beku
mengakibatkan sebagian klasifikasi dibuat atas dasar yang berbeda-beda.
Perbedaan ini sangat berpengaruh dalam menggunakan klasifikasi pada
berbagai lapangan pekerjaan dan menurut kegunaannya masing-masing. Bila

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

kita dapat menggunakan klasifikasi yang tepat, maka kita akan mendapatkan
hasil yang memuaskan.

Gambar 2.2.
Siklus Batuan

Sebagian besar magma hanya sepenuhnya mencair untuk bagian kecil


dari sejarah mereka. Lebih biasanya, mereka adalah campuran dari mencair
dan kristal, dan kadang-kadang juga gelembung gas.
Seperti magma dingin, mineral biasanya mengkristal dari mencair
pada suhu yang berbeda (kristalisasi fraksional). Sebagai mineral mengkristal,
komposisi sisa lelehan biasanya perubahan. Jika kristal terpisah dari mencair,
maka sisa mencair akan berbeda dalam komposisi dari magma
induk. Misalnya, komposisi magma gabbroic dapat menghasilkan sisa lelehan
dari granit komposisi jika kristal yang terbentuk awal dipisahkan dari
magma. Gabro mungkin memiliki likuidus dekat suhu 1200 ° C, dan
komposisi derivatif-granit mencair mungkin memiliki suhu likuidus serendah
sekitar 700 ° C. unsur-unsur yang tidak kompatibel terkonsentrasi dalam
residu terakhir dari magma selama kristalisasi fraksional dan di mencair
pertama diproduksi selama pelelehan parsial: Proses bisa membentuk magma
yang mengkristal untuk pegmatite, jenis batuan umum diperkaya dengan
unsur-unsur yang tidak kompatibel. reaksi seri's Bowen adalah penting untuk
memahami urutan ideal dari kristalisasi fraksional dari magma.
Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama
yaitu berdasarkan genetic batuan, berdasarkan senyawa kimia yang
terkadung, dan berdasarkan susunan mineraloginya yaitu :

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2.2.1. Berdasarkan Genetik

Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-


kadang mengandung gelas, berdasarkan tempat kejadiannya (genesa)
batuan beku terbagi menjadi 3 kelompok yaitu:
a. Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah
permukaan bumi. Proses pendinginan sangat lambat sehingga
batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal (struktur holohialin).
contoh :Granit, Granodiorit, dan Gabro.
b. Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau
pipa gunung api. Proses pendinginannya berlangsung relatif cepat
sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tidak sempurna
dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk struktur
porfiritik. Contoh batuan ini dalah Granit porfir dan Diorit porfir.
c. Batuan beku luar (efusif) terbentuk di dekat permukaan bumi.
Proses pendinginan sangat cepat sehingga tidak sempat
membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf.
Contohnya Obsidian, Riolit dan Batuapung.

2.2.2. Berdasarkan Senyawa kimia

Berdasarkan komposisi kimianya batuan beku dapat dibedakan


menjadi:
a. Batuan beku ultra basa memiliki kandungan silika kurang dari
45%. Contohnya Dunit dan Peridotit.
b. Batuan beku basa memiliki kandungan silika antara 45% - 52 %.
Contohnya Gabro, Basalt.
c. Batuan beku intermediet memiliki kandungan silika antara 52%-
66 %. Contohnya Andesit dan Syenit.
d. Batuan beku asam memiliki kandungan silika lebih dari 66%.
Contohnya Granit, Riolit.

2.2.3. Berdasarkan susunan mineralogi

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan


dapat mencrminkan sejarah pembentukan battuan dari pada atas dasar
kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan keadaan yang
mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur
granular member arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan
tekstur porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua generasi
pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik menggambarkan
pembkuan yang cepat.
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B.
Travis, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir
mineralnya dapat dibagi menjadi :
1. Batuan Dalam
Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun
batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
2. Batuan Gang
Bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik dan afanitik.
3. Batuan Lelehan
Bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat
dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
Menurut Heinrich (1956) batuan beku dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa keluarga atau kelompok yaitu:
a. keluarga granit – riolit: bersifat felsik, mineral utama kuarsa,
alkali felsparnya melebihi plagioklas
b. keluarga granodiorit – qz latit: felsik, mineral utama kuarsa, Na
Plagioklas dalam komposisi yang berimbang atau lebih banyak
dari K Felspar
c. keluarga syenit – trakhit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau
foid tidak dominant tapi hadir, K-Felspar dominant dan melebihi
Na-Plagioklas, kadang plagioklas juga tidak hadir
d. keluarga monzonit – latit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau
foid hadir dalam jumlah kecil, Na-Plagioklas seimbang atau
melebihi K-Felspar

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

e. keluarga syenit – fonolit foid: felsik, mineral utama felspatoid, K-


Felspar melebihi plagioklas
f. keluarga tonalit – dasit: felsik hingga intermediet, mineral utama
kuarsa dan plagioklas (asam) sedikit/tidak ada K-Felspar
g. keluarga diorite – andesit: intermediet, sedikit kuarsa, sedikit K-
Felspar, plagioklas melimpah
h. keluarga gabbro – basalt: intermediet-mafik, mineral utama
plagioklas (Ca), sedikit Qz dan K-felspar
i. keluarga gabbro – basalt foid: intermediet hingga mafik, mineral
utama felspatoid (nefelin, leusit, dkk), plagioklas (Ca) bisa
melimpah ataupun tidak hadir
j. keluarga peridotit: ultramafik, dominan mineral mafik (ol,px,hbl),
plagioklas (Ca) sangat sedikit atau absen.

2.2.4. Faktor – Faktor yang Diperhatikan Dalam Deskripsi Batuan Beku

Faktor –faktor yang harus diperhatikan ketika mendeskripsikan


batuan beku yaitu :
a. Warna Batuan
Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral
penyusunnya. Mineral penyusun batuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya sehingga dari warna
dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk batuan
yang mempunyai tekstur gelasan. Ciri – cirinya, yaitu :
1) Batuan beku yang berwarna cerah
umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun atas
mineral-mineral felsik,misalnya kuarsa, potash feldsfar dan
muskovit.
2) Batuan beku yang berwarna gelap sampai
hitam umumnya batuan beku intermediet diman jumlah
mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak.

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3) Batuan beku yang berwarna hitam


kehijauan umumnya adalah batuan beku basa dengan mineral
penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.
b. Struktur Batuan
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-
bagian batuan yang berbeda. Pengertian struktur pada batuan beku
biasanya mengacu pada pengamatan dalam skala besar atau
singkapan dilapangan. Pada batuan beku struktur yang sering
ditemukan adalah:
1) Masif : bila batuan pejal,tanpa retakan ataupun lubang gas
2) Jointing : bila batuan tampak seperti mempunyai retakan.
3) Vesikular : dicirikan dengan adanya lubang - lubang gas,
dibagi lagi menjadi 3 yaitu:
a) Skoriaan : bila lubang - lubang gas tidak berhubungan.
b) Pumisan : bila lubang - lubang gas saling berhubungan.
c) Aliran : bila ada kenampakan aliran kristal
4) Amigdaloidal : bila lubang - lubang gas
terisi oleh mineral-mineral sekunder.
c. Tekstur Batuan
Pengertian tekstur batuan mengacu pada kenampakan
butir-butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat
kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan
antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan
komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan
dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur
merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum,dan sesudah
kristalisasi. Pengamatan tekstur meliputi :
1) Tingkat kristalisasi
Tingkat kristalisasi batuan beku dibagi menjadi :
a) Holokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan semua
berbentuk kristal-kristal.

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

b) Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal dan sebagian


lagi berupa mineral gelas.
c) Holohialin, jika seluruhnya terdiri dari gelas.
2) Ukuran Kristal
Ukuran kristal adalah sifat tekstural yang paling mudah
dikenali.ukuran kristal dapat menunjukan tingkat kristalisasi
pada batuan.
Tabel 2.4.
Kisaran ukuran kristal dari beberapa sumber
Cox,price,harte W.T.G Heinric
Halus < 1mm <1 mm <1 mm
Sedang 1-5 mm 1-5 mm 1- 10mm
Kasar >5mm 5-30 mm 10-30 mm
Sangat kasar >30 mm > 30 mm

3) Granularitas
Pada batuan beku non fragmental tingkat granularitas
dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
a) Equigranulritas
Disebut equigranularitas apabila memiliki ukuran
kristal yang seragam. Tekstur ini dibagi menjadi 2 yaitu :
• Fenerik Granular bila ukuran kristal masih bisa
dibedakan dengan mata telanjang.
• Afinitik apabila ukuran kristal tidak dapat
dibedakan dengan mata telanjang atau ukuran
kristalnya sangat halus.
b) Inequigranular
Apabila ukuran kristal tidak seragam. Tekstur ini
dapat dibagi lagi menjadi :

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

• Faneroporfiritik,bila kristal yang besar dikelilingi


oleh kristal-kristal yang kecil dan dapat dikenali
dengan mata telanjang.
• Porfiroafinitik,bila fenokris dikelilingi oleh masa
dasar yang tidak dapat dikenali dengan mata
telanjang.
c) Gelasan (glassy)
Batuan beku dikatakan memilimki tekstur gelasan
apabila semuanya tersusun atas gelas.
d) Bentuk Butir
• Euhedral, bentuk kristal dari butiran mineral
mempunyai bidang kristal yang sempurna.
• Subhedral, bentuk kristal dari butiran mineral
dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang sempurna.
• Anhedral, berbentuk kristal dari butiran mineral
dibatasi oleh bidang kristal yang tidak sempurna.

d. Komposisi Mineral
Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat
dibedakan menjadi 4 yaitu :
1) Kelompok Granit – Riolit
Berasal dari magma yang bersifat asam,terutama
tersusun oleh mineral-mineral kuarsa ortoklas, plaglioklas
Na, kadang terdapat hornblende,biotit,muskovit dalam
jumlah yang kecil.
2) Kelompok Diorit – Andesit
Berasal dari magma yang bersifat intermediet,
terutama tersusun atas mineral - mineral plaglioklas,
Hornblande, piroksen dan kuarsa biotit,orthoklas dalam
jumlah kecil.
3) Kelompok Gabro – Basalt

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Tersusun dari magma yang bersifat basa dan terdiri


dari mineral-mineral olivine,plaglioklas Ca,piroksen dan
hornblende.
4) Kelompok Ultra Basa
Tersusun oleh olivin dan piroksen.mineral lain yang
mungkin adalah plagliokals Ca dalam jumlah kecil.
e. Derajat Kristalisasi
Derajat kristalisasi mineral dalam batuan beku, terdiri atas
3 yaitu :
a) Holokristalin
Tekstur batuan beku yang kenampakan batuannya
terdiri dari keseluruhan mineral yang membentuk kristal, hal
ini menunjukkan bahwa proses kristalisasi berlangsung
begitu lama sehingga memungkinkan terbentuknya mineral -
mineral dengan bentuk kristal yang relatif sempurna.
b) Hipokristalin
Tekstur batuan yang yang kenampakannya terdiri dari
sebagaian mineral membentuk kristal dan sebagiannya
membentuk gelas, hal ini menunjukkan proses kristalisasi
berlangsung relatif lama namun masih memingkinkan
terbentuknya mineral dengan bentuk kristal yang kurang.
c) Holohyalin
Tekstur batuan yang kenampakannya terdiri dari
mineral yang keseluruhannya berbentuk gelas, hal ini
menunjukkan bahwa proses kristalisasi magma berlangsung
relatif singkat sehingga tidak memungkinkan pembentukan
mineral - mineral dengan bentuk yang sempurna.
f. Sifat Batuan
Sifat Batuan Beku dibagi menjadi 3 antara lain :
a) Asam (Felsik)
Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah
batuan beku asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik.

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

b) Intermediet
Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam
umumnya batuan beku intermediet diman jumlah mineral
felsik dan mafiknya hampir sama banyak.
c) Basa (Mafik)
Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan
umumnya adalah batuan beku basa dengan mineral penyusun
dominan adalah mineral-mineral mafik.

2.2.5. Komposisi Mineral

Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku,


cukup dengan mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas
dasar warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama
terdiri dari mineral kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.
b. Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama
biotit, piroksen, amphibol dan olivine.
Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya,
kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama
batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, menurut
dasar klasifikasinya, yaitu :
1. Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya, menurut Rosenbusch (1877-
1976) batuan beku dibagi menjadi :
a. Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan
b. Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan
c. Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi.
2. Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:
a. Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%.
Contohnya adalah riolit.
b. Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%.
Contohnya adalah dasit.

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

c. Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%.


Contohnya adalah andesit.
d. Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%.
Contohnya adalah basalt.
3. Klasifikasi berdasarkan indeks warna ( S.J. Shand, 1943), yaitu:
a. Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral
mafik.
b. Mesococtik rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik.
c. Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral
mafik.
4. Klasifikasi dari S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan
indeks warnanya sebagai berikut:
a. Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari
10%.
b. Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai
40%.
c. Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai
70%.
d. Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.
Komposisi kimia juga dapat kita gunakan untuk mengetahui beberapa
aspek yang sangat erat hubungannya pada batuan beku. Seperti untuk
mengetahui jenis-jenis magma, tahapan-tahapan diferensial selama perjalanan
magma ke permukaan, dan kedalaman Zona Benioff.
Klasifikasi yang didasarkan pada mineralogy dan tekstur akan lebih
dapat mencerminkan awal terbentuknnya batuan daripada atas dasar kimia.
Mineralogi dari batuan beku secara perbandingan sangat sederhana.
Hanya tujuh mineral atau grup di mineral quartz, feldspar, pyroxyne,
horrolade, biotit dan olivine yang umumnya terdapat dalam jumlah yang
banya di dalam batuan beku.
Mineral-mineral yang dapat diklasifikasikan dan dikelompokkan
sebagai pembentukan utama atau essensial contituens. Sejumlah mineral lain
yang umumnya, yaitu magnetic, ilmenit, dan patite. Mineral-mineral ini juga

Satrio Ramadhan
H1C109070
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

diklasifikasikan sebagai mineral aksesoris, atau mineral pembentuk


tambahan.
Mineral-mineral batuan beku, baik yang utama atau tambahan, juga
dikelompokkan dalam leucocratic, atau berwarna terang dan melanocratic
atau berwarna gelap dari leucocratic.

Satrio Ramadhan
H1C109070

You might also like