Professional Documents
Culture Documents
MENEJERIAL PENGAWASAN SEKOLAH
1. Pendahuluan
Pendidikan di Indonesia memasuki era baru. Era baru itu ditandai dengan perubahan Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 2/89 menjadi Undang-undang Republik Indonesia Nomor
20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Banyak hal yang berubah di dalam undang-undang
itu. Perubahan yang menonjol adalah perubahan paradigma pelaksana pendidikan. Ada dua
sebutan untuk pelaksana pendidikan yang dikotomus, yakni pendidik dan tenaga kependidikan.
Seiring dengan itu Departemen Pendidikan Nasional melakukan restrukturisasi organisasi.
Dengan itu pula lahirlah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 8 Tahun 2005 tentang
Struktur Organisasi Departemen Pendidikan Nasional. Di dalam struktur itu muncul direktorat
jenderal baru, yaitu Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Direktorat ini berkonsentrasi meningkatkan mutu pendidik dan dan tenaga kependidikan. Dengan
demikian akan terjadi perubahan luar biasa dalam penanganan tenaga yang mengurus pendidikan
di Tanah Air.
Pengawas sekolah adalah tenaga kependidikan. Tugas pokok dan fungsi pengawas sekolah
selama ini diatur dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan/Menteri Pendidikan Nasional. Tentu saja aturan-aturan
tersebut akan mengalami perubahan. Perubahan itu tentu mengacu kepada UURI No. 20/2003
beserta peraturan-peraturan pelaksanaannya. Sementara peraturan mengenai perubahan itu belum
ada, ketentuan yang lama masih tetap berlaku bagi pengawas sekolah. Pada saat peraturan itu
selesai dibuat, peraturan itu pun akan menjadi pedoman bagi pengawas sekolah dalam
operasional tugasnya.
Tugas utama pengawas sekolah adalah melakukan pengawasan terhadap sekolah atau madrasah
yang menjadi tanggung jawabnya. Pengawasan dalam konteks ini meliputi pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan. Hal itu
ditegaskan PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai berikut, pasal 19, ayat (3)
menyatakan, ”Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.” Pada pasal 23
ditegaskan, ”Pengawasan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (3)
meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkah tindak lanjut
yang diperlukan.”
Berdasarkan uraian di atas, bahan sajian ini diorganisasikan dalam dua pokok pikiran. Kedua
pokok pikiran itu adalah kompetensi pengawas sekolah dan program kerja pengawas sekolah.
Kedua pokok pikiran itu diharapkan dapat menjaidi landasan atau bahan diskusi bagi peserta
dalam kegiatan ini.
(1) mengungkapkan enam kompetensi pengawas sekolah dan madrasah berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007;
(4) menyusun contoh program kerja pengawas sekolah bidang akademik dan menejerial;
(5) menyusun jadwal pelaksanaan proram dan jadwal kunjungan ke sekolah atau madrasah
binaan.
3. Deskripsi Singkat
Ada dua pokok pikiran yang menjadi pokok bahasan pada mata diklat ini. Kedua pokok pikiran
itu adalah kompetensi pengawas sekolah dan madarasah dan program kerja pengawasan sekolah
dan madrasah. Kompetensi pengawas sekolah dan madrasah meliputi enam kompetensi yakni
kompetensi kepribadian, kempetensi supervisi akademik, kompetensi supervisi menejerial,
kompetensi evaluasi pendidikan, kompetensi penelitian dan pengembangan, dan kompetensi
sosial. Masing-masing kompetensi akan diuraikan lebih rinci pada uraian materi.
Program kerja pengawas sekolah membahas beberapa hal pokok. Hal itu adalah konsep program
kerja pengawasan sekolah dan madrasah, tahap-tahap penyusunan program kerja pengawasan
sekolah, penyusunan program kerja, pelaksanaan program kerja, dan tindak lanjut hasil
kepengawasan.
4. Uraian Materi
Pada deskripsi sudah diungkapkan enam kompetensi pengawas sekolah. Kompetensi tersebut
ditetapkan dengan surat keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007. Pada lampiran
surat keputusan itu diterakan dimensi kompetensi dan kompetensi masing-masing pengawas tingkat
TK /RA dan SD/MI, tingkat SMP/MTs, dan tingkat SMA/MA, SMK/SMAK . Khusus untuk tingkat TK/RA
dan SD/MI dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Dimensi Kompetensi
Kompetensi
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) No. 118/96, bab I, pasal 1, ayat
(1) menyatakan, ”Pengawas sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,
tanggungjawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi
teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan prasekolah, dasar, dan menengah.”
Di dalam PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, teknis pendidikan berubah menjadi
bidang akademik dan administrasi menjadi bidang menejerial.
Inti tugas pokok dan fungsi pengawas sekolah adalah menilai dan membina. Subjek yang dinilai
adalah teknis pendidikan dan administrasi pendidikan. Penilaian menurut PP 19/2005, bab I,
pasal 1, ayat (17) adalah seperti betikut ini, ”Penilaian adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.” Sedangkan
Kepmenpan No. 118/1996, bab I, pasal 1, ayat (8) menyatakan, ”Penilaian adalah penentuan
derajat kualitas berdasarkan kriteria (tolok ukur) yang ditetapkan terhadap penyelenggaraan
pendidikan di sekolah.”
Terkait dengan tugas menilai, seorang pengawas sekolah melakukan pengumpulan informasi
tentang subjek dan objek kerjanya (teknik akademik dan menejerial). Informasi itu kemudian
diolah sedemikian rupa. Hasil olahan informasi itu digunakan untuk mengukur atau menentukan
derajat kualitas subjek. Hasil penilaian tersebut akan menginformasikan kepada pengawas
sekolah bahwa teknik pendidikan di satuan pendidikan tertentu telah memenuhi tolok ukur
(standar) yang ditetapkan atau sebaliknya. Begitu pula halnya dengan teknik administrasi atau
menejerial.
(9) Pembinaan adalah memberi arahan, bimbingan, contoh, dan saran dalam pelaksanaan
pendidikan sekolah.
(10) Memberikan arahan adalah upaya Pengawas Sekolah agar guru dan tenaga lain di sekolah
yang diawasi dalam melaksanakan tugasnya lebih terarah dan mencapai tujuan yang telah
dirumuskan.
(11) Memberikan bimbingan adalah upaya Pengawas Sekolah agara guru dan tenaga lain di
sekolah yang diawasi mengetahui secara lebih rinci kegiatan yang harus dilaksanakan dan cara
melaksanakannya
(12) Memberikan contoh adalah upaya Pengawas Sekolah yang dilaksanakan dengan cara yang
bersangkutan bertindak sebagai guru yang melaksanakan proses belajar mengajar/bimbingan
untuk materi tertentu di depan kelas/ruangan bimbingan dan kenseling dengan tujuan agar guru
yang diawasi dapat mempraktikkan model mengajar/membimbing yang baik.
(13) Memberikan saran adalah upaya pengawas sekolah agar sesuatu proses pendidikan yang
dilaksanakan di sekolah lebih baik dari pada hasil yang dicapai sebelumnya atau berupa saran
kepada pimpinan untuk menindaklanjuti pembinaan yang tidak dapat dilaksanakan sendiri.
Berdasarkan hal di atas, ada sejumlah kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pengawas
sekolah. Secara garis besar ada dua kompetensi yang harus dimiliki, yakni kompetensi menilai
dan kompetensi membina. Wawasan pengawas sekolah dalam bidang penilaian sangatlah
dibutuhkan. Mulai dari memahami konsep penilaian, jenis penilaian, indikator penilaian,
instrumen penilaian, mengolah hasil penilaian, sampai kepada memanfaatkan hasil penilaian
untuk pembinaan, merupakan hal wajib yang harus dikuasai pengawas sekolah. Selain itu,
melaksanakan penilaian dengan kiat yang tepat juga merupakan bagian dari kompetensi yang
tidak boleh dilupakan. Sehubungan dengan ini, ada empat kelompok tugas pengawas sekolah
yaitu: (1) merencanakan penilaian yang dilengkapi dengan instrumennya; (2) melaksanakan
penilaian sesuai dengan kaidah-kaidah penilaian; (3) mengolah hasil penilaian dengan teknik-
teknik pengolahan yang ilmiah; dan (4) memanfaatkan hasil penilaian untuk berbagai keperluan.
Kompetensi dalam membina juga demikian halnya. Pengawas sekolah haruslah memahami
konsep pembinaan, jenis-jenis pembinaan, strategi pembinaan, komunikasi dalam membina,
hubungan antarpersonal dalam membina, dan sebagainya. Sekaitan dengan pembinaan,
pengawas sekolah juga harus piawai merencanakan pembinaan, melaksanakan pembinaan,
menilai hasil pembinaan, dan menindaklanjuti hasil pembinaan. Dengan kompetensi-kompetensi
itu tentu keberadaan pengawas di satuan pendidikan benar-benar diharapkan dan dirindukan.
Berdasarkan hal itu tugas pokok pengawas sekolah dapat dirumuskan selaras dengan ayat 1,
pasal 2, Kepmenpan Nomor 118/1996 sebagai beirkut, ”Pengawas Sekolah mempunyai tugas
pokok menilai dan membina penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah sekolah tertentu baik
negeri maupun swasta yang menjadi tanggungjawabnya.”
Tugas pokok pengawas sekolah/madrasah telah dijelaskan pada bagian terdahulu. Inti tugas
pengawas sekolah/madrasah adalah menilai dan membina. Hal yang dinilai dikaitkan dengan
kompetensi pengawas sekolah. Dalam konteks judul ini kaitannya adalah dengan kompetensi
supervisi menejerial dan kompetensi supervisi akademik. Dengan demikian, program supervisi
menejerial mengacu kepada program menilai dan program membina bidang menejerial. Bidang-
bidangnya dapat dilihat pada kompetensi pengawas sekolah. Program supervisi akademik
mengacu kepada program menilai dan program membina bidang akademik. Bidang-bidangnya
dapat dilihat pada kompetensi pengawas sekolah.
Menyusun program supervisi menejerial dan akademik diawali dengan meneliti hal-hal yang
akan dinilai dan dibina dalam dimensi kompetensi menejerial dan akademik. Hal itu dilakukan
oleh pengawas secara individu atau secara kelompok. Jika hal yang akan dinilai dan dibina itu
telah ditemukan, pengawas sekolah dapat mengkajinya dalam skala prioritas untuk satu tahun
dan untuk satu semester. Hal yang menjadi prioritas tahun ini dituangkan ke dalam program
dengan mengikuti langkah-langkah penyusunan program pada bagian selanjutnya. Kemudian
ditetapkan format program yang akan digunakan.
Program pengawasan sekolah adalah perencanaan kegiatan pengawasan sekolah yang meliputi
penilaian dan pembinaan bidang teknis edukatif atau akademis dan teknis administratif atau
menejerial dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Ada dua macam program pengawasan sekolah yaitu program tahunan dan program semester.
Pogram tahunan disusun untuk tingkat kabupaten atau kota oleh beberapa orang pengawas yang
ditugaskan khusus oleh koordinator pengawas sesuai dengan kewenangannya. Program tahunan
ini menjadi acuan bagi pengawas di daerah tersebut untuk menyusun program semester. Program
semester pengawasan sekolah disusun oleh masing-masing pengawas sekolah sebelum yang
bersangkutan melakukan pengawasan. Program ini berisi pengawasan seluruh sekolah yang
menjadi tanggung jawabnya.
Program pengawasan sekolah bukanlah pogram yang berdiri sendiri. Baik program tahunan
maupun program semester merupakan kelanjutan dari program sebelumnya. Program tahun ini
kelanjutan atau kesinambungan dari program tahun lalu. Begitu pula halnya dengan program
semester. Oleh karena itu, untuk menyusun program tahunan diperlukan analisis hasil
pengawasan tahun lalu dan analisis kebijakan yang berlaku pada saat program itu dibuat.
Berdasarkan hal di atas, konsep dasar program kepengawasan sekolah tersebut adalah: (1)
program pengawasan ada dua macam yakni program tahunan dan perogram semester. Program
tahunan untuk kolektif kabupaten atau kota, program semester untuk individu pengawas bagi
sekolah-sekolah di bawah tanggung jawabnya; (2) program kepengawasan sekolah menjadi
pedoman atau acuan bagi pengawas dalam melaksanakan tugasnya; (3) program pengawas
sekolah disusun berdasarkan analisis hasil kepengawasan tahun lalu dan analisis kebijakan yang
berlaku saat ini.
Penyusunan program tahunan pengawasan sekolah tingkat kabupaten atau kota adalah bersifat
penugasan yang diberikan kepada pengawas sekolah yang bersangkutan sesuai dengan
kewenangannya oleh koordinator pengawas sekolah. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
kegiatan penyusunan program tahunan adalah seperti berikut ini.
Mengidentifikasi hasil pengawasan sebelumnya adalah mendata atau menandai keberhasilan dan
ketidakberhasilan program pengawas sebelumnya. Keberhasilan akan ditandai dengan
pencapaian tujuan atau terpenuhinya kriteria keberhasilan yang ditetapkan di dalam program.
Keberhasilan dalam pelaksanaan program tahun lalu tentu didukung oleh berbagai faktor. Faktor-
faktor pendukung itu juga dicatat atau diidentifikasi. Keberhasilan pelaksaan program dengan
faktor pendukungnya itu menjadi modal untuk mengembangkan program tahun ini.
Ketidakberhasilan dalam pelaksanaan program tahun lalu tentu didukung oleh berbagai faktor
penyebab. Sisi-sisi ketidakberhasilan tersebut dicatat atau diidentifikasi beserta faktor-faktor
penyebabnya. Ketidakberhasilan bersama faktor penyebabnya itu menjadi tantangan dalam
melaksanakan program tahun yang akan datang. Jadi, keberhasilan dan ketidakberhasilan beserta
faktor yang mempengaruhinya menjadi landasan untuk menyusun program tahun yang akan
datang. Sedangkan kriteria identifikasi ini meliputi ketepatan metodologi dan kelengkapan serta
ketepatan data hasil identifikasi
Selain menganalisis hasil pengawasan tahun lalu dengan segala aspeknya, juga dilakukan analisis
terhadap kebijakan yang berlaku. Kebijakan itu dapat bersumber dari undang-undang, peraturan
pemerintah, keputusan presiden, keputusan menteri, keputusan-keputusan lain di tingkat
kabupaten dan kota yang terkait dengan pendidikan. Hal itu perlu dianalisis karena akan
berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas pengawas di bidang teknis edukatif dan teknis
administratif.
Mengolah dan menganalisis hasil pengawasan tahun lalu meliputi beberapa kegiatan. Kegiatan-
kegiatan itu antara lain: (a) mengelompokkan masalah berdasarkan ruang lingkupnya; (b)
menganalisis (menguraikan) masalah menjadi lebih rinci; (c) menempatkan atau mencari faktor
penyebab setiap masalah yang dianalisis; (d) mencari alternatif saran atau pemecahan masalah.
Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan format tertentu. Kriteria untuk pengolahan dan
analisis ini adalah ketepatan metodologi dan kelengkapan seluruh komponen yang diolah dan
dianalisis.
Rancangan program tahunan pengawasan sekolah disusun dengan isi (komponen atau unsur-
unsur) yang lengkap. Unsur-unsur itu antara lain meliputi: latar belakang, tujuan, sasaran, hasil
yang diharapkan, metodologi, jadwal pelaksanaan, pelaksana, biaya, sarana, dan kriteria
keberhasilan. Rancangan ini disusun dengan sistematika yang logis dan dapat diukur
keberhasilan dan ketidakberhasilannya. Dengan demikian, untuk penganalisisan dalam rangka
penyususnan program tahun berikut akan dapat dilaksanakan dengan mudah. Kriteria yang
digunakan untuk penyusunan rancangan ini adalah kelengkapan komponen atau isi dan ketepatan
perumusannya.
Rancangan program tahunan ini perlu dikoordinasikan dengan atasan pengawas seperti Kepala
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Pengkoordinasian ini diperlukan untuk mendapat masukan
dan dukungan dari atasan. Dengan dukungan dan masukan itu, program akan mendapat legalisasi
secara administratif.
Memantapkan dan menyempurnakan rancangan program tahunan adalah pekerjaan yang terakhir
dalam menyusun program tahunan kepengawasan. Kegiatan pada tahap ini adalah merevisi
program. Semua masukan, terutama yang datang dari atasan dijadikan bahan untuk merevisi
program. Selain itu, kemungkinan juga pertimbangan-pertimbangan lain untuk memperbaiki
program sehingga bedaya guna dan berhasil guna.
Program semester pengawasan sekolah disusun oleh masing-masing pengawas sekolah. Program
ini berisi pengawasan seluruh sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Langkah-langkah
penyusunannya adalah seperti berikut ini.
(1) Menjabarkan program tahunan dan dikaitkan dengan identifikasi masalah dari sekolah
binaan. Semua masalah dari sekolah binaan dikelompokkan atau diklasifikasi ke dalam
kelompok: sumberdaya sarana/prasarana; sumberdaya manusia; sumberdaya lingkungan;
program sekolah; proses belajar mengajar; dan hasil belajar.
(2) Mengolah dan menganalisis hasil identifikasi yang dikaitkan dengan hasil penjabaran
program tahunan. Pengolahannya meliputi pengelompokan masalah ke dalam kelompok yang
sama di setiap sekolah. Kemudian juga dikelompokkan sesuai dengan skala prioritas. Dengan
demikian akan diperoleh masalah sejenis dan masalah yang mendesak untuk dimasukkan ke
dalam program caturwulan.
(3) Merumuskan rancangan program semester dengan kriteria antara lain: (a) disusun
berdasarkan ketentuan yang ada; (b) sekurang-kurangnya berisi sekolah yang akan dikunjungi;
waktu atau jadwal kunjungan; alat pengumpul data atau instrumen; teknik analisis data;
substansi atau objek yang akan diawasi; pendekatan dan metode yang digunakan.
(4) Menyampaikan dan mengkoordinasikan kepada koordinator pengawas sehingga mendapat
masukan dan dukungan. Bedasarkan masukan itu dilakukan revisi program semester sehingga
menjadi program semester yang mantap dan siap untuk dilaksanakan.
1. 5. Pertanyaan dan Tugas
5.1 Pertanyaan
(1) Ungkapkanlah secara ringkas enam kompetensi pengawas sekolah dan madrasah
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007!
(2) Jelaskanlah secara ringkas uraian masing-masing kompetensi pengawas sekolah dan
madrasah sesuai dengan yang Anda ketahui!
(3) Apa sajakah yang menjadi tugas pokokpengawas sekolah dan madrasah itu? Jelaskanlah
secara ringkas!
(4) Jelaskanlah langkah-langkah penyusunan rencana program kerja pengawas sekolah bidang
akademik dan menejerial!
5.2 Tugas
(1) Susunlah contoh program kerja pengawas sekolah bidang menejerial dan akademik dalam
bentuk format yang dapat Anda rancang sendiri dan lengkapi dengan instrumen pengumpulan
datanya!
(2) Susunlah jadwal pelaksanaan program dan jadwal kunjungan ke sekolah atau madrasah
sesuai dengan situasi dan kondisi wilayah kepengawasan Anda