Professional Documents
Culture Documents
IDEOLOGI LIBERALISME
KELOMPOK :
• HEPI LESTARI
• ROSITA ARYANI
• RIEFAL
KELAS XII KA 2
Kimia Analis
2010
Dalam ilmu-ilmu sosial dikenal dua pengertian mengenai ideologi, yaitu ideologi
secara fungsional dan secara struktural. Ideologi secara fungsional diartikan sebagai
seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama; atau tentang masyarakat dan negara yang
dianggap paling baik, sedangkan ideologi secara struktural diartikan sebagai sistem
pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang
diambil oleh penguasa. Menurut pendekatan struktural konflik, kelas yang memiliki
sarana produksi materiil dengan sendirinya memiliki sarana produksi mental, seperti
gagasan, budaya dan hukum. Gagasan kelas yang berkuasa di manapun dan kapanpun
merupakan gagasan yang dominan. Gagasan, budaya, hukum dan sebagainya sadar atau
tidak merupakan pembenaran atas kepentingan materiil pihak yang memiliki gagasan
Dalam bahasa Indonesia, ideologi sering disebut sebagai “dasar negara” atau
kepada pemerintah, ideologi membenarkan adanya status quo. Tetapi ideologi juga bisa
digunakan oleh pihak lainnya (pihak pemberontak, pihak oposisi atau pihak reformasi)
mengubah status quo. Sekalipun pemerintah bisa menindas warga negaranya dengan
menggunakan dalih ”hak ketuhanan raja” atau ”kehendak sejarah”, tetapi pihak lainnya
bisa membenarkan tindakan kekerasan mereka dengan bersandar pada prinsip ”hak-hak
dasar” atau ”kehendak yang kuasa”. Ideologi yang dianggap sarat dengan kepentingan
kelas pekerja bukan tidak bisa digunakan untuk menentang kekuasaan negara borjuis,
selain juga untuk mensahkan kekuasaan diktator terhadap kelas pekerja. Ideologi dalam
arti fungsional dapat digambarkan secara singkat dengan contoh berikut. Di Amerika
pertanian berarti peningkatan produksi pupuk dan bahan kimia yang lain, yang berarti
negara-negara berkembang acap kali berarti mengurangi kebebasan politik warga negara.
Ideologi dalam arti fungsional digolongkan secara tipologi dengan dua tipe, yakni
dalam ideologi itu dirumuskan secara sistematis dan terinci dengan jelas,
oleh aparat partai atau aparat pemerintah. Biasanya sistem nilai atau ideologi yang
diperkenankan hidup dalam masyarakat seperti ini hanyalah ideologi yang doktriner
tersebut. Akan tetapi, apabila ajaran-ajaran yang terkandung dalam ideologi tersebut tidak
dirumuskan secara sistematis dan terinci, melainkan dirumuskan secara umum (prinsip-
prinsipnya saja) maka ideologi tersebut digolongkan sebagai ideologi pragmatis. Dalam
hal ini, ideologi itu tidak diindoktrinasikan, tetapi disosialisasikan secara fungsional
melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan, sistem ekonomi, kehidupan agama dan
sistem politik. Atas dasar itu, pelaksanaannya tidak diawasi oleh aparat partai atau
tidak menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi tidak akan
hidup secara wajar. Liberalisme merupakan salah satu contoh ideologi pragmatis.
Biasanya tidak satu ideologi saja yang diperkenankan berkembang dalam masyarakat ini,
kalangan masyarakat Eropa. Masyarakat Eropa pada saat itu secara garis besar terbagi
atas dua, yakni kaum aristokrat dan para petani. Kaum aristokrat diperkenankan untuk
memiliki tanah, golongan feodal ini pula yang menguasai proses politik dan ekonomi,
sedangkan para petani berkedudukan sebagai penggarap tanah yang dimiliki oleh
patronnya, yang harus membayar pajak dan menyumbangkan tenaga bagi sang patron.
Bahkan di beberapa tempat di Eropa, para petani tidak diperkenankan pindah ke tempat
lain yang dikehendaki tanpa persetujuan sang patron (bangsawan). Akibatnya, mereka
tidak lebih sebagai milik pribadi sang patron. Sebaliknya, kesejahteraan para penggarap
itu seharusnya ditanggung oleh sang patron. Industri dikelola dalam bentuk gilde-gilde
yang mengatur secara ketat, bagaimana suatu barang diproduksi, berapa jumlah dan
distribusinya. Kegiatan itu dimonopoli oleh kaum aristokrat. Maksudnya, pemilikan tanah
oleh kaum bangsawan, hak-hak istimewa gereja, peranan politik raja dan kaum
dominasi yang melembaga atas individu. Dalam konteks perkembangan masyarakat itu
muncul industri dan perdagangan dalam skala besar, setelah ditemukan beberapa
teknologi baru. Untuk mengelola industri dan perdagangan dalam skala besar-besaran ini
jelas diperlukan buruh yang bebas dan dalam jumlah yang banyak, ruang gerak yang
leluasa, mobilitas yang tinggi dan kebebasan berkreasi. Kebutuhan-kebutuhan baru itu
terbentur pada aturan-aturan yang diberlakukan secara melembaga oleh golongan feodal.
Yang membantu golongan ekonomi baru terlepas dari kesukaran itu ialah munculnya
paham liberal.
diciptakan oleh golongan intelektual yang digerakkan oleh keresahan ilmiah dan artistik
umum pada zaman itu. Keresahan intelektual tersebut disambut oleh golongan pedagang
dan industri, bahkan hal itu digunakan untuk membenarkan tuntutan politik yang
membatasi kekuasaan bangsawan, gereja dan gilde-gilde. Mereka tidak bertujuan semata-
mata untuk dapat menjalankan kegiatan ekonomi secara bebas, tetapi juga mencari
kemampuan individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik, semua individu harus
dapat mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu
untuk bertanggung jawab pada segala tindakannya baik itu merupakan sesuatu untuknya
atau seseorang. Seseorang yang bertindak atas tanggung jawab sendiri dapat
liberal. Dia mengemukakan tujuan utama politik ialah mendorong setiap anggota
masyarakat untuk bertanggung jawab dan menjadi dewasa. Hal ini hanya dapat terjadi
manakalah mereka ikut serta dalam pembuatan keputusan yang menyangkut hidup
mereka. Oleh karena itu, walaupun seorang raja yang bijaksana dan baik hati, mungkin
dapat membuat putusan yang lebih baik atas nama rakyat dari pada rakyat itu sendiri,
bagaimana pun juga demokrasi jauh lebih baik karena dalam demokrasi rakyat membuat
sendiri keputusan bagi diri mereka, terlepas dari baik buruknya keputusan tersebut. Jadi,
yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan
Keempat, kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang
penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah. Pendek kata, kekuasaan dicurigai sebagai hal
Kelima, suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian
sebagian besar individu belum tentu maksimal. Dengan demikian, kebaikan suatu
masyarakat atau rezim diukur dari seberapa tinggi indivivu berhasil mengembangkan
Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. ideologi
Liberalisme juga dapat berarti sebuah ideologi yang mengutamakan kepentingan individu
dan mengenyampingkan kepentingan negara. Ideologi ini sangat berbeda dengan ideologi
komunis karena pengertiannya saja sudah beda. Pengertian dari ideologi komunisme
kepentingan individu. Sangat berbeda sekali dengan ideologi Liberalisme. Secara umum,
berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya
dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang
bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif
bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan
terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi
Bandingkan Oxford Manifesto dari Liberal Internasional: "Hak-hak dan kondisi ini hanya
dapat diperoleh melalui demokrasi yang sejati. Demokrasi sejati tidak terpisahkan dari
kebebasan politik dan didasarkan pada persetujuan yang dilakukan dengan sadar, bebas,
dan yang diketahui benar (enlightened) dari kelompok mayoritas, yang diungkapkan
melalui surat suara yang bebas dan rahasia, dengan menghargai kebebasan dan
agama seringkali berbenturan karena liberalisme menghendaki penisbian dari semua tata
nilai, bahkan dari agama sekalipun. meski dalam prakteknya berbeda-beda di setiap
negara, tetapi secara umum liberalisme menganggap agama adalah pengekangan terhadap
potensi akal manusia. Contoh negara liberal adalah seperti Amerika Serikat, Inggris,
Ada tiga hal yang mendasar dari Ideologi Liberalisme yakni Kehidupan,
Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and Property). Dibawah ini, adalah nilai-nilai
• Percaya bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta (Trust in God as a Creator) . Semua
• Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being). Bahwa
baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun karena kualitas manusia
itu semua, hal ini (persamaan kesempatan) adalah suatu nilai yang mutlak dari
demokrasi.
sosial, ekonomi dan kebudayaan dan kenegaraan dilakukan secara diskusi dan
dilaksanakan dengan persetujuan – dimana hal ini sangat penting untuk
• Berjalannya hukum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk membela dan
mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi manusia yang merupakan hukum abadi
dimana seluruh peraturan atau hukum dibuat oleh pemerintah adalah untuk
Individual).
• Negara hanyalah alat (The State is Instrument). Negara itu sebagai suatu
negara itu sendiri. Di dalam ajaran Liberal Klasik, ditekankan bahwa masyarakat
pada dasarnya dianggap, dapat memenuhi dirinya sendiri, dan negara hanyalah
merupakan suatu langkah saja ketika usaha yang secara sukarela masyarakat telah
mengalami kegagalan.
Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632 – 1704) yang
menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada pengalaman. Dalam