You are on page 1of 5

ATOM

Nama “atom” berasal dari bahasa Yunani yaitu “atomos” diperkenalkan oleh Democritus
yang artinya tidak dapat dibagi lagi atau bagain terkecil dari materi yang tidak dapat dibagi lagi.
Konsep atom yang merupakan penyusun materi yang tidak dapat dibagi lagi pertama kali
diperkenalkan oleh ahli filsafat Yunani dan India.

Konsep atom yang lebih modern muncul pada abab ke 17 dan 18 dimana saat itu ilmu kimia
mulai berkembang. Para ilmuwan mulai menggunakan teknik menimbang untuk mendapatkan
pengukuran yang lebih tepat dan menggunakan ilmu fisika untuk mendukung perkembangan
teori atom.

Teori Atom Dalton

John Dalton seorang guru berkebangsaan Ingris menggunakan konsep atom untuk menjelaskan
mengapa unsur selalu bereaksi dengan perbandingan angka bulat sederhana (selanjutnya lebih
dikenal dengan hokum perbandingan berganda) dan mengapa gas lebih mudah larut dalam air
dibandingkan yang lain. Dalton menyusun teori atomnya berdasarkan hukum kekekalan massa
dan hokum perbandingan tetap. Dimana konsep atomnya adalah sebagai berikut:

 Setiap unsur tersusun dari partikel kecil yang disebut sebagai atom.
 Atom dari unsur yang sama adalah identik dan atom dari unsur yang tidak sama berbeda
dalam beberapa hal dasar.
 Senyawa kimia dibentuk dari kombinasi atom. Suatu senyawa selalu memiliki
perbandingan jumlah atom dan jenis atom yang sama.
 Reaksi kimia melibatkan reorganisasi atom yaitu berubah bagaimana cara mereka
berikatan akan tetapi atom-atom yang terlibat tidak berubah selama reaksi kimia berjalan.

Model atom Dalton ini biasanya disebut sebagai model atom bola billiard dimana warna bola
billiard yang berbeda-beda merupakan symbol atom unsur yang berbeda.

Teori Atom Thompson

Dengan adanya teori atom yang dikemukakan oleh Dalton maka banyak sekali para ilmuwan
yang ingin menyelidiki tentang atom. Mereka penasaran tentang apa itu atom dan apa
penyusunnya? Salah satunya adalah J.J Thompson, dia melakukan percobaan dengan
menggunakan tabung katoda. Dia menemukan bahwa apabila tabung katoda di beri tegangan
tinggi maka suatu “sinar” yang dia sebut sebagai “sinar katoda” akan dihasilkan.

Disebabkan sinar ini muncul pada elektroda negative dan sinar ini enolak kutub negative dari
medan listrik yang diaplikasikan ke tabung katoda maka Thompson menyatakan bahwa sinar
katoda tersebut tak lain adalah aliran partikel bermuatan negative yang dikemudian hari disebut
sebagai electron. Dengan mengganti katoda menggunakan berbagai macam logam maka
Thompson tetap menghasilkan jenis sinar yang sama.

Berdasarkan hal ini maka Thompson menyatakan bahwa setiap atom pasti memiliki electron,
disebabkan atom bersifat netral maka dalam atom juga harus megandung sejumlah muatan
positif. Sehingga dia meyataan bahwa:

“Atom terdiri dari awan bermuatan positif yang terdistribusi sedemikian rupa dengan muatan
negative tersebar secara random di dalamnya”

Model atom ini kemudian disebut sebagai “plum pudding model” yang di Indonesai lebih
dikenal sebagai model roti kismis.

Teori Atom Rutherford

Penemuan electron sebagai salah satu penyusun atom oleh Thompson membuat para ilmuwan
pada saat itu semakin bergairah untuk meneliti penyusun atom salah satunya adalah Ernest
Rutherford.

Rutherford ingin membuktikan kebenaran teori atom yang dikemukakan oleh Thompson dengan
menggunakan sinar radioaktif. Pada saat itu ilmu tentang radioaktif sudah mulai berkembang
terutama pada saat ditemukannya uranium yang dapat memancarkan sinar radioaktif.

Eksperimen Rutherford dilakukan dengan menembakkan partikel alfa (?)-yang kemudian


diketahui sebagai inti atom Helium bermuatan positif pada lempengan tipis emas. Bila teori atom
Thompson benar maka hampis semua berkas sinar alfa ini akan diteruskan dengan sedikit sekali
sinar yang akan dibelokkan.

Akan tetapi hasil yang diperoleh Rutherford sungguh diluar prediksinya. Walaupun sebagian
besar sinar alfa diteruskan, terdapat sejumlah besar sinar alfa yang dibelokkan dengan sudut yang
besar, bahkan terdapat sinar alfa yang dikembalikan lagi tanpa pernah menyentuh detector.

Dengan percobaan ini maka Rutherford menarik kesimpulan tentang teori atomnya:
 Sebagian besar sinar alfa yang menembus pelat tipis emas terjadi disebabkan sebagian
besar atom adalah ruang kosong (ruang terbuka).
 Sinar alfa yang dibelokkan dengan sudut besar terjadi karena mendekati inti atom.
 Sinar alfa yang dipantulkan kembali adalah sinar alfa yang menumbuk inti atom

Dengan asumsi ini maka Rutherford mengajukan bahwa atom bukan merupakan benda pejal
seperti yang dikemukakan oleh Thompson akan tetapi atom memiliki inti atom yang sangat pejal
(massive) dimana berat atom terletak dan electron yang mengitari inti dengan jarak yang cukup
besar jika dibandingkan dengan diameter inti atom. Itulah sebabnya mengapa atom sebagian
besar adalah ruang kosong. Atau kita bisa mengatakan bahwa ukuran inti atom relative sangat
kecil jika dibandingkan dengan keseluruhan atom itu sendiri.

Setelah penemuan Rutherford ini maka para ilmuwan menyadari bahwa atom bukan merupakan
zat tunggal akan tetapi dibangun oleh subpartikel atom. Dengan penelitian selanjutnya mereka
mengetahui bahwa inti atom bermuatan positif (dimana jumlah muatannya sama dengan nomor
atom). Dan penelitian selanjutnya para ilmuwan menemukan bahwa jumlah electron adalah sama
dengan nomor atom, dengan demikian atom bermuatan netral (muatan positif = muatan
negatifnya).

Teori Atom Bohr

Model atom Rutherford meyatakan bahwa electron bermuatan negative mengelilingi inti atom
pejal yang bermuatan positif. Menurut hokum mekanika klasik bentuk atom yang demikian itu
memiliki kelemahan yaitu pada saat electron mengelilingi inti, electron ini akan terus menerus
mengeluarkan radiasi elektromagnetik. Dengan demikian electron akan kehilangan energi dan
gerakannya akan secara gradual menjadi spiral dan sampai akhirnya electron akan jatuh ke inti.
Model atom seperti ini tidak dapat diterima disebabkan dengan teori ini maka semua atom yang
ada di alam adalah tidak stabil.

Kekurangan model Rutherford yang lain yaitu ketika electron mulai bergerak spiral menuju inti,
gerakan electron akan semakin cepat dan frekuensi emisinnya akan bertambah besar karena orbit
electron semakin kecil. Hal ini akan menghasilkan spectrum emisi kontinu, padahal kenyatannya
emisi atom yang telah diteliti pada saat itu hanya melibatkan emisi pada frekuensi-frekuensi
tertentu (spectrum garis).
Kekurangan ini akhirnya  disempurnakan oleh Niels Bohr yang mengajukan model atom sebagai
berikut:

 Elektron mengelilingi inti atom dengan lintasan-lintasan tertentu. Lintasan-lintasan ini


berjarak tertentu terhadap inti atom dan setiap lintasan memiliki tingkat energi yang
tertentu pula.
 Electron tidak kehilangan energi secara kontinu pada saat dia mengelilingi inti atom.
Elektron akan mengeluarkan atau meyerap gelombang radiasi dengan frekuensi tertentu.
Dimana besarnya energi dinyatakan dalam ?E = hv

Dengan demikian Bohr mengajukan model atom seperti gambar dibawah ini.

Model atom Bohr merupakan model primitive atom hydrogen. Dan model ini hanya dapat
diterapkan pada atom hydrogen dan atom/ion lain yang mirip seperti atom hydrogen seperti atom
helium yang terionisasi dan atom litium yang terionisasi dua kali.

Walaupun  model atom Bohr memiliki kekurangan, namun karena kesederhanaan dan beberapa
perhitungan pada sistem tertentu adalah benar maka sampai sekarang model atom Bohr masih
diajarkan. Hal penting dari model atom Bohr adalah aplikasi hukum mekanika klasik pada
electron yang bergerak mengelilingi inti dapat diterapkan dengan batasan-batasan hokum
kuantum. Seperti momentum angular (L) dinyatakan sebagai bilangan bulat dikalikan dengan
suatu unit yang sudah tertentu pula:

L = n.h/2?
Dengan “n” disebut sebagai bilangan kuantum utama. Dengan nilai n terkecil adalah 1 Bohr
menghitung bahwa lintasan terkecil electron adalah sekitar 0.0529 nm yang dikenal sebagai
“jari-jari Bohr”.  Dengan menggunakan persamaan momentum engular diatas Bohr juga mampu
menghitung besarnya energi yang ada di setiap lintasan electron pada atom hydrogen atau
atom/ion seperti hydrogen.

Jumlah electron dalam setiap lintasan dinyatakan dalam persamaan

2n2
dimana n adalah nomor kulit/lintasan atom. Untuk kulit pertama kita biasanya menyebut sebagai
kulit K, L untuk kedua, M untuk ulit ketiga dan seterusnya.

You might also like