You are on page 1of 19

APLIKASI VOIP BILLING SYSTEM MENGGUNAKAN ASP.

NET DAN SQL


SERVER

Hendri Apri Soni / 17106268


Jurusan Sistem Informasi
Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424
Email: hnd_as@yahoo.com , hendri.apri.soni@studentsite.gunadarma.ac.id

ABSTRAKSI
Aplikasi VoIP Billing System digunakan untuk menunjang/mempermudah bagi
pihak penyelenggara layanan telekomunikasi berbasis VoIP (Voice over Internet
Protocol) dalam memonitor penggunaan, penetapan tarif (charging), penghitungan
tagihan (billing) secara otomatis, memberikan laporan billing atau CDR (Call Detail
Record) kepada pelanggan dalam suatu periode dengan cepat, akurat dan praktis.
Pada Aplikasi VoIP Billing System ini penentuan tarif untuk customer dibuat
fleksibel dengan banyak kombinasi parameter dengan parameter utama adalah
durasi kemudian parameter-parameter penunjang lainnya adalah yang melakukan
telepon/percakapan (customer), tujuan menelepon seperti negara, kota, operator,
kemudian hari melakukan percakapan (spesial day), waktu (peak/off peak).
Fleksibelnya dalam penentuan tarif ini dibuat agar dapat mengakomodasi
kebutuhan-kebutuhan baru yang mungkin muncul seiring dengan perkembangan
layanan. Aplikasi VoIP Billing System ini memiliki manajemen aplikasi yang cukup
baik dengan pengunaan level akses user yang dapat membatasi penggunaan user
yang sesuai dengan hak-hak aksesnya. Level akses user pada Aplikasi VoIP Billing
System ini ada empat, yaitu: admin, manajemen, sales dan customer.

Kata Kunci : Aplikasi, VoIP, Billing, ASP.NET, SQL Server.

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi dalam bidang telekomunikasi dan informasi akhirnya
mampu melahirkan teknologi VoIP (voice over internet protocol). Teknologi ini
memberi manfaat meningkatkan efisiensi penggunaan sarana telekomunikasi.
Peningkatan efisiensi penggunaan sarana telekomunikasi ini selanjutnya membuat
konsumen dapat menggunakan jasa telekomunikasi dengan biaya relatif lebih murah.
Layanan ini merupakan integrasi antara layanan data dan suara yang
ditransmisikan melalui Internet, dengan cara mengkonversikan sinyal suara analog ke

1
2

dalam format digital dan melakukan kompresi atau translasi menjadi bentuk paket-paket
data sehingga dapat ditransmisikan melalui jaringan internet.
Dengan adanya teknologi VoIP yang mempunyai keunggulan tarif yang jauh lebih
murah daripada tarif telepon tradisional sehingga pengguna telepon dapat memilih
layanan tersebut sesuai dengan kebutuhannya. VoIP dapat mereduksi biaya percakapan
sampai 70%. Selain itu VoIP telah berhasil memposisikan diri sebagai salah satu
kandidat teknologi terbaik pengganti POTS (Plain Old Telephone Systems). Akibat dari
adanya pilihan ini akan terjadi perpindahan trafik dari telepon tradisional ke VoIP.
Dalam penetapan tarif (charging) VoIP digunakan parameter penelepon, yang
ditelepon, waktu bicara (peak atau offpeak), durasi pembicaraan dan hari panggilan
dibuat. Penetapan tarif ini digunakan untuk penghitungan tagihan (billing) kepada
pelanggan yang melakukan panggilan (telepon), dan untuk memudahkan penghitungan
tagihan serta untuk melihat informasi CDR (Call Detail Records) pelanggan dibutuhkan
aplikasi billing berbasis web untuk Voice Over Internet Protocol yang dapat
dimanfaatkan untuk penyelenggaraan layanan telekomunikasi yang relatif murah bagi
masyarakat.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mempermudah bagi pihak penyelenggara
VoIP untuk memonitor penggunaan, penetapan tariff (charging), penghitungan tagihan
(billing), serta memberikan informasi billing atau CDR (Call Detail Record) kepada
pelanggan.

LANDASAN TEORI
VoIP
VoIP adalah teknologi yang memanfaatkan Internet Protocol untuk menyediakan
komunikasi suara secara elektronis dan real-time. Suara yang merupakan data analog
diubah menjadi data digital oleh decoder, data digital tersebut di-compress dan di-
transmit melalui jaringan IP. VoIP menggunakan IP sebagai “basic transport”. Di layer
Transport, VoIP menggunakan TCP dan UPD over IP. Oleh karena data dikirimkan
melalui protokol IP, maka data dikirimkan secara ‘Switcing Packet’ yaitu data dipecah
menjadi paket-paket. Informasi dibagi-bagi dalam paket yang panjangnya tertentu
kemudian tiap paket dikirimkan secara individual.
3

Trafik VoIP dibagi menjadi dua bagian transmisi jaringan yaitu transmisi untuk
signaling dan untuk RTP (Realtime Transfer Protocol). Protokol yang digunakan unuk
signaling selalu berbasis TCP (Transfer Control Protocol) sedang untuk RTP yang
digunakan adalah protocol berbasis UDP (User Datagram Protocol). Signaling
dilakukan diantara port TCP yang sudah umum diketahui, misalkan untuk H323
menggunakan port 1720, SIP (session Initiation Protocol) menggunakan port 5060. [2]

Klasifikasi Koneksi VoIP


Koneksi IP Telephony yang di implementasikan di kehidupan nyata dibagi atas
bebrapa kelas, dalam hal ini interkoneksi antara SCN (Switch Circuit Network) dan
Internet, yaitu:
1. Koneksi Kelas 1 (Phone-to-Phone)
Pada komunikasi ini, caller dan callee masing-masing memiliki nomor E.164
pada PSTN yang terhubung ke internet melalui gateway.
Dalam koneksi ini, caller pada terminal telepon di SCN dihubungkan dengan
callee pada terminal telepon di SCN lewat Internet. Kedua jaringan caller dan
callee memiliki interkoneksi dengan Internet. Gateway caller dan callee
dibutuhkan pada koneksi ini.
Alamat caller ditetapkan dalam bentuk nomor E.164 dan gateway-nya dalam
format E.164 dan alamat IP. Gateway callee ditetapkan dalam format alamat IP
dan E.164 SCN (Switch Circuit Network).

Gambar 1. Koneksi Phone-to-Phone

2. Koneksi Kelas 2 (Phone-to-PC dan sebaliknya)


§ Phone-to-PC
Dalam komunikasi ini, caller menggunakan terminal telepon dengan nomor
E.164 pada PSTN, terhubung dengan callee yang menggunakan PC yang
4

berada pada jaringan internet. Koneksi ini memerlukan gateway untuk


caller.
Pada koneksi ini, caller telepon SCN dihubungkan dengan callee pada
terminal komputer di internet. Gateway caller dan calle berada di titik
interkoneksi antara jaringan caller dan internet. Alamat gateway caller dan
calle dibuat dalam format penomoran E.164 dan alamat IP. Caller ditetapkan
dalam alamat IP terminal komputer callee ‘mungkin’ langsung terhubung
dengan internet atau terhubung dengan internet melalui dial-in access
melalui SCN.
§ PC-to-Phone
Komunikasi ini merupakan kebalikan dari komunikasi phone to PC dengan
gateway yang diperlukan adalah gateway untuk callee.
Caller pada terminal komputer di internet terhubung dengan calle di terminal
telepon SCN. Gateway caller dan callee berada di titik interkoneksi antara
internet dan jaringan calle. Alamat caller ditetapkan dalam bentuk format
alamat IP. Seperti terminal komputer callee pada koneksi kelas 2-1.
Terminal komputer caller pada koneksi kelas ini bisa langsung terhubung
dengan internet atau terhubung lewat dial-in access lewat SCN dengn
menggunakan modem. IP dan penomoran E.164 SCN.

Gambar 2. Phone-to-PC dan sebaliknya

3. Koneksi Kelas 3 (PC-to-PC)


Untuk komunikasi seperti ini, caller dan callee berada dalam internet dan
masing-masing memiliki alamat IP. Oleh karena keduanya berada dalam
internet, maka sebenarnya gateway tidak mutlak diperlukan.
Terminal caller dan callee merupakan terminal komputer di internet yang
terhubung langsung atau melalui SCN dengan modem. Oleh karena kedua
terminal berada di internet, maka tidak dibutuhkan gateway dalam koneksi
5

ini. Server IP Telephony dibutuhkan dalam koneksi kelas ini untuk


keperluan pengaturan layanan IP Telephony seperti authentifikasi user,
billing, identifikasi alamat tujuan, dan masih banyak lagi. [1]

Gambar 3. PC-to-PC

Softswitch
Softswich merupakan entitas berbasis software yang menyediakan fungsi control
panggilan pada jaringan IP. Jika dilihat lebih dalam lagi, sofswitch merupakan satu set
teknologi yang melaksanakan fungsi switching dengan membangun komunikasi end-to
end.
Fungsi Softswitch adalah:
1. Fungsi Switching
Teknik switching (teknik penyambungan) merupakan salah satu komponen
terpenting dalam jaringan telekomunikasi, dengan switching komunikasi point to point
dapat dilakukan tanpa harus menghubungkan langsung kedua node tersebut. Seperti
layaknya fungsi switching, softswitch juga berkemampuan untuk menyambungkan dan
memutuskan hubungan sementara. Softswitch mampu menghubungkan jaringan PSTN
dengan jaringan IP dan juga melakukan pengaturan trafik yang berupa suara, data dan
video.
2. Fungsi Kontrol
Fungsi kontrol pada teknologi softswitch dilakukan oleh media gateway
controller (MGC),yakni mengarahkan voice over packet building blocks, memvalidasi
user accounts, menyediakan service access, merutekan signalling messages kejaringan
PSTN dan me-manage availability jaringan. Fungsi kontrol bekerja berdasarkan
instruksi pensinyalan yang datang dari luar atau dari data yang disimpan oleh sentral
telepon itu sendiri. Softswitch juga mempunyai fungsi translasi seperti layaknya VoIP
gateway, seperti mentranslasikan IP address ke nomor telepon,menangani ruting
panggilan yang berupa suara,data,video. Intelligence yang ada pada softswitch
6

memberikan kemampuan fungsional sebagai media gateway control, call control routing
dan eksekusi layanan melalui jaringan PSTN, SS7,jaringan IP dan ATM.
3. Fungsi Pensinyalan
Signalling yang dilakukan antar MGC menggunakan protokol MGCP, Megaco,
H.323 danSIP untuk menjamin unjuk kerja sistem yangoptimal. Signalling antara
jaringan PSTN yang menggunakan SS7 dengan jaringan IP dilakukan oleh signalling
gateway (SG). Softswitch juga mampu melakukan translasi protokol, sehingga dapat
menjamin interoperability antara sistem signaling yang berbeda-beda seperti SS7,
MGCP,IP, SIP, H.323 dan lain-lain. Softswitch melakukan translasi untuk komunikasi
point to point antara jaringan PSTN dan jaringan IP.
4. Fungsi Interface
Softswitch mempunyai interface yang disebut Application Programming
Interface (API) yang membuatnya mampu untuk menambahkan atau mengembangkan
server-server yang digunakan untuk menambahkan service baru. [8]

User Agent
User Agent ada yang berupa software, ada pula yang berupa hardware. User
agent seperti layaknya telepon yang kita kenal yang berfungsi untuk melakukan
pemanggilan atau menerima telepon, baik berasal dari sambungan komputer dengan
komputer, komputer dengan IP phone, komputer dengan PSTN (perlu ditambah alat
ATA).
Jenis software User Agent :
1. Jenis softphone SIP: Sjphone dan X-Lite.
2. Jenis softphone IAX: Idefisk dan IaxLite.
3. Jenis softphone H.323: NetMeeting.

Jenis hardware User Agent :


1. IP Phone, dengan bentuk seperti telepon biasa pada umumnya. Cara
penyambungannya dengan mengoneksikan ke jaringan komputer berbasis TCP/IP,
dapat melalui switch pada jaringan komputer yang telah memiliki fasilitas VoIP.
2. USB Phone, bentuknya seperti telepon seluler. Koneksi yang digunakan melalui
USB port dari komputer.
7

3. Internet Telephony Gateway (ITG), adalah user agent VoIP yang memiliki dua jenis
port, yaitu port FXS (terhubung ke telepon biasa) dan FXO (terhubung ke PSTN
langsung atau bisa juga melalui PABX).
4. Analog Telephone Adapter (ATA), ini merupakan alat yang digunakan agar telepon
rumah kita dapat digunakan menjadi user agent VoIP. Alat ini sama dengan ITG
tapi hanya memiliki satu port, yaitu FXS. [2]

RADIUS (Remote Authentication Dial in User Service)


Remote Authentication Dial in User Service, adalah sebuah protokol AAA
(Authentication, Authorization and Accounting) yang mengendalikan akses ke sumber
daya dalam jaringan data. Port Standar dari Radius adalah 1812 (untuk Authentication)
dan 1813 (untuk Accounting), port ini digunakan oleh FreeRadius dan Radius Server
Microsoft, sedang Cisco dan Juniper menggunakan port 1645 dan 1646. Berikut daftar
dari server radius baik yang open source maupun yang komersil. Untuk yang
opensource adalah FreeRadius, OpenRadius, GNU Radius, CistronRadius. Untuk yang
komersil adalah Microsoft Radius Server, Aradial RADIUS Server, Cisco Secure
Access Control Server for Windows, dan lainnya. Dalam hal ini penulis menggunakan
radius Cisco Secure Access Control Server (ACS) for Windows. [9]
Radius banyak dipakai untuk authentikasi internet dan untuk menangkap data
informasi pengunaan internet atau VoIP yang kemudian disimpan kedalam database Sql
Server lalu data tersebut dapat diolah menjadi billing. Data penggunaan VoIP ini
didapat dari softswitch.
Attribute yang terdapat pada Radius untuk VoIP Accounting yang merupakan informasi
data yang diterima dari softswitch adalah : LoggedAt, Acct-Session-Id, User-Name,
NAS-IP-Address, NAS-Port, NAS-Port-Type, Acct-Status-Type, Acct-Session-Time,
Acct-Authentic, Connect-Info, Acct-Input-Octets, Acct-Output-Octets, Called-Station-
Id, Calling-Station-Id, Acct-Terminate-Cause, Service-Type, Framed-Protocol, Framed-
IP-Address, Acct-Delay-Time, dan Timestamp. [13]
8

Gambar 4. RADIUS Access (Authentication) dan Accounting Packet Flow

VoIP Billing System


Billing system adalah system yang berfungsi mengatur dan memproses semua
tagihan yang berkaitan dengan item atau jasa yang dijual. Dan khususnya di provider
VoIP, jasa tersebut lebih khusus kepada penggunaan telepon. Billing system merupakan
sistem yang membantu para usahawan untuk mengatur dan mencatat/memanage segala
transaksi yang terjadi. [3] Dalam menjual layana berbasis VoIP, ada dua mekanisme
pembayaran yang dapat diterapkan, yakni pre-paid dan post-paid.
Dengan mekanisme Post-paid memungkinkan pengguna untuk mengakses
layanan secara langsung tanpa harus menyimpan deposit terlebih dahulu. Melalui
mekanisme ini dimungkinkan dua cara akses yakni one stage dan two stage dialing.
Untuk jenis one stage dialing, biaya panggilan akan dibebankan ke pemilik nomor
telepon yang memanggil, sedangkan untuk two stage dialing, biaya dibebankan ke
nomor pemilik account (PIN). Data rinci panggilan untuk sistem billing dapat dicatat
dengan menggunakan CDR (Call Detail Record) yang ada pada gateway/gatekeeper,
yang selanjutnya akan diproses pada OSS menjadi tagihan biaya pemakaian. Dengan
mekanisme post-paid ini, konsumen memperoleh keuntungan untuk bisa menunda
pembayaran biaya tagihan panggilan sampai dengan waktu tertentu, misalnya 1 (satu)
bulan.
Pada mekanisme Pre-paid memungkinkan pengguna untuk mengakses layanan
secara tidak langsung, maksudnya pelanggan harus menyimpan deposit terlebih dahulu
misalnya dalam bentuk pre-paid calling card. Mekanisme ini menggunakan cara akses
9

two stage dialing. Pre-paid ini merupakan aplikasi nilai tambah yang memungkinkan
penyedia layanan (operator) untuk mengimplementasikan, mengatur, bahkan menjual
layanan VoIP ke konsumen secara aman, cepat, dan fleksibel. Pre-paid menghilangkan
kemungkinan penunggakan biaya serta mengurangi kemungkinan timbulnya fraud
dengan cara pengacakan nomor account pre-paid card serta tidak dimungkinkan
panggilan untuk nomor account yang sama pada saat yang sama. Konsumen
memperoleh keuntungan fleksibilitas, karena dengan mekanisme ini dapat membuat
panggilan dari telepon mana pun (probabilitas), menghindari keperluan untuk
pengendalian biaya panggilan, menghindari rasa khawatir untuk pengecekan billing,
serta tentu saja mengurangi biaya SLJJ maupun SLI konvensional jika dibandingkan
dengan tarif yang dikenakan oleh wartel konvensional. [1]

Gambar 5. Arsiterktur VoIP Billing [10]

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan membuat desain sebuah
sistem secara software. Mengimplementasikan desain yang telah dibuat tersebut,
selanjutnya dilakukan beberapa uji coba sistem tersebut secara keseluruhan dan
mengambil data-data yang diperlukan.
Prosedur pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Analisa dan Perancangan Sistem.
2. Menguji coba Aplikasi VoIP Billing System yang dihasilkan dengan cara:
a. Meregister data customer pada Aplikasi Billing
b. Men-set Rating yang akan dikenakan untuk customer
c. Melakukan panggilan percakapan
d. Melihat report percakapan
10

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisa Masalah
Billing system merupakan sistem yang mengatur dan mencatat segala transaksi
yang terjadi. Pada perusahaan provider VoIP, billing sistem digunakan untuk melihat
CDR (Dall Detail Record), menghitung biaya per-panggilan secara otomatis, serta untuk
memproses laporan tagihan telepon dalam satu periode tertentu dengan cepat dan
akurat.
Untuk dapat membuat suatu laporan Billing VoIP diperlukan data-data
percakapan yang telah diberi biaya per-percakapan sesuai dengan tarif yang diberikan
ke customer. Dalam penetapan tarif (charging) VoIP digunakan parameter penelepon
(Customer), tujuan menelepon dalam hal ini adalah negara, operator dan kota tujuan
yang di telepon, hari melakukan telepon (special day), waktu bicara (peak atau offpeak),
serta durasi pembicaraan.

Use Case Diagram

Data Injection Manage Data

Radius
<<include>> <<include>>

Calculate Rate

<<include>> Sales
Management

Admin
Generate Report

Customer

Gambar 6. Use Case Diagram VoIP Billing

Sebuah gambar use case diatas merepresentasikan sebuah interaksi anatara actor
dengan system dan menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah Billing
11

VoIP. Diagram itu terdiri dari lima actor dan empat use case. Di dalam diagram
tersebut terdapat beberapa extend yang di gunakan untuk menunjukan bahwan satu use
case merupakan tamabahan fungsional dari use case lain jika kondisi terpenuhi. Alur ini
di mulai dari actor radius yang melakukan injeksi data kedalam database dan kemudian
di lakukan pengkalkulasian rate untuk menghasilkan biaya yang mesti dibayar setiap
panggilan telepon. Untuk mengkalkulasikan rate dibutuhkan data rating yang sudah
tersedia dalam database dalam hal ini terdapat pada use case manage data dan proses ini
dilakukan oleh aktor admin, sales dan manajemen. Data panggilan telepon yang terdapat
didalam database yang telah diberikan nilai biayanya kemudian dapat di generate report
untuk dapat mengetahui tagihan per customer dalam suatu periode.

Class Diagram
Class diagram digunakan untuk melakukan visualisasi struktur kelas-kelas dari
suatu sistem dan merupakan tipe diagram yang paling banyak dipakai. Class diagram
juga dapat memperlihatkan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas di
dalam model desain (logical view) dari suatu sistem.
Selama proses desain, class diagram berperan dalam menangkap struktur dari
semua kelas yang membentuk arsitektur sistem yang dibuat.
Berikut ini adalah class diagram yang digunakan untuk melakukan visualisasi
struktur kelas-kelas yang terdapat dalam Aplikasi Billing VoIP.
12

sales
customers
-SalesName custcallingid 1..* 1 callingtype
-PhoneNumber -RegisterTime
-EmailAddress -CustomerName -CallingID -CallingTypeName
-Description 1 1..* -CompanyName 1 1..*
-Email
-Address
-Country 1 1
1
1 -PostalCode
-PhoneNumber 1..*
1..*
-FaxNumber
0..1 0..1 callcost
voipaccounting
-Cost 1
1 1 -StartTime
1 1 useracces +SetDestCountry()
userlevelacces -StopTime
1..* +SetDestOperator()
-LevelAccessName -UserID -IPAddress
+SetDestCity()
-Password -Calling_Station_Id
+CalculateRate()
rateplans -Called_Station_Id
+UpdateCDR()
-CountryPrefix
-RatePlanName -OperatorPrefix
1 -CityPrefix
operatorprefix 1..* 1 operatorplans -Acct_Session_Time
1
-OperatorCode -OperatorName 1
1..* 1 1
1

1..* ratings
1
-TimeStatus
1 -TimeStart 1..* 1 custrateday
-TimeStop -RateDayName
countryprefix -FailedDuration
0..* +SetActiveDay()
-FirstRoundUp
1..* -CountryName
-SecondRoundUp
1 -FirstRate
-SecondRate
cityprefix 0..* -RateDivide
1
-CityCode +CekRateDay() 1..* 1 custtrafficdesc
1..* +CekRateTime()
-TrafficDescName
+CekFailedDuration()
1 CityPlans 0..* +RoundUpDuration()
1..* +RateDivide()
-CityName
+SetRate()
1

Gambar 7. Class Diagram Billing VoIP

Activity Diagram

Gambar 8. Activity Diagram Billing


13

Pada Activity Diagram Billing ini menggambarkan proses masuknya seluruh


data percakapan yang kemudian diproses sampai menimbulkan biaya. Proses dari
Activity Diagram Billing ini dimulai dari masuknya data percakapan kemudian nomor
telp percakapan yang dituju tersebut di set negara, operator dan kota tujuannya, lalu di
cek siap yang melakukan panggilan (Customer), jika yang melakukan panggilan
tersebut tidak terdaftar maka proses berhenti, jika yang melakukan panggilan tersebut
terdaftar maka akan diambil data rating yang dimiki oleh customer tersebut, lalu data
rating tersebut dicocokkan dengan data tujuan panggilan negara, operator dan kota, serta
hari dan waktu panggilan, jika tidak ada kecocokan data rating tersebut maka proses
dihentikan, jika ada kecocokan maka akan dilakukan pengecekan durasi apakah durasi
tersebut lebih besar dari nilai failed duration jika tidak maka proses akan dihentikan dan
jika lebih besar maka akan dilakukan pemberian biaya pada panggilan tersebut.

Sequence Diagram

Gambar 9. Sequence Diagram Billing

Sequence Diagram di atas menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-


langkah yang dilakukan dalam sistem yang berhubungan dengan billing proses (data
injeksi dan kalkulasi rate), yang terdiri dari 1 aktor, 5 participant dengan garis
lifelinenya, dan 6 message. Alur ini dimulai dari radius melakukan injeksi data kedalam
database kemudian data panggilan tersebut di cek tujuannya (negara, operator dan kota),
setelah itu di cek siapa (customer) yang melakukan panggilan. Selanjutnya diambil
14

rating customer tersebut yng sesua dengan tujuan panggilan dan kemudian di set biaya
panggilan tersebut.

Hasil Ujicoba
Agar setiap percakapan yang terjadi secara otomatis dikenakan biaya, tahap awal
adalam meregister data customer kedalam Aplikasi VoIP Billing seperti terlihat pada
gambar 10.

Gambar 10. Add New Customer

Selanjutnya menginput/men-set rating yang akan digunakan untuk biaya percakapan


yang dilakukan oleh customer pada Aplikasi VoIP Billing seperti terlihat pada gambar
11. Tarif percakapan ditentukan dari parameter negara tujuan (Country), kota tujuan
(City), operator telekomunikasi yang dituju (Operator), hari saat melakukan
pembicaraan (Day), waktu/jam saat melakukan pembicaraan (Time Start, Time Stop),
durasi (Failed Duration, First Roundup, Second Roundup) dan biaya (First Rate, Second
Rate, Rate Divide). Tarif percakapan juga diberi nama (Traffic Description) digunakan
untuk pengelompokan CDR customer.
15

Gambar 11. Add New Rating

Dalam mengujicoba Aplikasi VoIP Billing ini digunakan Softphone PC TONE


sebagai aplikasi yang digunakan untuk melakukan panggilan percakapan. Pengujian
percakapan dengan menelepon nomer 6281210000508 seperti terlihat pada gambar 12.
Pada nomer yang di telepon, digit satu dan dua itu adalah angka 62 yang berarti
menunjukan prefix negara indonesia, kemudian digit ke 3 s/d 5 adalah angka 812 yang
menunjukan prefix operator telkomsel dan digit ke 3 s/d 6 adalah angka 8121 yang
menunjukan prefix kota jakarta. Prefix kota ini berlaku hanya untuk operator telkomsel
yang ada di indonesia.
16

Gambar 12. PC TONE terjadi pembicaraan

Pada gambar 13 terlihat data-data hasil percakapan (CDR) yang telah terjadi dan telah
diberi biayanya sehingga dapat dijadikan laporan billing yang akan dikenakan pada
customer.

Gambar 13. Laporan Billing


17

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Aplikasi VoIP Billing system adalah aplikasi billing yang dibuat untuk menunjang
layanan telekomunikasi berbasis VoIP (Voice over Internet Protocol) dalam memonitor
penggunaan telepon, penetapan tarif (charging), penghitungan tagihan (billing) secara
otomatis, memberikan laporan billing atau CDR (Call Detail Record) kepada pelanggan
dalam suatu periode dengan cepat, akurat dan praktis.
Dari hasil ujicoba dengan melakukan-melakukan percakapan telepon, Aplikasi
VoIP Biling System ini dapat secara otomatis menghitung biaya yang akan diberikan
untuk setiap percakapan dengan melihat nomer tujuan telepon seperti tujuan negara,
kota, operator dan durasi pembicaraan, sehingga customer yang menggunakan layanan
telekomunikasi berbasis VoIP (Voice over Internet Protocol) dan ter-register pada
Aplikasi VoIP Billing Sistem ini dapat memonitor/melihat laporan billing-nya setiap
saat serta bagi pihak penyelenggara VoIP dapat memberikan jumlah tagihan yang harus
dibayarkan dalam satu periode kepada customer dengan cepat.
Dalam menentukan biaya setiap percakapan yang terjadi Aplikasi VoIP Billing
System ini memiliki manajemen rating yang sangat fleksibel, ini bermanfaat untuk
mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan baru yang mungkin muncul seiring dengan
perkembangan layanan telekomunikasi berbasis VoIP (Voice over Internet Protocol).

Saran
Aplikasi VoIP Billing system akan mencapai tahap sempurna jika kedua
mekanisme pembayaran post-paid dan pre-paid di implementasikan kedalam satu
aplikasi ini.
Aplikasi VoIP Billing system yang dibuat ini hanya memiliki mekanisme
pembayaran yang bersifat post-paid saja dimana customer/pengguna layanan VoIP
dapat mengakses secara langsung tanpa harus menyimpan deposit terlebih dahulu, jadi
penggunaan biaya tidak dibatasi.
Dengan adanya mekanisme pembayaran yang bersifat pre-paid memungkinkan
pengguna/customer mengakses layanan dengan cara menyimpan deposit terlebih
dahulu. Dengan pre-paid customer dibatasi penunggakan biaya serta pihak
18

penyelenggara layanan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya fraud yang dilakukan


oleh customer.

DAFTAR PUSTAKA
1. Tabrantas Tharom, Teknis dan Bisnis VoIP, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta,
2002.
2. Winarno Sugeng, Membangun Telepon Berbasis VoIP, Informatika, Bandung,
2008.
3. “Sistem Billing”, http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Billing, 13 Februari 2009.
4. “Voice over IP”, http://id.wikipedia.org/wiki/Voice_over_IP, 16 Februari 2009.
5. URL: http://www.itu.int/ITU-T/publications, 12 Februari 2009.
6. “Konsep Softswitch”, http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=art
icle&catid=10%3Ajaringan&id=133%3Ateknologi-softswitch&format=pdf
&option=com_content&Itemid=15, 09 Februari 2009.
7. “Softswitch”, http://www.stttelkom.ac.id/library/index.php?option=com_co
ntent&view=article&id=308:softswitch&catid=10:jaringan&Itemid=14, 17
November 2008.
8. “Teknologi Softswitch”, http://www.stttelkom.ac.id/library/index.php?optio
n=com_content&view=article&id=133:teknologi-softswitch&catid=10:jarin
gan&Itemid=14, 05 September 2008.
9. "Remote Authentication Dial-In User Service", http://id.wikipedia.org/wiki/
Remote_Authentication_Dial-In_User_Service, 16 Februari 2009.
10. “VoiceMaster VoIP Billing”, http://www.sysmaster.com/products/voip_bill
ing.php, 16 Februari 2009.
11. “Dasar-Dasar Jaringan VOIP”, http://ikc.dinus.ac.id/berseri/iskandar-
voip/index.php, 23 Agustus 2003.
12. “Voice Over IP”, http://i-networking.net/wp-content/uploads/2007/07/voice-over-
ip-voip.pdf, 09 Juli 2007.
13. “Cisco Secure ACS” http://www.cisco.com/acs, 30 September 2005
14. “Konvergensi Data Suara”, http://www.cert.or.id/~budi/journal/ec7010/dik
menjur/martini-report/konvergensi-data-suara-10-1999.doc
15. “Keamanan VoIP”, http://www.cert.or.id/~budi/courses/el695/projects200
19

2-2003/bambang3-report.doc, 14 Oktober 1999.


16. “Model Serangan Pada SIP dan Keamanan VOIP”, http://www.ittelkom.ac.
id/library/index.php?view=article&catid=19%3Angn&id=79%3Amodel-
serangan-pada-sip-dan-keamanan-voip&option=com_content&Itemid=15, 27
Agustus 2008.

You might also like