You are on page 1of 5

Makanan : Halal dan Haram dalam Islam

Tulisan ini adalah ringkasan Buku Halal dan Haram dalam Islam, karya Yusuf Qardhawi, bab
makanan.
Semoga bermanfaat

MAKANAN
Binatang yang Diharamkan Dalam Pandangan Yahudi dan Nasrani
Dalam pandangan agama Yahudi dan Nasrani (kitabi), Allah mengharamkan kepada orang-
orang Yahudi beberapa binatang laut dan darat, sebagai hukuman berhubung kezaliman dan
kesalahan yang mereka lakukan. Sedangkan orang-orang Nasrani sesuai dengan
ketentuannya harus mengikuti orang-orang Yahudi. Karena itu Injil menegaskan, bahwa Isa
a.s. datang tidak untuk mengubah hukum Taurat (Namus) tetapi untuk menggenapinya.
Tetapi suatu kenyataan, bahwa mereka telah mengubah hukum Taurat itu. Apa yang
diharamkan dalam Taurat telah dihapus oleh orang-orang Nasrani --tanpa dihapus oleh
Injilnya-- mereka mau mengikuti Paulus yang dipandang suci itu dalam masalah halalnya
semua makanan dan minuman, kecuali yang memang disembelih untuk berhala kalau
dengan tegas itu dikatakan kepada orang Kristen: "Bahwa binatang tersebut disembelih
untuk berhala." Paulus memberikan alasan, bahwa semua yang suci halal untuk orang yang
suci, dan semua yang masuk dalam mulut tidak dapat menajiskan mulut, yang dapat
menajiskan mulut ialah apa yang keluar dari mulut. Mereka juga telah menghalalkan babi,
sekalipun dengan tegas babi itu diharamkan oleh Taurat sampai hari ini.

Islam Menghalalkan Yang Baik


"Hai manusia! Makanlah dari apa-apa yang ada di bumi ini yang halal dan baik, dan jangan
kamu mengikuti jejak syaitan karena sesungguhnya syaitan itu musuh yang terang-terangan
bagi kamu." (al-Baqarah: 168) "Hai orang-orang yang beriman! Makanlah yang baik-baik dari
apa-apa yang telah Kami berikan kepadamu, serta bersyukurlah kepada Allah kalau betul-
betul kamu berbakti kepadaNya. Allah hanya mengharamkan kepadamu bangkai, darah,
daging babi dan binatang yang disembelih bukan karena Allah. Maka barangsiapa dalam
keadaan terpaksa dengan tidak sengaja dan tidak melewati batas, maka tidaklah berdosa
baginya, karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Belas-kasih." (al-
Baqarah: 172-173) "Katakanlah! Aku tidak menemukan tentang sesuatu yang telah
diwahyukan kepadaku soal makanan yang diharamkan untuk dimakan, melainkan bangkai,
atau darah yang mengalir, atau daging babi; karena sesungguhnya dia itu kotor (rijs), atau
binatang yang disembelih bukan karena Allah. Maka barangsiapa yang dalam keadaan
terpaksa dengan tidak sengaja dan tidak melewati batas, maka sesungguhnya Tuhanmu
Maha Pengampun dan Maha Belas-kasih." (al-An'am: 145) "Telah diharamkan atas kamu
bangkai, darah, daging babi, binatang yang disembelih bukan karena Allah, yang (mati)
karena dicekik, yang (mati) karena dipukul, yang (mati) karena jatuh dari atas, yang (mati)
karena ditanduk, yang (mati) karena dimakan oleh binatang buas kecuali yang dapat kamu
sembelih dan yang disembelih untuk berhala." (al-Maidah: 3)
Ringkasnya: Secara global (ijmal) binatang yang diharamkan itu ada empat macam, dan
kalau diperinci menjadi sepuluh.

Macam-Macam Bangkai
Empat macam binatang diperinci menjadi 10 macam, sebagai berikut:
Al-Munkhaniqah, yaitu binatang yang mati karena dicekik, baik dengan cara menghimpit
leher binatang tersebut ataupun meletakkan kepala binatang pada tempat yang sempit dan
sebagainya sehingga binatang tersebut mati.
Al-Mauqudzah, yaitu binatang yang mati karena dipukul dengan tongkat dan sebagainya.
Al-Mutaraddiyah, yaitu binatang yang jatuh dari tempat yang tinggi sehingga mati. Yang
seperti ini ialah binatang yang jatuh dalam sumur.
An-Nathihah, yaitu binatang yang baku hantam antara satu dengan lain, sehingga mati.
Maa akalas sabu, yaitu binatang yang disergap oleh binatang buas dengan dimakan
sebagian dagingnya sehingga mati."Kecuali binatang yang kamu sembelih," yakni apabila
binatang-binatang tersebut kamu dapati masih hidup, maka sembelihlah.

Ikan dan Belalang Dapat Dikecualikan dari Bangkai


Ada dua binatang yang dikecualikan oleh syariat Islam dari kategori bangkai, yaitu belalang,
ikan dan sebagainya dari macam binatang yang hidup di dalam air. Rasulullah s.a.w. ketika
ditanya tentang masalah air laut, beliau menjawab: "Laut itu airnya suci dan bangkainya
halal." (Riwayat Ahmad dan ahli sunnah), "Dihalalkan bagi kamu binatang buruan laut dan
makanannya." (al-Maidah. 96) Ibnu Abi Aufa mengatakan: "Kami pernah berperang bersama
Nabi tujuh kali peperangan, kami makan belalang bersama beliau." (Riwayat Jama'ah,
kecuali Ibnu Majah)
Memanfaatkan Kulit Tulang dan Rambut BangkaiYang dimaksud haramnya bangkai,
hanyalah soal memakannya. Adapun memanfaatkan kulitnya, tanduknya, tulangnya atau
rambutnya tidaklah terlarang. "Mengapa tidak kamu ambil kulitnya, kemudian kamu samak
dan memanfaatkan?" Para sahabat menjawab: "Itu kan bangkai!" Maka jawab Rasulullah:
"Yang diharamkan itu hanyalah memakannya." (Riwayat Jama'ah, kecuali Ibnu Majah)

Keadaan Darurat dan Pengecualiannya


Semua binatang yang diharamkan sebagaimana tersebut di atas, adalah berlaku ketika
dalam keadaan normal. Adapun ketika dalam keadaan darurat, maka hukumnya tersendiri,
yaitu Halal."Allah telah menerangkan kepadamu apa-apa yang Ia telah haramkan atas kamu,
kecuali kamu dalam keadaan terpaksa." (al-An'am: 119) "Barangsiapa terpaksa dengan tidak
sengaja dan tidak melewati batas, maka tidak ada dosa atasnya, karena sesungguhnya Allah
Maha Pengampun dan Maha Belas-kasih." (al-Baqarah: 173)

Daruratnya Berobat
Daruratnya berobat, yaitu ketergantungan sembuhnya suatu penyakit pada memakan
sesuatu dari barang-barang yang diharamkan itu. Dalam hal ini para ulama fiqih berbeda
pendapat. Di antara mereka ada yang berpendapat, berobat itu tidak dianggap sebagai
darurat yang sangat memaksa seperti halnya makan. Pendapat ini didasarkan pada sebuah
hadis Nabi yang mengatakan:"Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhanmu
dengan sesuatu yang Ia haramkan atas kamu." (Riwayat Bukhari) Sementara mereka ada
juga yang menganggap keadaan seperti itu sebagai keadaan darurat, sehingga dianggapnya
berobat itu seperti makan, dengan alasan bahwa kedua-duanya itu sebagai suatu keharusan
kelangsungan hidup. Dalil yang dipakai oleh golongan yang membolehkan makan haram
karena berobat yang sangat memaksakan itu, ialah hadis Nabi yang sehubungan dengan
perkenan beliau untuk memakai sutera kepada Abdur-Rahman bin Auf dan az-Zubair bin
Awwam yang justru karena penyakit yang diderita oleh kedua orang tersebut, padahal
memakai sutera pada dasarnya adalah terlarang dan diancam.
Jenis Makanan yang Halal dan Haram

Makanan yang Halal

Halal artinya boleh, jadi makanan yang halal ialah makanan yang dibolehkan untuk
dimakan menurut ketentuan syari’at Islam. segala sesuatu baik berupa tumbuhan,
buah-buahan ataupun binatang pada dasarnya adalah hahal dimakan, kecuali
apabila ada nash Al-Quran atau Al-Hadits yang menghatamkannya. Ada
kemungkinan sesuatu itu menjadi haram karena memberi mudharat bagi kehidupan
manusia seperti racun, barang-barang yang menjijikan dan sebagainya.

Allah berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang
Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya
kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al-Baqarah : 17)

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi.” (QS. Al-Baqarah : 168).

“Menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari


mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.” (QS. Al-A’raf : 157)

Dari Abu Hurairah RA. ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah
SWT adalah Zat Yang Maha Baik, tidak mau menerima kecuali yang baik, dan
sesungguhnya Allah telah memerintahkan orang-orang mu’min sesuai dengan apa
yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Ta’ala berfirman : Hai para Rasul,
makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal yang sholeh. Allah
Ta’ala berfirman : Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari rizki yang baik-baik
yang Kami berikan kepada kamu sekalian…”. (HR. Muslim)

Rasulullah SAW, ditanya tentang minyak sanin, keju dan kulit binatang yang
dipergunakan untuk perhiasan atau tempat duduk. Rasulullah SAW bersabda : Apa
yang dihalalkan oleh Allah dalam Kitab-Nya adalah halal dan apa yang diharamkan
Allah di dalam Kitab-Nya adalah haram, dan apa yang didiamkan (tidak
diterangkan), maka barang itu termasuk yang dimaafkan”. (HR. Ibnu Majah dan
Turmudzi).

Berdasarkan firman Allah dan hadits Nabi SAW, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis
makanan yang halal ialah :

1. Semua makanan yang baik, tidak kotor dan tidak menjijikan.


2. Semua makanan yang tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
3. semua makanan yang tidak memberi mudharat, tidak membahayakan
kesehatan jasmani dan tidak merusak akal, moral, dan aqidah.
4. Binatang yang hidup di dalam air, baik air laut maupun air tawar.

Makanan yang Haram

Haram artinya dilarang, jadi makanan yang haram adalah makanan yang dilarang
oleh syara’ untuk dimakan. Setiap makanan yang dilarang oleh syara’ pasti ada
bahayanya dan meninggalkan yang dilarang syara’ pasti ada faidahnya dan
mendapat pahala.

Yang termasuk makanan yang diharamkan adalah :


1. Semua makanan yang disebutkan dalam firman Allah surat Al-Maidah
ayat 3 dan Al-An’am ayat 145 :

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging


hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul,
yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang
sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih
untuk berhala.” (QS. Al-Maidah : 3)

“Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan


kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya,
kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging
babi, karena sesungguhnya semua itu kotor atau binatang yang disembelih
atas nama selain Allah. Barang siapa yang dalam keadaan terpaksa sedang
dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka
sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-
An’am : 145)

Catatan :
semua bangkai adalah haram kecuali bangkai ikan dan belalang.
semua darah haram kecuali hati dan limpa.

2. Semua makanan yang keji, yaitu yang kotor, menjijikan.

“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk.” (QS. Al-A’raf : 157)

3. Semua jenis makanan yang dapat mendatangkan mudharat terhadap


jiwa, raga, akal, moral dan aqidah.

“Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang


nampak atau pun yang tersembunyi (akibatnya), dan perbuatan dosa,
melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar.” (QS. Al-A’raf : 33).

4. Bagian yang dipotong dari binatang yang masih hidup.

Sabda Nabi SAW : “Daging yang dipotong dari binatang yang masih hidup,
maka yang terpotong itu termasuk bangkai”. (HR. Ahmad)

5. Makanan yang didapat dengan cara yang tidak halal seperti makanan
hasil curian, rampasan, korupsi, riba dan cara-cara lain yang dilarang agama.

Minuman yang Halal

Minuman yang halal pada dasarnya dapat dibagi menjadi 4 bagian :

1. Semua jenis aiar atau cairan yang tidak membahayakan bagi kehidupan
manusia, baik membahayakan dari segi jasmani, akal, jiwa, maupun aqidah.
2. Air atau cairan yang tidak memabukkan walaupun sebelumnya pernah
memabukkan seperti arak yang berubah menjadi cuka.
3. Air atau cairan itu bukan berupa benda najis atau benda suci yang
terkena najis.
4. Air atau cairan yang suci itu didapatkan dengan cara-cara yang halal yang
tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam.

Minuman yang Haram


1. Semua minuman yang memabukkan atau apabila diminum menimbulkan
mudharat dan merusak badan, akal, jiwa, moral dan aqidah seperti arak, khamar,
dan sejenisnya.

Allah berfirman : Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.


Katakanlah: “Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat
bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. (QS. Al-
Baqarah : 219)

Dalam ayat lain Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman,


sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan
setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.” (QS. Al-Maidah : 90)

Nabi SAW bersabda : “Sesuatu yang memabukkan dalam keadaan banyak,


maka dalam keadaan sedikit juga tetap haram.” (HR An-Nasa’i, Abu Dawud
dan Turmudzi).

2. Minuman dari benda najis atau benda yang terkena najis.


3. Minuman yang didapatkan dengan cara-cara yang tidak halan atau yang
bertentangan dengan ajaran Islam.

You might also like