You are on page 1of 5

ANTHELMENTIKA

(OBAT CACING)

Alan Andhy Ramly


ANTHELMENTIKA
DEFENISI
Obat cacing (anthelmintika) merupakan senyawa yang
berfungsi membasmi cacing sehingga dikeluarkan dari
saluran pencernaan, jaringan atau organ tempat cacing
berada dalam tubuh hewan. Secara garis besar, cara kerja
obat cacing ada 2 yaitu mempengaruhi syaraf otot cacing
dan mengganggu proses pembentukan energi. Cara kerja
yang pertama akan mengakibatkan cacing lumpuh sehingga
dengan mudah dikeluarkan dari tubuh ternak bersama
dengan feses. Sedangkan cara kerja kedua menyebabkan
cacing kehilangan
energi dan akhirnya mati.
PENGGOLONGAN
Berdasarkan cara kerjanya, obat cacing dibedakan menjadi 5 kelompok yaitu 1) Benzimidazol
(albendazol, fenbendazol, flubendazol, thiabendazol)
2) Imidathiazol (levamisol) dan tetrahydropyrimidine (pyrantel)
3) Avermectin (ivermectin) dan milbemycin (moxidectin)
4) Salicylanilide (niclosamid) dan nitrophenol
5) Diclorvos dan trichlorphon.
CONTOH OBAT
Mebendazol
Tiabendazol
Albendazol
Piperazin
Dietilkarbamazin
Pirantel, Oksantel
Levamisol
Praziquantel
Niklosamida
Ivermectin
MEKANISME KERJA ANTHELMENTIKA
Mekanisme kerja obat cacing yaitu dengan menghambat proses penerusan impuls neuromuskuler
sehingga cacing dilumpuhkan. Mekanisme lainnya dengan menghambat masuknya glukosa dan
mempercepat penggunaan (glikogen) pada cacing.
Secara garis besar, cara kerja obat cacing ada 2 yaitu mempengaruhi syaraf otot cacing dan
mengganggu proses pembentukan energi. Cara kerja yang pertama akan mengakibatkan cacing
lumpuh sehingga dengan mudah dikeluarkan dari tubuh ternak bersama dengan feses. Sedangkan cara
kerja kedua menyebabkan cacing kehilangan energi dan akhirnya mati.

Antelmintik : Suspensi oral pirantel Pamoat (Antiminth oral 250 mg/5ml suspension),
tiabendazol(Mintezol Oral 500 mg/5 ml). ini digunakan untuk membebaskan tubuh dari infeksi cacing
.
Macam-macam Antelmintik :
1. Dietilkarbamazin : menyebabkan paralisis mikrofilaria menjadi hancur, cepat diabsorpsi usus,
exkresi lewat urin.
2. Levamisol : dosis tunggal untuk Ascaris dan Trichostrongylus, efektif sedang untuk Ancylostoma
duodenale, efektif rendah untuk Necator americanus.
3. mebendazol : mengobati cacing gelang, cacing kremi, cacing tambang, Trichuris trichiura, cacing
pita dan Strongyloides stercolarlis.
4. niklosamid : untuk cacing pita (Cestoda), E. granulosus dan Enterobius vermikularis.
5. niridazol : efektif untuk Schistosoma haematobium dan Schistosoma Mansoni. Kontraindikasi
pada hati, ginjal dan darah.
6. piperazin : efektif terhadap Ascaris lumbricoides dan E. vermicularis. Merupakan obat cacing
yang pertama kali.
7. pirantel pamoat : untuk cacing gelang, cacing kremi dan cacing tambang.
8. pirazikuantel : efektif terhadap Cestoda dan Trematoda, contoh : Schistosoma mansoni dan
Schistosoma japonicum.
9. tiabendazol : efektif terhadap strongyloidiasis, askariasis, oksiuriasis dan larva migrans kulit.

Macam-macam cacing dalam tubuh


1. Cacing Perut (Askariasis)

Biasanya disebabkan oleh keluarga cacing Askaris lumbricoides yang merupakan cacing yang paling
sering menginfeksi manusia. Cacing dewasa hidup di dalam usus manusia bagian atas, dan
melepaskan telurnya di dalam kotoran manusia. Infeksi
pada manusia terjadi melalui jalan makanan yang
tercemar oleh kotoran yang mengandung telur cacing.
Telur yang tertelan akan mengeluarkan larva. Larva ini
akan menembus dinding usus masuk ke aliran darah
yang akhirnya sampai ke paru paru lalu akan dibatukan
keluar dan ditelan kembali ke usus. Penyakit yang
timbul dari infeksi ini antara lain anemia, obstruksi
saluran empedu, radang pankreas dan usus buntu.

2. Cacing Kremi (Enterobiasis)

Cacing yang memegang peranan disini adalah Enterobius vermikularis yang sering banget terjadi pada
anak kecil. Cacing dewasa akan tinggal di usus besar. Cacing betina yang akan bertelur meninggalkan
usus besar menuju anus yang merupakan tempat bertelur yang paling ideal. Saat inilah si anak akan
menangis karena lubang anusnya gatal. Secara kasat mata,
cacing ini akan terlihat sebesar parutan kelapa disekitar lubang
anus. Transmisi cacing ini seperti halnya cacing perut masuk
langsung melalui mulut baik dengan perantara makanan
maupun dimasukan secara tidak sengaja oleh penderita yang
habis menggaruk lubang anusnya yang gatal. Sehingga pada
anak anak sering terjadi reinfeksi akibat tindakan itu.

3. Cacing Tambang
Paling sering disebabkan oleh Ancylostoma duodenale dan
Necator americanus. Cacing dewasa tinggal di usus halus
bagian atas, sedangkan telurnya akan dikeluarkan bersama
dengan kotoran manusia. Telur akan menetas menjadi larva di
luar tubuh manusia, yang kemudian masuk kembali ke tubuh
korban menembus kulit telapak kaki yang berjalan tanpa alas
kaki. Larva akan berjalan jalan di dalam tubuh melalui
peredaran darah yang akhirnya tiba di paru paru lalu dibatukan
dan ditelan kembali. Gejala meliputi reaksi alergi lokal atau
seluruh tubuh, anemia dan nyeri abdomen.

4.Cacing Cambuk (Trichuriasis)

Cacing dewasa akan tinggal di usus bagian bawah dan melepaskan telurnya ke luar tubuh manusia
bersama kotoran. Telur yang tertelan selanjutnya akan menetas di dalam usus halus dan hidup sampai
dewasa disana. Gejala yang timbul pada penderita cacing cambuk antara lain nyeri abdomen, diare
dan usus buntu.

You might also like