Professional Documents
Culture Documents
• Klas III Aktivitas sehari-hari nyata terbatas. Nyeri dada timbul bila naik
tangga 1 lantai dengan kecepatan biasa.
• Nyeri dada tipikal: Nyeri dada yang mempunyai ciri-ciri iskemia miokard
yang lengkap.
• Nyeri dada atipikal: Nyeri yang meragukan tidak mempunyai ciri yang
lengkap dan perlu pendekatan yang hati-hati.
Keduanya dibedakan dari anamnesis faktor risiko baik pada pasien atau
keluarganya seperti kebiasaan makan/kolestrol, DM, hipertensi, rokok,
• Nyeri dada non-kardiak: nyeri dada yang berasal dari luar jantung.
Misalnya, spasme esofagus, diseksi aorta torakalis, pneumonia,
pneumotoraks, emboli paru, perikarditis, kostokondritis, ulkus peptikum,
penyakit kandung empedu, penyakit pankreas, penyakit tulang belakang
servikalis dan torakalis.
• Merokok
• Kolesterol total dan LDL yang tinggi
• Kolesterol HDL yang rendah
• Hipertensi
• DM
• Usia lanjut
Diagnostik
- Pasien-pasien yang tetap pada klas III-IV meski telah mendapat terapi
adekuat.
- Pasien-pasien dengan risiko tinggi tanpa mempertimbangkan beratnya
angina.
- Pasien-pasien yang pulih dari serangan aritmia ventrikel yang berat
sampai cardiac arrest, yang telah berhasil diatasi.
- Pasien dengan disfungsi ventrikel kiri (EF < 45%).
Penatalaksanaan
Mencegah kematian dan terjadinya infark miokard serta memperbaiki
kualitas hidup. Pada SAP disfungsi endotel akibat plak aterosklerosis berisiko
tinggi terbentuk trombus sehingga aspirin menjadi terapi utama.
Pada penderita yang kontraindikasi atau tidak tolerir pada efek samping
penyekat beta diberikan Ca antagonis nondihidropiridin (menurunkan
afterload dan memiliki efek langsung terhadap tonus vasomotor koroner,
sehingga mengurangi spasme arteri koroner).
• Perubahan lifestyle, penurunan BB, penyesuaian diet, olah raga teratur, dll
Gambaran EKG: ST depresi > 0,05 mV dan T inversi > 0,2 mV (tanda-tanda
iskemi) atau perubahan EKG lainnya termasuk LBBB dan
aritmia jantung, terutama SVT.
UAP
• First new onset (kurang dari 2 bulan), Frekuensi cukup sering, lebih dari 3
kali per-hari.
• Nyeri dada bertambah berat (cresendo).
• Nyeri dada ketika istirahat atau setelah aktivitas ringan.
UAP terjadi karena ruptur plak aterosklerosis, sehingga tiba-tiba terjadi oklusi
subtotal atau total dari pembuluh koroner yang sebelumnya berupa
penyemitan minimal. Terjadinya ruptur menyebabkan aktivasi, adhesi dan
agregasi platelet dan menyebabkan terbentuknya trombus. Pada UAP
trombus tidak menyumbat 100%, dan hanya menimbulkan stenosis yang
berat.
Terjadi vasokonstriksi akibat disfungsi endotel dan adanya bahan vasoaktif
yang diproduksi oleh platelet.
NSTEMI
NSTEMI terjadi karena trombosis akut atau vasokonstriksi koroner. Iskemia
yang terjadi akibat ruptur plak aterosklerosis yang tidak stabil yang kemudian
timbul trombus (mekanisme perdarahan) yang menyebabkan oklusi di distal
koroner hingga terjadi infark yang menyebabkan kerusakan miokard yang
ditandai dengan peningkatan enzim jantung.
STEMI
STEMI terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak setelah
oklusi trombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya yang
terjadi secara cepat pada lokasi injuru vaskuler, dimana injuri ini dicetuskan
oleh faktor seperti merokok, hipertensi dan faktor risiko PJK lainnya.
Diagnostik
Anamnesis nyeri dada khas ACS
Pemeriksaan fisik pada ACS biasanya normal
EKG: Adanya ST elevasi (tanda oklusi koroner → infark) ≥ 2mm minimal
pada dua sandapan prekordial yang berdampingan atau ≥ 1mm pada dua
sandapan ekstremitas.
Biomarker: Peningkatan enzim jantung.
Evolusi EKG
Penatalaksanaan ACS
Pemeriksaan EKG harus dilakukan pada pasien dengan nyeri dada atau yang
dicurigai STEMI. Pemeriksaan ini dilakukan segera dalam 10menit sejak
kedatangan di IGD. EKG serial tiap 5-10menit dilakukan untuk mendeteksi
perkembangan elevasi segmen ST.
Pada pasien dengan STEMI inferior, EKG sisi kanan harus diambil untuk
mendeteksi kemungkinan infark ventrikel kanan.
> 3jam namun < 12jam efek primary PCI lebih baik
- Aritmia reperfusi
- Hipotensi
Gagal Jantung